Anda di halaman 1dari 58

DIABETES MELITUS

TIPE 2
PEMBIMBINGAN RETAKER UKMPPD 2021
MUKHYARJON
FK UNRI
DEFINISI DIABETES MELITUS

• Sekelompok kelainan metabolism karbohidrat yang disebabkan oleh kombinasi factor


genetic dan lingkungan dan biasanya ditandai oleh tidak adekuatnya sekresi atau
penggunaan insulin, produksi urin yang berlebihan, peningkatan gula di dalam darah dan
urin, haus, lapar dan hilangnya berat badan.
(Meriam-Webster dictionary)
• Diabetes melitus merupakan sekumpulan penyakit metabolic dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya
• (Perkeni)
KLASIFIKASI DIABETES MELITUS

Diabetes tipe 1 • Kerusakan sel beta

Diabetes tipe 2 • Defek sekresi insulin yang progresif

Diabetes • Diabetes yang timbul akibat pengaruh kehamilan


gestasional
• Monogenic diabetes syndromes
Diabetes tipe lain • Diseases of the exocrine pancreas, e.g., cystic fibrosis
• Drug- or chemical-induced diabetes
KRITERIA DIAGNOSIS DIABETES
MELITUS
Gula darah plasma puasa (FPG)
≥126 mg/dL (7.0 mmol/L)
Atau
Gula plasma 2 jam ≥200 mg/dL
(11.1 mmol/L) pada TTGO
Atau
A1C ≥6.5%
Atau
Gula darah plasma sewaktu
≥200 mg/dL (11.1 mmol/L)(dengan gejala klasik)
American Diabetes Association Standards of Medical Care in Diabetes.
Classification and diagnosis of diabetes. Diabetes Care 2016; 39 (Suppl. 1): S13-S22
SKRINING DMT2
TUJUAN PENGOBATAN DM
PENATALAKSANAAN

Edukasi

Terapi gizi medis

Latihan jasmani

Farmakoterapi
Konsensus
Konsensus perkeni
perkeni 2019
2019 (terbaru)
(terbaru)
Konsensus
Konsensus Perkeni
Perkeni 2015
2015
FARMAKOTERAPI
1. Seorang pasien umur 37 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan haus-haus dan sering kencing sejak 2
minggu yang lalu, berat badan turun sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/80
mmHg, HR 88X/menit, RR 20X/menit, T 37C. BB 67 kg, TB 155 kg. Pemeriksaan paru dbn, jantung dbn,
abdomen dbn. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan GDP 124 mg/dL, GDS 188 mg/dL. Apakah Tindakan
selanjutnya pada pasien ini?
A. periksa ulang GDS atau GDS
B. Pasien dapat didiagnosis DMT2
C. Pasien GPT
D. Cek HbA1C
E. Pasien TGT
• Seorang perempuan berusia 49 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sering buang air kecil sejak 1 bulan.
Keluahn disertai sering merasa lapar dan haus, berat badan berkurang 3 kg dalam 1 bulan. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan berat badan 79 kg, tinggi badan 162 cm, tekanan darah 130/80 mmHg. Pada pemeriksaan urine
didapatkan reduksi +++, leukosit 0-1/lapangan pandang besar. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Diabetes insipidus
b. Sindrom nefrotik
c. Infeksi saluran kemih
d. Diabetes mellitus
e. Hipertensi
1. Seorang pria berusia 49 thn ke puskesmas dengan keluhan cepat lelah di alami 2 minggu. Pasien juga mengeluh
banyak kencing dan berat badan turun 10 kg dalam 6 bulan, TB 16 cm dan TD 160/96 mmHg. Hasil pemeriksaan
glukosa plasma sewaktu 226 mg/dl. Apakah diagnosis yang paling mungkin. Apakah diagnosis yang paling mungkin ?
a. DM tipe 1
b. DM tupe 2
c. Toleransi glukosa terganggu
d. Gula darah puasa terganggu
e. Bukan DM
•  
• Seorang pria berusia 49 thn ke puskesmas dengan keluhan cepat lelah di alami 2 minggu. Pasien juga
mengeluh banyak kencing dan berat badan turun 10 kg dalam 6 bulan, TB 16 cm dan TD 160/96 mmHg.
Hasil pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 226 mg/dl. Apakah penyebab sering kencing pada pasien ini?
a. Dieresis osmosis
b. Hipersekresi hormon ADH
c. Resistensi hormone ADH
d. Polydipsi psikogenik
e. Gangguan reabsorbsi natrium di tubulus ginjal
• Seorang pria berusia 49 tahun ke puskesmas dengan keluhan cepat lelah di alami 2 minggu. Pasien juga mengeluh
banyak kencing dan berat badan turun 10 kg dalam 6 bulan. Pemeriksaan fisik BB 46 kg, TB 166 cm dan TD 160/96
mmHg. Hasil pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 226 mg/dL. Oleh karena pertimbangan status gizi, maka dokter
memutuskan untuk memberikan management terapi berupa olehraga, pengaturan diet dan pemberian obat oral.
Apakah obat oral yang paling tepat diberikan pada penderita tersebut di atas?
a. Sulfonilurea
b. Acarbose
