Anda di halaman 1dari 21

TIPOID

ASUHAN KEPERAWATAN TIPOID


OLEH
: ADOLVIANUS DANGO
AGATHA KATRIN GUIDO
ANGGUN ANGELINA
AMANDA WULANDA
ANASTASYA DINA FEBRIANA
ANISA EVITA YASMIN
ARYL TANDEAN
AYU ROSALINDA
BUNGA AYU ARINDA
DEFINISI
TIPOID

Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif
Salmonella typhii. Disebut Tifoid karena pada awalnya penyakit ini memiliki
menanifestasi yang hampir sama dengan Demam Tifus yang disebabkan oleh
bakteri Rickettsia oleh karena itu penyakit ini diberi akhiran “id” yang berarti
mirip.
Lanjutan....

DEFINISI
TIPOID

Di Indonesia sendiri penyakit ini lebih akrab dengan sebutan Tifus atau Tipes
karena kemiripannya dengan demam Tifus tersebut. Demam tifoid merupakan
suatu infeksi Fecal-Oral yang pada nantinya akan menyerang saluran Cerna
khususnya usus halus (jejunum dan ileum) dilanjutkan dengan masuknya ke dalam
aliran darah (bakteremia) yang akan menyebabkan gejala atau tanda yang khas
tempat dimana kuman melewati organ selama bakteremia tersebut.
ETIOLOGI
TIPOID

Salmonella sp. adalah salah satu strain dari bakteri gram negative bentuk bacil atau
batang, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak dengan flagella peritrik, memiliki
ukuran 2-4 µm x 0,5 -0,8 µm. Kuman ini tumbuh dalam suasana aerob dan
fakultatif anaerob, mati dalam suhu 56oC dan pada keadaan kering. Di dalam air
dapat bertahan selama 4 minggu dan hidup subur dalam media yang mengandung
garam empedu. Memiliki 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik berupa
kompleks polisakarida), antigen H (flagel) dan antigen Vi
Lanjutan....

ETIOLOGI
TIPOID

Berdasarkan serotipenya kuman Salmonella dibedakan menjadi 4:


• Salmonella typhi
• Salmonella paratyphi A
• Salmonella paratyphi B
• Serotipe group D.
Lanjutan....

ETIOLOGI
TIPOID

Salmonella typhi, Paratyphi A, dan Paratyphi B merupakan penyebab


infeksi utama pada manusia, bakteri ini selalu masuk melalui jalan
oral, biasanya dengan mengkontaminasi makanan dan minuman.
Faktor- faktor lain yang mempengaruhi kerentanan tubuh terhadap
infeksi Salmonella sp. adalah keasaman lambung, flora normal usus,
dan ketahanan usus lokal
PATOFISIOLOGI
TIPOID
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks yang
mengikuti ingesti organism:
1) penempelan dan invasi sel- sel pada Peyer Patch
2) bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag Peyer Patch, nodus
limfatikus mesenterica, dan organ- organ extra intestinal sistem retikuloendotelial
3) bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah
4) produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar cAMP di dalam kripta usus dan
meningkatkan permeabilitas membrane usus sehingga menyebabkan keluarnya elektrolit
dan air ke dalam lumen intestinal
Lanjutan....
PATOFISIOLOGI
TIPOID
Masuknya kuman Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi ke dalam tubuh
manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman
dimusnahkan dalam lambung karena suasana asam di lambung (pH < 2) banyak yang
mati namun sebagian lolos masuk ke dalam usus dan berkembang biak dalam peyer
patch dalam usus. Untuk diketahui, jumlah kuman yang masuk dan dapat
menyebabkan infeksi minimal berjumlah 105 dan jumlah bisa saja meningkat bila
keadaan lokal pada lambung yang menurun seperti aklorhidria, post gastrektomi,
penggunaan obat- obatan seperti antasida, H2-bloker, dan Proton Pump Inhibitor
Lanjutan....
PATOFISIOLOGI
TIPOID
Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus tepatnya di jejnum dan ileum.
Bila respon imunitas humoral mukosa usus (IgA) kurang baik maka kuman akan
menembus sel- sel epitel (sel-M merupakan selnepitel khusus yang yang melapisi
Peyer Patch, merupakan port de entry dari kuman ini) dan selanjutnya ke lamina
propria. Di lamina propria kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel- sel fagosit
terutama makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak di dalam makrofag
dan selanjutnya dibawa ke peyer patch di ileum distal dan kemudian kelenjar getah
bening mesenterika.
Lanjutan....
PATOFISIOLOGI
TIPOID
Selanjutnya melalui ductus thoracicus, kuman yang terdapat dalam makrofag ini
masuk ke dalam sirkulasi darah (mengakibatkan bakteremia pertama yang sifatnya
asimtomatik) dan menyebar ke seluruh organ Retikuloendotelial tubuh terutama hati
dan Limpa. Di organ- organ RES ini kuman meninggalkan sel- sel fagosit dan
kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan selanjutnya kembali
masuk ke sirkulasi sistemik yang mengakibatkan bakteremia kedua dengan disertai
tanda- tanda dan gejala infeksi sistemik.
Lanjutan....
PATOFISIOLOGI
TIPOID
Mekanisme demam sendiri tidak jauh berbeda dengan mekanisme demam akibat infeksi
pada umumnya. Dimana Bakteri Salmonella typhi yang memproduksi endotoksin
merupakan pirogen eksogen selain mediator- mediator radang yang disekresi oleh sel- sel
mukosa usus yang mengalami infeksi (IL-1, IL-6, TNF-alfa, & IFN-6) yang merupakan
pirogen pirogen endogen endogen. Kedua pirogen ini akan mengaktivasi pelepasan
Fosfolipase A2 pada membran sel yang mana akan mengaktivasi asam arakidonat yang
melalui jalur siklooksigenase memproduksi Prostaglandin E2 (PGE2). Prostaglandin E2
bersama dengan AMP siklik yang diaktivasinya akan mengubah seting termostat yang
terdapat di hipothalamus sehingga terjadilah demam.
Lanjutan....
PATOFISIOLOGI
TIPOID
TANDA & GEJALA
TIPOID 8. Muncul gejala klinis yang lain
1. Perasaan tidak enak badan
Demam berlangsung 3 minggu. Minggu pertama: demam ritmen,

