Anda di halaman 1dari 12

Definisi

Epidemiologi
Infeksi non-veneral yang
disebabkan oleh troponema • Prevalensi tinggi di daerah tropis
pallidum pertenue. Cara seperti Ghana, Papua Nuigenea,
penularannya melalui skin to Solomon Island, dan Indonesia.
skin contact dengan luka • Indonesia (2011) : 5319 kasus.
yang yang terbuka (lesi • Musim hujan > musim kemarau
infeksius) • Lebih banyak terjadi pada individu
dibawah 15 tahun, terutama anak-
anak berusia 2-15 tahun.
Faktor Resiko

Jarang berganti Bertukar pakaian


pakaian dengan penderita

Kebersihan
perorangan dan Tinggal di daerah
lingkungan yang yang kumuh
buruk
Etiologi

Troponemma Pallidum subspesies pertenue.


Karakteristik :

• Bakteri Gram negatif


• Panjang= 10-15m
• Diameter = 0,2 m
• Gerakannya spiral karena mempunyai endoflagel
dan dapat berenang pada gel-like environment ,
seperti jaraingan ikat.
• Dapat dibunuh dengan pengeringan, suhu tinggi,
dan paparan oksigen.
Patofisiologi

TPP masuk Melekat pada


melalui kulit yang melewati sel fibronectin di
rusak epitel matriks
ekstraselular

proliferasi sel dan Kerusakan


sel plasma, jaringan
limfosit, dan
makrofag.
Manifestasi Klinis

Primary Stage
(MI: 3 minggu) • Demam, limfadenopati regional,
• Awalnya muncul dalam bentuk papul dan athralgia.
kemerahan (mother yaw atau buba
madre) yang biasanya terasa gatal, tidak
• Setelah 3-6 bulan semua
ada nyeri, dengan ukuran 1-5 cm. kelainan dapat sembuh sendiri
• Lokasi papul mengindikasikan tempat dengan sisa berupa atrofi kulit
masuk dari spiroset, biasanya pada (kulit menjadi menipis dan
tangan, kaki, dan bokong. mengkilat), parut, dan
• Papul tumbuh semakin besar menjadi hipopigmentasi.
papiloma (benjolan bertangkai).
• Papul satelit + papiloma : plak Ulserasi
(chancre of yaws) dengan krusta berwarna
kuning kecoklatan, yang menutupi bagian
base/ dasar yang berbenjol-benjol mirip
rasberry. (framboesia)
Manifestasi Klinis

Secondary Stage
• Lesi tersebar luas, hampir • Hiperkeratosis di telapak tangan
simetris, nyeri, dan tidak gatal atau kaki Fisura yang terasa
• Lesi sekunder (daughter yaw) nyeri “crab yaws”.
muncul dalam 10 minggu sampai • Dibagian lipatan tubuh, lesi
2 tahun pasca onset lesi primer. sekunder menyerupai
• Lokasi lesi sekunder biasanya condyloma lata.
pada daerah orofasial, seperti
sekitar mulut dan hidung.
• Papul sekunder mirip dengan
mother yaw, namun ukurannya
lebih kecil (diameter mencapai
2cm)
Manifestasi Klinis

Secondary Stage
• Manifestasi, pada tulang dan
sendi dapat beruapa
osteoperiostitis yang nyeri pada
bagian lengan bawah dan
tungkai, serta pada proximal
phalanges pada tangan dan
kaki.
• Munculnya gambaran “Ghoul
(monster) Hands” yang
disebabkan oleh pembengkakan
pada proximal phalanges.
Manifestasi Klinis

Tertiary Stage
• Frambusia tersier diperkirakan terjadi pada sekitar 10% dari pasien
yang tidak diobati dengan gambaran klinis gumma
Kelainan tulang yang dapat terjadi:
• Hipertrofi periosteum dapat menimbulkan eksostosis maksila
paranasal (gondou).
• Destruksi yang disebabkan osteitis akan mengakibatkan ulserasi
palatum dan nasofaring (gangosa),
• atau tibia yang melengkung (sabre shin, sabre tibia).
• Pada sendi dapat terbentuk nodus juxta-articular
Diagnosis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan penunjang
• Riwayat tinggal di daerah endemis • Dark-field microscopy
• Riwayat kontak dengan penderita • Serology Testing
• Riwayat terdapat benjolan, luka, atau • Pemeriksaan Histopatologi
koreng, yang menyembuh dengan
sendirinya dalam beberapa bulan
• tinggal di daerah padat penduduk
dan sanitasi buruk
• Gambaran klinis sesuai dengan
bentuk dan sifat kelainan yang ada
Diagnosi Banding

 Sifilis
 Ektima
 Impetigo
 Skabies
 Ulkus tropikum
 Kusta
Tatalaksana

Dewasa/ Anak >10 tahun Anak <10 tahun


1,2 juta unit benzatin penisilin 0,6 juta unit benzatin penisilin
(injeksi intramuscular) dosis (Injeksi intramuscular) dosis
tunggal tunggal
Jika alergi : pengobatan dilakukan jika alergi : pengobatan dilakukan
selama 15 hari selama 15 hari
• Tetrasiklin 500 mg peroral (4x1) • Tetrasiklin 250 mg peroral (4x1)
• Doksisiklin 500 mg peroral (4x1) • Eritromisin 8mg/kgBB peroral
• Eritromisin 500 mg peroral (4x1) (4x1)
Prognosis

• Setelah dilakukan penatalaksanaan, lesi menjadi tidak infeksius dalam 24 jam,


nyeri sendi hilang dalam 24-48 jam , dan lesi akan sembuh selam 2-4 minggu
setelah pengobatan.
• Pada pasien yang melakukan pengobatan pada tahap awal : 100 % sembuh
• Quo ad Vitam : Ad bonam
• Quo ad Functionam : Ad bonam
• Qou ad Sanationam : Ad bonam

Anda mungkin juga menyukai