Anda di halaman 1dari 3

Kelebihan Sediaan Obat Cair

1. Bentuk obat ini juga lebih mudah ditelan dan mudah diserap di dalam saluran pencernaan.
2. Kerja obat lebih cepat dengan penyerapan obat hampir sempurna dan bioavailabilitas tinggi.
3. Mudah bercampur dengan cairan biologis (getah lambung saluran cerna).
4. Merupakan campuran homogen serta dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
5. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.
6. Produk seperti adsorben dan antasida lebih efektif dalam bentuk sediaan cair.
7. Ada fleksibilitas yang lebih tinggi dalam dosis jika dibandingkan dengan bentuk sediaan padat seperti tablet
dan kapsul. Dosis zat obat dapat dengan mudah dan nyaman disesuaikan dengan mengukur volume yang
berbeda.
8. Obat higroskopis dan deliquescent yang tidak sesuai dibagikan dalam bentuk sediaan padat dapat dengan
mudah diberikan dalam bentuk sediaan cair.
9. Jika diberikan secara oral, bentuk sediaan cair lebih cepat tersedia untuk diabsorpsi dibandingkan tablet dan
kapsul.
Kekurangan Sediaan Obat Cair
1. Bentuk sediaan cair biasanya lebih rentan terhadap degradasi kimia jika dibandingkan dengan bentuk
sediaan padat.
2. Mereka berukuran besar sehingga tidak nyaman untuk diangkut dan disimpan.
3. Kerusakan wadah yang tidak disengaja menyebabkan hilangnya seluruh bentuk sediaan.
4. Masa simpan bentuk sediaan cair seringkali jauh lebih pendek daripada sediaan padat yang sesuai karena
stabilitasnya yang rendah.
5. Larutan seringkali menyediakan media yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba dan oleh karena itu,
mungkin memerlukan penambahan bahan pengawet.
6. Bentuk sediaan cair, misalnya, vaksin mungkin memerlukan kondisi penyimpanan khusus.
7. Rasa obat yang biasanya tidak enak selalu lebih menonjol jika dalam bentuk larutan daripada dalam bentuk
padat.
8. Ada kemungkinan variabilitas dosis yang lebih tinggi karena pemberian dosis tergantung pada pasien yang
mengukur volume yang tepat. Ini bisa menjadi masalah yang signifikan bagi pasien dengan gangguan
penglihatan, pasien dengan arthritis, atau pasien yang tidak dapat membaca angka pada jarum suntik dosis
oral atau cangkir obat.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. (2010). Pharmaceutical Calculations, (13th ed.). London: Wolters Kluwer Health and Lippincott Williams
& Wilkins.

Chaudhari, S. and Patil, P. (2012). Pharmaceutical Excipients: A review. International Journal of Advances in
Pharmacy, Biology and Chemistry, 1(1): 21-34.

Dash, A., Singh, S. and Tolman, J. (2014). Pharmaceutics – Basic Principles and Application to Pharmacy Practice.
USA: Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai