• Entitas usaha, memiliki makna sebagai pemisahan pengelolaan sumberdaya ekonomi dimiliki (modal) yang diijudkan : aset lancar ( kas, simpanan Bank, persediaan dagangan), aset tetap ( ruko, kendaraan operasi, peralatan), Kewajiban lancar &/ tidak lancar. Sehingga, makna modal=jumlah aset -/- jumlah kewajiban. • Aspek legalitas, bahwa entitas usaha perseorangan merupakan Badan sebagai subyek hukum tersendiri, sehingga terpisahkan subyek pribadi pemilik. Berdasarkan makna maupun posisi status legalitas sebagaimana disajikan di atas, maka apabila person pemilik sekaligus pengurus operasional entitas usaha sewajarnya diperlakukan sebagai pegawai berhak gaji atas beban entitas usaha, demikianpun bila pemilik menggunakan (ambil) dari atau setor aset ke entitas di catat (D) / (K) akun Prive (pribadi) yang pada akhir periode mempengarhi posisi modal. Sumberdaya Ekonomi Entitas Perseorangan Sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa sumberdaya ekonomi entitas usaha perseorangan yang secara legal dipisahkan dari kepemilikan pribadi sebagai pemodal entitas usaha dimaksud. Secara umum berikut masing-masing unsur memiliki makna : • Aset (harta), bermaknakan kekayaan yang mempunyai nilai manfaat untuk kurun waktu ke depan ; sehingga kategori aset lancar ( kurun waktu manfaat selama 1 periode / 1 siklus) aset tetap (kurun waktu manfaat lebih dari 1 periode) dalam sajiannya lazim posisi Debit (D) Neraca (laporan posisi keuangan. • Kewajiban (hutang), bermakna kewajiban melunasi (membayar); sehingga kategori Hutang lancar ( kurun waktu harus dilunasi dalam 1 periode tahun) sedangkan Hutang tidak lancar (kurun waktu pelunasan lebih dari 1 periode / tahun) dalam sajian di Neraca lazim sebagai Kredit (K), seperti halnya modal disajikan di Neraca sebagai Kredit (K). Sehingga hubungan di antara keduanya mempunyai makna saling mempengaruhi yakni, bahwa aset ( baik lancar dan tidak lancar) sebagai kepemilikan ekonomis entitas ke depan dengan sumber pembiayaan berasal dari ( kewajiban lancar &/ tidak lancar, serta modal) Kebijakan Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Dalam sebuah organisasi entitas usaha menyelenggarakan akuntansi dan pelaporan keuangan, membutuhkan sarana sebagai acuan pengukuran untuk pengakuan status pendapatan ataupun beban entitas atas suatu transaksi keuangan, di antaranya dengan : • Konsep realisasi, sebagai basis diakuinya pendapatan atau beban berdasarkan telah terpenuhinya masa (periode pemanfaatan). • Konsep Kas, sebagai basis diakuinya pendapatan atau beban berdasarkan telah adanya pemasukan atau pengeluaran kas. Sejalan dengan ketentuan standar akuntansi keuangan (PSAK) IAPI bahwa praktik akuntansi dan pelaporan keuangan dengan prinsip realisasi, sehingga setiap akhir periode penyiapan laporan keuangan diselenggarakan proses jurnal penyesuaian. Forum Diskusi Dan Pertanyaan Berkenaan dengan materi disajikan di atas mengenai akuntansi entitas usaha perseorangan, bahwasannya baik secara ekonomi keuangan maupun aspek legalitas membuktikan adanya keterpisahan kepemilikan; sehubungan hal dimaksud maka : • Perolehan laba akhir periode entitas usaha perseorangan dalam hubungannya dengan prinsip usaha berkelanjutan (going concern), apakah cukup disajikan sebagai penambahan (K) Modal ataukah menjadi penambahan kekayaan pribadi selaku pemilik entitas usaha; coba jelaskan dengan alasannya. • Prinsip berkelanjutan entitas usaha perseorangan, selain diujudkan dalam perlakuan akuntansi atas saldo laba/rugi akhir periode juga terhadap saldo transaksi keuangan pada akun Prive, berikan penjelasan kenapa demikian dan adakah kaitannya dengan aspek legalitas.