Anda di halaman 1dari 183

FILSAFAT ILMU

OLEH
Prof. Dr. Jamaluddin, S.H., M.Hum
I. Ilmu dan Filsafat.
A. Salah satu sifat manusia
selalu ingin tahu tentang
peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam sekitarnya.
1.Pengetahuan dimulai
dengan rasa ingin tahu
2. Kepastian dimulai dengan rasa
ragu-ragu
3. Filsafat dimulai dengan
keduanya
4. Berfilsafat didorong untuk
mengetahui apa yang telah kita
ketahui
B. Ilmu

1. Kata ilmu berasal dari bahasa arab (alima)


berarti pengetahuan
2. Seience berasal dari bahasa latin yang
berarti pengetahuan
3. Ilmu adalah pengetahuan
4. Ilmu merupakan suatu perwujudan
kebudayaan manusia yang mengacu pada
aktivitas pemikiran atau riset, metode
ilmiah dan pengetahuan.
5. Ilmu adalah rangkaian aktivitas pemikiran
manusia yang rasional (akal) dan/atau aktivitas
riset dengan menggunakan metode ilmiah
sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan
yang sistematis, teknologi dan seni mengenai
gejala kealaman, kemasyarakatan atau keorangan
untuk tujuan mencapai kebenaran, pemahaman,
memberikan penjelasan maupun melakukan
penerapan.
6. Ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya (das
sein) dan terbatas pada lingkup pengalaman kita.
7. Pengetahuan ilmu adalah
pengetahuan yang pasti,terorganisir
yang berasaskan pengetahuan dan
tersusun baik.
8. Isi pengetahuan ilmu hipotesis, teori
dan dalil hukum
9. Ilmu harus sistematis berdasarkan
metodologi dan berusaha mencapai
generalisasi
10. Ilmu mempelajari alam sebagaimana
adanya (das sein) dan terbatas pada
lingkup pengalaman kita
11. Pengetahuan yang bersumber dari
ilmu bertujuan untuk menjawab
permasalahan kehidupan sehari-hari
yang dihadapi manusia dan
digunakan untuk menawarkan
berbagai kemudahan kepadanya
12. Ilmu sebagai alat bagi manusia untuk
memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapinya
13. Ilmu dapat digunakan untuk
menjelaskan, meramal dan
mengentrol gejala alam
14. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan
yang disusun secara konsisten dan
kebenaranya telah teruji secara
emperis
15. kebenaran ilmu tidak absolut.
16. Ilmu bersifat objektif, untuk itu
diperlukan pengukuran yang
mana sumber informasi harus
bersifat seobjektif mungkin.
17. Ilmu membatasi diri pada
pengkajian objek yang berada
dalam lingkup pengalaman
manusia.
18. Hakikat ilmu bersifat pragmatis
artinya ilmu tidak mencari kebenaran
absolut, tetapi kebenaran yang
bermanfaat bagi manusia dalam
tahap perkembangan tertentu
19. Ilmu bersifat konsisten artinya
penemuan yang satu didasarkan pada
penemuan-penemuan sebelumnya.
20. J.J. Davies, Ilmu adalah suatu struktur yang
dibangun di atas fakta
21. Suriasumantri J.S, Ilmu adalah semua
pengetahuan yang terhimpun lewat
metode-metode keilmuan berupa hasil
rentetan daur penyimpul rampatan
(induksi), penyimpul khasan (deduksi), dan
penyahihan (verivikasi/validasi) yang terus
menerus tak kunjung usai atau metode
deduktif – Hipoteko -Verifikatif.
21. The Liang Gie, Ilmu sebagai proses
(aktifitas riset) prosedur (metode
ilmiah dan sebagai produk
pengetahuan sistematis)
22. Arthur Thomson, Ilmu sebagai
pelukisan fakta-fakta pengalaman
secara lengkap dan konsisten dalam
istilah-istilah sederhana mungkin.
II. Filsafat
A. Istilah filsafat dapat ditinjau dari 2 segi
1. Segi semantik
a. Perkataan filsafat berasal dari bahasa arab
yakni Falsafah, dan berasal dari bahas yunani
Philosophia, yakni cinta pada kebijaksanaan
b. Setiap orang yang berfilsafat akan menjadi
bijaksana.
c. Pencinta pengetahuan adalah orang
yang menjadikan sebagai tinjauan
hidupnya atau mengabdikan
dirinya pada pengetahuan.
2. Segi praktis
a. Filsafat berarti alam pikiran
atau alam berfikir
b. berfilsafat artinya berfikir
B. Definisi Filsafat
1. Plato, Filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada (ilmu
pengetahuan yang berniat mencapai
kebenaran yang asli)
2. Aristoteles, Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang didalamnya
terkandung ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi
politik dan estetika.
3. Alfarabi, Filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam maujud
dan bertujuan menyelidiki hakikat
yang sebenarnya.
4. Jujun S. Suria sumantri Filsafat sebagai suatu
cara berfikir yang radikal dan menyeluruh, suatu
cara berfikir yang mengupas sesuatu sedalam-
dalamnya.
5. Rene Descartes, Filsafat adalah himpunan dari
segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya adalah Tuhan, alam dan
manusia.
6. Plato Filsafat pengetahuan tentang segala yang
ada.
7. Howick Filsafat adalah upaya mencari
pangdangan yang komprehensif mengenai
manusia dan alam semesta.
8. Jadi Filsafat adalah aktivitas berfikir yang
radikal, integral, universal, konseptual,
komprehensif, koheren, konsisten, bebas,
sistematis, dan bertanggung jawab tentang
segala sesuatu yang ada untuk mencapai
kebenaran.
9. Dengan demikian ada tiga hal, yaitu 1) ciri-ciri
Filsafat, 2) objek Filsafat, 3) tujuan Filsafat.
a) Pertama Ciri-ciri Filsafat adalah aktifitas
berfikir, radikal, integral,universal, konseptual,
komprehensif, koheren, konsisten, bebas,
sistematis, dan bertanggung jawab.
b) Kedua objek kajian Filsafat adalah segala sesuatu
yang ada, yang meliputi apa saja, yaitu Tuhan,
manusia dan alam. Bila objeknya adalah Tuhan
menghasilkan Filsafat teologi, jika yang dipikirkan
adalah manusia melahirkan Filsafat Antropologi,
jika objeknya alam melahirkan Filsafat kosmologi.
Jadi objek kajian filsafat meliputi Tuhan (teologi),
manusia (antropologi), dan alam (kosmologi).
c) Ketiga berfilsafat memiliki tujuan yaitu mencari
kebenaran. Berfikir filsafat adalah mencari tujuan
tertinggi semua manusia yaitu mencari kebenaran.
10. Berpikir adalah setiap perkembangan ide
dan konsep
11. Sifat khas berfikir Filosofis adalah :
a. Radikal yang berasal dari bahasa inggris
yaitu Radic yang berarti akar. Artinya
berfikir kefilsafatan adalah berpikir
mendalam hingga sampai keakar-akarnya.
b. Integral artinya menyatu berbagai unsur,
aspek, dan elemen, yang menjadi fokus
atau objek yang dipikirkan.
c. Universal berati pemikiran Filsafat menyangkut
pengalaman umum manusia. Kekhususan berpikir
dalam fisafat terletak pada keumumannya.
d. Konseptual, yaitu merupakan hasil abstraksi dan
generalisasi pengalaman manusia. Dengan
sifatnya yang konseptual, filsafat mampu
menjelaskan gejala dan peristiwa yang dialami
manusia dalam demensi filosofis.
e. Komprehensif yang berarti menyeluruh. Dalam
filsafat berpikir tentang suatu objek haruslah
meninjau dan mempertimbangkan bebagai aspek
yang terkait dan berhubungan dengan objek yang
dipikirkan.
f. Koheren dan konsisten dalam arti
sesuai dengan kaedah-kaedah berpikir
logis dan tidak kontradiktif.
g. Bebas dari prasangka-prasangka
subjektif, sosial, historis, kultural
maupun relegius. Berpikir filsafat tidak
boleh didasarkan pada kepentingan
dan perasaan pribadi, tidak juga
berpijak pada mitos dan
hikayat/dongeng masa lalu maupun
masa kini.
h. Sistematis bermakna bahwa berpikir
kefilsafatan harus berkait
berkelindan secara teratur, runtut
atau berurutan secara logis antara
satu dengan yang lain.
i. Bertanggung jawab, artinya seorang
yang berfilsafat adalah orang yang
berpikir sekaligus bertanggung
jawab terhadap pemikirannya,
terutama terhadap hati nuraninya.
Filsafat Ilmu

