Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN
KEGAWATANDARURATAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL

Ns. Dessy Suswitha, S.Kep, M.Kes


Definisi...
 Fraktur adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang
atau tulang rawan yg
umumnya disebabkan oleh
rudapaksa (Mansjoer, 2007).
Anatomi Tulang..!!!
Fisiologi Tulang
1. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk
tubuh.
2. Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak,
dan paru-paru) dan jaringan lunak.
3. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan
dengan kontraksi dan pergerakan).
4.  Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum
tulang belakang (hema topoiesis).
5. Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium,
fosfor. 
Etiologi..
1. Trauma langsung/ direct trauma
ruda paksa (misalnya benturan, pukulan yang
mengakibatkan patah tulang).
2.  Trauma yang tak langsung/ indirect trauma
3.  Trauma patologis.
4.  Kekerasan akibat tarikan otot
Manifestasi Klinis

Nyeri
edema
hilangnya fungsi
Deformitas
echimosis
pemendekan ektremitas
Krepitasi
pembengkakan lokal
dan perubahan warna
Komplikasi
I. Komplikasi Awal
1. Kerusakan Arteri
2. Kompartement Syndrom
3. Fat Embolism Syndrom
sindrom emboli lemak mencakup dyspnea, gelisah, tachycardia, demam,
ptechie.
4. Infeksi
5. Avaskuler Nekrosis
AVN terjadi karena aliran darah ke tulang rusak
 6. Shock
7. Osteomyelitis
infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan korteks tulang
II. Komplikasi Dalam Waktu Lama
1.  Delayed Union (Penyatuan tertunda)
kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dg waktu yg
dibutuhkan tulang u/ menyambung. Ini disebabkan
karena penurunan supai darah ke tulang.
2. Non union (tak menyatu)
Penyatuan tulang tidak terjadi,  cacat diisi  oleh
 jaringan  fibrosa. Kadang –kadang dapat terbentuk
sendi palsu pada tempat ini
3. Malunion
Kelainan penyatuan tulang karena penyerasian yg buruk
menimbulkan deformitas, angulasi atau pergeseran.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
 X.Ray dilakukan untuk melihat bentuk patahan
atau keadaan tulang yang cedera.
 CT scans, atau MRI Scans
 Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan
vaskuler.
 Pemeriksaan Darah Lengkap
PENATALAKSANAAN MEDIS

Tehnik imobilisasi dapat dicapai dengan cara


pemasangan bidai atau gips.
1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di
daerah sekeliling tulang.
Lanjutan...

2. Pemasangan gips
Merupakan bahan kuat yg dibungkuskan di
sekitar tulang yg patah. Gips yg ideal adalah yg
membungkus tubuh sesuai dg bentuk tubuh
Indikasi dilakukan pemasangan gips
adalah :
1.   Immobilisasi dan penyangga fraktur
2. Istirahatkan dan stabilisasi
3. Koreksi deformitas
4. Mengurangi aktifitas
5. Membuat cetakan tubuh orthotik

 Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips


adalah :
1. Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan
2. Gips patah tidak bisa digunakan
3. Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien
4. Jangan merusak / menekan gips
5. Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk
6. Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama
Penarikan (traksi) :
 Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan
beban dengan tali pada ekstermitas pasien

Kegunaan pemasangan traksi, antara lain :


 Mengurangi nyeri akibat spasme otot
 Memperbaiki & mencegah deformitas
  Immobilisasi
 Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang
sendi)
 Mengencangkan pada perlekatannya
Pembedahan
Keuntungan perawatan fraktur dg pembedahan antara lain :
 Ketelitian reposisi fragmen tulang yg patah
  Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf
yang berada didekatnya
  Dapat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai
 Tidak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasi yang
lain
 Perawatan di RS dp ditekan seminimal mungkin, terutama
pd kasus2 yg tanpa komplikasi dan dg kemampuan
mempertahankan fungsi sendi dan fungsi otot hampir
normal selama penatalaksanaan dijalankan
ASKEP GADAR PADA
SISTEM KARDIOVASKULER
1.PENGKAJIAN
Riwayat Penyakit
 Keluhan
Utama…………………………………………………
 Riwayat Penyakit Dahulu …………………….
. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)…………
 Faktor Pencetus…………………………………
Riwayat Keluarga/Genogram (minimal
3 generasi)………………………………
 Riwayat pengobatan dan Alergi……….

 Masalah Keperawatan :
PENGKAJIAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL/INTEGUMEN
 Turgor kulit : ( ) baik/elastis ( ) buruk
 Keadaan kulit : ( ) baik
 Terdapat luka : ( ) ya
 Ukuran luka : ……x …….Cm
 ( ) tidak ( ) bercak-bercak merah
 ( ) petechi ( ) gatal-gatal ( ) sakit
 ( ) dekubitus ( ) memar ( ) insisi operasi

 
 Kekakuan pada persendian ekstremitas ( ) ya ( ) tidak
 Kesulitan dalam pergerakan : ( ) ya ( ) tidak
 Fraktur/dislokasi : ( ) ya ( ) tidak ( ) dislokasi……..
 Perdarahan : ( ) ya ( ) tidak ( ) jumlah ……..
 Nyeri : ( ) ya ( ) tidak ( ) dislokasi ………
 ( ) lainnya ……………………………………
Data Penunjang
2.

(Hasil pemeriksaan – pemeriksaan laboratorium, radiologi, EKG, EEG,


dll)
Tanggal pemeriksaan : …………………… Jam : …………………………..
Hasil : …………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
•Terapi yang diberikan

Obat/Tind Golongan Dosis Indikasi Kontra


akan Indikasi
………………... ………………... ……………… ………………. ……………….
………………... ………………... ……………… ………………. ……………….
………………... ………………... ……………… ………………. ……………….
………………... ………………... ……………… ………………. ……………….
………………... ………………... ……………… ………………. ……………….
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS: ……………………. ……………………..
a. …….   (MK 1)
b. …….  
c. Dst
  ……………………
DO :  
d. …….  
e. …….  
f. Dst Masalah
keperawatan
DS : ……………………. ……………………..
a…….   (MK 2)
b …….  
c Dst
  ……………………
DO :  
d…….  
e…….  
f Dst Masalah
keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera
jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas, luka operasi.
 Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli,
perubahan membran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru,
kongesti)
 Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler,
nyeri, terapi restriktif (imobilisasi)
 Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi
(pen, kawat, sekrup)
 Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan
kulit, taruma jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang)
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema,
cedera jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas, luka
operasi.
Intervensi :
2. Kaji TTV
3. Kaji skala nyeri
4. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
5. Kolaborasi dg tim medis
Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli,
perubahan membran alveolar/kapiler (interstisial, edema
paru, kongesti)

 Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
  Berikan bronkodilator bila perlu
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
 Monitor respirasi dan status O2
Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi
restriktif (imobilisasi)

 Kaji Kekuatan otot


 Ajarkan dan berikan dorongan pada px untuk melakukan
program latihan secara rutin
 Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman kepada px
dan keluarga.
 Sediakan alat bantu untuk px seperti kruk, kursi roda, dan walker
 Ajarkan pd px & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda &
cara berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya.
 Dorong px melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh
 Ajarkan pada px & keluarga u/ dpt mengatur posisi secara
mandiri dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dlm
aktivitas sehari hari.
 §  Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan.
Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi
(pen, kawat, sekrup)

 Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian


yang longgar
  Hindari kerutan pada tempat tidur
 Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
 Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
jam sekali
 Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
 Monitor status nutrisi pasien
 Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan
kulit, taruma jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang)

 Pertahankan teknik isolasi


 Kaji adanya tanda-tanda infeksi
 Batasi pengunjung bila perlu
 Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
 Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
 Gunakan baju, hanscone sbg APD
 Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
 Tingktkan intake nutrisi
 §  Berikan terapi antibiotik
IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai intervensi
yang disesuaikan dengan kondisi Px
EVALUASI

Catatan perkembangan
klien : SOAP
CATATAN PERKEMBANGAN
(diisi setiap hari)

Inisial Klien : Dx. Medis :


No. Medical Record : Tgl pengkajian :

Tgl Dx Jam Implementasi Hasil Jam Evaluasi Tanda

Kep keperawatan (SOAP) Tangan


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai