Email : dewiambar1910@gfmail.com
Imunologi Vaksinasi
IMUNITAS
Imunitas Alamiah/Natural Imunitas Didapat
Sel penyaji
antigen
Netralisas
i in-
aktivasi
patogen
Sel T Sel B
helper
Antibodi
spesifik Slide Prof. Iris
Respons Imun Infeksi dan Vaksin
Infeksi Vaksin
Mikroba Antigen pathogen: multipel Antigen dilemahkan, inaktivasi
atau dimodifikasi
Respons Imun Respons imun nonspesifik Imunitas imun aktif, protektif,
Respons imun spesifik memori
Inflamasi Mediator dan sitokin Reaksi inflamasi minimal
Reaksi inflamasi menyeluruh
Kerusakan Cedera jaringan atau Perubahan anatomi dan fisiologi
Jaringan Kerusakan jaringan tidak ada /minimal
Hasil Akhir Sindrom klinis Imunitas protektif
Respons Imun Pasca Imunisasi
INFEKSI
VAKSINASI Respons primer Respons sekunder
ALAMIAH
Imunitas
Pembentukan memori
spesifik
didapat
Kadar antibodi serum
Waktu
Respons Imun Vaksin Covid-19
Antibodi neutralisasi anti
RBD (receptor binding
domain)
Antibody
12 weeks apart 90% after 2nd dose Thrombosis and 15 days after 2nd dose
Thrombocytopenia
28 days apart 94% after 2nd dose Anaphylaxis (<0.001%) 2 weeks after 2nd dose
21 days apart 95% after 2nd dose Anaphylaxis (<0.001%) 2 weeks after 2nd dose
21 days apart 92% after 2nd dose None reported 2 weeks after 2nd dose
14 days apart 50% after 2nd dose None reported 2 weeks after 2nd dose
(estimated)
Anaphylaxis (<0.001%)
One apart 66% Thrombosis and 2 weeks
Thrombocytopenia
These data may changes as more data from clinical trials as well as assessment of effectiveness
Manufacture Platform Administration AE/SAE Efficacy Study site
2 dose, 0-14 days Safety: good Turkey 90.25% Turkey, Indonesia,
Sinovac Inactivated virus No AE grade 3
Intramuscular Indonesia 65,3% Brazil Bangladesh,
Biotech, China 2-8oC
18-59 year Brazil 50,3% Chile
Sinopharm 2 dose, 0-14 or 0-21 No SAE United Arab
Inactivated virus AE: fatigue, fever, pain at
Wuhan & Beijing days 79% Emirates
2-8oC injection site
Institute of Biological Intramuscular China
Products 18-59 year
Viral vector (non 2 dosis, 0-28 days No SAE
AstraZeneca
replicating) Intramuscular AE: fever, headache pain 62 to 90% USA, UK
University of Oxford
2-8oC > 18 year at injection site
One dose, 0-21 AE: fatigue, fever, pain
CanSino Viral vector (non (50%). AE gr 3:
days 91.6%
Beijing Institute of replicating) High dose 9%, Pakistan
Intramuscular
Biotechnology 2-8oC Low dose 1%
18-59 year
2 dose, 0-21 days AE pain at site of
Gamaleya (Sputnik) Viral vector injection, fever, headache
Intramuscular 95% Russia
Research Institute 2-8oC
>18 year
2 dosis, 0-21 days AE more in 2nd dose
Novavax Protein subunit
Intramuscular Fatique, headache 89.3% UK
Canada 2-8oC
18-84 year
2 dosis, 0-28 days Fever mod/high dose 40
Moderna RNA
Intramuscular to 67%; Low dose 54% 95% USA
NIAID -20oC
18-55, 56+ year after 2nd dose
2 dosis, 0-28 days AE: fever, fatigue,
Pfizer/ BioNTech / RNA USA, Argentina,
Intramuscular headache after 2nd dose 95%
Fosun Pharma -70oC Brazil
18-85 year
Penggolongan berdasarkan sensitivitas terhadap
suhu
Gol. vaksin yang Hepatitis B
akan rusak terhadap Td
DT
(Freeze Sensitive) TT
tidak tahan beku
Covid-19 ( Sinovac,
Sinovarm,AZ)
Gol. vaksin yang BCG
CAMPAK/MR
(Heat Sensitive) berlebih (>340C) Covid 19
tidak tahan panas
(Moderma,Pfrizer)
Epi cold chain
Kerusakan Vaksin terhadap Suhu
HS Campak/MR &
BCG
(<340C)
7 hari
*) belum diatur
Dapat dipakai
Dapat dipakai Dapat dipakai
sampai dengan:
sampai dengan: sampai dengan :
30/09/2020
31/10/2020 30/09/2020
1. Distribusi vaksin wajib menggunakan cold box, vaccine carrier disertai dengan cool pack atau alat
transportasi vaksin lainnya yang sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan
pendukung dan logistik lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan
ketentuan;
2. Pada setiap cold box, vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya disertai dengan alat
pemantau suhu;
3. Lakukan tindakan disinfeksi pada permukaan cold box, vaccine carrier atau alat transportasi
vaksin lainnya dengan menggunakan cairan disinfektan yang sesuai standar;
4. Menggunakan masker bedah/masker medis dan apabila diperlukan memakai sarung tangan pada
saat melakukan penataan vaksin di vaccine refrigerator atau tempat penyimpanan vaksin lainnya;
5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan
sesudah menangani vaksin dan logistik vaksinasi lainnya; dan
6. Penyimpanan vaksin serta logistik vaksinasi lainnya mengacu pada Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang berlaku.
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Berdasarkan prosedur/manajemen
penyimpanannya, vaksin COVID-19 dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
2-8 °C,
2. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
-20 °C (vaksin mRNA, Moderna), dan
3. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
-70 °C (vaksin mRNA, Pfizer).
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu 2-8 °C
1. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari
langsung.
2. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa untuk
menghindari kesalahan pengambilan, perlu disimpan secara terpisah
dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar dengan
vaksin rutin. Apabila memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan dalam
vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan dengan vaksin rutin.
3. Penyimpanan vaksin bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang belum
memiliki vaccine refrigerator standar (buka atas sesuai Pre-Kualifikasi
WHO), masih dapat memanfaatkan lemari es domestik/ rumah tangga,
dimana penataan vaksin dilakukan berdasarkan penggolongan
sensitivitas terhadap suhu dan sesuai manajemen vaksin yang efektif.
4. Vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan evaporator
Contoh Penyimpanan Vaksin
Suhu 2-8 °C
IPV
DT
COVID
COVID
COVID
COVI
Td D IPV
Jangan
menyimpan
vaksin di
pintu
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -20 °C
• Saat sesi pelayanan sudah selesai setiap harinya, petugas bertanggung jawab
mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka dan vaccine carrier ke ruang
penyimpanan di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
SOP, sedangkan safety box yang telah terisi disimpan di ruangan/tempat
khusus yang diperuntukkan untuk menyimpan sementara limbah medis
sebelum dikelola/dimusnahkan, jauh dari jangkauan pengunjung terutama
anak-anak. Jangan menyimpan kembali vaksin yang sudah dibuka/dilarutkan
dalam tempat penyimpanan vaksin.
Penyimpanan Logistik Lainnya
1. Selain vaksin, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 juga membutuhkan
logistik lainnya yang meliputi ADS, safety box, dan alcohol swab dimana
juga memerlukan tata kelola yg baik. Selain manajemen yang baik juga
diperlukan gudang penyimpanan yang memadai.
2. Dalam penyimpanan logistik ini harus dipastikan kondisi fisik dan
keamanan barang dan kemasannya, di semua tingkat fasilitas
penyimpanan, hingga digunakan oleh masyarakat.
3. Perhatikan kadaluwarsa setiap barang. Khusus untuk ADS, pengiriman
atau pemakaiannya harus mengikuti prinsip EEFO (Early Expired First
Out), dimana barang yang akan kadaluwarsa, diutamakan untuk
dikirim/dipakai terlebih dahulu. Petugas tidak boleh
mengeluarkan/memakai ADS jika sudah lewat tanggal kadaluwarsa.
LOKASI INTRAMUSKULER
Pelaksanaan Vaksinasi di Indonesia
Definisi Herd Immunity Ambang batas ini merupakan proporsi orang
Herd immunity merupakan proteksi yang harus imun terhadap infeksi di dalam suatu
indirek (tidak langsung) yang bisa komunitas. Bila proporsi orang yang kebal telah
didapatkan oleh individu yang rentan melebihi ambang batas, outbreak akan berhasil
terhadap suatu infeksi karena proporsi dihentikan.
individu yang imun (kebal) terhadap Besarnya ambang batas herd immunity untuk
infeksi tersebut sudah berjumlah besar suatu penyakit infeksi akan tergantung pada
dalam suatu populasi. angka reproduksi dasar (R0), yaitu rata-rata
jumlah orang yang bisa terinfeksi (tertular) dari
Imunitas ini dapat diperoleh melalui 1 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.
infeksi alami ataupun vaksinasi. Rumus menghitung ambang batas adalah 1 −
1/R0. Dalam kasus COVID-19, (R0) berkisar antara
2–3, sehingga ambang batas herd
Ambang Batas Herd Immunity COVID-19
immunity yang terhitung adalah 50–67%.
Untuk mencapai herd immunity, terdapat Artinya, diperlukan minimal 50–67% dari total
ambang batas (threshold) yang harus populasi untuk kebal terhadap infeksi COVID-19
dicapai terlebih dahulu.
agar herd immunity dapat tercapai
Three example scenarios show how reproduction numbers and immunity levels can affect how
a virus spreads through a population
1 2 3
MASYARAKAT
TENAGA RENTAN DARI
KESEHATAN, LANSIA ASPEK
ASISTEN GEOSPASIAL,
TENAGA SOSIAL DAN
KESEHATAN EKONOMI DAN
MASY. LAIN
DAN TENAGA
SELAIN
PENUNJANG DI PETUGAS KELOMPOK
FASYANKES PRIORITAS
PUBLIK
TAHAP 1 DAN 2
• Vaksinasi merupakan salah satu cara paling efektif dalam mencegah penyakit akibat
infeksi virus seperti COVID-19.
• Untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), Indonesia perlu
merencanakan vaksinasi terhadap 181.554.465 penduduk.
• Vaksin yang saat ini ada di Indonesia adalah vaksin dari Sinovac, AstraZeneca dan
Moderna.
• Vaksinasi COVID-19 pada kelompok khusus seperti:
- lansia (usia >60 tahun),
- pasien dengan komorbid,
- penyintas COVID-19, dan
- ibu menyusui
dapat diberikan mengikuti petunjuk surat edaran kemenkes HK.02.02/I/368/2021.
Vaksinasi COVID-19
Kelompok lansia diberikan 2 dosis dengan interval pemberian 28 hari.
Selain itu, terdapat beberapa pertanyaan tambahan berdasarkan skor kerapuhan
(frailty)
Individu dengan komorbid dapat diberikan vaksinasi ditentukan oleh dokter ahli di
bidang terkait, atau konsulkan terlebih dahulu sebelum pemberikan vaksin COVID-19
Perhatikan penggunaan obat-obatan rutin apakah tidak berhubungan dengan
pembentukan antibodi pasca vaksinasi.
Penyintas COVID-19 dapat divaksinasi jika sudah lebih dari 3 bulan sejak dinyatakan negatif.
• Setelah pemberian vaksin dapat muncul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
• Beberapa KIPI non-serius atau wajar yang sering muncul meliputi demam, lemas,
mengantuk, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, dan nyeri di tempat penyuntikan.
• Selain itu, perlu diperhatikan juga kemungkinan terjadinya reaksi lain seperti reaksi
alergi berupa gatal dan bengkak, reaksi anafilaksis, serta syncope atau pingsan.
• Reaksi KIPI yang muncul umumnya ringan, sementara, dan tidak selalu ada;
bergantung pada kondisi tubuh.
• Perlu ditekankan bahwa walaupun terdapat risiko terjadinya KIPI, manfaat vaksin
masih jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit COVID-19 akibat tidak divaksin.
Vaksinasi COVID-19
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-57581787
Kajian ITAGI: Vaksinasi Dosis Ketiga Bagi SDMK
Vaksinasi dosis ketiga diberikan kepada tenaga
kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga
penunjang yang memberikan pelayanan di fasilitas pelayanan
Kebijakan kesehatan berusia ≥18 tahun yang telah mendapatkan dua
Pelaksanaan dosis vaksinasi COVID-19 lengkap
Vaksinasi Dosis
Ketiga (Booster) Vaksinasi dosis ketiga dapat menggunakan
bagi SDMK vaksin dengan platform yang sama atau
platform yang berbeda, dengan interval minimal
pemberian vaksinasi dosis ketiga adalah 3 bulan setelah dosis
kedua diberikan
Dapat menggunakan
Sinovac (Platform Inaktif)
atau Moderna (Platform
mRNA)
Kesimpulan
Vaksinasi merupakan salah satu upaya efektif dalam penangulangan penyebaran COVID-19,
selain upaya 3T dan penerapan protokol kesehatan yang ketat
Vaksinasi COVID-19 di Indonesia dilaksanakan bertahap dengan prioritas terutama pada individu
paling rentan dan banyak menimbulkan kematian (sesuai juga dengan pedoman WHO)
Sementara ini vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia adalah vaksin Sinovac dengan efikasi
antara 50,3% - 90,25% (penelitian di Indonesia 65,3%)
Untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) yang diinginkan, Indonesia perlu
merencanakan vaksinasi terhadap 181.554.465 penduduk.
Sehubungan dengan banyaknya tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19 dan beberapa
diantaranya meninggal, meskipun sudah mendapatkan vaksinasi baik dua atau satu dosis, maka
dipandang perlu dilakukan booster dosis ketiga
TERIMA KASIH