Sel blast
Sumsum tulang mieloblast Jaringan mieloid
Proliferasi
SDP immatur
hematologi
Nyeri Gangguan
nutrisi
Penatalaksanaan
• Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis
obat yang diberikan pada anak. Proses remisi induksi pada anak
terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama
fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima
berbagai agens kemoterapi untuk menimbulkan remisi. Periode
intensif diperpanjang 2-3 minggu selama fase konsolidasi untuk
memberantas keterlibatan sistem syaraf pusat dan oragan vital
lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah
diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang
dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison, vinkristin,
asparaginase, metrotreksat, merkaptopurin, sitarabin,
alopurinol, siklofosfamid, dan daunorubisin
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
• Pengkajian fokus
• Demografi
• Usia : terjadi pada anak berusia dibawah 15 tahun dengan
insidensi tertinggi pada umur 4 tahun
• Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan
• Ras : pada kasus tertentu lebih banyak pada anak kulit putih
• Lingkungan banyak terpapar pada zat radioaktif dan bahan kimia.
•
– Riwayat kesehatan
• Riwayat penyakit dahulu
– Riawayat kelainan kromosom (sindrom down)
– Riwayat infeksi
• Riawayat penyakit keluarga : faktor ras, keluarga dan genetika
lanjut
–Data fokus
•Aktivitas : kelelahan, malaise, kelemahan otot dan somnolen
•Sirkulasi : palpasi, takikardia, membran mukosa pucat
•Eliminasi : diare, nyeri tekan perianal, darah pada urin, penurunan haluan urin dan
feces hitam
•Integritas ego : perasaan tidak berdaya, depresi, menarik diri, ansietas dan takut
•Makanan / cairan : anoreksia, muntah, BB turun, distensi abnormal, disfagia dan
perubahan rasa.
•Neurosensori : disorientasi, pusing, parestesi dan kesemutan
•Nyeri : nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri sendi dan kram otot
•Pernafasan : nafas pendek dengan kerja minimal , dispnea, batuk, ronkhi dan
penurunan bunyi nafas
•Keamanan : pendarahan tak terkontrol, demam, pendarahan gusi, pembesaran
nodus limfe, limfa atau hati
•Seksualitas : perubahan libido, aliran menstruarsi
Pemeriksaan fisik
• Definisi
Diabetes melitus secara definisi adalah keadaan hiperglikemia kronik.
Hiperglikemia ini dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, di antaranya
adalah gangguan sekresi hormon insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon
insulin atau gangguan kedua-duanya ( Weinzimer SA, Magge S.
2005).Sebagai negara berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan
yang cukup pesat, terutama di beberapa daerah tertentu. Pertumbuhan ini
juga diikuti dengan perubahan dalam masyarakat, baik dalam bidang ilmu
pengetahuan, gaya hidup, perilaku, dan sebagainya. Namun, perubahan-
perubahan ini juga tak luput dari efek negatif. Salah satu efek negatif yang
timbul dari perubahan gaya hidup masyakarat modern di Indonesia antara
lain adalah semakin meningkatnya angka kejadian Diabetes Melitus (DM)
yang lebih dikenal oleh masyarakat awam sebagai kencing manis. Diabetes
Melitus adalah penyakit metabolik yang bersifat kronik. Oleh karena itu,
omset Diabetes Melitus yang terjadi sejak dini memberikan
peranan penting dalam kehidupan penderita. Setelah melakukan pendataan
pasien diseluruh Indonesia selama 2 tahun, Unit Kelompok Kerja (UKK)
Endokrinologi Anak Atau Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendapatkan
674 data penyandang Diabetes Melitus tipe 1 di Indonesia.
Etiologi
• Dokter dan para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab diabetes tipe-
1. Namun yang pasti penyebab utama diabetes tipe 1 adalah faktor
genetik/keturunan. Resiko perkembangan diabetes tipe 1 akan diwariskan
melalui faktor genetik.
1. Faktor Genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu
sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke
arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA (human leukosit antigen).HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
transplantasi dan proses imun lainnya.
2. Faktor-faktor Imunologi Adanya respons auto imun yang merupakan
respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing, yaitu auto antibodi terhadap sel-
sel pulau Langerhans daninsulin endogen.
3. Faktor lingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses auto
imun yang menimbulkan destruksi sel beta.
Patofisiologi
Sel pancreas
hancur
Defisinisi
insulin
Hiperglikemia
Katabolisme
protein meningkat liposis
meningkat
Perfusi jaringan
nyeri
perifer tidak efektif
Penatalaksanaan Medis
Dalam jangka pendek, penatalaksanaan DM
bertujuan untuk menghilangkan/ mengurangi
keluhan/gejala DM. Sedangkan untuk tujuan jangka
panjangnya adalah mencegah komplikasi. Tujuan
tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan
kadar glukosa, lipid, dan insulin. Untuk
mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien
secara holistik dan mengajarkan kegiatan mandiri
Asuhan Keperawatan
Kasus Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun baru saja di diagnosis Diabetes
Melitus tipe 1masuk untuk dirawat di Bangsal Anak Rs.Hasil anamnesis anak
mengatakan bahwa ia tidak nafsu makan, banyak minum, banyak kencing,
berat badannya turun, enuresis.Ia juga mudah tersinggung, tidak bisa
perhatian lama ketika mengikuti pelajaran sekolah,merasa lelah, penglihatan
kabur,sakit kepala, kalau ada luka sukar sembuh dan mudah terserang flu.
Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan BB: 25,5kg, TB:
135cm,suhu:37,4C,nadi: 88x/menit. Respirasi: 24x/menit,TD:110/70mmHg.
Turgor kulit kembali segara, kulit kering, membrane mukosa lembab. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan:Hb:11,2gr/dl, Hematokrit:30%,
eritrosit: 4,0(x10/uL), treombosit 2,1000/mm leukosit 9.500/Ul,Glukosa darah
300mg/dl
Orang tua mengatakan bahwa mereka sangat terkejut dan tidak percaya
ketika anaknya di diagnosa Diabetes Melitus tipe1, padahal tidak ada anggota
keluarga yang menderita Diabetes Melitus. Mereka mengatakan tidak paham
tentang Diabetes Melitus tipe 1 dan cara perawatannya terutama setelah
pulang dari Rumah Sakit.Orang tua khawatir memikirkan masa depan
anaknya
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Nama
c. Umur: 10 tahun
d. Jenis kelamin: laki laki
e. Keluhan Utama :Banyak makan, banyak minum, banyak kencing,
f. Riwayat keluarga: -
g. Riwayat kesehatan sekarang:Diabetes Melitus tipe 1
h. Hasil pemeriksaan :BB = 25,5 kg, TB =135 cm suhu= 37,4 c nadi=
88kali/menit, respirasi=24 kali/menit,tekanan darah=110/70
mmHg. Turgor kulit kembali segera.Kulit kering,membrane
mukosa lembab.
i. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb : 11,2gr/dl
haematokrit; 30%eritrosit: 4,0 (10 )
Diagnosa keperawatan