Anda di halaman 1dari 29

HALUSINASI

KELOMPOK 5
KEPERAWATAN JIWA
DIII KEP. SEMESTER 5
NAMA ANGGOTA

Muklas Budi Utomo Putri Afifah

Nurjanah Shifi Dinar

Monika Pawestri Yekti Fitria Ardian

Nurul Shafika

Nilo Putri Aprilia


Definisi Halusinasi
Halusinasi
merupakan
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan persepsi
gangguan sensori persepsi yang dialami dimana pasien
oleh pasien gangguan jiwa. Pasien mempersepsikan
sesuatu yang
merasakan sensasi berupa suara, sebenarnya tidak
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau terjadi.
penghiduan tanpa stimulus yang nyata
Keliat, (2011) dalam Zelika, (2015).
ETIOLOGI

Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi


A. Faktor genetis - Berlebihnya proses informasi
pada sistem saraf
B. Faktor neurobiologis - Mekanisme penghantaran
- Studi neurotransmitter
syaraf terganggu
- Teori virus - Kondisii kesehatan
- Psikologis - Kondisi lingkungan

- Sikap dan perilaku


Rentang Respon
Halusinasi
Klien mengalami 7 jika interpresentasi yang
dilakukan terhadap stimulus panca indera tidak
sesuai stimulus yang diterimanya,rentang respon
tersebut sebagai berikut:
Respon adatif Respon maladaptif

Kadang-kadang
Psikologis proses pikir
Pikiran logis 01 03 terganggu (distorsi
persepsi akurat pikiran )
Emosi konsisten Ilusi, Menarik diri, Reaksi emosi
Perilaku tidak biasa

Dengan waham
02 04
pengalaman Halusinasi
Sulit berespon
perilaku sesuai
perilaku disorganisasi
Hubungan social harmonis
isolasi social
Jenis-jenis
Halusinasi
Menurut Stuart (2013) dalam Yusalia (2015), jenis halusinasi antara lain :

1. Halusinasi pendengaran (auditorik) 70 %


Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang
2. Halusinasi penglihatan (visual) 20 %
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya
3. Halusinasi penghidu (olfactory)
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan
4. Halusinasi peraba (tactile)
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat.
5. Halusinasi pengecap (gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikan.
Merasa mengecap seperti rasa darah, urin atau feses.
6. Halusiansi cenesthetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir
melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine
7. Halusinasi kinesthetic
Merasakan pergerakn sementara berdiri tana bergerak harum.Biasanaya
berhubungan dengan stroke, tumor kjang dan dementia.
 
Beberapa tanda dan gejala perilaku
halusinasi adalah tersenyum
atautertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan bibir tanpa suara,
bicarasendiri,pergerakan mata
cepat, diam, asyik dengan
Tanda dan pengalamansensori,kehilangan
kemampuan membedakan
Gejala halusinasi dan realitas
rentangperhatian yang menyempit
Halusinasi hanya beberapa detik atau menit,
kesukaranberhubungan dengan
orang lain, tidak mampu merawat
diri,perubahan
Tanda dan gejala menurut jenis halusinasi
Stuart & Sudden dalam Yusalia (2015).

Halusiansi pendengaran Penciuman

Mendengar suara-suara / kebisingan, penglihatan


paling sering suara kata yang jelas, Membau bau-bau seperti
berbicara dengan klien bahkan bau darah, urine, feses dll
Stimulus penglihatan dalam kilatan
sampai percakapan lengkap antara cahaya, gambar giometris, gambar
dua orang yang mengalami karton dan atau panorama yang
halusinasi. Pikiran yang terdengar luas dan komplek. Penglihatan
jelas dimana klien mendengar berupa sesuatu yang
perkataan bahwa pasien disuruh menyenangkan/ sesuatu yang
untuk melakukan sesuatu kadang- menakutkan seperti monster.
kadang dapat membahayakan
04
PENGECAPAN
05
PERABAAN
Merasakan Merasakan nyeri atau
pengecap seperti ketidaknyamanan
rasa darah tanpa disertai stimulus
yang jelas

06
SINESTETIK
07
KINESTETIK
Merasakan fungsi Merasakan pergerakan
tubuh seperti aliran sementara berdiri tanpa
darah divera bergerak
Komplikasi Halusinasi
Halusinasi dapat menjadi suatu alasan mengapa klien melakukan tindakan
perilaku kekerasan karena suara-suara yang memberinya perintah
sehingga rentan melakukan perilaku yang tidak adaptif. Perilaku
kekerasan yang timbul pada klien skizofrenia diawali dengan adanya
perasaan tidak berharga, takut dan ditolak oleh lingkungan sehingga
individu akan menyingkir dari hubungan interpersonal dengan orang
lain,komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan masalah utama
gangguan sensori persepsi: halusinasi, antara lain: resiko prilaku
kekerasan, harga diri rendah dan isolasi sosial (Keliat, 2014).
(Keliat, 2014)
Pemeriksaan penunjang

● Untuk mengetahui struktur otak, jenis alat yang dapat digunakan


yaitu Elektroencephalogram (EEG), CT scan, Single Photon Emission
Tomography (SPECT), Magnetic Resonance Imaging (MRI) (Direja,
2011)
● Pemeriksaan Magnetik Resonance Imaging (MRI), Positif Emission
Tomography (PET), dan Tomography Terkomputerisasi (CT) telah
memperlihatkan abnormalitas dalam simetrisitas, kepadatan jaringan,
atrofi sebagian serebral dan pelebaran ventrikel serebral lateral didalam
otak penderita skizofrenia (Stuart, 2007)
Penatalaksanaan
Psikofarmakolog
Terapi termasuk identifikasi kondisi medis umum atau medis tertentu yang
terlibat.Pada saat tersebut terapi diarahkan kepada kondisi yang
mendasari dan pengendalian perilaku pasien dengan segera.Perawatan
dirumah sakit mungkin diperlukan untuk menilai pasien secara
menyeluruh dan untuk memastikan keamanan pasien.Obat anti psikotik
atau perilaku agresif dengan segera dan jangka pendek, walaupun
Benzodiasepindapat juga berguna untukmengendalikan agitasi dan
kecemasan.
Pemakaian anti depresan dalam pengobatan gangguan depresif pasca
psikotik dari skizofrenia telah dilaporkan dalam beberapa penelitian.
Obat-obatan antipsikotik konvensional (seperti Klorpromazin, Flufenzin,
Haloperidol, Loksapin, Prefenzin, Trifluoperazin, Tiotiksen, dan
Tioridaksin) terbukti mengurangi gejala positif skizofrenia dan secara
signifikan menurunkan risiko relaps simtomatik dan dirawat inap pulang.
Kelompok obat-obatan antipsikotik terbaru (seperti Klozapin, Risperidon,
Olanzapin, Quetiapin, Ziprasidon) telah menunjukan efektivitas yang dapat
dibandingkan atau lebih baik untuk mengatasi gejala skizofrenia yang
secara signifikan menurunkan resiko gangguan neurologis yang
merugikan. Obat-obat ini terutama efektif dalam mengatasi gejala negative
skizofrenia (Stuart, 2007)
1. Identitas
Pasien adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,pengecapan
perabaan atau penghiduan
2. Alasan Masuk

Data primer : pasien pada gangguan halusinasi biasanya merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan dan pengecapan.
Data Sekunder :pada pasien halusinasi terkadang sering berbicara sendiri, tertawa
bahkan terlihat Nampak melakukan gerakan-gerakan aneh yang disebabkan adanya
gangguan persepsi sensori yang ada pada dirinya
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan , tekanan isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya. (Keliat,2006).
4.Faktor Prediposisi
faktor biologis : adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala atau pengguanaan narkotika/napza.
(Surya,2011)
5. Pemeriksaan atau Keadaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien penderita halusinasi secara umum sama seperti
pemeriksaan pada umunya yaitu terdiri dari pemeriksaan Tanda-tanda vital antara lain :
Tekanan darah, Nadi, Respiratory rate dan suhu badan.
6. Psikososial
Pada pengkajian aspek psikososial pada pasien dengan gangguan halusinasi
ditemukan adanya permasalahan berupa isolasi social dari lingkungan sekitar.
7. Status Mental
Setatus mental pada pasien halusianasi dibagi menjadi 10 bagian meliputi
Penampilan ,Pembicaraan, Aktivitas Motorik, Alam perasaan, Afek dan Emosi, Intraksi
selama wawancara, Persepsi , Proses pikir, Memori, Tingkat Konsentrasi dan berhitung,
Daya tilik diri
8.Kebutuhan Perencanaan Pulang
Data ini bermanfaat agar pasien dapat dibuatkan suatu rencana
keperawatan atau implementasi. Data ini terdiri dari :
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Kemampuan klien untuk menyediakan kebutuhan berupa pakaian, makanan
dll
b. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
Perawatan diri, pola makannya, pola tidur
c. Klien memiliki sistem pendukung
Pasien halusinasi membutuhkan pendukung yaitu untuk membangkitkan
keinginan pasien untuk keluar dari zona kecemasannya.
e. Klien menikmati saat bekerja/ kegiatan produktif atau hobi
Pada pasien dengan gangguan halusinasi bila mana sudah mendapat
perawatan akan mampu untuk melakukan kegiatan produktif sesuai edukasi
perawat.
9.Mekanisme Koping
Suatu pola untuk menahan ketegangan yang mengancam dirinya atau untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi pada pasien dengan gangguan halusinasi biasanya
mengalami penarikan diri atau upaya untuk menghilangkan sumber sumber ancaman
secara fisik. (Bagus,2014)
10Masalah Psikososial dan Lingkungan
Pada pasien halusinasi terkadang pasien tidak mampu berinteraksi dengan oranglain.
11.Aspek Pengetahuan
Pada pasien dengan gangguan halusinasi terkadang mengalami masalah dengan
lingkungan, sehingga mengakibatkan pasien tidak mau atau sukar berbicara dengan orang
lain
12.Aspek Medis
Diagnosa medis : Axis 1 :F.20.12
Axis 2 : Kepribadian
Axis 3 :-
Axis 4: Psikososial
Axis 5 :GAF
13. Tindakan Keperawatan pada Pasien
a. Tujuan
Tujuan tindakan keperawatan untuk pasien meliputi: pasien mengenali halusinasi yang
dialaminya, pasien dapat mengontrol halusinasinya, dan pasien mengikuti program
pengobatan secara optimal (Keliat, 2014).
b.Tindakan keperawatan SPTK
SP 1 Pasien: Bantu pasien mengenali halusinasinya dengan cara diskusi dengan pasien
SP 2 Pasien: Ajarkan pasien untuk mengontol halusinasinya dengan cara kedua yaitu
dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
SP 3 Pasien: Ajarkan pasien untuk mengontrol halusinasinya dengan cara melakukan
aktivitas yang terjadwal.
SP 4 Pasien: Berikan pasien pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara
teratur.
•RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANKLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI
PERSEPSI : HALUSINASI
Perencanaan
N Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Diagnosa
o
Tgl Keperaw
D
tan
X

Kamis Ganggu
28 an T UM: Klien 1. Setelah….. x interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya dengan
Septemb sensori menunjukkan tanda – tanda menggunakan prinsip komunikasi terapeutik:
er 2021 persepsi dapat percaya kepada perawat :  Sapa klien dengan ramah baik verbal
:halusin maupun non verbal
 Ekspresi wajah bersahabat.
asi mengontrol  Menunjukkan rasa senang.
 Perkenalkan nama, nama panggilan dan
tujuan perawat berkenalan
(lihat/de  Ada kontak mata.  Tanyakan nama lengkap dan nama
halusinasi yang
ngar/pe  Mau berjabat tangan. panggilan yang disukai klien
nghidu/r dialaminya  Mau menyebutkan nama.  Buat kontrak yang jelas
aba/kec  Mau menjawab salam.  Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji
ap) Tuk 1 :  Mau duduk berdampingan setiap kali interaksi
 Tunjukan sikap empati dan menerima apa
Klien dapat dengan perawat.
adanya
membina  Bersedia mengungkapkan  Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
hubungan saling masalah yang dihadapi. kebutuhan dasar klien
percaya  Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien
 Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
TUK 2 : 2. Setelah ….. x interaksi klien 2. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
menyebutkan : 3. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya
Klien dapat  Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasi dengar/
o Isi
mengenal lihat/ penghidu /raba/ kecap )
halusinasinya o Waktu
 Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya
o Frekunsi  Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut.
o Situasi dan kondisi yang  Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
menimbulkan halusinasi  Katakan bahwa perawat akan membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang
pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien :
 Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi
 Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi

2. Setelah…..x interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
menyatakan perasaan dan halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan
responnya saat mengalami perasaannya.
halusinasi : 2. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk
mengatasi perasaan tersebut.
• Marah,takut,sedih,senag,cem
3. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila
as
klien menikmati halusinasinya .
TUK 3 : 1. Setelah….x interaksi klien 3,1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan
menyebutkan tindakan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)
Klien dapat yang biasanya dilakukan 3.2. Diskusikan cara yang digunakan klien,
mengontrol untuk mengendalikan  Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.
halusinasinya halusinasinya  Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara
2. Setelah …..x interaksi klien
tersebut
menyebutkan cara baru
3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya
mengontrol halusinasi
3. Setelah….x interaksi klien halusinasi :
 Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak mau
dapat memilih dan
dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi)
memperagakan cara
 Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
mengatasi halusinasi
menceritakan tentang halusinasinya.
(dengar/lihat/penghidu/rab
 Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang
a/kecap )
telah di susun.
4. Setelah ……x interaksi klien
 Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang
melaksanakan cara yang
berhalusinasi.
telah dipilih untuk
3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mengendalikan
mencobanya.
halusinasinya
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih.
5. Setelah … X pertemuan
3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil
klien mengikuti terapi
beri pujian
aktivitas kelompok
3.7Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi
realita, stimulasi persepsi
TUK 4 : 1. Setelah … X pertemuan keluarga, keluarga
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan
mengontrol halusinasinya dengan perawat
2. Setelah ……x interaksi keluarga menyebutkan
pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya
halusinasi dan tindakan untuk mengendali kan
halusinasi

TUK 5 : 1. Setelah ……x interaksi klien menyebutkan;


o Manfaat minum obat
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
o Kerugian tidak minum obat
o Nama,warna,dosis, efek terapi dan efek samping obat
1. Setelah ……..x interaksi klien mendemontrasikan
penggunaan obat dgn benar
2. Setelah ….x interaksi klien menyebutkan akibat
berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
15.Iplementasi
Pada tahap implementasi, penulis mengatasi masalah keperawatan
yakni: diagnosa keperawatan halusinasi pendengaran. Pada diagnosa
keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran dilakukan
strategi pertemuan yaitu mengidentifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi,
perasaan, respon halusinasi. Kemudian strategi pertemuan yang dilakukan
yaitu latihan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik Strategi
pertemuan yang kedua yaitu anjurkan minum obat secara teratur, strategi
pertemuan yang ke tiga yaitu latihan dengan cara bercakap-cakap pada
saat aktivitas dan latihan strategi pertemuan ke empat yaitu melatih klien
melakukan semua jadwal kegiatan.
16.Evalasi
Pada tinajauan teoritis evaluasi yang diharapkan adalah: Pasien
mempercayai perawat sebagai terapis, pasien menyadari bahwa yang
dialaminya tidak ada objeknya, dapat mengidentifikaasi halusinasi, dapat
mengendalikan halusinasi melalui mengahrdik, latihan bercakap-cakap,
melakukan aktivitas serta menggunakan obat secara teratur Pada tinjauan
kasus evaluasi yang didapatkan adalah: Klien mampu mengontrol dan
mengidentifikasi halusinasi, Klien mampu melakukan latihan bercakap-
cakap dengan orang lain, Klien mampu melaksanakan jadwal yang telah
dibuat bersama, Klien mampu memahami penggunaan obat yang benar
benar.
SIMPULAN
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersiapkan
sesuatu yang sebenernya tidak terjadi.Halusinasi benar-benar nyata dirasakan oleh
klien yang mengalaminya,seperti mimpi saat tidur.Klien mungkin tidak punya cara
untuk menentukan presepsi tersebut nyata,sama halnya seseorang seperti
mendengarkan siaran ramalan cuaca dan tidak lagi meragukan orang yang
berbicara tentang cuaca tersebut.Penyebab dari halusinasi meliputi respon
metabolik terhadap stres,gangguan neurokimiawi,lesi otak,usaha tidak sadar untuk
mempertahankan ego dan ekspresi simbolis dan fikiran yang terpisah
 
 

Anda mungkin juga menyukai