Anda di halaman 1dari 17

HUKUM

AGRARIA
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nadilla Faatimah Yahya –
11000121140162
Hana Nurma Dayinta –
11000121140189
Alfarizi Dwiki Hartanto –
11000121140471
Faradilla Viore Tantina –
11000121140483
Lintang Pramesti Panuntun -
11000121140495
A. Pengertian Agraria
Bahasa Latin:
• Ager : Tanah atau sebidang tanah.
• Agrarius : Perladangan, persawahan, pertanian.

KBBI:
 Urusan pertanian, tanah pertanian, juga urusan pemilikan tanah.

Black’s Law Dictionary:


• Agrarian : Tanah, usaha pertanian.
• Agrarian Laws : Perangkat peraturan-peraturan hukum yang bertujuan
mengadakan pembagian tanah-tanah yang luas dalam rangka lebih meratakan
penguasaan dan pemilikannya.
Pengertian Hukum Agraria
 Dalam arti sempit:

Hanyalah meliputi permukaan bumi yang disebut tanah.


 Dalam arti luas:

Meliputi bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya.
Pengertian Menurut Ahli
Sudargo Gautama
Berpendapat bahwa hukum agraria memberikan lebih banyak keleluasaan untuk mencakup pula di
dalamnya berbagai hal yang mempunyai hubungan pula dengan, tetapi tidak melulu mengenai tanah
Lemaire
Berpendapat bahwa hukum agraria sebagai suatu kelompok yang bulat meliputi bagian hukum
privat maupun bagian hukum tata negara dan hukum administrasi negara.
E. Utrecht
Menyatakan bahwa hukum agraria dan hukum tanah menjadi bagian hukum tata usaha negara yang
mengkaji perhubungan-perhubungan hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan para
pejabat yang bertugas mengurus soal-soal tentang agraria, melakukan tugas mereka itu.
S.J. Fockema Andrea
Berpendapat bahwa agrarische wet sebagai keseluruhan peraturan-peraturan hukum mengenai usaha
dan tanah pertanian, tersebar dalam berbagai bidang hukum (hukum perdata, hukum pemerintahan)
yang disajikan sebagai satu kesatuan untuk keperluan studi tertentu.
B. Sumber Hukum Agraria
Terdisi atas:
1. Sumber-sumber hukum yang tertulis:
a) UUD 1945 Pasal 33 ayat (3)
b) UUPA
c) Peraturan-peraturan pelaksana UUPA
d) Peraturan-peraturan yang bukan pelaksana UUPA
e) Peraturan-peraturan lama yang sementara masih berlaku, berdasarkan ketentuan pasal-pasal
peralihan.

2. Sumber –sumber hukum yang tidak tertulis:


a) Norma-norma Hukum Adat
b) Hukum kebiasaan baru
C. Undang-Undang Pokok Agraria Tahun 1960
 Tujuan Pokok UUPA

1. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan Hukum Agraria Nasional yang akan


merupakan alat untuk membawakan kemakmuran kebahagiaan dan keadilan bagi
Negara dan Rakyat, terutama rakyat tani dalam rangka menuju masyarakat adil
dan makmur.
2. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam
hukum pertahanan.
3. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak
atas tanah bagi rakyat seluruhnya.
 UUPA No. 5 Tahun 1960 ini berdasarkan hukum adat, dan hak-hak atas tanah yang dikenal dalam
hukum agraria nasional kita ini adalah:
a.Hak Milik
b.Hak Guna Usaha
c.Hak Guna Bangunan
d.Hak Pakai
e.Hak Sewa
f.Hak Membuka Tanah
g.Hak Memungut Hasil Hutan
h.Hak-Hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di atas yang akan ditetapkan dengan
undang-undang.
 Sedang hak-hak atas air dan ruang angkasa sebagai dimaksud dalam Pasal 4 Ayat (3) UU No.
5 Tahun 1960, ialah:
a) Hak Guna Air
b) Hak Pemeliharaan dan Penangkapan Ikan
c) Hak Guna Ruang Angkasa
D. Asas-asas Hukum Agraria
1. Asas Nasional: Hak bangsa Indonesia, terdapat dalam Pasal 1 Ayat (1), (2), (3) UUPA
2. Asas Hak Menguasai dari Negara, terdapat dalam Ps. 2 UUPA
3. Asas Pengakuan Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat
4. Asas Semua Hak Atas Tanah mempunyai Fungsi Social,terdapat dalam Ps. 6 UUPA
5. Asas Perlindungan
6. Asas Tanah untuk Pertanian
7. Asas Tata Guna Tanah
8. Asas Persamaan Hak Antara Laki-laki dan Perempuan
E. Tanah dalam UUPA
 Tanah bagi Negara Republik Indonesia:
 Pernyataan dalam UUPA Pasal 1 Ayat (1) dinyatakan:
“Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia, yang bersatu
sebagai Bangsa Indonesia”
 Pernyataan dalam UUPA Pasal 1 Ayat (2) dinyatakan:
“Seluruh bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah
Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air, dan ruang angkasa
bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional” Dalam UUPA Pasal 4 Ayat (1) dinyatakan:
“Atas dasar hak menguasai dari negara, ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan
bumi, yang disebut tanah yang dapat diberikan maupun dipunyai oleh orang-orang baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan hukum.
 Hak menguasai atas tanah oleh negara seperti yang dimaksudkan di dalam pasal 4 di atas
dapat diartikan memberikan wewenang pada negara untuk:

a) Mengatur dan menyelenggarakan perutukan, penggunaan, persediaan, dan pemeliharaan


tanah.
b) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang dan tanah.
c) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang perbuatan-
perbuatan hukum yang mengenai tanah.
 Hubungan antara bangsa dengan bumi, air, serta ruang angkasa Indonesia merupakan suatu
hubungan yang abadi.

 Kemudian jika kita melihat UUPA No. 5 Tahun 1960 ini, ada asas-asas yang terkandung
didalamnya, sebagai berikut:
1. Hak menguasai ada pada negara.
2. Dasarnya adalah hukum adat.
3. Pengakuan terhadap hak ulayat.
4. Adanya fungsi sosial hak atas tanah.
5. Tidak membedakan warga negara Indonesia, juga tidak membedakan laki-laki dengan
perempuan, dalam hal pemilikan tanah.
6. Tanah pada dasarnya harus dikerjakan secara aktif.
7. Pemegang hak wajib memelihara tanah
 Semua hak atas tanah memiliki fungsi sosial
 Semua hak atas tanah wajib didaftarkan kepada Kantor Badan Pertanahan oleh pemegangnya
untuk menjamin kepastian hak dan merupakan bukti yang kuat terhadap pihak ketiga.
Pemegang hak atas tanah akan mendapatkan suatu tanda bukti hak atas tanah yang biasa
disebut dengan Sertifikat Tanah.
F. Konversi
 Pengertian Konversi
 Acara konversi hak atas tanah tidak ada batas waktunya
 Hak Eigendom
Daftar Pustaka
Soetami, A. Siti. "Pengantar Tata Hukum Indonesia." (2007).
Kansil, Christine ST, and Christine ST Kansil. "Pengantar ilmu hukum Indonesia." (2014).
Istijab, S. H. Hukum Agraria dan Pendaftaran Tanah. Ayra Luna, 2019.
Herman, Herman, and Sailan Manan. "Pengantar Hukum Indonesia." (2012): 1-134.
THAN
K
YOU!

Anda mungkin juga menyukai