Demokrasi - Dan - Geopolitik Indonesia
Demokrasi - Dan - Geopolitik Indonesia
DEMOKRASI
• Istilah demokrasi berasal dari Bahasa
Yunani demos, yang berarti rakyat
dan kratein berarti pemerintahan.
Dengan demikian demokrasi berarti
sistem kekuasaan yang berada di
tangan rakyat.
• Menurut Abraham Lincoln demokrasi
adalah pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat.
MACAM–MACAM DEMOKRASI
Aspek formal
mempersoalkan proses dan caranya rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan perwakilan dan pemerintahan
dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai
konsensus bersama.
Aspek material
mengemukakan gambaran manusia, dan mengakui harkat dan martabat manusia dan menjamin terwujudnya
masyarakat manusia Indonesia sesuai dengan gambaran, harkat dan martabat tersebut
Aspek normatif (kaidah)
mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi kriteria pencapaian tujuan.
Aspek optatif
mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.
Aspek organisasi
mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksanaan Demokrasi Pancasila dimana wadah tersebut harus cocok dengan
tujuan yang hendak dicapai.
Aspek kejiwaan
menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangat para pemimpin pemerintahan.
PEMILIHAN UMUM
• Pemilihan umum adalah suatu cara memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat serta salah satu pelayanan hak asasi warga
negara bidang politik.
• Pada dasarnyap pemilihan umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Cara Langsung berarti rakyat secara langsung memilih wakil-wakilnya
yang akan duduk dibadan perwakilan rakyat, contonya: pemilu di
Indonesia, untuk memilih anggota DPRD II, DPRD I, DPD dan DPR.
2. Cara Bertingkat berarti rakyat memilih dulu wakilnya (senat), kemudian
wakilnya itulah yang akan memilih wakil rakyat yang akan duduk dibadan
perwakilan rakyat.
SISTEM PEMILIHAN UMUM
SISTEM DISTRIK
Sistem Distrik merupakan sistem pemilu yang paling tua dan didasarkan
kepada kesatuan goegrafis, dimana satu kesatuan geografis mempunyai
satu wakil di parlemen.
Sistem distrk sering dipakai dalam negara yang mempunyai sistem dwi
partai, seperti Inggris serta bekas jajahannya (India dan Malaysia) dan
Amerika. Namun, sistem distrik juga dapat dilaksanakan pada satu
negara yang menganut sistem multi partai
KELEBIHAN SISTEM DISTRIK
Karena kecilnya distrik, maka wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk distrik itu,
hubungannya dengan penduduk distrik lebih erat. wakil tersebut lebih condong untuk
memperjuangkan kepentingan distrik.
Sistem ini lebih cenderung kearah koalisi partai-partai, karena kursi yang diperebutkan dalam
satu daerah (distrik) hanya satu sehingga mendorong partai menonjolkan kerjasama dari pada
perbedaan, setidak-tidaknya menjelang pemilu, melalui stembus record.
Fragmentasi partai atau kecendrungan untuk membentuk partai baru dapat terbendung, malah
dapat melakukan penyederhanaan partai secara alamiah tanpa paksa. Di Inggris dan Amerika
Serikat sistem ini menunjang bertahannya sistem dwi partai.
Lebih mudah bagi suatu partai untuk mencapai kedudukan mayoritas dalam parlemen, tidak perlu
diadakan koalisi partai lain, sehingga mendukung stabilitas nasional.
Sistem ini sederhana serta mudah untuk dillaksanakannya.
KEKURANGAN SISTEM DISTRIK
Kurang memperhatikan adanya partai kecil dan golongan minoritas, apabila golongan tersebut
terpencar dalam beberapa distrik.
Kurang representatif, dimana partai yang kalah dalam suatu distrik kehilangan suara yang telah
mendukungnya. Dengan demikian, suara tersebut tidak diperhitungkan lagi. Kalau sejumlah
partai ikut dalam setiap distrik akan banyak jumlah suara yang hilang, sehingga dianggap kurang
adil oleh partai atau golongan yang dirugikan.
Ada kecendrungan si wakil lebih mementingkan kepentingan daerah pemilihannya dari pada
kepentingan nasional.
Umumnya kurang efektif bagi suatu masyarakat heterogen.
SISTEM PROPORSIONAL
• Mempermudah fragmentasi (pembentukan partai baru). Jika terjadi konflik intern partai,
anggota yang kecewa cendrung membentuk partai baru, sehingga peluang untuk bersatu
kurang.
• Sistem ini lebih memperbesar perbedaan yang ada dibandingkan dengan kerjasama sehingga
ada kecendrungan untuk memperbanyak jumlah partai, seperti di Indonesia setelah reformasi
1998.
• Sistem ini memberikan peranan atau kekkuasaan yang sangat kuat kepada pemimpin partai,
karena kepemimpinan menentukan orang yang akan dicalonkan menjadi wakil rakyat. Bahkan
ada kecendrungan wakil rakyat lebih menjaga kepentingan dewan pimpinan partainya dari
padakepentingan rakyat.
• Wakil yang dipilih renggang ikatannya dengan warga yang telah memilihnya, karena saat
pemilihan umum yang lebih menonjol adalah partainya. Peranan partai lebih menonjol dari
pada kepribadian sang wakil. Di Indonesia sistem ini dianalogikan dengan sebutan memilih
“kucing dalam karung”,
• Karena banyaknya partai bersaing, sulit bagi suatu partai untuk meraih mayoritas (50% +1) di
parlemen.
SISTEM GABUNGAN
John Dewey bahkan sudah sejak lama memberikan perhatian bahwa demokrasi tidak
hanya berkaitan dengan politik ataupun bentuk pemerintahan, namun berkaitan
dengan sikap dari warga Negara yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan
nilai-nilai demokrasi. Dalam hal ini dewey (1921:101) mengatakaan bahwa;
” A democracy is more than a form of government; it is primarily mode of
associated living, of conjoint communicated experience. The extension in space of
the number of individuals who participate in an interest so that each has to refer
his own action to that of others, and to consider the action of others to give point
and direction to his own, is equivalent to the breaking down of those barrers of
class, race, and national territory which kept men from perceiving the full import
of their activity”
Nilai- nilai Demokrasi
• Amin Rais :
1. Adanya partisipasi dlm membuat hukum
2. Persamaan kedudukan didepan hukum
3. Distribusi pendapatan secara adil
4. Kesempatan memperoleh pendidikan
5. Kebebasan mengelukakan pendapat,ke bebasan pers, kebebasan
berkumpul dan ke bebasan beragama
6. Kesediaan dan keterbukaan informasi
• 7. Mengindahkan fatsoen politik
• 8. Kebebasan individu.
• 9. Hak untuk protes (Moh.Mahfud MD,1990)
• Robert A Dahl :
1. Pemilu yang bebas dan fair
2. Hak pilih yang mencakup semua
3. Hak untuk menjadi calon jabatan
4. Kebebasan mengungkapkan diri secara lisan,tuli san dan informasi alternatif.
5. Penjabat yang dipilih
6. Kebebasan membentuk asosiasi ( Frans M suseno)
• Frans Magnis Suseno .
1. Negara terikat pada hukum
2. Kontrol efektif terhadap pemerintah oleh rakyat
3. Pemilu yang bebas
4. Prinsip mayoritas
5. Adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis .
• Sri Sumatri
1. 1. Hukum ditetapkan dengan persetujuan wakil rakyat yang dipilih secara bebas .
2. 2. Hasil pemilu dapat mengakibatkan penggantian orang- orang-orang pemerintahan
3. 3. Pemerintahan harus terbuka
4. 4. Kepentingan minoritas harus dipertimbangkan
• Coba simpulkan dari beberapa pendapat tentang negara yang Demokratis itu ( Amin Rais, Robrt A Dahl, Frans M
Suseno, Sri Sumantri) !
Hubungan Demokrasi dengan Warga Negara
dalam Prinsip The Rule of Law
• Persamaan hak,
• Baik Rule of Law dan Demokrasi, keduanya mengharapkan adanya persamaan hak
secara konstitusional untuk demokrasi dan secara hukum untuk Rule of Law. Kedua
persamaan hak tersebut diatur dalam konstitusi dan aturan dasar negara, di negara
Indonesia ada UUD 1945. Kedua prinsip tersebut salah berhubungan berkaitan dengan
pelaksaaan hak hak asasi manusia. Dalam negara demokrasi dengan landasan hukum
Rule of Law, setiap warga negara dijamin nilai nilai hak asasi warga negaranya melalui
sistem hukum yang berlaku di negara tersebut.
Lanjutan…
BANGSA
CITA-CITA
NASIONAL
TUJUAN
NASIONAL
FAKTOR PENENTU:
Bumi (geografi)
Manusia (penduduk)
Lingkungan
FRIEDERICH RATZEL:
Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang
memerlukan ruang lingkup agar dapat tumbuh dengan subur.
• RUDOLF KJELLEN:
Negara adalah suatu organisme.
GEOPOLITIK INDONESIA