KERAJAAN FEODAL KOREA • Rakyat Korea tersebar dari semenanjung Korea hingga Manchuria dan Siberiai. Sejarahnya merupakan sejarah perjuangan melawan dan bertahan dari invasi negara-negara lain. Kerajaan Qing Manchu dari Tiongkok menyerang kerajaan Korea pada 1692 dan menjadikannya koloninya. Tidak hanya dari negara tetangga, kerajaan Korea juga mengalami konflik dengan negara-negara Eropa. Inggris, misalnya, pada tahun 1885 menduduki pulau Geomun. Perancis menyerang Korea pada tahun 1886 untuk memberi pelajaran terhadap kerajaan Korea yang membantai kaum misionaris. Amerika Serikat menyerang kerajaan Korea pada 1871 dan dengan cara yang sama yang dilakukannya terhadap Jepang, mengakhiri politik isolasi. Sedangkan Kekaisaran Jepang menjajah Korea pada 1905, membubarkan kerajaan Korea, dan menjadikannya koloni Jepang selama 45 tahun. • Kehancuran kerajaan dan institusi feodal di Korea memiliki kekhususan bila dibandingkan dengan kondisi feodalisme di negara-negara lainnya. Penghancuran feodalisme di Eropa dilakukan oleh Kaum Borjuasi. Penghapusan feodalisme di Tiongkok dilakukan oleh Kuomintang (KMT) pada revolusi 1911 (dan kemudian diteruskan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT)). Sedangkan feodalisme di Korea dihancurkan oleh aktor dari luar: Jepang. • Ketiadaan aktor internal yang memainkan peran penghancuran feodalisme disebabkan tingginya ketergantungan internasional dari kelas penguasa Korea untuk mempertahankan keberadaannya. Bagaimana pun juga hal ini bukan berarti tidak ada perlawanan internal sama sekali dalam upaya menjatuhkan feodalisme Korea. Karena sejarah mencatat bahwa kontradiksi tak terdamaikan dalam sistem feodalisme di Korea sempat meletuskan perang Tani Hamba di Korea melawan Kelas Tuan Tanah. • Kelas Tuan Tanah Korea merupakan kelas penguasa yang tidak saja kaya raya akibat penindasan dan pemerasannya terhadap kaum tani namun juga sangat korup dan sewenang-wenang. Pajak-pajak yang sangat tinggi dibebankan kepada Kaum Tani sehingga banyak yang terpaksa menjual rumah dan tanahnya. Sedangkan di sisi lain tuan tanah semakin kaya tidak hanya oleh setoran yang ditariknya dari Kaum Tani melainkan juga dengan beras yang dijualnya kepada Jepang. Kelas tuan tanah bisa hidup mewah, menyekolahkan anak-anaknya, dan menikmati gaya hidup mahal yang diongkosi oleh penindasannya terhadap Kaum Tani. • Kondisi ini yang kemudian meletuskan perlawanan dari Kaum Tani. Salah satunya adalah Perlawanan Kaum Tani San Nam yang meletus pada 1862 yang bangkit mengangkat senjata melawan penguasa namun dibantai secara kejam oleh pasukan pemerintah. Hal ini bukannya malah memadamkan perlawanan namun malah memunculkan berbagai perlawanan Kaum Tani di berbagai penjuru Korea. Laskar-laskar Tani ini kemudian menyatukan kekuatan dengan membentuk Tentara Petani Tonghak. Mereka menjalankan metode perang secara bergerilya. Siang hari mereka menggarap tanah. Malam hari mereka bergerilya menggempur kantor-kantor pemerintah dan menyerbu rumah-rumah tuan tanah. Metode ini tidak hanya membuahkan kemenangan berupa berhasil direbutnya kembali harta Kaum Tani yang dirampas Tuan Tanah, namun juga berhasil membagi-bagikan kekayaan Tuan Tanah kepada rakyat miskin