biasanya menurun pagi hari, dan meningkat pada sore dan malam

2. Nyeri kepala hari. Minggu kedua: demam terus. Minggu ketiga: demam mulai turun

secara berangsur-angsur, gangguan pada saluran pencernaan, lidah

3. Pusing
kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi

4. Diare kemerahan, jarang disertai tremor, hati dan limpa membesar yang

nyeri pada perabaan, gangguan pada kesadaran, kesadaran yaitu

5. Anoreksia
apatis-samnolen. Gejala lain ”RESEOLA” (bintik-bintik kemerahan

6. Batuk karena emboli hasil dalam kapiler kulit).

7. Nyeri otot
TANDA & GEJALA
TIPOID 8. Muncul gejala klinis yang lain
1. Perasaan tidak enak badan
Demam berlangsung 3 minggu. Minggu pertama: demam ritmen,

biasanya menurun pagi hari, dan meningkat pada sore dan malam

2. Nyeri kepala hari. Minggu kedua: demam terus. Minggu ketiga: demam mulai turun

secara berangsur-angsur, gangguan pada saluran pencernaan, lidah

3. Pusing
kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi

4. Diare kemerahan, jarang disertai tremor, hati dan limpa membesar yang

nyeri pada perabaan, gangguan pada kesadaran, kesadaran yaitu

5. Anoreksia
apatis-samnolen. Gejala lain ”RESEOLA” (bintik-bintik kemerahan

6. Batuk karena emboli hasil dalam kapiler kulit).

7. Nyeri otot
PENATALAKSANAAN
TIPOID

Penatalaksanaan utama demam tifoid adalah terapi dengan antibiotika sesuai


dengan profil sensitivitas bakteri untuk tiap-tiap daerah endemik. Kasus
ringan dapat dilakukan rawat jalan di rumah dengan pemberian antibiotik
oral dan antipiretik.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
TIPOID
a. Riwayat keperawatan.
b. Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada

malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis,

penurunan kesadaran.

c. Pada pengkajian anak dengan typhoid seperti ditemukan timbulnya demam yang khas yang berlangsung selama kurang lebih 3 minggu dan menurun pada pagi hari serta meningkat pada sore dan malam

hari, nafsu makan menurun, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor ujung dan tepinya kemerahan, adanya meteorismus, terjadipembesaran hati dan limfa, adanya konstipasi dan bahkan bisa terjadi angguan kesadaran seperti apatis sampai somnolen, adanya bradikardia, kemungkinan terjadi komplikasi seperti pendarahan pada

usus halus, adanya perforasi usus, peritonitis, peradangan pada meningen, bronkhopneumonia, dan lain-lain. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukopenia dengan limfositosis relatif, pada kultur empedu ditemukan kuman pada darah, urin, feses, dan uji serologis widal menunjukkan kenaikan pada titer antibodi O lebih besar atau sama dengan 1/200 dan H 1/200.
PENGKAJIAN
TIPOID
a. Riwayat keperawatan.
b. Kaji adanya gejala dan tanda meningkatnya suhu tubuh terutama pada

malam hari, nyeri kepala, lidah kotor, tidak nafsu makan, epistaksis,

penurunan kesadaran.

c. Pada pengkajian anak dengan typhoid seperti ditemukan timbulnya demam yang khas yang berlangsung selama kurang lebih 3 minggu dan menurun pada pagi hari serta meningkat pada sore dan malam

hari, nafsu makan menurun, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor ujung dan tepinya kemerahan, adanya meteorismus, terjadipembesaran hati dan limfa, adanya konstipasi dan bahkan bisa terjadi angguan kesadaran seperti apatis sampai somnolen, adanya bradikardia, kemungkinan terjadi komplikasi seperti pendarahan pada

usus halus, adanya perforasi usus, peritonitis, peradangan pada meningen, bronkhopneumonia, dan lain-lain. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukopenia dengan limfositosis relatif, pada kultur empedu ditemukan kuman pada darah, urin, feses, dan uji serologis widal menunjukkan kenaikan pada titer antibodi O lebih besar atau sama dengan 1/200 dan H 1/200.
DIAGNOSA
TIPOID

1) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi).


2) Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi.

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dari intake yang tidak adekuat..

4) Resiko Kekurangan volume cairan berhubungan intake yang tidak

adekuat.

5) Konstipasi berhubungan dengan penurunan mortilitas traktus

gastrointestinal (penurunan motilitas usus).


SEKIAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai