Anda di halaman 1dari 16

SOSIALISASI

PERHITUNGAN
KEBUTUHAN JF
PPUPD

INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

The Sunan Hotel Solo, 03 Desember


2021
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
36 Tahun 2020 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah; dan
7. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor B/528/M.SM.01.00/2018 tanggal 15 Oktober 2018 Hal Mekanisme
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional
2
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

URGENSI PERHITUNGAN FORMASI

1. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas
kebutuhan;
Pasal 56 UU No.5 Tahun 2014

2. Pengangkatan JF PPUPD baik melalui pengangkatan pertama, pengangkatan perpindahan dari


jabatan lain, dan pengangkatan promosi harus mempertimbangkan ketersediaan lowongan
kebutuhan;
Pasal 13 s.d. 14 Peraturan MenpanRB No.36 Tahun 2020

3
PINSIP PENYUSUNAN FORMASI

1. Formasi Jabatan Fungsional PPUPD pada masing-masing inspektorat di Instansi


Pembina, Instansi Pusat, dan Instansi Daerah disusun berdasarkan analisis jabatan
dengan menghitung beban kerja organisasi;
2. Formasi jabatan menjadi acuan dalam pengangkatan PNS kedalam Jabatan
Fungsional PPUPD;
3. formasi jabatan lowong, apabila:
a) formasi jabatan belum terisi;
b) PPUPD pindah/alih fungsi, berhenti, pensiun atau meninggal dunia; dan/atau
c) peningkatan volume beban kerja.

4
ASPEK DAN PELAKSANA PERHITUNGAN FORMASI

Aspek 
1) Uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas;
2) Waktu penyelesaian tugas; dan
3) Jumlah waktu kerja efektif per-tahun.

Pelaksana 
Penyusunan formasi dilaksanakan oleh setiap unit/satuan kerja yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab menangani kepegawaian pada Instansi
Pembina, Instansi Pusat, dan Instansi Daerah berdasarkan pedoman
penghitungan formasi Jabatan Fungsional PPUPD yang telah disusun
5
MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN FORMASI DI
LINGKUNGAN INSTANSI DAERAH (PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)

Usul Kebutuhan Penyampaian Salinan


PPK di lingkungan Instansi
Asli keputusan penetapan kebutuhan JF PPUPD
Daerah mengajukan usulan

01 kebutuhan JF PPUPD
kepada Menteri PANRB serta
Ka BKN melalui kantor
03 disampaikan oleh Menteri PANRB kepada PPK,
dengan tembusan:
regional BKN setempat (1) Kepala Badan Kepegawaian Negara;
(2) Menteri; dan
(3) Kepala kantor regional BKN setempat

Usul Rekom Formasi Penetapan Kebutuhan


PPK di lingkungan Instansi
Daerah meminta rekomendasi
kepada Instansi Pembina
02 Kebutuhan JF PPUPD instansi
setiap tahun ditetapkan oleh
Menteri PANRB berdasarkan usul
04
dari PPK, setelah mendapat
pertimbangan teknis Ka BKN
melalui Kantor Regional BKN
setempat
6
PEJABAT YANG MENANDATANGANI
PENETAPAN USULAN FORMASI

Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) di pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota


mempunyai tanggung jawab untuk:
(1) memverifikasi usulan formasi dari unit/satuan kerja yang yang ada di wilayah binaannya;
(2) melakukan konsultasi dan mengirimkan permohonan rekomendasi usulan formasi jabatan
fungsional melalui perangkat daerah yang membidangi urusan kepegawaian kepada Instansi
Pembina dengan melampirkan dokumen rencana strategis instansi pemerintah dan
dokumen uraian kegiatan dari masing-masing Jabatan Fungsional PPUPD; dan
(3) menyetujui dan mengusulkan permohonan penetapan formasi Jabatan Fungsional kepada
menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dengan
tembusan Kepala Badan Kepegawaian Negara.

7
PERHITUNGAN KEBUTUHAN

Perhitungan kebutuhan PPUPD dilakukan berdasarkan pendekatan hasil kerja


1. merumuskan kebijakan perencanaan pengawasan urusan;
2. reviu pelaksanaan urusan konkuren;
3. monitoring pelaksanaan urusan konkuren;
4. evaluasi pelaksanaan urusan konkuren;
5. pemeriksaan pelaksanaan urusan konkuren;
6. pemeriksaan khusus atas pengaduan terkait pelaksanaan urusan konkuren;
7. pendampingan/asistensi/konsultasi pelaksanaan urusan konkuren; dan
8. pemberian keterangan ahli sebagai ahli/saksi fakta pelaksanaan urusan konkuren.

