Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan

“Eliminasi”
Pengkajian
• Sumber
• Riwayat eliminasi
• Pemeriksaan fisik
Diangnosa Keperawatan
• D.0040 • D.0046
• D.0041 • D.0047
• D.0042 • D.0048
• D.0043 • D.0049
• D.0044 • D.0050
• D.0045 • D.0051
• D.0052
Gangguan eliminasi Urin
(D.0040)
• Definisi: disfungsi eliminasi urine
• Penyebab:
1. Penurunan kapasitas kandung kemih
2. Iritasi kandung kemih
3. Penurunan kemmapuan menyadari tanda-tanda
gangguan kandung kemih
4. Efek Tindakan medis dan diagnostic
5. Kelemahan otot pelvis
6. dll
Gejala dan tanda
• Mayor
• Subyektif:
1. Desakan berkemih
2. Urin menetes
3. Sering buang air kecil
4. Nokturia
5. Mengompol
6. enuresis
• Mayor
• Obyektif:
1. Distensi kandung kemih
2. Berkemih tidak tuntas
3. Volume residu urin meningkat

• Minor: tdk tersedia


Kondisi klinis terkait
1. Infeksi ginjal dan saluran kemih
2. Hiperglikemia
3. Trauma
4. Kanker
5. Cedera/tumor/infeksi medulla spinalis
6. Neuropi diabetikum
7. Neuropati alkoholik
8. Stroke
9. Parkinson
10. Sklerosis multiple
11. Obat alpha adrenergik
Inkontinensia Fekal (D.0041)
• Definisi: perubahan kebiasaan buang air besar dari
pola normal yang ditandai dengan pengeluaran
feses secara involunter (tidak disadari)
• Penyebab:
1. Kerusakan susunan saraf motoric bawah
2. Penurunan tonus otot
3. Gangguan kognitif
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Kehilangan fungsi pengendalian sfingter rektum
6. Pasca operasi pullthrough dan penutupan
kolostomi
7. Ketidakmampuan mencapai kamar kecil
8. Diare kronis
9. Stress berlebihan
Gejala dan tanda
• Mayor
• Subyektif:
1. Tidak mampu mengontrol pengeluaran feses
2. Tidak mampu menunda defekasi

• Obyektif:
1. Fese keluar sedikit-sedikit dan sering
• Minor
• Subyektif: tdak tersedia
• Obyektif:
1. Bau feses
2. Kulit perianal kemerahan
Kondisi terkait
1. Spina bifida
2. Atresia ani
3. Penyakit hirschprung
PERENCANAAN
• Gangguan eliminasi Urin (D.0040)
• Intervensi utama
1. Dukungan perawatan diri: bab/bak
2. Manajemen eliminasi urine

• Intervensi pendukung
• Baca di SIKI
Dukungan perawatan diri”
BAB/BAK (I.11349)
• Tindakan

• Observasi:
1. Identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia
2. Monitor integritas kulit pasien
• Terapeutik:
1. Buka pakaian yg diperlukan untuk memudhakan
eliminasi
2. Dukung penggunaan toilet/pispot/urinal secara
kosisten
3. Jaga privasi selama eliminasi
4. Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
5. Bersihkan alat bantu BAK/BAB setelah digunakan
6. Latih BAK/BAB sesuai jadwal, jika perlu
• Edukasi
1. Anjurkan BAK/BAB secara rutin
2. Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
• Manajemen eliminasi urine (I. 04152)
• Tindakan
• Observasi:
1. Identifikasi tanda dan gejala retensi/
inkontineensia urine
2. Identifikasi factor yg menyebabkan retensi atai
inkontinensia urine
3. Monitor eliminasi urin (mis: frekuensi,
konsistensi, aroma, volume, warna)
• Terapeutik:
1. Catat waktu-waktu dan haluaran urine
2. Batasi asupan cairan jika perlu
3. Ambil sampel urine tengah (midstream) atau
kultur
• Edukasi:
1. Ajarkan tanda dna gejala infeksi saluran kemih
2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran
urine
3. Ajarkan mengambil specimen urine midstream
4. Ajarkan emngenali tnanda berkemih dan waktu
yg tepat untuk berkemih
5. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul/perkemihan
6. Ajarkan minum yg cukup, jika tdk ada kontra
indikasi
7. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
• Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat suppositora uretra,
jika perlu
Inkontinensia Fekal (D.0041)
• Intervensi utama:
1. Latihan eliminasi fekal
2. Perawatan inkontinensia fekal

• Intervensi pendukung
1. Dukungan emosional…..
2. Dll… baca SIKI
• Latihan eliminasi fekal (I.04150)
• Tindakan
• Observasi:
1. Monitor peristaltic usus secara teratur
• Terapeutik:
1. Anjurkan waktu yg konsisten untuk bab
2. Berikan privasi, kenyamanan dan posisi yg
meningkatkan proses defekasi
3. Gunakan enema rendah, jika perlu
4. Anjurkan dilatasi rektal digital, jika perlu
5. Ubah program Latihan eliminasi fekal, jika perlu
• Edukasi:
1. Anjurkan mengkonsumsi makanan tertentu,
sesuai program atau hasil konsultasi
2. Ajurkan asupan cairan yg adekuat sesuai
kebutuhan
3. Ajarkan olahraga sesuai toleransi
• Kolaborasi:
1. Kolaborasi penggunaan suppositoria, jika perlu
• Perawatan inkontinensia fekal (I.04162)
• Tindakan
• Observasi:
1. Identifikasi penyebab inkontinensia fekal baik fisik
maupun psikologis
2. Identifikasi perubahan frekuensi defekasi dan
konsistensi feses
3. Monitor kondisi kulit perianal
4. Monitor keadekuatan evakuasi feses
5. Monitor diet dan kebutuhan cairan
6. Monitor efek samping pemberian obat
• Terapeutik:
1. Bersihkan daerah perianal dg sabun dan air
2. Jaga kebersihan tempat tidur dan pakaian
3. Laksanakan program Latihan usus (bowel
training), jika perlu
4. Jadwalkan BAB di tempat tidur, jika perlu
5. Berikan celana pelindung/pembalut/popok,
sesuai kebutuhan
6. Hindari makanan yg menyebabkan diare
• Edukasi:
1. Jelaskan definisi, jenis inkotinensia, penyebab
inkontinensia feka;
2. Anjurkan mencatat karakteristik feses
• Kolanorasi
• 1. Kolanorasi pemberian obat diare (mis
loperamide, atropine)

Anda mungkin juga menyukai