Anda di halaman 1dari 15

HAK MEWARIS ANAK DARI HASIL SKRIPSI

PERKAWINAN SUKU BATAK DENGAN


Oleh:
SUKU MINANGKABAU DI KOTA BENGKULU NOPTRIANSYAH
(B1A014259)
PEMBIMBING PENELITIAN

Pembimbing I Pembimbing II
Hamdani Ma’akir, S.H., M.Hum. Andry Harijanto, S.H., M.Si.
NIP: 19600817 198702 1 010 NIP: 19581231 198503 1 031
LATAR BELAKANG MASALAH

 Hukum adat di Indonesia bersifat pluralistik.


 Hampir di semua lingkungan masyarakat adat menempatkan masalah perkawinan
sebagai urusan keluarga dan masyarakat.
 Walaupun bangsa Indonesia kini telah memiliki hukum perkawinan nasional
sebagai aturan pokok, namun kenyataannya bahwa di kalangan masyarakat
Indonesia masih tetap berlaku hukum adat dan tata cara upacara perkawinan yang
berbeda-beda.
 Perkawinan antar budaya adalah salah satu bentuk permasalahan yang sering kali
muncul di tengah masyarakat.
 Dalam kasus ini, perkawinan antara laki-laki Batak dengan perempuan
Minangkabau tidak dapat dilakukan secara hukum adat masing-masing pihak
karena ketidakselarasan sistem kekeluargaan kedua belah pihak dan di antara
kedua adat tersebut terdapat perbedaaan yang cukup prinsipil dari sistem sosial,
di mana masyarakat Minangkabau menganut sistem matrilineal sementara
masyarakat Batak menganut sistem patrilineal.
 Perkawinan tersebut dapat dilaksanakan melalui adat salah satu pihak, dengan
artian salah satu pihak mengalah mengikuti adat suami/istrinya, seperti yang
terjadi pada kasus penelitian ini.
 Dari perkawinan mereka memiliki harta kekayaan, dan ditimbulkan hubungan
hukum antara mereka dengan harta kekayan tersebut, yang antara lain adalah
harta waris.
IDENTIFIKASI MASALAH

 Bagaimanakah perkawinan suku Batak dengan suku


Minangkabau di Kota Bengkulu?
 Bagaimanakah pembagian harta warisan terhadap anak dari
hasil perkawinan suku Batak dengan suku Minangkabau di
Kota Bengkulu?
TUJUAN PENELITIAN

 Untuk mengetahui bagaimana perkawinan suku Batak dengan


suku Minangkabau di Kota Bengkulu.
 Untuk mengetahui bagaimana pembagian harta warisan
terhadap anak dari hasil perkawinan suku Batak dengan suku
Minangkabau di Kota Bengkulu.
MANFAAT PENELITIAN

 Manfaat Teoritis
 Agar penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan
bagi penulis dan pembaca, terhadap perkawinan suku Batak dengan
suku Minangkabau, sehingga di masa yang akan datang dapat
dijadikan sebagai pedoman bagi masyarakat luas yang ingin
mengetahui tentang hak mewaris anak dari perkawinan campuran.
 Manfaat Praktis
 Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan pengetahuan bagi masyarakat terkait pembagian warisan
terhadap anak dari hasil perkawinan suku Batak dengan suku
Minangkabau.
KERANGKA PENELITIAN

 Hukum Adat
 Perkawinan Adat
 Hukum Waris Adat
 Hak Mewaris Anak
KEASLIAN PENULISAN

 Penelitian yang berkaitan:


No. Nama Judul Permasalahn
1 Ulfa Sundaari Sistem Pewarisan Dalam • Bagaimana hukum yang mengatur pembagian
(Universitas Sumatera Perkawinan Antara Suku harta waarisan dalam perkawinan antara
Utara Batak dan Suku masyarakat dengan sistem kekerabatan
2013) Minangkabau (Studi di patrilineal dan masyarakat dengan sistem
Kota Medan) kekerabatan matrilineal?
• Bagaimana pelaksanaan pembagian harta
warisan dalam perkawinan antara masyarakat
dengan sistem kekerabatan patrilineal dan
masyarakat dengan sistem kekerabatan
matrilineal?
2 Ayu Asri Kehidupan Anak Dari Hasil • Bagaimana kehidupan anak dari perkawinan
(Universitas Andalas Perkawinan Campuran laki-laki Minangkabau dengan wanita batak
2011) (Studi Kasus Status dan • Bagaimana status dan hak waris anak dari
Hak Waris Anak Dari perkawinan laki-laki Minangkabau dengan
Perkawinan Laki-laki wanita Batak?
Minangkabau dengan
Wanita Batak di Jorong
Pasar Rao Pasaman)
METODE PENELITIAN

 Jenis Penelitian: Penelitian Hukum Empiris


 Pendekatan Penelitian: Deskriptif Kualitatif
 Tekni Pengumpulan Data
 Data Primer: Wawancara
 Data Sekunder: Studi Kepustakaan Buku-buku dan Situs Internet
 Wilayah Penelitian d an Informan Penelitian
 Wilayah Penelitian: Kota Bengkulu
 Informan Penelitian: 1) Ali Yusuf Lubis, Ketua Ikatan Keluarga Batak Islam (IKBI) Kota
Bengkulu, 2) Bujang H. R., Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Provinsi Bengkulu 3)
Syafar Ruddin Batu Bara dan Eprin Suzi Pratiwi, Pihak-Pihak Yang Melakukan
Perkawinan Antara Adat Batak Dengan Adat Minangkabau, 4) Alpinan Martin Nasution
dan Fitria Indriani Chaniago, Pihak-Pihak Yang Melakukan Perkawinan Antara Adat
Batak Dengan Adat Minangkabau.
 Data dan Sumber Data: Data Primer dan Sekunder
 Teknik Pengumpulan Data: Data Primer dan Data Sekunder
 Pengolahan Data: Pemeriksaan Data (Editing)
 Analisis Data: Disusun, Yaitu Digolongkan Dalam Pola, Tema Atau Kategori.
Setelah Itu Diadakanlah Interpretasi.
KAJIAN PUSTAKA

 Hukum Adat
 Tinjauan Umum Tentang Perkawinan
 Tinjauan Umum Tentang Perkawinan Adat
 Tinjauan Umum Tentang Hukum Waris Adat
PERKAWINAN SUKU BATAK DENGAN
SUKU MINANGKABAU DI KOTA BENGKULU
 Gambaran Umum Masyarakat Adat Batak dan Masyarakat
Adat Minangkabau di Kota Bengkulu
 Perkawinan Antara Suku Batak Dengan Suku Minangkabau di
Kota Bengkulu Menggunakan Adat Batak Mandailing
 Mangaririt Boru
 Manulak Sere
 Mangalehan Mangan
 Mangalap Boru
 Makobar dan Mangan Pargogo
 Mangolat Boru
 Gondang
 Indahan Pasairobu
 Perkawinan Antara Suku Batak Dengan Suku Minangkabau di
Kota Bengkulu Menggunakan Adat Minangkabau
 Persiapan Perkawinan:
 Menentukan Hari (Manakuak Hari)
 Mengantar Pembelian (Maanta Bali)
 Mengundang (Manyiriah).
 Pelaksanaan Perkawinan:
 Nikah
 Pesta Perkawinan (Baralek): Upacara Babako, Malam Bainai Batagak Gala,
Bakatam Kaji, Malapeh/Manjapuik Marapulau dan Manjalang Mertua.
 Acara Sesudah Perkawinan
 Pulang Malam
 Manjalang
 Makan Bali
PEMBAGIAN HARTA WARISAN TERHADAP ANAK DARI
HASIL PERKAWINAN SUKU BATAK DENGAN SUKU
MINANGKABAU DI KOTA BENGKULU
 Hak Mewaris Anak Dari Hasil Perkawinan Suku Batak Dengan
Suku Minangkabau Menurut Adat Batak Mandailing
 Dalam pembagian warisan dalam suku Mandailing yang memiliki
waris di bagi atas 3 (tiga), yaitu; Anak laki-laki tertua, Anak laki-laki
termuda , Anak laki-laki sulung dan bungsu.
 Hak Mewaris Anak Dari Hasil Perkawinan Suku Batak Dengan
Suku Minangkabau Menurut Adat Minangkabau
 Harta Pusaka Tinggi
 Harta Pusaka Rendah
 Sako
 Hak Ulayat
KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan
 Masyarakat yang melakukan perkawinan suku Batak dengan suku
Minangkabau melakukan perkawinan menurut salah satu adat masing-masing
pihak, dalam artian salah satu pihak mengalah untuk ikut adat suami atau
istri.
 Dalam prakteknya, pembagian harta warisan terhadap anak dari hasil
perkawinan suku Batak dengan suku Minangkabau adalah menggunakan salah
satu hukum waris dari salah satu suku orang tuanya.
 Saran
 Disarankan kepada masyarakat adat yang melakukan perkawinan campuran
agar menggunakan ketentuan perkawinan yang telah sama-sam disepakati
sebelumnya.
 Disarankan kepada pengambil kebijakan agar dapat membuat suatu kodifikasi
hukum terhadap pembagian hak waris dari perkawinan campuran termasuk
dalam hal ini dari perkawinan masyarakat yang menganut sistem kekerabatan
yang berbeda sehingga dapat memberikan rasa keadilan bagi masyarakat
khususnya bagi ahli waris.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai