Anda di halaman 1dari 34

KEL

O MPO

SISTEM
K IV

NEUR O P R E S 1. Ryena Febrianie Po


2. Lestari M. Hasan
mbaile
3. Sutarmi

EPSI
4. Stevita Priga Nasri
Antu
5. Rizki Dairi Putra Pa
dang
6. Parlan Mohamad
Skenario IV NYERI PADA
MATA
Pria usia 45 tahun diantar ke poli mata dengan KU
mata kanan terasa nyeri, merah dan disertai
pandangan kabur sejak 3 hari yg lalu. Hasil
pengkajian didapatkan klien sebelum datang ke
rumah sakit jatuh didepan wc. Skala nyeri 6
dirasakan sampai kepala disertai mual dan muntah.
Hasil pemeriksaan oftalmologi visus kanan 1/300
dan TIO mata kanan 46 mmHg. TD: 150/90 mmHg,
nadi 110 x/menit, pernapasan 22 x/menit.
KLARIFIKASI ISTILAH-ISTILAH
PENTING
a) Nyeri a) Visus
b) Nyeri pada mata b) TIO
c) Mata merah c) Oftalmologi
d) Pandangan kabur d) Tekanan Darah
e) Skala nyeri e) Nadi
f) Mual dan muntah. f) Pernapasan
○ Nyeri pada mata.
○ Kemerahan pada mata.
○ Pandangan kabur.
○ Riwayat jatuh.
KATA/PROBL ○

Mual dan muntah.
Visus tidak normal.

EM KUNCI ○

Peningkatan TIO.
Peningkatan tekanan
darah.
○ Nadi cepat.
MIND MAP
A - glaukoma
Kerusakan saraf mata akibat meningkatnya
tekanan pada bola mata, meningkatnya tekanan
bola mata ini terjadi akibat gangguan pada
sistem aliran cairan mata.
A B

B - konjungtivitis PA D A MATA PA
NYERI LAH SISTEM
DA

Konjungtivitis adalah peradangan M A


AS PSI
E U R OPRESE
konjungtiva karena mikroorganisme, N
alergi, atau bahan kimia.
C

C - endoftalmitis
peradangan didalam bola mata akibat
infeksi.
Table Cheklist
.

Manifestasi Klinis  

Diagnosa
Padangan Nyeri pada Mual TIO 46
Medik Mata merah
kabur mata muntah mmHg

konjungtivitis - √ √ - -

glaukoma √ √ √ √ √

endoftalnitis √ √ √ - -
PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

a) Mengapa mata terasa nyeri?


b) Kenapa keluhan disertai mual
dan muntah?
c) Mengapa pasien mengalami
penglihatan yang kabur?
TUJUAN PEMBELAJARAN
SELANJUTNYA
a) Di harapkan bisa mengerti dan
mendalami masalah sistem
Neuropresepsi.
b) Diharapkan bisa menganalisa penyakit
yang terdapat pada kasus diatas.
c) Untuk mengetahui pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosa
dari kasus diatas.
d) Untuk mengetahui apakah
penatalaksanaan lanjutan dari kasus
diatas.
INFORM
ASI TAM
B AHAN

Pemeriksaan tekanan intraokuler pada mata menggunakan alat


yang disebut Tonometri. Tonometri adalah tes mata yang
bertujuan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata Anda,
atau yang disebut dengan tekanan intraokular (TIO).
KLARIFIKASI INFORMASI
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan (Rerung Selviani, dkk. 2021) tentang
Efek Complementary Therapy dalam Menurunkan Tekanan Intra Okular (TIO)
pada Pasien Glaukoma menunjukkan:

Dalam tinjauan sistematis ini ditemukan 3 klasifikasi complementary therapy yaitu:


Mind Body Spirit Therapy, yang terdiri dari 3 studi : yang membahas tentang
mindfulness meditation dan 1 studi tentang relaxation music; Energy therapy
terdiri dari 4 studi tentang Acupunture, 1 studi tentang Auricular Acupressure, 1
studi tentang transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dan Biological
Based Therapy, terdapat 1 studi yang membahas tentang penggunaan herbal
ekstrak saffron.
ANALISA DAN
SINTESIS
INFORMASI
Berdasarkan data pasien pada
skenario 4 dan data-data
penunjang yang tertuang dalam
materi ini dapat disimpulkan
bahwa diagnosa medis yang tepat
untuk pasien dalam skenario 4
adalah masalah Glaukoma
NS E P
KO
D I S
ME
Definisi

Glaukoma adalah suatu keadaan


tekanan intraokuler / tekanan
dalam bola mata relatif cukup
besar untuk menyebabkan
kerusakan pupil saraf optik dan
menyebabkan kelainan lapang
pandang (Soraya. 2015).
Etiologi Klasifikasi
Glaukoma disebabkan karena ● Glaukoma Sudut-Terbuka Primer
bertambahnya produksi cairan mata (Primary Open-Angle Glaucoma).
oleh badan siliar dan berkurangnya ● Glaukoma Sudut-Tertutup Akut
pengeluaran cairan mata di daerah (Acute Angle-Closure Glaucoma).
sudut balik mata di celah pupil ● Glaukoma Sekunder (Secondary
Glaukoma).
● Glaukoma Kongenital (Congenital
Glaukoma)
Patofisiologi

rah ke saraf
Peningkatan TIO mengurangi aliran da
struktur ini
optik dan retina. Iskemia menyebabkan
Kerusakan
kehilangan fungsinya secara bertahap.
dan bergerak
jaringan biasanya dimulai dari perifer
us dan kerusakan
menuju fovea sentralis. Kerusakan vis
l dan hal ini
saraf optic dan retina adalah ireversibe
glaucoma dapat
bersifat permanen. Tanpa penanganan,
glihatan
menyebabkan kebutaan. Hilangnya pen
a lapang
ditandai dengan adanya titik buta pad
pandang.
asi K li nis
Manifest

bur; lihatan; ;
) Pan d a n g a n k a
e m f o k u sk a n p e n g
l a m ca h aya redup
a m da
K es u li tan dalam enyesuaikan mata
b) dalam m ;
c) K e s u lit an
e n g l i h a t an perifer d i s e k it ar mata;
a ng a n p nyamana
n
d) Kehil it a t au k e t i d a k
op t i k bertamba
h
s a k a f
e) Rasa a la ; i k a k e ru sakan sar
ke p ke t
f) Sakit i s u a l m e nghilang
psi v
g) Perse
p a ra h .
Pathway
.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik dilakukan penatalaksanaan
dengan menggunakan Terapi farmakologi yang dilakukan
oftalmoskop untuk mengetahui diantaranya adalah: Untuk
adanya cupping dan atrofi menurunkan dan mempertahankan
diskus optikus TIO, penderita diberikan medikasi
topikal secara bertahap mulai dengan
dosis rendah hingga lebih tinggi,
memberikan gliserin per oral atau
manitol 20% intravena, penekanan
aqueus humor dengan korbonik
anhidrase (acetazolamide, dorzolamide
, methozolamide)
SE P
KON WA
ER A
KEP N
TA
Pengkajian
identitas Keluhan utama
Nama : - Saat dilakukan pengkajian klien
JK : laki-laki mengeluh mata kanan terasa nyeri.
Umur : 54 tahun
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat penyakit sekarang
Hasil pengkajian didapatkan klien
Klien mengeluh mata kanan terasa sebelum datang ke rumah sakit jatuh
nyeri, merah dan disertai pandangan didepan wc.
kabur sejak 3 hari yg lalu. Skala nyeri 6
dirasakan sampai kepala disertai mual
dan muntah.
pengkajian
neurosensori Nyeri/kenyamanan
Klien mengeluh pandangan kabur sejak Klien mengeluh nyeri mata dengan skala
3 hari yg lalu. 6 (0-10).

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang


● TD: 150/90 mmHg Hasil pemeriksaan oftalmologi visus
● Nadi 110 x/menit kanan 1/300 dan TIO mata kanan 46
● Pernapasan 22 x/menit. mmHg.
. NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subyektif: Produksi akueos humor Nyeri Akut
Klien mengeluh mata kanan  
terasa nyeri, merah.
Klien mengeluh nyeri sampai Aliran keluar aqueos
kepala humor dari mata
   
Data Objektif:
Skala nyeri 6 (0-10) Produksi aqueus humor
TIO mata kanan 46 mmHg. berlebihan
TD: 150/90 mmHg  
Nadi 110 x/menit
Obstruksi aliran
 

Peningkatan TIO
Analisa data
. NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data Subyektif: Produksi akueos humor Nyeri Akut
Klien mengeluh mata kanan  
terasa nyeri, merah.
Klien mengeluh nyeri sampai Aliran keluar aqueos
kepala humor dari mata
   
Data Objektif:
Skala nyeri 6 (0-10) Produksi aqueus humor
TIO mata kanan 46 mmHg. berlebihan
TD: 150/90 mmHg  
Nadi 110 x/menit
Obstruksi aliran
 

Peningkatan TIO
. NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Struktur saraf optic
kehilangan fungsi
 

Peningkatan tekanan area


mata
 

Dipersepsikan melalui
saraf tepi
 

Nyeri dipersepsikan
 
Nyeri akut
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
2. Data Subyektif: Produksi akueos humor Resiko Jatuh
. Klien mengeluh pandangan  
kabur sejak 3 hari yg lalu.
Klien mengatakan sebelum Aliran keluar aqueos
datang ke rumah sakit jatuh humor dari mata
didepan wc.  
 