Instansi Pusat dan Instansi Daerah melakukan perhitungan kebutuhan dengan menghitung
volume beban kerja atas setiap hasil kerja

Perhitungan volume beban keja dilakukan secara cermat dan tidak tumpang tindih dengan
hasil kerja jabatan fungsional lain

Dalam hal terdapat hasil pekerjaan yang sama dengan jabatan fungsional lain, volume beban
kerja dibagi antara Jabatan Fungsional PPUPD dan jabatan fungsional lain dimaksud

8
MENGHITUNG VOLUME HASIL KERJA
Penentuan volume hasil kerja dilakukan dengan memperhitungkan volume hasil kerja selama 3 tahun, yakni 2 tahun
sebelumnya (X-2), 1 tahun sebelumnya (X-1), dan Tahun berjalan (X).
menentukan data volume hasil kerja 3 (tiga) tahun sebelumnya berdasarkan kegiatan pada unit kerja
yang akan dihitung
menghitung rata-rata volume hasil kerja selama tiga tahun tersebut, untuk mendapatkan nilai volume

Keterangan:
(X–1) = merupakan jumlah volume hasil kerja dalam 1 (satu) tahun
untuk waktu 1 (satu) tahun yang lalu
X = merupakan jumlah volume hasil kerja dalam 1 (satu) tahun untuk
waktu berjalan
(X+1) = merupakan proyeksi jumlah volume hasil kerja dalam satu
tahun untuk tahun mendatang, yang diperoleh dengan menghitung
rata-rata volume hasil kerja 3 (tiga) tahun sebelumnya dengan
rumus sebagaimana berikut:
(X–2) + (X–1) + X = 3

(X+2) = merupakan proyeksi jumlah volume hasil kerja dalam 1 (satu) tahun untuk 2 (dua) tahun mendatang, yang
diperoleh dengan menghitung rata-rata volume hasil kerja 3 (tiga) tahun sebelumnya dengan rumus sebagaimana
berikut:
(X –1) + X + (X+1) = 3
dan seterusnya
9
PENENTUAN JUMLAH FORMASI
Menghitung formasi kebutuhan PPUPD per jenjang dengan cara menjumlahkan hasil
penghitungan kebutuhan PPUPD dari masing-masing sasaran kegiatan keluaran dengan
menggunakan rumus sebagai berikut

Keterangan:
∑ : penjumlahan dari banyaknya kegiatan setiap jenjang jabatan PPUPD
P : persentase kontribusi setiap jenjang PPUPD, menggambarkan seberapa besar kontribusi setiap jenjang
PPUPD pada suatu sasaran kegiatan keluaran. Nilai persentase kontribusi setiap jenjang PPUPD dapat
dilihat pada Tabel 1 (satu).
SKR : Standar Kemampuan Rata-rata, menggambarkan kemampuan rata-rata PPUPD untuk menghasilkan
output dalam waktu efektif setahun 1.250 jam (seribu dua ratus lima puluh jam). Nilai SKR untuk setiap
kegiatan PPUPD dapat dilihat pada Tabel 1 (satu).
V : Volume atau jumlah target keluaran dalam satu tahun.

a) apabila hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan 0,50  pembulatan menjadi 1 (pembulatan ke atas); dan
b) apabila hasil perhitungan kurang dari 0,50  tidak dapat ditetapkan formasi untuk jenis dan jenjang Jabatan Fungsional
PPUPD tersebut (pembulatan ke bawah). 10
STANDAR KEMAMPUAN RATA-RATA (SKR)

11
NILAI PERSENTASE KONTRIBUSI (%)

12
TABEL PERHITUNGAN FORMASI (EXEL FORM)

13
CONTOH PERHITUNGAN FORMASI
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Itjen, terdapat 3 (tiga) sasaran kegiatan (output) yang rutin dilaksanakan
sebagaimana berikut:
1) melakukan monitoring pelaksanaan urusan konkuren dengan jumlah output:
a)Tahun 2018 sebanyak 214 (dua ratus empat belas)
b)Tahun 2019 sebanyak 214 (dua ratus empat belas); dan
c)Tahun 2020 sebanyak 214 (dua ratus empat belas).
2) melakukan evaluasi pelaksanaan urusan konkuren dengan jumlah kegiatan sebanyak:
a)Tahun 2018 sebanyak 28 (dua puluh delapan);
b)Tahun 2019 sebanyak 28 (dua puluh delapan); dan
c)Tahun 2020 sebanyak 28 (dua puluh delapan).
3) melakukan pemeriksaan pelaksanaan urusan konkuren dengan jumlah kegiatan sebanyak:
a)Tahun 2018 sebanyak 116 (seratus enam belas);
b)Tahun 2019 sebanyak 116 (seratus enam belas); dan
c)Tahun 2020 sebanyak 116 (seratus enam belas).
14
Selanjutnya dilakukan penghitungan Formasi Jabatan Fungsional PPUPD ahli madya yang
dibutuhkan oleh Itjen di Tahun 2021 sebagaimana berikut:

Formulir Perhitungan Formasi PPUPD Ahli Madya

Jadi, perhitungan formasi PPUPD Ahli


Madya Tahun 2021 berjumlah 12 12

Selanjutnya dilakukan perhitungan formasi PPUPD Pertama sampai dengan Utama dengan tahapan yang 15
sama sebagaimana di atas
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Terima
Kasih

16

Anda mungkin juga menyukai