c. Metformin
d. Thiozolidinediones
e. DPP IV inhibitor
1. Seorang laki-laki berusia 49 tahun datang ke UGD dengan keluhan demamdan telapak kaki kanan bernanah. Awalnya
karena tertusuk paku 2 minggu lalu dan pasien sudah diberi antibiotic oleh dokter umum, namun luka tidak mau
sembuh bahkan menjalar ke punggung kaki dan berbau busuk, anehnya penderita tidak merasa nyeri pada daerah kaki
yang luka, hanya sering kram-kram pada kedua kaki dan tangan. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal,
Nampak pus dan warna kulit kehitaman pada telapak kaki kanan. Pada pemriksaan glukosa darah sewaktu kadarnya 276
mg/dl. Apa tindakan pertama yang harus dilakukan pada penderita ini?
a. Turunkan kadar glukosa darah secepat mungkin dan beri antibiotic
b. Perlu dilakukan TTGO untuk diagnosis diabetes mellitus
c. Turunkan kadar glukosa darah saja dengan insulin
d. Berikan antibiotic dan obat anti diabetic oral
e. Foto kaki kanan dan obat anti diabetic oral.
1. seorang laki-laki berusia 49 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan cepat lelah, banyak kencing, BB turun 7 kg
dalam lima bulan. Pemeriksaan fisik didapatkan BB 72 kg, TB 170 cm, TD 160/ 96 mmHg. Hasil pemeriksaan glukkosa
plasma sewaktu dua ratus dua puluh lima mg/dl. Apakah terapi yang diberikan selain terapi diet dan olah raga?
a. Sulfonylurea
b. Acarbose
c. Metformin
d. DDP IV inhibitor
e. Thiozolidinediones
•  
MODUL DMT1
TUJUAN PEMBELAJARANUMUM (TIU)
• Setelah menyelesaikan modul ini, maka dokter mampu menguatkan kompetensinya pada
penyakit Diabetes Melitus Tipe 1
TUJUANPEMBELAJARANKHUSUS (TIK)
• Setelah menyelesaikan modul ini, maka dokter mampu:
1. Menganalisis data yang diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis masalah kesehatan pasien.
2. Menentukan penanganan penyakit baik klinik, farmakologis, diet, olah raga atau
kondisi tertentu secara rasional dan ilmiah.
3. Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan prinsip
kendali mutu, kendali biaya, manfaat dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien.
4. Mengidentifikasi, melakukan pemantauan dan edukasi yang tepat dalam pencegahan
komplikasi penyakit, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat.
DEFINISI

• DM
DM tipe-1
tipe-1 adalah
adalah kelainan
kelainan sistemik
sistemik akibat
akibat terjadinya
terjadinya gangguan
gangguan metabolism
metabolism glukosa
glukosa yang
yang
ditandai
ditandai oleh
oleh hiperglikemia
hiperglikemia kronik.
kronik. Keadaan
Keadaan ini
ini disebabkan
disebabkan oleh
oleh kerusakan
kerusakan sel
sel β
β
pankreas
pankreas baik
baik oleh
oleh proses
proses autoimun
autoimun maupun
maupun idiopatik
idiopatik sehingga
sehingga produksi
produksi insulin
insulin
berkurang
berkurang bahkan
bahkan terhenti.
terhenti.
PATOFISIOLOGI

Kerusakan sel beta pancreas


Gejala
Defiensi insulin
Proses auto imun klinis DM
Gangguan metabolism
Idiopatik C-peptide menurun
Hiperglikemia
Dislipidemia
Proteolisis
Osmolaritas
meningkat
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

GDS, GDP, GDPP

C-peptide

HbA1C

Reduksi urin DD diabetes insipidus

Autoantibodi: ICA dan IAA


TUJUAN PENGOBATAN DMT1
PENGOBATAN
SOAL-SOAL DMT1

1. Seorang perempuan berusia 15 tahun dibawa ke UGD RS dalam keadaan tidak sadar. Menurut ibunya sejak 3
bulan yang lalu pasien sering mengeluh cepat capek dan sering buang air kecil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pasien koma, tekanan darah 80/60 mmHg, denyut nadi 140x/menit, frekuensi napas 32x/menit cepat dan dalam,
turgor kulit menurun. Hasil laboratoriumGDS 310 mg/dl. Apakah penyakit yang mendasari kelainan pasien?
A. DM tipe 1
B. DM tipe 2
C. DM gestasi
D. DM tipe lain
E. Diabetes insipidus
1. Seorag laki-laki berusia 21 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dalam keadaan tidak sadar. Dari keterangan keluarga diketahui
pasien sebelumnya menderita diabetes sejak berumur 16 tahun dan mendapat terapi insulin. Sudah 3 hari kehabisan insulin
dan seajack itu penderita merasa lemah dan banyak kencing. Pemeriksaan fisik, pasien dalam keadaan koma, TD 80/60
mmHg, pernapasan 32 x/mnt dan dalam, suhu 37,6 C, denyut nadi 140/menit, pemeriksaan kulit turgor kurang. Hasil
laboratorium GDS lima ratus tiga puluh mg/dl dan ketonuri positif. Apakah komplikasi diabetes yang terjadi pada pasien ?
a. Ketoasidosis diabetic
b. Koma hiperosmoler non ketotik
c. Koma laktik asidosis
d. Koma hipoglikemia
e. Koma uremikum
• Seorang anak laki-laki umur 8 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan sering ngompol sejak 2 minggu yang lalu, sering kencing disiang
hari juga dikeluhkan anak sejak 2 minggu yang lalu, anak tampak lemah dan sering mengeluhkan sakit perut. Ibunya juga melihat anaknya
semakin kurus sejak 1 bulan terakhir ini. Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini, ayah ibu
tidak memiliki Riwayat sakit kencing manis. Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis namun lemah, turgor
berkurang, TD 110/70 mmHg, HR 110 X permenit, T 37C, RR 20 X/menit, Berat badan 38 kg , TB 140 cm (BMI 19,3 kg/m2). Konjungtiva
tak anemis, skelera tak ikterik, paru dan jantung dalam batas normal, Abdomen nyeri tekan (+), pada pemeriksaan urin didapatkan lekosit
0,1 /lpb,, GDS 351mg/dL. Pemeriksaan anjuran apa sebaiknya yang diusulkan untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini ?
A. Insulin puasa
B. HbA1C
C. C-peptide
D. Ronsen abdomen
E. Profil lipid
• Seorang anak laki-laki umur 8 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan sering ngompol sejak 2 minggu yang lalu,
sering kencing disiang hari juga dikeluhkan anak sejak 2 minggu yang lalu, anak tampak lemah dan sering
mengeluhkan sakit perut. Ibunya juga melihat anaknya semakin kurus sejak 1 bulan terakhir ini. Pasien merupakan anak
ke 2 dari 3 bersaudara, sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini, ayah ibu tidak memiliki Riwayat sakit kencing manis.
Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis namun lemah, turgor berkurang, TD 110/70
mmHg, HR 110 X permenit, T 37C, RR 20 X/menit, Berat badan 38 kg , TB 140 cm (BMI 19,3 kg/m2). Konjungtiva
tak anemis, skelera tak ikterik, paru dan jantung dalam batas normal, Abdomen nyeri tekan (+),epigastrium. pada
pemeriksaan urin didapatkan lekosit 0,1 /lpb,, GDS 351mg/dL. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada anak ini?
A. Infeksi saluran kencing
B. Enuresis
C. Diabetes insipidus
D. Diabetes melitus tipe 1
E. MODY
• Seorag laki-laki berusia 21 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dalam keadaan tidak sadar. Dari keterangan keluarga
diketahui pasien sebelumnya menderita diabetes sejak berumur 16 tahun dan mendapat terapi insulin. Sudah 3 hari
kehabisan insulin dan seajack itu penderita merasa lemah dan banyak kencing. Pemeriksaan fisik, pasien dalam keadaan
koma, TD 80/60 mmHg, pernapasan 32 x/mnt dan dalam, suhu 37,6 C, denyut nadi 140/menit, pemeriksaan kulit turgor
kurang. Hasil laboratorium GDS lima ratus tiga puluh mg/dl dan ketonuri positif. Apakah tatalaksana awal pada pasien
ini?
a. Drips dengan insulin continue
b. Berikan oksigen
c. Atasi dehidrasi dengan NaCl 0,9
d. Berikan suntikan antibiotic
e. Atasi gangguan elektrolit
• Seorang anak laki-laki 16 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan sering buang air kecil sejak 1 bulan yang lalu, badan
terasa lemah dan sering sakit perut diulu hati sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh kadang-kadang BAB encer dan
berminyak. Menurut ibunya anaknya memiliki perawakan yang lebih pendek dari anak-anak sebayanya. Riwayat penyakit
keluarga. RPK Pasien berasal dari keluarga kurang mampu, sering kali mereka makan ubu kayu saja karena tidak mampu
membeli beras, Pada pemeriksaan fisik anak tampak sakit sedang, kes CMC, TD 110/70 mmHg, HR 100X/menit, RR 24, T
37,8 C, berat badan 35 kg TB 150 cm (BMI 15,5), turgor sedikit menurun, paru, jantung dbn, abdomen nyeri tekan epigastrium,
GDS 310 mmHg, urin lekosit 0-1/lpb, keton (-). Pada foto ronsen didapatkan kalsifikasi di regio epigastrium. Apakah diagnosis
yang paling mungkin pada pasien ini?
A. Diabetes tipe 2
B. Diabetes tipe 1
C. Diabetes tipe lain
D. Diabetes insipidus
E. Pankreatitis
MODUL HIPOGLIKEMIA
KLASIFIKASI HIPOGLIKEMIA
DIAGNOSIS

Anamnesi Penunjan
PF
s g
Autonomik Pucat, takikardi Pemeriksaan GD

mata kabur, Elektrolit, fungsi


Neuroglikopenik hipotermi, kejang, hati dan fungsi
koma ginjal
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA RINGAN
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA BERAT
LANJUTAN
EDUKASI PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA

Tanda dan gejala hipoglikemia, penanganan sementara

Pemeriksaan gula darah mandiri

Edukasi tentang obat-obatan, cara kerja, cara pakai yang benar


SOAL-SOAL HIPOGLIKEMIA

• Seorang laki-laki 56 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan badan badan terasa lemas sejak 30 menit yang lalu, jantung
berdebar-debar dan berkeringat dingin. Pasien baru saja mengkonsumsi obat glibenklamid 1 tab 2 jam yang lalu, namun karena tidak
selera makan pasien tidak menghabiskan makanan yang telah disediakan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak pucat,
kesadaran CMC, TD 150/90 mmHg, HR 110X/menit, RR 24X/menit dan T 37C, turgor kulit normal. Paru tidak ditemukan
kelainan, jantung didapatkan HR yang meningkat dan pemeriksaan abdomen normal, Pada pemeriksaan kulit didapatkan akral dingin
dan basah. Pada pemeriksaan gula darah sewaktu didapatkan GD 60 mg/dL. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah?
A. Serangan panik
B. Sinkop
C. Hipoglikemia
D. Feokromasitoma
E. Hipertiroid
• Seorang laki-laki 56 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan badan badan terasa lemas sejak 30 menit yang lalu, jantung
berdebar-debar dan berkeringat dingin. Pasien baru saja mengkonsumsi obat glibenklamid 1 tab 2 jam yang lalu, namun karena tidak
selera makan pasien tidak menghabiskan makanan yang telah disediakan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak pucat,
kesadaran CMC, TD 150/90 mmHg, HR 110X/menit, RR 24X/menit dan T 37C, turgor kulit normal. Paru tidak ditemukan
kelainan, jantung didapatkan HR yang meningkat dan pemeriksaan abdomen normal, Pada pemeriksaan kulit didapatkan akral dingin
dan basah. Pada pemeriksaan gula darah sewaktu didapatkan GD 60 mg/dL. Apa tatalaksana awal pada pasien ini?
A. Menyuntikkan D40% 1 flacon
B. Minum larutan air gula (2 sendok makan)
C. Menyuntikkan dexametason 5 mg IM
D. Memasang infus dextrose 10% 20 TPM
E. Merujuk ke RS terdekat yang lebih lengkap
• Seorang laki-laki berusia 66 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dalam keadaan koma yang dalami sejak pagi hari. dua
hari sbelumnya merasa tidak enak badan dan mual sehingga kurang makan. Pada pemeriksaan pasien dalam keadaan
koma, badan berkeringat, TD 180/90 mmHg, frekuensi nafas 22 x/menit. Hasil laboratorium GDS 33 mg/dl dan
kreatinin 3,6 mg/dl. Pasien menderita diabetes sejak 26 tahun dan sedang mendapat terapi glibenklamid 1 tablet
setiap hari. apakah diagnosis yang paling mungkin ?
a. Koma ketoasidosis
b. Koma hiperosmoler non ketotik
c. Koma laktik asidosis
d. Koma hipoglikemia
e. Koma uremikum
• Seorang laki-laki berusia 66 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dalam keadaan koma yang dalami sejak pagi
hari. dua hari sbelumnya merasa tidak enak badan dan mual sehingga kurang makan. Pada pemeriksaan pasien
dalam keadaan koma, badan berkeringat, TD 180/90 mmHg, frekuensi nafas 22 x/menit. Hasil laboratorium GDS
33 mg/dl dan kreatinin 3,6 mg/dl. Pasien menderita diabetes sejak 26 tahun dan sedang mendapat terapi
glibenklamid 1 tablet setiap hari. Penatalaksanaan awal pada pasien adalah ?
a. Injeksi glukosa 40 persen
b. Infuse NaCl 0,9 persen 2 liter dalam 2 jam
c. Tingkatkan dosis obat glibenclamide
d. Periksa glukosa darah setiap pagi
e. Infuse dengan cairan dextrose 10 persen
• Seorang laki-laki berusia 66 tahun diantar oleh keluarga ke UGD dalam keadaan koma yang dalami sejak pagi hari. dua hari
sbelumnya merasa tidak enak badan dan mual sehingga kurang makan. Pada pemeriksaan pasien dalam keadaan koma,
badan berkeringat, TD 180/90 mmHg, frekuensi nafas 22 x/menit. Hasil laboratorium GDS 33 mg/dl dan kreatinin 3,6 mg/dl.
Pasien menderita diabetes sejak 26 tahun dan sedang mendapat terapi glibenklamid 1 tablet setiap hari. Pasien diberikan
D40 % 2 flacon. Pasien mulai sadar dan dilakukan pemeriksaan gula darah secara berkala. Berapa lamakah pemantauan gula
darah mesti dilakukan pada pasien ini?
A. 1-6 jam
B. 6-12 jam
C. 12-24 jam
D. 24 -72 jam
E. > 72 jam
• Seorang pasien laki-laki umur 47 tahun dibawa ke puskesmas karena lemes sejak 1 jam yang lalu, lemes dirasakan setelah 1 jam
berolah raga. Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah keringat dingin dan berdebar serta mata berkunang-kunang. Pasien
dikenal menderita DMT2 sejak 2 tahun yang lalu dan rutin mengkonsumsi metformin 3 x 500 mg dan glimepiride 1 x 2 mg. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kes CMC, TD 140/90 mmHg, HR 110X/menit, RR 24 X/menit, T 37C, BB 72 kg dan TB 165 cm. pada
pemeriksaan paru tak ditemukan kelainan, jantung didapatkan HR yang meningkat dan abdomen dbn, kulit dingin dan basah. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS 56 mg/dL. Apa yang mesti anda sarankan kepada pasien sebelum berolah raga?
A. Minum air gula
B. Makan permen
C. Makan dulu
D. Cek GDS sebelum olahraga
E. Cek benda keton
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai