Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

COVID-19
LATAR BELAKANG

Penyakit yang disebabkan oleh virus corona atau lebih sering disebut COVID-19
muncul dihampir semua negara termasuk Indonesia. Walaupun Sebagian besar
penderita akan mengalami sakit ringan, namun sekitar 5% akan menjadi sakit
serius atau sakit kritis dan diantaranya membutuhkan perawatan intensif.
Perawat sebagai garda terdepan diunit perawatan intensif diharapkan selalu
update dan meningkatkan pengetahuan agar mampu memberikan perawatan
secara optimal serta meminimalkan adanya transmisi virus antar pasien, antar
petugas dan petugas ke lingkungan sekitar.
Coronavirus

 Coronavirus adalah virus RNA berukuran 120-160 nm. Pada manusia


biasanya menyebabkan penyakit saluran pernapasan, mulai flu biasa
hingga penyakit serius.
 Coronavirus jenis baru dilaporkan mulai muncul di Wuhan pada 12
Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease- 2019 (Covid-19)
Klasifikasi

 Dibagi menjadi OTG, ODP, PDP dan Kasus Terkonfirmasi.


 Kasus Terkonfirmasi adalah pasien terinfeksi COVID-19 dengan hasil
tes positif melalui pemeriksaan PCR.
 Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau
berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan
kasus PDP atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala
dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
Penyebaran
 Penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi
utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif.
 Penyebaran SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang
keluar saat batuk atau bersin.
 Selain itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan pada aerosol
(dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam.
 SARS -CoV - 2 dapat bertahan pada benda mati seperti plastik dan stainless
steel selama 72 jam, tembaga 4 jam, kardus 24 jam.
 SARS -CoV - 2 ditemukan pada pencemaran lingkungan yang luas pada kamar
dan toilet pasien Covid -19 dengan gejala ringan .
 SARS -CoV - 2 juga dapat terdeteksi pada gagang pintu, dudukan toilet,
tombol lampu, jendela, lemari, hingga kipas ventilasi, namun tidak terdapat
pada sampel udara .
Patofisiologi COVID-19

 Coronavirus berasal dari banyak spesies hewan liar paling banyak pada spesies
kelelawar, sama dengan MERS dan SARS
 Penyebaran COVID-19 terjadi dari orang ke orang (person-to-person). Paling
banyak ditularkan saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, yang
menginfeksi orang sehat.
 Kasus Coronavirus jenis baru ini berawal dari Provinsi Wuhan, Cina. Dimana
warga Wuhan sering mengonsumsi hewan liar yang tersedia bebas di pasar-
pasar di Wuhan.
Manifestasi / gejala klinis

 Tanda dan gejala muncul setelah masa inkubasi sekitar 5,2 hari.
 Periode onset gejala hingga terjadi kematian berkisar 6 – 41 hari
dengan median 14 hari. Periode ini sangat bergantung pada sistem
imun pasien.
 Pasien berusia >70 tahun, periode menjadi lebih pendek.
 Tanda/gejala paling umum yaitu demam, batuk dan fatigue.
Tanda/gejala lainnya: produksi sputum, sakit kepala, hemoptisis,
diare, dispnea, limfopenia.
Pengkajian Kondisi Klinis
 Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam,
batuk dan sesak) perlu dilakukan pengkajian:
 Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci
riwayat perjalanan pasien saat ditemukan pasien demam dan penyakit
pernapasan akut.
 Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas
dan telah melakukan perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah
ditemukan COVID-19 perlu dilakukan isolasi kurang lebih 14 hari.
Pemeriksaan Diagnostik

 Hasillaboratorium pasien
COVID-19 yang dirawat di icu
menunjukkan adanya leukopenia,
lymphopenia, leukocytosis,
peningkatan D-dimer, lactate
dehydrogenase dan ferritin, serta
rocalcitonin normal atau rendah.
Hasil-hasil laboratorium ini erat
hubungannya dengan prognosis
yang tidak bagus.
Hasil Imaging/ Rontgen
thorax tidak
menunjukkan adanya
perbedaan significant
pada COVID-19 ringan
atau sedang.
Penggunaan diagnostic
computed tomography
(CT) umum dilakukan
Perencanaan Fasilitas
 Pastikan semua staf telah mendapatkan pelatihan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi termasuk penggunaan APD
 Pastikan tersedia ruangan dengan tekanan negative untuk merawat pasien
ICU dengan COVID-19. Jika tidak memungkinkan sebaiknya digunakan high-
efficiency particulate air (HEPA) filter.
 Petugas selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap
 Tindakan yang mengakibatkan adanya aerosol yaitu:

a. Intubasi endotracheal
b. Bronchoscopy
c. Suction terbuka
d. Pemberian nebulizer
e. Ventilasi manual sebelum intubasi
f. Memposisikan pronasi
g. Breathing circuit terlepas dari pasien
h. Ventilasi non-invasive tekanan positif
i. Tracheostomy
j. Resusitasi jantung paru
Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan Jalan Napas tidak efektif,


2. Kerusakan Pertukaran Gas,
3. Pola Napas tidak Effective,
4. Risiko Infeksi,
5. Nyeri Acute,
6. Intoleransi Aktivitas,
7. Hipertermia,
8. Serta Risiko Defisit Volume Cairan.
Intervensi
Berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan COVID-19
 Monitor vital sign: Pantau suhu pasien; infeksi biasanya dimulai dengan suhu tinggi;
monitor juga status pernapasan pasien karena sesak napas adalah gejala umum covid-
19. Perlu juga untuk dipantau saturasi oksigen pasien karena sesak napas berhubungan
dengan kejadian hipoksia
 Maintain respiratory isolation: Simpan tisu di samping tempat tidur pasien; buang
sekret dengan benar; menginstruksikan pasien untuk menutup mulut saat batuk atau
bersin (menggunakan masker) dan menyarankan pengujung (siapa saja yang memasuki
ruang perawatan) tetap menggunakan masker atau batasi/hindari kontak langsung
pasien dengan pengunjung.

 Terapkan hand hygiene: Ajari pasien dan orang yang telah kontak dengan pasien cuci
tangan pakai sabun dengan benar
 Manage hyperthermi: Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk
mempertahankan normotermia dan mengurangi kebutuhan metabolisme
 Edukasi: Berikan informasi tentang penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses
penyakit, komplikasi, dan perlindungan dari virus.
Edukasi Intitusi RS dapat mengambil kebijakan inovatif untuk memfasilitasi
program ini dengan penggunaan media komunikasi visual berbasis
Keluarga internet (jika memungkinkan).
EVALUASI

 Tujuan keperawatan dapat dipenuhi jika dibuktikan dengan:


 Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi
 Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaanya
 Suhu tubuh pasien kembali normal
 Pernapasan pasien normal
 Kecemasan pasien berkurang
Te r i m a
kasih

Anda mungkin juga menyukai