Anda di halaman 1dari 20

2.

Konsep Perubahan Fisiologis Pada


BBL

Oleh:
Satra Yunola, S.ST, M.Keb
a. Perubahan Fisiologis berdasarkan karakteristik
biologis
1) Perubahan sistem pernafasan/respirasi

Perubahan sistem ini di awali dari perkembangan organ paru itu sendiri dengan
perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang terbentuk dalam
proses kehamilan sehingga dapat menentukan proses pematangan dalam sistem
pernapasan.

Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal pernapasan yang dapat di
pengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
(lingkungan) yang merangsang pusat pernapasan medula oblongata di otak. Selain itu
juga jadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama persalinan, sehingga
merangsang masuknya udara ke dalam paru, kemudian timbulnya pernapasan dapat
terjadi akibat interaksi sistem pernapasan itu sendiri dengan sisitem kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat.
a) Perkembangan Paru-paru 

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang

bercabang kemudian bercabang kembali membentuk struktur

percabangan bronkus, proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia

8tahun, sampain jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya

berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan nafas

selama trimester dua dan trimester tiga. Paru-paru yang tidak matang

akan mengurangi kelangsungan hudip BBL sebelum usia 24 minggu.

Hal ini di sebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidak

matangan sistem kaviler, paru-paru yang tidak tercukupinya jumlah

surfaktan.
c) Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas, upaya pernafasan
pertama seorang bayi berfungsi untuk:
1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru

2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru pertama kali

d) Dari cairan menuju udara,

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat beyi

melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini di peras

keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang di lahirkan secara SC kehilangan

keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah

dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan nafas yang

pertama udara memenuhi ruangan trakhea dan brokus BBL. Sisa cairan di paru-

paru di keluarkan dari paru-paru dan di serap oleh pembuluh limpe dan darah.
e) Fungsi sistem pernafasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

• Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting


dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat
hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi.
Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka
guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga
menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk
hipoksia.

• Peningkatan darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas


dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru
dan akan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar
rahim.
2) Perubahan pada sistem peredaran darah

• Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada


bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses
pengantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh, maka terdapat
perubahan,yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung
dan penutupan duktus ateriosus antara arteri paru dan aorta.
• Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh
sistem pembuluh darah,dimana oksigen dapat menyebabkan
sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara
meningkatkan atau mengurangi resistensi.
3) Pengaturan suhu

• Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya,


sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan
lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang
suhunya lebih tinggi.
• Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
b) Awal adanya nafas; faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas
pertama bayi yaitu:
1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik dari lingkungan
luar rahim yang merangsang pusat pernafasan otak.
2. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-
paru secara mekanis.
3. Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2
meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya
O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya
kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernafasan janin.

4. Perubahan suhu; keadaan dingin akan merangsang pernapasan


Mekanisme kemungkinan kehilangan panas tubuh dari
bayi baru lahir:

1. Konduksi, panas dihantarkan dari tubuh bayi ke tubuh benda


disekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. (pemindahan
panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung)

2. Konveksi, panas hilang dari bayi ke udara sekitarnya yang sedang


bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung pada kecepatan suhu
udara)

3. Radiasi, panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke


lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antar dua objek
yang mempunyai suhu yang berbeda).
4) Metabolisme Glukosa

Setelah tali pusat di ikat atau di klem, maka kadar glukosa akan
di pertahankan oleh si bayi itu sendiri serta mengalami penurunan
waktu yang cepat 1-2 jam.

Koreksi penurunan kadar gula darah dapat di lakukan dengan 3 cara :


• Melalui penggunaan ASI

• Melalui penggunaan cadangan glikogen


• Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
5) Perubahan sistem gastroinstestinal
• Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.

• Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.

• Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain

susu) masih terbatas.

• Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang

mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih

terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan.

• Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi

baru lahir.

• Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on

demand.
• Karakteristik masing-masing periode memperlihatkan
kemajuan bayi baru lahir. Beberapa saat dan beberapa jam dari
awal kehidupan ekstrauterin bayi baru lahir merupakan
keadaan yang paling dinamis.
• Pada saat kelahiran bayi berubah dari keadaan ketergantungan
sepenuhnya kepada ibu menjadi tidak tergantung secara
fisiologis, perubahan proses yang kompleks ini dikenal
sebagai transisi.
6) Sistem kekebalan tubuh/imun

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang,


sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap
berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang
akan memberikan kekebalan alami maupun yang di
dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan
tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.
3. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di
Luar Uterus

Saat lahir, bayi baru lahir harus beradaptasi dari


keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalam lingkungan interna ke lingkungan
eksterna.
• Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai
terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan dramatis
ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan
bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap
kehidupannya diluar uterus.

• Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat


meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan
berhasil. Fase ini sering disebut Periode Transisional.

• Periode transisional mencakup tiga periode, meliputi periode


reaktivitas I, tidur tidak berespon, dan periode reaktivitas II.
Periode Transisi  Karakteristik perilaku terlihat nyata selama
jam transisi segera setelah lahir. Masa transisi ini mencerminkan
suatu kombinasi respon simpatik terhadap tekanan persalinan
(tachypnea, tachycardia) dan respon parasimpatik (sebagai
respon yang diberikan oleh kehadiran mucus, muntah, dan gerak
peristaltic).
Periode transisi di bagi menjadi 3 yaitu:
1. Periode reaktivitas I  Periode reaktifitas pertama dimulai pada saat

bayi baru lahir dan berlangsung selama 30 menit. Pada saat tersebut

jantung bayi baru lahir berdenyut cepat dan denyut tali pusat terlihat.

Warna bayi baru lahir memperlihatkan sianosis sementara

atauakrosianosis

2. Periode tidur yang tidak merespon  Tahap kedua transisi

berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai dua

jam. Frekuensi pernafasan bayi menjadi lebih lambat dan tenang.

Bayi berada dalam tahap tidur nyenyak. Tidur nyenyak yang pertama

memungkinkan bayi baru lahir tersebut pulih dari tuntunan kelahiran

dan transisi segera ke kehidupan ekstrauteri.


3. Periode reaktivitas ke dua  Selama periode reaktifitas kedua
(tahap transisi ketiga) dari usia dua jam sampai enam jam,
frekuensi jantung bayi labil dan perubahan warna terjadi dengan
cepat, yang dikaitkan dengan stimulasi lingkungan. Frekuensi
pernafasan bervariasi dan tergantung aktivitas. Frekuensi nafas
harus tetap dibawah 60 kali per menit dan seharusnya tidak lagi
ada rales atau ronki. Bayi baru lahir mungkin tertarik untuk
makan dan harus didorong untuk menyusui.
TERIMA KASIH

• BUAT ANATOMI PARU-PARU BESERTA
PENJELASANNYA 

Anda mungkin juga menyukai