Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI ISTILAH ISLAM , IMAN DAN IHSAN

Disusun oleh kelompok II

Ahmad Iftahuddin
Alhadi Khairullah
Dafa Fikrian
Heru Armansyah
Ihsan
Rafli Shandika Husein
Said M.Ilham
A. FONDASI DAN ASAS KEISLAMAN ISLAM

Secara bahasa Islam berarti patuh, penyerahan, dan pengabdian. Seorang


yang beragama Islam disebut muslim. Muslim adalah orang yang menyerahkan
diri, patuh, dan hanya mengabdi kepada Allah swt. Karena tunduk dan patuh, maka
jadilah seorang muslim itu orang yang selamat.
Rasulullah menyatakan bahwa Islam adalah menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun, mendirikan salat, menunaikan
zakat yang difardukan, dan berpuasa pada bulan Ramadan. Dalam hadis lain,
dijelaskan bahwa maksud dari tidak menyekutukan Allah itu dipertegas dengan
mengikrarkan dua kalimat syahadah (syahadataini) dan ditambahkan satu rukun
lagi, yaitu menunaikan haji bagi orang yang mampu.
Sungguh, siapapun yang memeluk Islam sesuai dengan syariat, maka dia
adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk mentaati dan menempati surga-
surga yang telah disediakan-Nya di akhirat. Oleh sebab itu, bagi setiap orang
yang telah diberi petunjuk kepada Islam untuk selalu bersyukur dan bersujud
kepada-Nya, serta menjaga kemurnian dan meningkatkan kualitas ubudiyah
kepada Allah. Sebab, tidak ada nikmat yang terbesar kecuali kedua nikmat
tersebut, yaitu nikmat keislaman dan nikmat surga.

Islam mengatur segala aspek dari prinsif-prinsif kehidupan manusia. Ia


bersifat dinamis, elastis, dan universal.
Dikatakan dinamis, karena Islam memiliki ajaran-ajaran yang dapat
dan mampu menjawab tantangan zaman yang terus berkembang. Oleh
sebab itu, ajaran Islam akan tetap aktual sampai kapan pun. Dikatakan elastis,
karena ditemukan ajaran Islam dapat disesuaikan dengan kebutuhan kondisi
temporal manusia, khususnya yang berkaitan dengan muamalah. Oleh sebab
itu, ajaran Islam dapat diterapkan di seluruh medan dan teritorial mana
pun di dunia ini. Demikian pula, Islam dikatakan universal, hal itu
disebabkan ajarannya berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa
memandang warna kulit, budaya, dan bangsa. Dengan demikian, Islam
adalah agama rahmat bagi seluruh alam.
B. FONDASI DAN ASAS KEIMANAN DALAM ISLAM
Di dalam Islam, wujud iman penegakannya kepada rukun iman. Keimanan itu
bermaqam di dalam hati sebagai kepercayaan, pengakuan di lisan, dan di aplikasikan
dengan perilaku. Pada tingkatan perilaku inilah wujud iman tersebut dapat terlihat.

Iman adalah pengakuan, keyakinan, dan sekaligus amal perbuatan.


Surah al-Anfal: 2-3
Artinya :

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila


disebut nana Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan
yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.”
Rukun iman sebagaimana di dalam hadis Nabi Shallahu 'alaihi wasallam adalah:

1. Iman (percaya) kepada Allah,

2. Iman (percaya) kepada malaikat Allah.

3. Iman (percaya) kepada kitab-kitab Allah

4. Iman (percaya) kepada rasul-rasul dan nabi-nabi yang diutus Allah untuk menyampaikan
ajaran-ajarannya kepada umat manusia.

5. Iman (percaya) akan adanya Hari Akhirat, yaitu hari pembalasan bagi segala amal
perbuatan manusia di dunia.

6. Iman (percaya) kepada qadha dan qadar, yaitu segala ketetapan Allah terhadap untung baik
dan buruk yang kita alami di dunia ini berasal dari Allah swt.
C. IHSAN DALAM AGAMA ISLAM

Menurut bahasa, makna Ihsan adalah "Berbuat atau melakukan kebaikan."


Firman Allah pada surah an-Nahl ayat 90. Sempurnalah Engkau sebagai makhluk
ketika rasa ihsan bersemayan di jiwamu. Betapa tidak! Sebab Engkau telah memiliki
rasa muraqabah dengan Tuhan pemilik Ka'bah. Surah an-Nahl ayat 90
Artinya :

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,


memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.
Imam an-Nawawi mengatakan bahwa Ihsan berarti menjaga sopan santun
dalam beramal di mana kamu seakan-akan melihat Allah sebagaimana Allah
melihat kamu. Hal itu dilakukan bukan karena kamu melihat-Nya, namun
karena Allah selamanya melihat kamu. Oleh sebab itu, beribadahlah dengan
baik meskipun kamu tidak dapat melihatnya.
(a) Bersungguh-sungguh dalam keikhlasan ketika beribadah;

(b) (muraqabah seorang hamba kepada Tuhannya dengan kekhusyuan, kekhudhuan, dan
lainnya. Sesungguhnya, para ahli hakıkat telah mengharamkan kepada majlis-majlis
shalihin agar menghindarkan diri dari sesuatu yang tercela. Lalu, bagaimana tidak
bahwa Allah akan senantiasa membukakan kepada mereka rahasia dan lahir-Nya.)

Dalam pada itu, Ihsan merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan
diterima atau ditolaknya suatu amal ibadah seseorang kepada Allah.

Karena, ikhlas, tawaduk, dan khusyuk, muncul dari sikap ihsan dan beribadah
kepada-Nya.
KEPADA TEMAN-TEMAN YANG INGIN BERTANYA DAN MEMBERIKAN
PENDAPAT TENTANG HASIL PRESENTASI KAMI
KAMI PERSILAHKAN
DEMIKIAN PRESENTASI DARI KAMI
KAMI MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN DALAM MENYAMPAIKAN
DAN
KESALAHAN DALAM BERTUTUR KATA

ATAS PERHATIAN TEMAN-TEMAN


KAMI MENGUCAPKAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai