Anda di halaman 1dari 66

UNTUK KELAS XII MIPA 1,2 DAN 3

SILAHKAN MEMPELAJARI SLIDE 1 – 15


KEMUDIAN MENDISKUSIKAN SOAL-SOAL
LATIHAN YANG DISELESAIKAN DI KERTAS
FOLIO KEMUDIAN DIKUMPULKAN KETIKA
JAM PEMBELAJARAN BERAKHIR
 Jika individu dengan sifat A melakukan perkawinan
dengan individu lain dengan sifat B, sifat
keturunannya dapat mengikuti salah satu induknya
atau merupakan hasil kombinasi dari sifat kedua
induknya.
 Pewarisan sifat dari induk atau tetua kepada
keturunan berikutnya disebut inheritansi.
Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi yang
menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet,
terjadi pemisahan alel secara acak.
Istilah yang sering digunakan dalam persilangan;
Genotipe; menunjukan sifat dasar yang tidak tampak
dan bersifat menurun atau diwariskan pada
keturunannya.
Fenotipe; hasil ekspresi atau perpaduan dari genotip
dengan lingkungannya, berupa sifat yang tampak dari
luar sehingga dapat diamati.
 Persilangan monohibrid; perkawinanan 2 individu
dengan satu sifat beda yang menyolok.
 Persilangan monohibrid dapat terjadi pada
tumbuhan, hewan, maupun manusia.
Contoh persilangan monohibrid pada tumbuhan
Monohibrid pada hewan;
Persilangan antara marmot dengan rambut normal
(hitam) dan marmot dengan rambut albino; berikut
persilangan antara kedua marmot tersebut.
Hukum Mendel II;
Persilangan 2 individu yang mempunyai 2 sifat beda
(dengan 2 alel yang berbeda) disebut dengan
persilangan dihibrida.
Misalnya;
Bentuk biji kacang kapri (bulat dan keriput). Warna
(kuning dan hijau), atau ukuran batang (tinggi dan
pendek).
Hukum mendel II dikenal sebagai Hukum asortasi,
hukum berpasangan atau penggabungan secara
bebas.
Hukum ini menyatakan bahwa setiap gen atau sifat
berpasangan secara bebas dengan gen atau sifat lain.
Contoh Persilangan dihibrida
Persilangan resiprok persilangan antara individu
bergenotipe sama namun berbeda jenis kelamin.
Hasil keturunan tidak berpengaruh namun akan
berpengaruh bila ada gen yang tertaut kromosom
seks
Persilanga adan balik (Back cross) adalah
persilangan antara keturunan F1 yang heterozigot
dengan induknya (baik jantan dan betina) yang
homozigot dominan.
Contoh persilangan Back cross
Test cros adalah persilangan antara hibrid (individu
F1) dengan salah satu induk homozigot resesif.
 Penyimpangan semu hukum Mendell merupakan
bentuk persilangan yang menghasilkan rasio fenotif
yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum
Mendell.
 Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio fenotif
yang diperoleh merupakan modifikasi dari
penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel semula.
Macam penyimpangan hukum Mendell;
1.Interaksi gen
2.Kriptomeri
3.Polimeri
4.Epistasis-hipotasis
5.Gen-gen komplementer
6.Gen dominan rangkap
Interaksi gen; pada interaksi gen ini, suatu sifat tidak
ditentukan oleh satu gen tunggal pada autosom tetapi
alel-alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi
atau saling mempengaruhi dalam memunculkan sifat
fenotipe.
Contoh
Pada persilangan ayam berpial rose dengan ayam
berpial pea, semua keturunan F1 nya berpial walnut.
Agar lebih memahaminya, perhatikan diagram
persilangan berikut;
Kriptomeri; dikatakan sebagai gen dominan yang
seolah-olah tersembunyi jika berdiri sendiri dan akan
tampak pengaruhnya apabila bersama-sama dengan
gen dominan lainnya.
Contoh;
Penyilangan antara bunga linaria maraconna
berwarna merah (AAbb), dengan bunga linaria
maraconna berwarna putih (aaBB).
Keturunan F1 nya adalah bunga berwarna ungu
(AaBb) yang berbeda dengan warna dari bunga kedua
induknya (yaitu merah dan putih).
Rasio fenotip F2nya adalah9 ungu; 3 merah; 4 putih.
Polimeri atau karakter kuantitatif adalah persilangan
heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri
sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang sama dari
suatu organisme.
Contoh persilangan polimeri.
Gandum berbiji merah : M1M1M2M2
Gandum berbiji putih : m1m1m2m2
 Epistasis adalah sebuah atau sepasang gen yang
menutupi atau mengalahkan ekspresi gen lain yang
tidak selokus (sealel).
 Hipotasis adalah gen yang tertutupi oleh sebuah
atau sepasang gen lain yang tidak selokus (yang
bukan alelnya).
Epistasis dibedakan menjadi 3;
1.Epistasis dominan
2.Epistasis resesif
3.Epistasis dominan resesif
Epistasis dominan terjadi pada persilangan umbi lapis
bawang berwarna merah dengan umbi berwarna
kuning.
Gen A menyebabkan umbi berwarna merah dan gen B
menyebabkan umbi berwarna kuning.
Berikut ini contoh persilangan dari epistasis dominan.
 Epistasis resesif; peristiwa ini terjadi jika gen
resesif mengalahkan pengaruh gen dominan dan
resesif yang bukan alelnya.
 Rumusnya adalah gen aa epistasis terhadap B dan b.
 Berikut ini penyilangan epistasis resesif
 Persilangan antara anjing berambut emas dan
anjing berambut cokelat, dihasilkan keturunan F1
berambut hitam.
 Beberapa gen yang berperan adalah gen B
(menentukan warna hitam), gen b (menentukan
warna coklat), gen E (menentukan keluarnya warna,
dan gen e (menghambat keluarnya warna).
 Epistasis dominan resesif merpakan peristiwa suatu
gen menghambat ekspresi fenotip yang disebabkan
oleh gen mutan yang bukan alelnya.
 Gen mutan tersebut bersifat menghambat, sehingga
disebut gen penghalang atau inhibitor atau gen
suspensor
Contoh epistasis dominan reseif;
Persilangan lalat buah (Drosophila melanogaster).
Gen P menentukan warna mata merah, gen p
menentukan warna mata ungu, gen S merupakan gen
non-suspensor, dan s merupakan gen suspensor,
Berikut peristiwa persilangan.
Rumus epistasis dominan resesif adalah
A epistasis terhadap B dan b
serta bb epistasis terhadap A dan a
Gen-gen komplementer merupakan interaksi antara
gen-gen dominan yang berbeda, sehingga saling
melengkapi.
Contoh;
Apabila F1 hasil perkawinan 2 orang yang bisu tuli
disilangkan dengan sesamanya, maka keturunan F2
ada yang normal dan bisu tuli.
Gen dominan rangkap merupakan dua gen dominan
yang mempengaruhi bagian tubuh mahluk hidup yang
sama.
Kedua gen itu berada bersama-sama dan fenotipnya
merupakan gabungan dari kedua sifat gen-gen
dominan tersebut.
Contoh;
Persilangan tanaman Bursa sp yang berbuah oval
dengan tanaman Bursa sp yang berbuah segitiga,
dihasilkan keturunan F1 yaitu tanaman Bursa sp
semua berbentuk oval.
Untuk mengetahui hasil keturan F2 nya bisa dilihat
diagram dibawah ini.
 Bagian kromosom yang berperan dalam peristiwa
pewarisan sifat keturunan adalah gen.
 Satu kromosom dapat mengandung ratusan bahkan
ribuan gen.
 Kondisi dimana dalam satu kromosom yang sama
terdapat dua atau lebih gen inilah yang disebut
tautan atau berangkai.
Berdasarkan tempat terdapatnya, kromosom
dibedakan menjadi 2;
1.Kromosom autosom &
2.Kromosom seks atau gonosom
 Gen yang berada pada
kondisi tautan ini disebut
gen berangkai.
 Gen berangkai juga
terdapat pada kromosom
seks.
Gen A tertaut dengan gen B, pada 1
kromosom yang sama. Alel-alel a dan
b tertaut pada kromosom
homolognya
 Tautan gen dapat dilakukan melalui persilangan
dihibrida pada lalat buah, yaitu antara;
 Lalat buah betina (tubuh abu-abu dan sayap
normal) dengan
 Lalat buah jantan (tubuh hitam dan sayap keriput).
Keterangan Simbol ;
vg+ (warna tubuh abu-
abu),
vg sebagai (warna
tubuh hitam,
b+ (sayap normal,
b (sayap keriput)
 Pada persilangan lalat buah tersebut, terbentuk
individu keturunan dengan fenotip yang berbeda
dengan fenotip dari kedua induknya.
 Fenotip pada individu seperti disebut fenotip
rekombinan (abu-abu, keriput, hitam, normal).
 Fenotip individu keturunan yang sama dengan yang
dimiliki induk disebut fenotip induk (abu-abu,
normal, hitam, keriput).
 Indiviu-indivu yang dihasilkan tersebut mengalami
variasi genetik yang disebabkan adanya pindah
silang.
 Peristiwa pembentukan keturunan melalui
kombinasi-kombinasi baru dari fenotip induknya
disebut rekombinasi genetik.
Berdasarkan tempat terjadinya, pindah silang
dibedakan menjadi 2;
1.Pindah silang tunggal
2.Pindah silang ganda
Pindah silang tunggal;
Hanya terjadi pada satu tempat saja. Hasil dari
pindah silang akan membentuk 4 gamet.
Gamet tersebut dibedakan menjadi 2;
1.Gamet tipe parental; gamet yang mempunyai gen
seperti induknya.
2.Gamet tipe rekombinasi; yaitu gamet tipe baru hasil
pindah silang.
Pindah silang ganda
Pindah silang ini terjadi pada 2 tempat (kiasmata).
Pindah silang ganda ini menghasilkan 4 kromatid dan
4 gamet.
Contoh
Terjadinya pindah silang ganda
Tautan seks
Tautan seks dapat dibedakan menjadi 2;
1.Tautan kromosom X,
2.Tautan kromosom Y
Tautan kromosom X; merupakan kromosom X
membawa gen yang dapat diturinkan pada
keturunannya baik jantan dan betina.
Contoh;
Lalat buah betina mata merah homozigot dikawinkan
dengan lalat jantan mata putih, ternyata F1 nya
berkelamin jantan dan betina masing-masing bermata
merah.
Setelah sesama F1 tersebut dikawinkan,
dihasilkan keturunan F2 sebanyak 2 lalat buah
betina bermata merah dan 2 lalat buah jantan
masing-masing bermata merah dan putih.
Tautan kromosom Y;
Seperti halnya tautan kromosom x, pada kromosom Y
terdapat gen yang hanya diturunkan pada keturunan
laki-laki atau jantan saja.
Jika gen dominan terdapat pada kromosom Y, maka
setiap keturunan jantan akan mewarisi sifat dominan
tersebut.
Pewarisan sifat disebut holandrik.
Determinasi seks;
Jumlah kromosom pada tumbuhan, hewan, dan
manusia mempunyai perbedaan.
Perbedaan terjadi pada susunan kromosom kelamin
atau seks pada tumbuhan, hewan, & manusia.
 Susunan kromosom pada jenis kelamin jantan tentu
berbeda dengan jenis kelamin betina.
 Perbedaan kromosom pada jenis kelamin jantan &
betina dibedakan menjadi 2 faktor
1. Faktor lingkungan
2. Faktor genetik
Tipe-tipe penentuan jenis kelamin(determinasi).
1.Tipe XY;
Dijumpai pada lalat buah, manusia, tumbuh-
tumbhan berumah dua, pada hewan menyusui.
Pada nukleus lalat buah terdapat 8 buah kromosom
(4 pasang) terdiri 3 pasang autosom dan 1 pasang
kromosom seks.
 Kromosom seks pada lalat betina mempunyai 2
kromosom X, sedang lalat jantan terdiri dari
kromosom X dan kromosom Y.
 Jumlah kromosom pada manusia 46 buah (23
pasang).
 Pada wanita terdapat 22 pasang autosom dan 1
pasang kromosom X.
 Pada laki-laki terdapat 22 pasang autosom, 1
kromosom X dan 1 kromosom Y.
 Pada gametogenesis dihasilkan ovum (sel telur)
haploid mengandung 22 autosom (11 pasang) dan 1
kromosom X.
 Pada spermatogenesis dihasilkan spermatozoa yang
mengandung 22 autosom dan 1 kromosom X.
 Spermatozoa yang mengandung 22 autosom dan 1
kromosom Y.
Gambar
Skema pembentukan jenis kelamin
2. Tipe XO;
 Di jumpai pada serangga seperti belalang & kepik.
 Pada belalang tidak dijumpai kromosom Y
sehingga hanya dijumpai kromosom X.
 Belalang jantan bertipe XO dan belalang betina
bertipe XX (mempunyai sepasang kromosm X)
3. Tipe ZW;
 Dijumpai pada serangga (kupu-kupu), beberapa
jenis ikan dan reptil.
 Tipe seks ZW pada betina bersifat heterogametik
(terdiri dari kromosom kelamin yang berbeda).

Anda mungkin juga menyukai