Anda di halaman 1dari 10

KERJASAMA DAERAH

Oleh: Aswin Nasution


Kerjasama Daerah

■ Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan


kerjasama didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan
publik serta saling menguntungkan.
■ Kerjasama dilakukan oleh daerah dengan:
a. Daerah lain
b. Pihak ketiga, dan atau
c. Lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri sesuai dengan ketentuan per-
UU
■ Kerjasama daerah dengan daerah lain di kategorikan menjadi kerjasama wajib dan
kerjasama sukarela.
Kerjasama Wajib
■ Kerjasama wajib merupakan kerjasama antar daerah yang berbatasan untuk
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang memiliki eksternalitas daerah dan
penyediaan layanan publik yang lebih efisien jika dikelola bersama.
■ Kerjasama wajib mencangkup:
a. Kerjasama antar daerah provinsi;
b. Kerjasama antara daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dalam wilayahnya;
c. Kerjasama antara daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dari provinsi yang
berbeda;
d. Kerjasama antar kabupaten/kota dari daerah provinsi yang berbeda;
e. Kerjasama antar kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi.
■ Dalam hal kerjasama wajib antar daerah provinsi dan antar kabupaten/kota dari daerah
provinsi yang berbeda tidak dilaksanakan oleh daerah, pemerintah pusat mengambil alih
pelaksanaan urusan pemerintahan yang dikerjasamakan.
Lanjutan…
■ Dalam hal kerjasama antar daerah kabupaten/kota dalam satu provinsi tidak dilaksanakan
oleh daerah kabupaten/kota, gubernur sebagai wakil pemerintah pusat mengambil alih
pelaksanaannya.
■ Biaya pelaksanaan kerjasama yang diambil alih oleh pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi di perhitungkan dari APBD masing-masing daerah yang bersangkutan dan dengan
mempertimbangkan antara lain: jumlah penduduk, luas wilayah, dan cakupan pelayanan.
■ Dalam melaksanakan kerjasama wajib, daerah yang berbatasan dapat membentuk sekretariat
kerjasama.
■ Sekretariat kerjasama bertugas memfasilitasi perangkat daerah dalam melaksanakan
kegiatan kerjasama antar daerah.
■ Pendanaan sekretariat kerjasama dibebankan pada APBD masing-masing daerah.
■ Daerah dapat membentuk asosiasi untuk mendukung kerjasama antar daerah.
■ Pemerintah pusat dapat memberikan bantuan dana untuk melaksanakan kerjasama wajib
antar daerah melalui APBN.
Kerjasama Sukarela

■ Kerjasama sukarela dilaksanakan oleh daerah yang berbatasan atau tidak


berbatasan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan derah namun dipandang lebih efektif dan efisien jika dilaksanakan
dengan kerjasama.
Pelaksanaan Kerjasama
■ Kerjasama daerah dengan pihak ketiga meliputi:
a. Dalam penyediaan pelayanan publik;
b. Dalam pengelolaan aset untuk meningkatkan nilai tambah yang memberikan
pendapatan bagi daerah;
c. Kerjasama investasi;
d. Kerjasama lainnya yang tidak bertentangan dengan ketentuan per-UU
■ Kerjasama daerah dengan pihak ketiga dituangkan dalam kontrak kerjasama paling
sedikit mengatur:
a. Hak dan kewajiban para pihak;
b. Jangka waktu kerjasama;
c. Penyelesaian perselisihan;
d. Sanksi bagi yang tidak memenuhi perjanjian
■ Kerjasama daerah dengan pihak ketiga harus didahului dengan studi kelayakan yang
dilakukan oleh para pihak yang melakukan kerjasama
■ Kerjasama daerah dengan Lembaga dan atau pemerintah daerah di luar negeri
meliputi:
a. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. Pertukaran budaya;
c. Peningkatan kemampuan teknis dan manajemen pemerintahan;
d. Promosi potensi daerah;
e. dan, kerjasama lainnya yang tidak bertentangan dengan ketentuan per-UU
■ Kerjasama daerah dengan lembaga dan atau pemerintah daerah di luar negeri,
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan pemerintah pusat dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemantauan dan Evaluasi

■ Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat melakukan pemantauan dan evaluasi


terhadap kerjasama yang dilakukan daerah kabupaten/kota dalam satu daerah
provinsi.
■ Menteri melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
a. Kerjasama antar provinsi
b. Antara daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota di wilayahnya
c. Antara daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota di luar wilayahnya
Penyelesaian Perselisihan
■ Dalam hal terjadi perselisihan kerjasama dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan antar daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah provinsi,
gubernur sebagai wakil pemerintah pusat menyelesaikan perselisihan dimaksud.
■ Dalam hal gubernur tidak dapat menyelesaikan perselisihan penanganannya
dilakukan oleh Menteri.
■ Dalam hal terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan antar
daerah provinsi, antara daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota diwilayahnya,
serta antara daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota diluar wilayahnya, Menteri
menyelesaikan perselisihan dimaksud.
■ Keputusan Menteri berkaitan dengan penyelesaian perselisihan dan penanganan
penyelesaian perselisihan bersifat final.
■ Tata cara penyelesaian perselisihan antar daerah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan diatur dengan permendagri.

Anda mungkin juga menyukai