Anda di halaman 1dari 13

“PAPER KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI CORONA VIRUS

DESEASE (COVID-19) DI SETIAP PROVINSI DI INDONESIA


BERDASARKAN ANALISIS KLASTER”
Disusun Oleh:

Geloria Margaretha Barus 198520079


Ivana Veronica Tarigan 198520123
Jessica Anggrainy Purba 198520172
Muhammad Rizky Tamimi Siregar 198520122
Putri Mayasari Sitorus 198520086
Sri Devi Diadora Sebayang 198520162
Latar Belakang
Covid-19 merupakan singkatan dari Coronavirus disease 2019. Penyakit ini disebabkan oleh virus
corona yang baru ditemukan pertama kali pada akhir Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok.Serupa
dengan penyakit akibat coronavirus lainnya, virus COVID-19 juga menyerang sistem pernapasan.
Pemerintah Tiongkok mengonfirmasi kebenaran adanya virus baru ini pada badan kesehatan dunia,
WHO, pada 7 Januari 2020.Virus ini pertama kali diperkenalkan sebagai novel coronavirus 2019 (2019-
nCoV). Novel berarti baru, sehingga memiliki arti bahwa ini adalah virus corona yang baru ditemukan
dan belum pernah menginfeksi ke orang lain.
Awalnya, virus penyebab Covid-19 ini diduga menular dari hewan kelelawar dan ular ke manusia.
Tempat penularan pertama diduga terjadi di pasar hewan liar Huanan, Provinsi Hubei, Tiongkok.Namun,
melihat perkembangannya kini, para ahli meyakini bahwa virus ini telah bermutasi lagi dan dapat
menyebar dari manusia ke manusia. WHO kemudian menyepakati nama virus penyebab COVID-19
sebagai SARS-CoV-2.
Pada 30 Januari 2020, WHO menetapkan wabah Covid-19 sebagai darurat global. Status tersebut
kemudian ditingkatkan menjadi pandemi global pada 11 Maret 2020.Indonesia sendiri termasuk ke
dalam salah satu negara yang “menyusul” negara-negara lain dalam wabah ini.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BPNPB), telah menetapkan Wabah Corona Virus atau Covid-19 sebagai bencana darurat nasional pada
14 Maret 2020.Saat pertama kali muncul di dataran Tiongkok, infeksi virus SARS-CoV-2 menimbulkan
gejala yang cukup berat, di antaranya seperti pneumonia (infeksi jaringan paru) dan sesak napas.
Namun, seiring perkembangannya, ditemukan bahwa kebanyakan kasus menunjukkan gejala
coronavirus lebih ringan.
Tingkat keparahan gejala Covid-19 dapat berkisar dari sangat ringan hingga berat. Orang yang lebih tua
atau memiliki kondisi medis terdahulu, seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit paru-paru mungkin
berisiko lebih tinggi terkena penyakit atau gejala yang lebih serius.Maka itu, efek penyakit COVID-19
pada setiap orang mungkin akan berbeda, tergantung kondisi kesehatan mereka saat itu.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengelompokan data kasus Covid'19 di Indonesia


berdasarkan klaster ?

2. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam menangani kasus Covid 19


pada masing- masing klaster?

3. Bagaimana perkembangan virus corona di setiap provinsi di


Indonesia berdasarkan klaster ?
TINJAUAN PUSTAKA
Data Mining
Data mining merupakan suatu langkah dalam KnowledgeDiscovery in Databases (KDD). Knowledgediscovery sebagai
suatu proses terdiri atas pembersihan data (data cleaning), integrasi data (dataIntegration), pemilihan data (data
selection), transformasi data (data transformation), data mining, evaluasi pola (patternevaluation) dan penyajian
pengetahuan (knowledgepresentation). Data mining mengacu pada proses untuk menambang (mining) pengetahuan dari
sekumpulan data yang sangat besar. Menurut Lrose (2006) mengartikan data mining adalah sbeuah proses menemukan
sesuatu bermakna dengan memilah data melalui repository dengan bantuan teknologi sosialisasi pola, statistik, serta
matematika. Contohnya seperti menemukan pola perilakukonsumen dari kumpulan data konsumen pada periode waktu
tertentu.
Beberapa teknik yang termasuk ke dalam data mining yaitu klasifikasi, estimasi, prediksi, dan klasterisasi (Supriyadi etal.,
2018). Penelitian sebelumnya menggunakan teknik data mining yaitu market basket analysis untuk merancang ulang tata
letak baik pada pasar modern (Wilujeng, Wu dan Nurprihatin2018) maupun pada pasar tradisional (Soetopo, Tannady dan
Nurprihatin, 2017.
Analisis Klaster
Analisis klaster merupakan pengelompokan objek atau kasus menjadi kelompok- kelompok yang lebih
kecil dimana setiap kelompok berisi objek yang mirip satu sama lain (Supranto, 2004). Langkah-langkah
dalam melakukan analisis klaster yaitu melakukan standarisasi data, menentukan ukuran kemiripan
atau ketidakmiripan antar data, proses pengclusteran dengan matriks jarak menentukan jumlah claster
dan anggotanya, menginterpretasi hasil cluster yang dibentuk.
Tujuan utama analisis cluster adalah mengelompokkan objek-objek berdasarkan kesamaan
karakteristik di antara objek-objek tersebut. Objek bisa berupa produk (barang dan jasa), benda
(tumbuhan atau lainnya), serta orang (responden, konsumen atau yang lain)
K-Means Clustering

K-Means clustering adalah suatu metode clustering non hierarki yang berfungsi untuk
mengelompokkan satu atau lebih klaster (Rahmayani, 2018). Dengan kata lain k-means
clustering berusaha mengelompokkan data yang ada ke dalam beberapa kelompok, dimana
data dalam satu kelompok mempunyai karakteristik yang sama satu sama lainnya dan
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan data yanga da di dalam kelompok yang lain.
Proses clustering dilakukan berdasarkan jarak terdekat ke titik pusat. Tujuan dari metode ini
adalah mengelompokkan data dalam satu klaster berdasarkan kemiripan data yang paling
maksimal.
Pembahasan

Pengelompokan data kasus Covid-19 di Indonesia berdasarkan klaster


Pengelompokan kasus Covid-19 diukur dari seberapa tinggi kasus Covid yang terjadi di daerah
tersebut, setelah diakumulasikan data yang ada di lapangan kemudian akan dimasukkan ke klaster
tertentu. Pusat klaster awal merupakan proses pertama clustering sebelum dilakukan iterasi.
klaster 1 memiliki nilai z-score tertinggi pada variabel jumlah kasus aktif dan z-score sedang pada
variabel jumlah kasus kematian, jumlah kasus kesembuhan, dan jumlah kasus kematian/juta
penduduk. Klaster 2 memiliki nilai z-score tertinggi pada variabel jumlah kasus kematian dan
kematian/juta penduduk, z-score sedang pada variabel jumlah kasus aktif, dan z-score terkecil pada
variabel jumlah kasus kesembuhan. Klaster 3 memiliki nilai z-score tertinggi pada variabel jumlah
kasus kesembuhan dan z-score terkecil pada variabel jumlah kasus kematian, jumlah kasus aktif, dan
jumlah kasus kematian/juta penduduk.
Setelah melihat karaktersitik dari ketiga klaster maka klaster dengan risiko tertinggi terdapat pada
klaster 1 karena memiliki jumlah kasus aktif dan jumlah kasus kematian/juta penduduk yang tinggi,
klaster dengan risiko sedang terdapat pada klaster 3 karena memiliki jumlah kasus kesembuhan
terendah dan jumlah kasus aktif sedang, dan klaster dengan risiko terendah terdapat pada klaster 2
karena memiliki jumlah kasus kesembuhan tertinggi dan jumlah kasus aktif terendah.
Kebijakan Pemerintah dalam menangani Kasus Covid-19 pada masing-
masing klaster

KLASTER SATU

KLASTER
DUA
KLASTER
TIGA
Perkembangan Covid-19 di berbagai daerah di provinsi Indonesia berdasarkan
klaster
Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat dilihat bahwasanya Cluster 1: dua
Provinsi yang termasuk di dalam cluster ini yaitu pada DKI Jakarta dan Jawa Timur. Pada tingkatan ini
dikategorikan tinggi karena berdasarkan rata-rata clusternya variabel terkonfirmasi, meninggal, dan sembuh
memiliki rata-rata tertinggi dibandingkan dengan cluster 2 dan 3.
Cluster 2: terdapat sepuluh Provinsi yang termasuk di dalam clusterini yaitu pada Sumatra Utara,
Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Banten, Papua, NTB,dan Sulawesi
Selatan. Pada tingkatan ini dikategorikan sedang karena berdasarkan rata-rata clusternya variabel
terkonfirmasi, meninggal, dan sembuh memiliki rata-rata menengah diantara cluster 1 dan 3.
Cluster 3: terdapat 22 Provinsi yang termasuk di dalam cluster ini yaitu pada Aceh, Bangka-Belitung, Bengkulu,
Gorontalo, Irian Jaya Barat, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan
Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku Utara, Maluku, NTT, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Yogyakarta. Pada tingkatan ini dikategorikan rendah
karena berdasarkan rata-rata clusternya variabel terkonfirmasi, meninggal, dan sembuh memiliki rata-rata
terendah diantara cluster 1 dan 2.
KESIMPULAN
Covid-19 merupakan singkatan dari Coronavirus disease 2019, virus penyebab Covid-19 ini diduga
menular dari hewan kelelawar dan ular ke manusia. Dan kasus ini pertama kali ditemukan terjadi di
pasar hewan liar Huanan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Dan terus mengalami perkembangan dengan
menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak fisik. sehinnga WHO kemudian menyepakati nama
virus penyebab COVID-19 sebagai SARS-CoV-2.
Dengan itu dapat disimpulkan bahwa Klaster 1 adalah klaster dengan risiko tinggi karena memiliki
variabel jumlah kasus aktif dan jumlah kasus kematian penduduk yang tertinggi. Klaster 2 adalah klaster
dengan risiko rendah karena memiliki variabel dengan jumlah kasus kesembuhan tertinggi dan jumlah
kasus aktif terendah. Dan Klaster 3 adalah klaster dengan risiko sedang karena memiliki variabel jumlah
kesembuhan terendah dan jumlah kasus aktif sedang.
Provinsi pada klaster 1 yaitu DKI Jakarta dan Kalimantan Timur memiliki tingkat penyebaran yang
dikategorikan tinggi , sehingga solusi Kebijakan pemerintah pada klaster 1 hendaknya memprioritaskan
variabel jumlah kasus aktif dan jumlah kasus kematian/juta penduduk, 10 provinsi pada klaster 2
memprioritaskan variabel jumlah kasus kematian, dan 22 provinsi pada klaster 3 memprioritaskan
variabel jumlah kasus aktif.
TERIMAKASIH

2M

SOCIAL
DISTANCING

Anda mungkin juga menyukai