Anda di halaman 1dari 35

“Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Pasien Dengan

Diabetes Mellitus ”
1. AFDAL HASAN (NH01117070)
2. SUSANTO MAHWIL (NH0118086)
3. INCE MARNI (NH0119027)
4. JULIA MANGERA (NH0119029)
5. KIKI ANGREINI JUSMAN (NH0119032)
6. M. JABAL NUR (NH0119034)
7. MAIMUNA IRWAN PAWAE (NH0119035)
8. MARIA ANASTASYA MONTORORING (NH0119036)
9. MARSELINA ROMBA LAYUK (NHO119037)
10. MUH. CHANDRA ADHITYA FAIRIL (NH0119039)
11. MUHAMMAD SAID (NH0119040)
12. NININ WULAN SARI (NH0119041)
A. Defenisi
Diabetes Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan
keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).

B. KLASIFIKASI TIPE DM
1. Klasifikasi klinis

a. Diabetes Melitus
1) Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I
2) Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II (DMTTI yang tidak mengalami obesitas , dan
DMTTI dengan obesitas)

b. Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)

c. Diabetes Kehamilan (GDM)

2. Klasifikasi resiko statik

a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa

b. Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa


C. Etiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2001), penyebab dari diabetes melitus


adalah:

1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)


a. Faktor genetic
b. Faktor imonologi
c. Faktor lingkungan

2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)


Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor
genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin. Faktor risiko yang berhubungan dengan proses
terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:
1) Usia
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
D. Patofisiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2001), patofisiologi dari diabetes melitus adalah :

1. Diabetes tipe I
Pada Diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.

2. Diabetes tipe II
Pada Diabetes tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan dengan insulin,
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.

E. Manifestasi Klinis

1. Diabetes Tipe I
a. Hiperglikemia berpuasa
b. Glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
c. Keletihan dan kelemahan
d. Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi,
nafas bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
a. Lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif
b. Gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria,
polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan
kabur
c. Komplikaasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)

3. Ulkus Diabetikum
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan
biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal

E. Klasifikasi
Wagner (1983). membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan,yaitu:

Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.
Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang
Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
F. Komplikasi

Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM digolongkan


sebagai akut dan kronik :

1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka
pendek dari glukosa darah.
a. Hipoglikemia.
b. Ketoasidosis diabetic (DKA)
c. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non ketotik (HONK).

2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
a. Makrovaskular (penyakit pembuluh darah besar
b. Mikrovaskular (penyakit pembuluh darah kecil)
c. Penyakit neuropatid.
d. Ulkus/gangren
G. Pemeriksaan Penunjang

1. Glukosa Darah
2. Glukosa Urin
3. Benda keton dalam urin
4. Pemeriksaan lain : fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah:
(Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), fungsi hati, antibodi anti sel insula
langerhans ( islet cellantibody)

H. Penatalaksanaan

1. Medis :
a. Obat
b. Insulin

2. Keperawatan
a. Diet
b. Latihan
c. Pemantauan
d. Terapi
e. Pendidikan
I. Keperawatan Paliatif

Perawatan paliatif adalah perawatan yang bisa didapatkan para pasien


yang menderita penyakit kronis dengan stadium lanjut, yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Contoh Perawatan Paliatif Yang Dapat di Terapkan Untuk Pasien DM :


1. Palliative home care
2. Hospis
3. Hospice care

Cara Meningkatkan Kualitas Hidup Psien Diabetes Militus


1. Makan sehat
2. Olahraga
3. Medical check up
4. Mengelola stres
5. Berhenti merokok
6. Hindari alkohol
Pengkajian

a. Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 31 tahun
Alamat : Jln. Perintis Kemerdekaan
Tanggal Masuk : 20 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 21 Oktober 2021
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Tukang Parkir

b. Anamesis
a) Keluhan Utama : kaki kesemutan dan mati rasa sejak 1 bulan yang
lalu disertai dengan badan terasa lemas.
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke rumah sakit pada tanggal 20 Oktober 2021 dengan
keluhan kaki kesemutan dan mati rasa sejak 1 bulan yang lalu disertai
dengan badan terasa lemas. Kaki sering kesemutan terutama saat
setelah duduk bersila atau jongkok dalam waktu lama. Pasien juga
mengaku terkadang tidak terasa sakit jika kakinya tersandung benda.
Pasien juga mengaku adanya keluhan sering haus, sering terasa lapar
dan sering BAK malam hari lebih dari 3 kali (tidak memperhatikan
seberapa banyak kencing yang keluar). Pasien juga mengatakan selalu
merasa cemas dan sedih dengan penyakit nya yang dia hadapi saati ini
seringkali pasien merasa gelisah ketika memikirkan tentang keadaan
nya. Saat dikaji juga pasien tampak sangat cemas dan gelisah

c) Alergi (obat, makanan, plester, dll)


Pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai riwayat alergi obat,
makanan, serta plester.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku baru menyelesaikan pengobatan TB parunya sejak 1,5
bulan yang lalu dan dinyatakan sembuh oleh dokter.
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu kandung Tn. W memiliki riwayat penyakit yang sama berupa diabetes,
sedangkan riwayat darah tinggi pada orang tua tidak ada.
f) Kebiasaan/polahidup/life style
Keluarga mengatakan bahwa pasien mempunyai kebiasaan merokok, serta
pasien mempunyai kebiasaan minum kopi dengan banyak gula, pasien juga
tidak menjaga pola / menu makanan dan minuman yang di konsumsi,
makanan camilan yang paling di gemari pasien adalah camilan yang manis-
manis.
g) Obat-obat yang digunakan
Keluarga mengatakan bahwa pasien pernah mengkonsumsi obat TB, dan
sudah tidak mengkonsumsi obat sejak 1.5 bulan lalu. Dan semenjak itu
pasien tidak pernah mengkonsumsi obat lain.

c. Pengkajian Keperawatan

a). Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan


Jika ada anggota keluarga yang sakit, jarang berobat ke dokter.

Interpretasi :
Keluarga mengatakan bahwa ke dokter itu hanya jika sakitnya sudah parah.
b.) Pola nutrisi/ metabolik
a. Antropometeri
BB sebelum sakit = 62 kg
BB saat ini = 58 kg
TB: 168 cm
IMT= BB/(Tb(m)2) =58/2,82=20,5
Kategori IMT
Underweight < 18,5
Normal 18,5-24,9
Overweight >25
Interpretasi: berdasarkan rumus IMT, pasien termasuk kategori normal

b. Biomedical sign :
Albumin : 3,54 g/dl; 2,64 g/dl ; 2,27 g/dl
Globulin : 2,55 g/dl; 2,85 g/dl ; 3,46 g/dl
Hemoglobin : 13,6 gr%
Gula darah sewaktu : 333 mg/dl
Gula drah puasa : 256 mg/dl
Kategori Glukosa darah normal:
Gula darah puasa : 80-99 mg/dl
Gula darah sewaktu : 80-145 mg/dl
Interpretasi :
Pada hasil lab didapatkan nilai normal pada nilai Albumin, Globulin, dan Hemoglobin tetapi
gula darah sewaktu dan gula darah puasa tinggi dalam batasan tidak normal.
d. Pola eliminasi:

1. BAK
1) Frekuensi : 1800cc/jam
2) Jumlah : >1200-1500 cc/jam
3) Warna : berwarna kuning jernih
4) Bau : berbau khas
5) Kemandirian : mandiri/dibantu

2. BAB
1) Frekuensi : 1x/hari
2) Jumlah : normal
3) Warna : kuning
4) Bau : bau khas
5) Karakter : berbentuk
6) Kemandirian : mandiri/dibantu

Interpretasi :
Pola eliminasi yang dialami oleh klien terganggu, karena feses dan urine
yang dikeluarkan tidak sesuai atau tidak normal.
e. Pola aktivitas dan latihan
Pasien dalam melakukan ADL perlu dibantu.

Aktivitas harian (Activity Daily Living)


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu keluarga, 3:

dibantu alat, 4: mandiri

f. Pola tidur dan istirahat


Durasi : Klien mengatakan tidur pada pukul 23.30 WIB-04.00 WIB (4,5
jam) dan siang hari tidur selama 1 jam.
Interpretasi : klien mengalami gangguan tidur karena cemas.
g. Pola kognitif dan perseptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Mampu berkomunikasi dan berorientasi dengan baik saat dilakukan
pengkajian. Penglihatan klien kurang berfungsi dengan baik karena
mengalami gangguan. Gangguan penglihatan yang dirasakan adalah
pandangan berputar dan merasa benda-benda sekitar bergoyang.
Pendengaran , pengecapan dan penciuman, klien berfungsi dengan baik.
Sensori, klien masih mampu membedakan sensori tajam dan tumpul
sekalipun harus dengan tekanan yang kuat.

Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan pada penglihatannya.

h. Pola persepsi diri


a. Gambaran diri : Klien mengatakan tidak bisa bekerja mencari uang.
b. Identitas diri : Pasien merupakan seorang suami dan ayah yang
sudah memiliki dua anak.
c. Harga diri : Pasien percaya dirinya dapat sembuh dan segera
melakukan aktivitas sehari hari yaitu menjalani hidup dengan keluarga
kecilnya.
d. Ideal Diri : Pasien ingin segera sembuh dan ingin segera bekerja kembali
agar bisa menghidupi keluarganya.
e. Peran Diri : Pasien mengatakan dirinya tidak bisa melakukan kegiatan yang
terlalu berat

Interpretasi :
Pola persepsi diri pasien tidak mengalami gangguan, gambaran diri pasien tidak
mengalami gangguan

i. Pola seksualitas & reproduksi


Pasien mengatakan sudah mempunyai 2 anak. Klien mengatakan tidak pernah
memiliki riwayat gangguan reproduksi.
Interpretasi:
Tidak ada masalah

j. Pola peran dan hubungan


Klien mengatakan perannya klien ada seorang suami sekaligus kepala rumah
tangga yang harus mencari nafkah untuk keluarganya dengan bekerja sebagai
tukang parkir di pasar. Hubungan klien dengan orang terdekat tidak mengalami
masalah. Setelah dirawat di rumah sakit klien akan menjaga kondisinya saat ini
dan akan selalu periksa ke dokter. Saat di rumah sakit klien juga berinteraksi
baik dengan keluarga pasien lain, perawat dan juga tenaga medis lainnya.
Interpretasi :
Pasien mengalami gangguan peran saat sakit.

k.Sistem nilai dan keyakinan


Klien mengatakan klien beragama Islam dan selalu taat dalam menjalankan
kewajiban sholatnya walaupun di tempat tidur

l. Pola koping dan stres


Klien mengatakan apabila ada masalah pasti didiskusikan dengan keluarganya
dan saudara terdekatnya. Klien menyelesaikan masalahnya dengan
musyawarah. Klien terlihat cemas dan stres akan penyakitnya.

C. Pemeriksaan Fisik

A Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


N : 100x/menit,
RR : 20x/menit,
TD : 120/80 mmHg,
S : 36,5 C
GCS : E4V5M6
B. Pemeriksaan Kepala
Bentuk Kepala: Mesochepal, tidak terdapat deformitas
Rambut : Dominan hitam dan tidak mudah rontok

C. Pemeriksaan Mata
Konjungtiva : Pada mata kanan dan kiri tidak terlihat anemis.
Sklera : Pada mata kanan dan kiri terlihat ikterik
Pupil : Isokor kanan-kiri, diameter 3 mm, reflek cahaya( + / + )
Palpebra : Tidak edema
Visus : Baik

D. Pemeriksaan Hidung
Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas
Nafas cuping hidung : tidak ada
Sekret : tidak terdapat sekret hidung

E. Pemeriksaan Mulut
Bibir : Tidak sianosis, tidak kering
Lidah : Tidak kotor, tepi tidak hiperemi
Tonsil : Tidak membesar
Faring : Tidak hiperemis
Gigi : Lengkap
F. Pemeriksaan Telinga
Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas
Sekret : tidak ada
Fungsional : pendengaran baik

G. Pemeriksaan Leher
JVP : tidak meningkat
Kelenjar tiroid : tidak membesar
Kelenjar limfonodi : tidak membesar
Trakhea : tidak terdapat deviasi trakhea

H. Pemeriksaan Thorak
1. Paru-paru
Inspeksi : simetris kanan kiri, tidak ada retraksi, tidak ada sikatrik.
Palpasi : vocal fremitus kanan sama kiri
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru, batas paru hepar pada SICV
LMC dextra
Auskultasi : suara dasar vesikuler, tidak ada suara tambahan di semua
lapang paru
2. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung
Kanan atas : SIC II LPS dextra
Kanan bawah : SIC IV LPS dextra
Kiri atas : SIC II LMC sinitra
Kiri bawah : SIC IV LMC sinistra
Auskultasi : S1- S2, reguler, tidak ada mur-mur, tidak ada gallop

I. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tampak asites, sikatrik akibat bekas luka operasi apendiksitis,
Auskultasi : peristaltik normal
Perkusi : pekak pada region abdomen kanan atas sampai 3 jari dibawah
arcus costae dan tympani di abdomen kanan bawahdan abdomen kiri
Palpasi :supel, terdapat nyeri tekan pada regio bagian atas, teraba
adanya pembesaran hepar dan lien tidak teraba. Tes undulasidan pekak
beralih positif.
J. Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, perfusi kapiler baik, tidak
anemis, akral hangat.
Inferior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, CRT bagian ujung lebih dari 3
detik, perfusi kapiler buruk, tidak anemis, akral dingin.

D. Analis Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Ds : Pola hidup tidak sehat Risiko ketidakstabilan kadar
-Riwayat penyakit diabetes sejak glukosa darah
8 bulan lalu Sel beta di pankreas terganggu
-klien mengeluh kaki kesemutan Defisiensi insulin
dan badan lemas
-sering BAK
-klie suka mengonsumsi kopi, Retensi insulin
makan manis, merokok 10 batang
per hari
Hiperglikemia
-pasien mengatakan tidak pernah
berolahraga
Do: Kadar glukosa darah tidak terkontrol
-pasien tampak lemas
-Gula darah sewaktu : 333 mg/dl
-gula darah puasa : 256 mg/dl Ketidakstabilan kadar glukosa darah
-urine output : >1500 cc/jam
Data Lanjutan… Etiologi Masalah Keperawatan
Ds : Defisiensi insulin absolute Resiko Infeksi
-Pasien mengatakan kakinya
kesemutan terutama saat setelah
duduk bersila atau jongkok dalam
Penurunan pemakaian
waktu lama.
-Pasien mengaku terkadang tidak glukosa oleh sel
terasa sakit jika kakinya
tersandung benda
Do : Hiperglikemia
-Gula darah sewaktu 333 mg/dl
-Gula darah puasa pasien 256
mg/dl. Hiperosmolalitas

Ds : Defisiensi insulin absolute Ansietas


-klien mengatakan cemas tentang
penyakit yang di deritanya
-Klien mengaku sering BAK
Perubahan status kesehatan
malam hari lebih dari 3x.
Do :
-Klien terlihat cemas dan gelisah
-TD : 120/80 Kurangnya pengetahuan ttg
-RR : 20x/menit penyakit
- Suhu : 36,5 c
Lanjutan…..
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Ds : Defisiensi insulin absolute Keletihan
-Pasien mengatakan kaki
kesemutan saat setelah duduk
dan jongkok Lipolisis
-Badan terasa letih dan lemas
Do :
-tampak berbaring di tempat Keletihan otot
tidur
-Albumin : 3,54 g/dl; 2,64
g/dl ; 2,27 g/dl
-Globulin : 2,55 g/dl; 2,85
g/dl ; 3,46 g/dl
-Hemoglobin : 13,6 gr%
-Gula darah sewaktu : 333
mg/dl
-Gula drah puasa : 256 mg/dl
E. Diagnosa keperawatan

1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan


kadar glukosa darah tidak terkontrol.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
4. Keletihan berhubungan dengan keletihan otot.
F. Intervensi

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1. Resiko (00002) Resiko ketidakstabilan Manajemen Hiperglikemi
ketidakstabilan kadar kadar glukosa darah (2120)
glukosa darah 1. Monitor kadar gula daraah,
Setelah dilakukan asuhan sesuai indikasi
(00179)
keperawatan, diharapkan 2. Monitor tanda dan gejala
ketidakstabilan kadar glukosa darah hiperglikemi: poliuria,
normal. polidipsi, polifagi, kelemahan,
(2300) Kadar glukosa darah latergi, malaise, pandangan
1. Glukosa darah dari skala 2 (deviasi kabur atau sakit kepala.
yang cukup besar dari kisaran 3. Monitor ketourin, sesuai
normal) ditingkatkan menjadi skala 4 indikasi.
(deviasi ringan sedang dari kisaran 4. Brikan insulin sesuai resep
normal) 5. Dorong asupan cairan oral
(2111) Keparahan Hiperglikemia 6. Batasi aktivitas ketika
1. Peningkatan glukosa darah dari kadar glukosa darah lebih dari
skala 2 (berat) ditingkatkan menjadi 250mg/dl, khusus jika
skala 4 (ringan) ketourin terjadi
(1619) Manajemen diri : diabetes 7. Dorong pemantauan
1. Memantau glukosa darah dari skala sendiri kadar glukosa darah
2 (jarang menunjukkan) ditingkatkan
menjadi skala 4 (sering
menunjukkan)
Lanjutan…

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


8. Intruksikan pada pasien dan
keluarga mengenai manajemen
diabetes
9. Fasilitasi kepatuhan terhadap diet
dan regimen latihan
Pengajaran: Peresepan Diet (5614)
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
mengenai diet yang disarankan
2. Kaji pola makan pasien saat ini
dan sebelumnya, termasuk makanan
yang di sukai
3. Ajarkan pasien membuat diary
makanan yang dikonsumsi
4. Sediakan contoh menu makanan
yang sesuai
5. Libatkan pasien dan keluarga

2. Resiko infeksi (00004) (00004) Resiko infeksi Kontrol Infeksi (6540)


1. Ganti peralatan perawatan per
Setelah dilakukan asuhan pasien sesuai protokol institusi
keperawatan, diharapkan tidak 2. Anjurkan pasien mengenai teknik
terjadi infeksi pada pasien. mencuci tangan dengan tepat
(1908) Deteksi risiko 3. Pastikan penanganan aseptik dari
semua saluran IV
Lanjutan…
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Mengenali tanda dan gejala yang Perlindungan Infeksi (6550)
mengindikasikan risiki dari skala 2 1. Monitor kerentanan terhadap
(jarang mnunjukkan) ditingkatkan infeksi
menjadi skala 4 (sering menunjukkan)
2. Memonitor perubahan status kesehatan
2. Berikan perawatan klit yang
skala 2 (jarang mnunjukkan) tepat Periksa kulit dan selaput
ditingkatkan menjadi skala 4 (sering lendir untuk adanya kemerahan,
menunjukkan) kehangatan ektrim, atau
(1902) Kontrol risiko drainase
1. Mengidentifikasi faktor risiko dari
skala 2 (jarang mnunjukkan) 3. Ajarkan pasien dan keluarga
ditingkatkan menjadi skala 4 (sering bagaimana cara menghindari
menunjukkan) infeksi
1. Mengenali faktor risiki skala 2 (jarang
mnunjukkan) ditingkatkan menjadi skala
4 (sering menunjukkan)

3. Ansietas (00146) 00146) Ansietas Pengurangan kecemasan (5820)


1. Gunakan pendekatan yang tenang
Setelah dilakukan asuhan dan menyakinkan
keperawatan, diharapkan ansietas 2. Nyatakan dengan jelas harapan
pasien berkurang. terhadap perilaku klien
(1211) Tingkat kecemasan 3. Pahami situasi krisis yang terjadi
dari perspektif klien
Lanjutan….

No Diagnosa keperawatan NOC NIC


1. Tidak dapat beristirahat dari 5. Berada disisi klien untuk
skala 2 (cukup berat) meningkatkan rasa aman dan
ditingkatkan menjadi skala 4 mengurangi ketakutan
(ringan) 6. Dorong keluarga untuk
2. Perasaan gelisah dari skala 2 mendampingi klien dengan cara
(cukup berat) ditingkatkan yang tepat
menjadi skala 4 (ringan) 7. Berikan objek yang menunjukkan
3. Gangguan tidur dari skala 2 perasaan aman
(cukup berat) ditingkatkan 8. Puji/kuatkan perilaku yang baik
menjadi skala 4 (ringan) secara tepat
(0907) Memproses informasi 9. Identifikasi saat terjadinya
1. Menunjukkan proses pikir perubahan tingkat kecemasan
yang terorganisir dari skala 2 10. Bantu klien mengidentifikasi
(banyak terganggu) situasi yang memicu kecemasan
ditingkatkan menjadi skala 4 11. Dukung penggunaan mekanisme
(sedikit terganggu) koping yang sesuai
(3009) Kepuasan klien : 12. Pertimbangkan kemampuan
perawatan psikologis klien dalam mengambil keputusan
1. Informasi di berikan tentang 13. Intruksikan klien untuk
perjalanan penyakit dari skala 2 menggunakan teknik relaksasi
(agak puas) ditingkatkan 14. Kaji untuk tanda verbal dan non
menjadi skala 4 (sangat puas) verbal kecemasan
Lanjutan….

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

2. Informasi di berikan mengenai Peningkatan koping (5230)


respon emosional yang biasa 1. Bantu pasien dalam memecah
terhadap penyakit dari skala 2 tujuan kompleks menjadi lebih
(agak puas) ditingkatkan kecil, dan langkah yang dapat
menjadi skala 4 (sangat puas) dikelola
2. Dukung sikap pasien terkait
dengan harapan yang realistis
sebagai upaya untuk mengatasi
perasaan ketidakberdayaan
3. Cari jalan untuk memahami
prespektif pasien terhadap situasi
4. Kenali latar belakang
budaya/spiritual pasien
5. Dukung pasien untuk
mengklarifikasi kesalahpahaman

4. Keletihan (00093) (00093) Keletihan Manajemen Energi (0180)


1. Kaji status fisiologis pasien
Setelah dilakukan asuhan yang menyebabkan kelelahan
keperawatan, diharapkan 2. Anjurkan pasien
keletihan pada pasien dapat mengungkapkan perasaan
dikurangi. secaraverbal mengenai
keterbatasan yang dialami
Lanjutan…
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

(0002) Konservasi energi 3. Tentukan persepsi pasien/orang


1. Mempertahankan intake terdekat dengan pasien mengenai
nutrisi yang cukup dari skala penyebab kelelahan
2 (jarang menunjukkan) 4. Pilih intervensi untuk mengurangi
ditingkatkan menjadi skala 4 kelelahan baik secara farmakologis
(sering menunjukkan) maupun nonfarmakologis
(0005) Toleransi terhadap Manajemen Nutrisi (1100)
aktivitas 1. Tentukan status gizi pasien dan
1. Kekuatan tubuh bagian atas kemampuan pasien untuk memenuhi
dari skala 2 (banyak kebutuhan gizi
terganggu) ditingkatkan 2. Intruksikan pasien mengenai
menjadi skala 4 (sedikit kebutuhan nutrisi
terganggu) 3. Atur diet yang diperlukan
2. Kekuatan tubuh bagian 4. Anjurkan pasien mengenai
bawah dari skala 2 (banyak modifikasi diet yang diperlukan
terganggu) ditingkatkan 5. Anjurkan pasien terkait dengan
menjadi skala 4 (sedikit kebutuhan diet untuk kondisi sakit.
terganggu)
(0007) Tingkat kelelahan
1. Kelelahan dari skala 2
(cukup besar) ditingkatkan
menjadi skala 4 (ringan)
Lanjutan…

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


2. Kehilangan selera
makan dari skala 2 (cukup
besar) ditingkatkan
menjadi skala 4 (ringan)
(0008) Keletihan : efek
yang menganggu
1. Penurunan energi dari
skala 2 (cukup besar)
ditingkatkan menjadi skala
4 (ringan)
2. Perubahan status nutrisi
dari skala 2 (cukup besar)
ditingkatkan menjadi skala
4 (ringan)
G. Implementasi

No Hari/ Waktu Implementasi


Tanggal
1. 1. Memonitor kadar gula darah, sesuai indikasi
2. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemi: poliuria,
polidipsi, polifagi, kelemahan, latergi, malaise, pandangan
kabur atau sakit kepala.
3. Memberikan insulin sesuai resep
4. Mengintruksikan pada pasien dan keluarga mengenai
manajemen diabetes
5. Mengajarkan pasien membuat diary makanan yang
dikonsumsi

2. 1. Mengganti peralatan perawatan per pasien sesuai protokol


institusi
2. Menganjurkan pasien mengenai teknik mencuci tangan
dengan tepat
3. Memastikan penanganan aseptik dari semua saluran IV
4. Mengajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara
menghindari infeksi
Lanjutan…

No. Hari/ Waktu Implementasi


Tanggal
3. 1. Menggunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
2. Memahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
3. Memberikan informasi faktual tekait diagnosa, perawatan dan
prognosis
4. Mendampingi klien untuk meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan

4. 1. Mengkaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan


2. Memilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara
farmakologis maupun non farmakologis
H. Evaluasi

No Hari/ Diagnosa Implementasi


Tanggal Keperawatan
Jam
1. Resiko Ketidak S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa lemas
Stabilan Kadar dan kesemutan di kakinya
Glukosa Darah O:
-Gula darah puasa : 99 mg/dl
-Gula darah sewaktu : 144 mg/dl
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan diet makan, dan pantau pemenuhan
nutrisi pasien

2. Resiko Infeksi S : klien mengatakan tidak terasa kesemutan di


kakinya
O : tidak ada luka di tubuh klien terutama di kaki
A : masalah risiko infeksi klien teratasi
P : pantau agen penyebab infeksi klien untuk
mengurangi terjadinya infeksi
Lanjutan….

No. Hari/ Diagnosa Implementasi


Tanggal Kepereawatan
Jam
3. Ansietas S : klien mengatakan sudah tidak cemas
memikirkan penyakitnya
O : klien tampak tenang dan bisa tidur pada
malam hari
A : masalah kecemasan klien dapat teratasi
P : hentikan intervensi

4. Keletihan S : klien mengatakan sudah tidak lemas lagi


O : klien terlihat dapat beraktivitas.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi untuk mengurangi
keletihan

Anda mungkin juga menyukai