Data Objektif: Produksi aqueus humor
Hasil pemeriksaan berlebihan
oftalmologi visus kanan 1/300  
TIO mata kanan 46 mmHg
Obstruksi aliran
 

Peningkatan TIO

Struktur saraf optic


kehilangan fungsi
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
.  Peningkatan tekanan area Resiko Jatuh
mata
 

Gangguan persyarafan optik


 

Penglihatan kabur
 

Gangguan pandangan
 

Klien jatuh
 

Kepatenan gangguan
penglihatan
 

Risiko Jatuh
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut ditandai dengan
klien mengeluh nyeri pada
mata kanan sampai kepala

2. Resiko Jatuh (berulang)


berhubungan dengan riwayat
jatuh sebelumnya
Intervensi Keperawatan
.NO DATA SLKI SIKI
1. D.0077 Nyeri Akut Luaran utama: Tingkat nyeri - Manajemen nyeri
Gejala dan Tanda Mayor
- Pemberian analgesik
Subjektif - Edukasi efek samping
(tidak tersedia) Luaran tambahan:
obat
Objektif - Fungsi gastrointestinal - Edukasi kesehatan
1. Tampak meringis - Control nyeri - Edukasi manajemen stress
2. Bersikap protektif (mis.
- Mobilitas fisik - Edukasi manajemen nyeri
waspada, posisi menghindari
nyeri). - Penyembuhan luka - Edukasi teknik napas
3. Gelisah - Perfusi miokard - Latihan pernapasan
4. Frekuensi nadi meningkat - Perfusi perifer - Pengaturan posisi
5. Sulit tidur
- Pola tidur - Teknik distraksi
- Status kenyamanan
NO DATA SLKI SIKI
gejala dan Minor
.
Subjektif
(tidak tersedia)

Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. pola napas berubah
3. nafsu makan berubah
4. proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
NO DATA SLKI SIKI
Data Subyektif:
. -Klien mengeluh mata kanan
terasa nyeri, merah.
-Klien mengeluh nyeri
sampai kepala
 
Data Objektif:
-Skala nyeri 6 (0-10)
-TIO mata kanan 46 mmHg.
-TD: 150/90 mmHg
NO DATA SLKI SIKI
2. D.0143 Risiko Jatuh Luaran utama: Tingkat Jatuh - Pencegahan jatuh
. Faktor Risiko:
- Manajemen keselamatan
- Usia ≥ 65 tahun lingkungan
- Riwayat jatuh Luaran tambahan:
- Dukungan ambulasi
- Anggota gerak bawah
prostetis (buatan) - Ambulasi - Dukungan mobilisasi
- Penggunaan alat - Fungsi sensori - Edukasi keselamatan
bantu berjalan
- Kemanan lingkungan lingkungan
- Penurunan tingkat
kesadaran rumah - Edukasi pengurangan
- Perubahan fungsi kognitif - Keseimbangan risiko
- Lingkungan tidak aman
(mis. Licin, gelap, - Koordinasi pergerakan - Identifikasi risiko
lingkungan asing) - Mobilitas fisik - Pemberian obat
- Kondisi pasca operasi
- Status kognitif - Pemasangan alat
- Hipotensi ortostatik
- Perubahan kadar glukosa - Tingkat cidera pengaman
darah
NO DATA SLKI SIKI
- Anemia - Tingkat delirium - Pengenalan fasilitas
. - Kekuatan otot menurun
- Gangguan pendengaran - Tingkat demensia
- Rujukan ke fisioterapis
- Gangguan keseimbangan
- Gangguan penglihatan (mis.
Glaukoma,katarak, ablasio
retina, neuritis optikus)
- Neuropati
- Efek agen farmakologis
(mis. Sedasi,alcohol, anastesi
umum)

FAKTOR RISIKO PASIEN:


- Riwayat jatuh
- Perubahan fungsi kognitif
- Gangguan penglihatan (mis.
Glaukoma,katarak, ablasio
retina, neuritis optikus)
Implementasi

Implementasi keperawatan
merupakan sebuah fase dimana
perawat melaksanakan rencana atau
perencanaan yang sudah
dilaksanakan sebelumnya. Tindakan-
tindakan pada perencanaan
keperawatan terdiri atas observasi,
terapeutik, edukasi dan kolaborasi.
Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan fase akhir
dalam proses keperawatan. Evaluasi dapat
berupa evaluasi struktur, proses dan hasil.
Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu
menghasilkan umpan balik selama program
berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif
dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan informasi efektivitas pengambilan
keputusan. Evaluasi asuhan keperawatan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP
(subjektif, objektif, assesment, planing),
(Warsiki. 2020).

Anda mungkin juga menyukai