1. The Liang Gie, Filsafat ilmu adalah


segenap pemikiran reflektif
terhadap persoalan mengenai
segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan
ilmu dengan segala segi dari
kehidupan manusia.
2. Jujun Suriasumantri,
Filsafat ilmu merupakan
bagian dari epistimologi
(Filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu
(pengetahuan ilmiah)
C. Pengetahuan filsafat
1. Aspek ontologi dengan pertanyaan
a. objek apa yang ditelaah ilmu
b. Bagaimana wujud yang hakiki dari
objek tersebut
c. Bagaimana hubungan antara objek
tadi dengan daya tangkap manusia
(seperti berfikir, merasa, dan
mengindera) yang membuahkan
pengetahuan.
Dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, kaum akademis
khususnya ditemukan 2 kelompok yang memiliki sikap eksterm
terhadap ilmu

1. Yang mendewakan ilimu,sehingga menganggap


ilmu dapat memecahkan semua masalah yang
dihadapi dan dialami manusia, bahkan dapat
menggantikan agama;
2. Sikap menganggap remeh dan menyepelekan ilmu.
Fenomena lainnya, adanya diskriminasi
masyarakat terhadap cabang ilmu tertentu dan
pengagungan tergadap cabang ilmu lainnya.
Kekeliruan sikap ini terjadi akibat tidak memahami
ontologi ilmu, khususnya hakikat dan struktu ilmu
pengetahuan.
Hakikat Ilmu
1. Ilmu bersifat emperik atau dapat diuji
secara emperis.
2. Ilmu terbuka dan tersurat, aktivitas ilmiah
tidak dilakukan secara misterius, seperti
ilmu sihir dan pendukunan, melainkan
terbuka.
3. Pengalaman manusia dalam
hidupnyaberkembang sesuai dengan
masalah dan perkembangan pemikiran,
kebudayaan, dan peradabam.
4. Kebenaran ilmu pada hakikatnya adalah relatif. Karena
relatiflah, maka ilmu berkembang dari waktu ke waktu dan
ruang keruang.
Terdapat pendapat Tokoh :
5. Thomas S, Kuhn menggambatkan proses perkembangan
ilmu dari paradigm 1-anomali-revolusi para digma baru,
begitu seterusnya.
6. Karl Popper menggambarkan perkembangan ilmu secara
komulatif, dimana terori pertama disempurnakan oleh
teori berikutnya. Begitu seterusnya hingga semakin lama
akan menuju kepada kesemurnaan dan semakin mendekat
dengan kebenaran hakiki.
7. Yang menentukan kebenaran atau kualitas kebenaran ilmu
terpenuhinya standar dan prosesdur keilmuan, maka pada
hakikatnya kebenaran ilmu tidak ditentukan oleh titel,
profesi dan kedudukan.
Hakikat Ilmu
 Ditentukan oleh cara berpikir dan memenuhi
standar atau persyaratan keilmuan.
 Tidak semua ilmuan mendekati suatu
masalah yang disodorkan dan dihadapinya
dengan pendekatan keilmuan.
 Tidak juga semua ilmu yang dihasilkan oleh

ilmuan yang titel atau gelar akadedik lebih


tinggi menjadi lebih ilmiah atau lebih benar
dibandingkan dengan ilmuan yang
berkualitas dibawahnya.
Struktur Ilmu
 Para ahli menyebutkan bahwa ibu kandung semua
ilmu pengetahuan adalah Filsafat. Dari rahim
filsafat pada awalnya lahir :
1. Ilmu pengetahuan alam (IPA)

2. Ilmu pengetahuan sosial (IPS).


 Dalam perkembangan selanjutnya, muncul
cabang baru ilmu pengetuan yaitu ilmu
humaniora (ilmu kemanusiaan).
 Ilmu pengetahuan alam berkembang melahirkan
bergam disiplin ilmu pengetahuan seperti
biologi, fisika, kimia, dan matematika.
 Setiap disiplin diatas melahirkan sub disiplin
yang bervariasi berupa kedokteran, zoologi,
botani, pertanian, kehutanan, ilmu teknik,
geografi, astronomi, aljabar, trigonometri,
dan lain-lain.
 Dari cabang ilmu pengetahuan sosial
melahirkan disiplin baru seperti psikologi,
sosiologi, politik dan ekonomi.
 Setiap disiplin baru ini melahirkan sub
disiplin yang beragam diantaranya psikologi
sosial, psikologi pendidikan, psikologi klinik
dan lain-lain.
2. Aspek epistimologi dengan
pertanyaan
a. Bagaimana proses yang
memungkinkan ditimbulnya
pengetahuan yang berupa ilmu
b. Bagaimana prosedurnya
c. Hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar kita
mendapatkan pengetahauan yang
benar.
d. Apa yang disebut kebenaran itu
sendiri
e. Apakah kriterianya
f. Cara/teknik/sarana apa yang
membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang benar berupa ilmu.
Pengertian epistimologi
 Epistimologi berasal dari bahasa Yunani, yakni
Episteme yang berarti pengetahuan atau ilmu
pengetahuan dan logos, yang berarti
pengetahuan atau informasi.
 karena itu secara bahasa epistemologi adalah

pengetahuan tentang pengetahuan atau


sering disebut dengan teori pengetahuan.
 Secara terminologi ada beberapa definisi
tentang istilah epistemologi :
1. Suwardi. Epistemologi adalah cabang filsafat yang
mengkaji tentang asal usul, asumsidasar, sifat-
sifat dan bagaimana metode memperoleh
pengetahuan.
2. L. O. Kattsof. Epistemologi sebagai cabang flsafat
yang menyelidiki asal mula, susunan, metode, dan
sahnya pengetahuan.
3. P. Hardono Hadi. Epistemologi sebagai cabang
filsafat yang mempelajari dan mencoba
menentukan kodrat dan skopa pengetahuan,
pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta
pertanggung jawaban atas pernyataan tentang
pengetahuan yang dimiliki.
Dari definisi di atas dapat terdapat beberapa
kunci atau konsep penting yang menjadi kajian
epistemologi :
1. Asumsi ilmu pengetahuan;
2. Asal usul pengetahuan;
3. Sifat ilmu pengetahuan;
4. Susunan ilmu pengetahuan;
5. Metode memperoleh ilmu pengetahuan
6. Keabsahan ilmu pengetahuan.
 Kata kunci : 1 berkaitan dengan
paradigma ilmu
 Kata kunci 2 dan 3 tentang sumber

dan instrumen ilmu,


 Kata kunci 4 dan 5 mengenai metode

ilmiah,
 Kata kunci 6 berbicara tentang teori

kebenaran atau faliditas ilmu.


 Heddy Sri Ahimsa Putra. Para Dikma adalah
serangkaian konsep yang berhubungan satu sama lain
secara logis membentuk sebuah kerangka pemikiran
yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan, dan
menjelaskan kenyataan dan/masalah yang dihadapi.
 Dari definisi tersebut menjelaskan dua kalimat kunci :
a. Paradigma merupakan seperangkat konsep yang
berhubungan satu sama lain secara logis membentuk
suatu kerangka pemikiran.
b. Yang berfungsi untuk memahami dan menjelaskan
kenyataan atau masalah yang sedang dihadapi.
 Salah satu unsur paradikma adalah konsep
 Konsep adalah istilah yang diberi makna tertentu.
 Seperangkat konsep tersebut disebut sebagai
kerangka pemikiran.
 Kerangka pemikiran digunakan oleh manusia
untuk tujuan tertentu, sehingga ia berfungsi
untuk memahami dan menjelaskan realitas yang
dihadapi.
 Realitas yang dihadapi manusia melahirkan
reaksi.
 Diantaranya adalah pertanyaan-pertanyaan
sebagai wujud ketidak puasannya terhadap
berbagai kerangka pemikiran yang sudah ada.
 Pertanyaan ini kemudian mengarahkan
manusi untuk menemukan jawabannya.
 Menurut Heddy ada 9 unsur paradigma :

1. Nilai-nilai
2. Asumsi-asumsi
3. Model
4. Masalah yang diteliti;
5. Konsep-konsep;
6. Metode penelitian;
7. Metode analisa data;
8. Teori;
9. Representasi atau etnografi.
 Asumsi adalah pandangan tetang sesuatu hal
baik berupa benda, ilmu pengetuahuan,
tujuan, dan sebagainya yang tidak
dipertanyakanlagi kebenarannya.
 Nilai merupakan patokan baik-buruk, benar-

salah, dan bermaat atau tidak. Heddy nilai ini


paling tidak berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, ilmu sosial budaya, penelitian
ilmiah, analisis ilmiah, dan hasil penelitian.
 Model merupakan perumpamaan atau nalogi

tentang gejala yang dipelajari. Ia dapat


berupa kata-kata, gambar dan uraian.
 Masalah dapat berupa pertanyaan yang ingin
dijawab atau hipotesa yang ingin diuji/dibuktikan
kebenarannya.
 Konsep adalah istilah atau kata yang diberi makna
tertentu, sehingga membuatnya dapat digunakan
untuk menganalisis, memahami, menafsirkan, dan
menjelaskan peristiwa atau gejala sosial budaya.
 Metode penelitain. Ada dua metode penelitian
yaitu kuantitatif dan kualitatif.
 Penelitian yang dimaksud adalah pengumpulan
data.
 Metode kualitatif dan kuantitatif adalah suatu cara
memperoleh, mengumpulkan data kualitatif dan
kuantitatif.
 Yang bersifat kialitatif dan kuantitatif, bukan
metodenya, melainkan datanya.
 Data kuantitatif adalah sejumlah simbul yang
menunjukkan besaran suatu jumlah atau gejala,
 Data kualitatif berupa sejumlah pertanyaan
mengenai isi, sifat, ciri, dan keadaan dari suatu
peristiwa atau gejala.
 Data jenis ini dapat berupa : 1) Norma, nilai dan
aturan, 2) Kategori sosial dan budaya, 3) Cerita, 4)
Percakapan, 5) pola prilaku dan interaksi sosial, 6)
organisasi sosial, 7) Lingkungan Fisik.
 Setiap peneliti harus mampu mengidentifikasi
perbedaan penting antara realita, data dan fakta.
 Berdasarkan jenis datanya, metode penelitian
dapat dibedakan menjadi :
a. Metode penelitian/pengumpulan sata
kuantitatif; antara lain metode kajian pustaka,
metode survei dan metode angket.
b. Metode penelitian/pengumpulan data kualitatif,
antara lain metode kajian pustaka, metode
pengamatan, wawancara dan mendengarkan.
 Metode menganalisis data, yaitu cara untuk
memilah dan mengklasifikasi data agar dapat
ditetapkanrelasi-relasi tertentu antara katagori
data yang satu dengan data yang lain.
 Hasil analisis/teori. Hasil analisis harus
menyatakan relasi antar variabel, unsur, atau
gejalayang kita teliti.
 Jika hasil analisis kita tidak berhasil mencapai

ini, maka itu dapat berarti :


1. Data yang kita analisis mengandung
beberapa kesalahan mendasar,
2. Analisiss kita salah arah,
3. Analisis kita kurang tajam dan mendalam.
 Setelah menganalisis berbagai data yang kita
peroleh dengan metode tertentu kita akan
sampai pada kesimpulan atau pendapat
tertentu. Disini kita akan mengemukakan
pendapat kita tentang sesuatu gejala. Dapat
berupa pernyataan-pernyataan yang
menggambarkan relasi antara variabel atau
menunjukkan hakikat dan ciri dari gejala
yang kita teliti.
 Hasil analisis semacam inilah yang kemudian

kita sebut denan teori.


 Bila skop penelitian kita luas dan data yang
kita peroleh berasal dari banyak sumber serta
teori yang kita kemukakan dapat memberi
penjelasan universal/berlaku umum, maka
lazimnya disebut dengan teori besar (grand
theori ).
 Bila agak umum dan tidak begitu universal,
maka ia lebih tepat disebut sebagai teori
menengah (middle rang theory).
 Bila teori tersebut hanya berlaku bagi gejala
yang kita teliti saja, maka ia dikenal dengan
teori kecil (small theory).
3. Aspek Aksiologi dengan pertayaan
a. Untuk apa pengetahuan yang berupa
ilmu itu dipergunakan.
b. Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan
kaedah-kaedah moral
c. Bagaimana penentuan objek yang
di telaah berdasarkan pilihan
moral.
d. Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma moral profesional
D. Berfilsafat
1. Berfilsafat artinya berfikir reflektif
yaitu berfikir merenungkan secara
berkali-kali dari berbagai sudut
pandang dan berfilsafat memantul
kembali guna menyoroti pada
pemikiran itu sendiri, sehingga
diperoleh pengetahuan yang kritis
radikal dan menyeluruh ( Rine
Discates)
2. Berfilsafat berarti berfikir kritis yaitu
a) berfikir berulang-ulang memantul
secara kritis norma-norma adat,
hukum, etis dan agama.
b) Menghindari kecongkakan maha
tahu.
c) Berfikir dengan menggunakan logika
( asas, hukum, norma dalam
memperoloh kebenaran) dan mampu
menimbang berbagai hal secara
objektif dan analisis akal sehat.
3. Berfikir analitik
Secara kritis mempelajari berbagai
pendapat para filosof sebagai pisau
analisis pemecahan masalah
kehidupan manusia
menganalisis setiap persoalan atau
pertanyaan mana yang relevan dan
tidak , yang utama dan tidak
4. Berfikir sintetik, Secara kritis
melakukan kajian terhadap
pengetahuan baru dan memadukan
hasil pengetahuan yang ada (hasil
analitis) menjadi pengetahuan baru
yang lebih utuh tentang alam
semesta.
5. Berfikir skeptik,
a) menanyakan bukti atau fakta
yang dapat mendukung setiap
pernyataan
b) pernyataan benar bila ada fakta
pendukungnya
6.Menelusuri
hikmah butir-
butir agama sebagai
moral dalam berfikir,
menghasilkan pengetahuan
baru.
E. Kajian filsafat
1. Yang ada (Being) yaitu yang dapat
diterima oleh akal (rasio) dan budi
atau jiwa
2. Kenyataan (reality) yaitu
korespondensi dengan fakta atau
kenyataan sebagai yang dapat
dipercaya dan ditangkap indera
3. eksistensi (exestence) yaitu apa yang
bisa ditangkap pancaindera.
F. Kajian perenung filsafat
1. Yang ada (being)
2. Reality (nyata)
3. eksistensi (ruanga dan waktu)
4. Substansi (wahana sifat)
5. Esensi ( hakikat) = hakikat makna
barang sesuatu
6. Materi (jenis substansi)
7. Struktur (Forum-bentuk)
8. Perubahan (change)
9. Sebab akibat
10. Hubunga asosiasi
II. Perkembangan pengetahuan
A. Zaman Purba
1. Prasejarah yakni ditandai dengan
pengetahuan apa dan bagaimana
(knawhow) yang diperoleh manusia
melalui:
a. Kemampuan mengamati
b. Kemampuan membeda-bedakan
c. Kemampuan memiliki
d. Kemampuan melakukan percobaan
berdasarkan prinsip trial and Erol.
2. Masa sejarah
a.Manusia mulai memiliki
kemampuan membaca,menulis,
dan berhitung
b.Manusia sebagai makhluk yang
berfikir atau bernalar (Homo
Sapiens)
c. Ciri-ciri kemampuan masa ini antara
lain:
1) Fungsi kontrol dan pengendalian alam,
seperti fenomena pertanian, peternakan,
perburuan yang efektif
2) Fungsi imajinasi sebagai realisasi daya
kreasi manusia seperti perbuatan patung
dan perhiasan yang bernilai arstistik
3) Sikap mental dan penalaran yang reseptif
dan empiris (apa adanya).
d. ciri-ciri zaman ini
1) Knawhow dalam kehidupan sehari-hari
didasarkan pengalaman
2) Pengetahuan yang diperoleh diterima
sebagai fakta dengan sikap menerima
apa adanya “reseptive mind”
penjelasannya masih dihubungkan
dengan kekuatan magis
3) Kemampuan mengembangkan huruf abjad
dan sistem bilangan memungkinkan saat
itu kemampuan abstraksi
4) Hasil abstraksi ini kemudian
dikembangkan dalam kegiatan menulis,
berhitung, menyusun kalender, yang
merupakan kemampuan sintesa dari hasil
abstraksi.
5) Kemampuan melakukan ramalan atas
dasar peristiwa sebelumnya
B. Zaman penyelidikan
1. Filsafat
a. Logika (Tool Study)
b. Metodologi (Content Study)
2. Logika (Tool Study)
a. Mata pelajaran menganai alat,
mata pelajaran yang mangajarkan
alat bagi mata pelajaran lain
b. Dalam filsafat mata pelajaran
mengenai alat disebut logika
c. Logika membicarakan teknik-
teknik untuk memperoleh
kesimpulan dari suatu perangkat
bahan, fakta-fakta dan informasi
d. Dikenal logika deduktif dan
induktif
e. Dalam logika juga ada alat lain
yang disebut metodologi
LOGIKA DEDUKTIF
1. Logika deduktif adalah penyimpulan yang
bertolak dari hal umum menuju pada
fenomena khusus atau satu kasus.
2. Logika deduktif adalah sistem penalaran yang
menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang
sah (runtut, dan sesuai dengan pertimbangan
akal, tepat) berdasarkan bentuk dari kerja
akal, sehingga kesimpulan yang dihasilkan
merupakan penyimpulan final (tepat, sah dan
tidak ada penyimpulan lain) yang diturunkan
dari pangkal pikirnya (premisnya).
LOGIKA INDUKTIF
1. Induktif adalah proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah fenomena menuju
kesimpulan umum. Fenomena indifidual
sebagai landasan penalaran induktif adalah
fenomena dalam bentuk pernyataan.
2. Logika induktif adalah sistem penalaran
yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan
yang sah dari sejumlah hal khusus sampai
pada kesimpulan umum yang bersifat boleh
jadi (probabilitas)
3. Metodelogi (Conteunt Study)
a. Ilmu pengetahuan tentang metode
dan khususnya metode ilmiah
b. Hal-hal yang dibicarakan dalam
metodologi adalah hal-hal yang
bersifat obserfasi, hipotesis, hukum,
teori, susunan eksperimen dan
sebagainya
c. Metodologi adalah sekumpulan
metode (osborne R dan Van Loon B)
4. Inquiring mind (selalu menyelidiki)
dengan asumsi, meragukan sesuatu
(Deomnibus Dubitaudun) adalah ciri
dari penalaar saat ini
5. Ciri-ciri zaman ini
a. Orang memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan ide/pendapat
b. Masyarakat tidak mempercaya lagi
mitolodologi dianggap sebagai suatu
bentuk psendo rasional
c. Masyarakat tidak dapat menerima
sikap receptive attitude (sikap
menerima begitu saja) melainkan
menumbuhkan sikap an inquiry
attitude.
C. Zaman pertengahan
1. Para ilmuan masa ini hampir terkait
dengan aktifitas keagamaan
2. Kerenanya muncul semboyan “Ancilla
Theologi” artinya kegiatan ilmiah
diarahkan untuk mendukung
kebenaran agama.
3. Di Asia muncul sarjana islam yang
melakukan penerjemahan besar-
besaran terhadap karya filosof yunani
dan berbagai temuan di lapangan
ilmiah lainya.
4. Zaman ini ditandai sebagai era
kebangkitan kembali pemikiran yang
bebas dari dogma-dogma agama
5. Gerakan renoisance ialah zaman
peralihan ketika kebudayaan abad
tengah mulai berubah menjadi suatu
kebudayaan moderen
6. Manusia kembali merindukan
otonomi pemikiran bebas seperti
zaman yunani kuno
7. Manusia saat itu disebut sebagai
animal retionale karena pada masa
tersebut pemikiran manusia mulai
bebas dan berkembang
8. Manusia ingin mencapai kemajuan
atas hasil usaha sendiri tidak
didasarkan atas campur tangan
Ilahi
D. Zaman Moderen
1. Rene Descates mewariskan suatu
metode berfikir yang menjadi
landasanberfikir ilmu pengetahuan
moderen yaitu:
a. Tidak menerima apapun sebagai hal
yang benar kecuali kalau diyakini
sendiri bahwa itu memang benar
b. Memilah-milah masalah menjadi
bagian-bagian terkecil untuk
mempermudah penyelesaian (analisis)
c. Berfikir runtut dengan mulai dari hal
yang sederhana sedikit demi sedikit
untuk sampai hal yang paling rumit
d. Perincian yang lengkap dan
pemeriksaan yang menyeluruh
diperlukan supaya tidak ada yang
terlupakan
2.Berfikir adalah kegiatan mental yang
menghasilkan pengetahuan dengan
mengikuti alur berfikir yang dikenal
sebagai metode ilmiah
3.Metode adalah prosedur atau cara
mengetahui sesuatu yang mempunyai
langkah-langkah yang sistemik.
4. Ciri-ciri ilmu adalah
a. Rasional dan teruji
b. Deduktif dan induktif
c. Social and behavioral Seiences =
natural Seiences (alam).
5. Immanuel Kant membatasi
pengetahuan manusia
a. Semua pengetahuan manusia
dimulai dengan intuisi, hasil dari
situ kekonsep dan berakhir dengan
ide-ide. Kemudian berkembang
menjadi :
b. Semua pengetahuan manusia
dimulai dengan indera, kemudian
dilanjutkan dengan pemahaman
dan berakhir dengan alasan.
c. Semua orang yang tertarik alasannya
spekulatif dan praktis yang
mengkombinasikan 3 pertanyaan :
1) apakah yang bisa kuketahui (what can i
know) segala apa yang diketahui
manusia hanyalah apa yang dipersepsi
oleh panca indradan selain itu
merupakan ilusi saja, dan hanya
merupakan ide.
2. Apakah yang harus kulakukan (what ought
i to do), semua hal yang seharusnya
dilakukan manusia, harus bisa diangkat
menjadi sebuah peraturan yang bersifat
umum yang disebut imperatif kategori
3. Apakah yang bisa kuharapkan (what may i
hope) apa yang bisa diharapkan manusia
ditentukan oleh akal budinya. Jadi semua
pengetahuan kita dimulai dengan indera,
kemudian dilanjudkan dengan
pemahaman dan berakhir dengan alasan.
Tidak ada yang lebih tinggi dari akal sehat
E. Perkembangan Berpikir dan
kelahiran ilmu pengetahuan
I. Sumber pengetahuan
a. aliran rasionalismen, suatu perilaku itu dapat
disebut baik dan buruk bilamana mampu
mendatangkan kebahagiaan dan kesenangan yang
didasarkan pada pemikiran yang matang atau
berdasarkan rasio
b. Aliran Emperisme yaitu pengalaman sebagai
sumber pengatahuan yang berupa pengalaman
inderawi.
c. Pragmatisme yaitu segala sesuatu yang
membawa manfaat praktis sebagai sumber
pengetahuan
d. Idealisme yaitu pengetahuan merupakan
gambaran subjektif tentang kenyataan, tidak
menggambarkan hakiki di luar pikiran.
E.Positivisme yaitu
kepercayaan dogmatis harus diganti dengan
pengetahuan faktawi. Apapun yang berada
diluar dunia pengalaman tidak perlu
diperhatikan. pernyataan yang mengandung
arti pernyataan yang dapat diverifikasi secara
empiris
F. kritisisme
 Pengamatan merupakan permulaan
pengetahuan, sedangkan pengolahan
oleh akal merupakan bentuknya.
 Pengetahuan dari empiris dan rasional

sama-sama benar, apabila


mengandung panduan kedua aktifitas
indera dan akal
g. Naturalisme
 Hanya alam yang dipercaya (atentik)
 Menolak suatu dunia yang ada yang

bersifat adialami (supranatural


realisme)
F. Metode perenungan filsafat
Perenungan adalah percobaan untuk
menyusun suatu sistem pengetahuan
yang rasional, yang memadai untuk
memahami dunia tempat kita hidup
maupun untuk memahami diri kita
sendiri.
Perenungan dimulai dari
Adanya keheranan kemudian
menyangsikan dan meragukan sadar
akan keterbatasan, mendorong
manusia untuk berfikir (mengajukan
pertanyaan menghubungkan gagasan
yang satu dengan yang lain
menanyakan bagaimana, mengapa
jawaban yang lebih baik dari yang ada)
Macam-macam perenungan
1. Perenungan yang menghasilkan
karya sastra
 Perenungan berasumsi bahwa
penyampaian ide seseorang dapat
dilakukan dalam bahasa (sastra)
 Dengan analisis bahasa seseorang
dapat mengerti pemikiran seseorang
2. Perenungan yang dikaitkan dengan
sosial politik. Konsep atau ide yang
dihasilkan ada relevansi dengan
konsep atau ide negara
3. Perenungan yang terkait dengan
metodologi yakni yang terkait
dengan metode ilmu.
a) Rine Descartes penganut aliran
rasionalisme memulai
perenungannya dengan meragukan
sesuatu
b) Prancis Bacon penganut aliran
emperisme, kebenaran diperoleh
dengan adanya bukti atau fakta
aktual yang dapat ditangkap indera.
c) Karl Popper penganut aliran
falsifikasisme, kebenaran akan
menjadi hilang, bila ada yang
menunjukan fakta lain yang
menyebabkan kebenaran itu
menjadi tidak berlaku.
Ruang lingkup filsat ilmu
I. Ontologi : hakikat apa yang dikaji
A. Metafisika
Beberapa penafsiran metafisika :
1. Alam terdapat ujud-ujud yang bersifat gaib
(supernatural) ujud bersifat lebih tinggi atau
lebih kuasa dibandingkan dengan alam nyata
2. Animisme merupakan kepercayaan yang
supernaturalisme, dimana roh-roh yang
bersifat gaib yang terdapat dalam benda
3. Lawan supernaturalisme terdapat
paham naturalisme yang berdasarkan
pada materialisme bahwa gejala-
gejala alam ditentukan oleh kekuatan
yang terdapat dalam alam itu sendiri
4. Paham demokritos unsur dasar dari
alam adalah Atom (Teori tentang
Atom)
5. Paham mekanistik yang melihat
gejala alam (termasuk makhluk
hidup hanya merupakan gejala
kimia-fisika)
6. Paham vitalistik hidup, suatu yang
unik yang berbeda secara substantif
dengan proses tersebut
7. Perkembangan ilmu ditentukan oleh
otak manusia, jadi proses berfikir
dianggap sebagai aktifitas elektro
kimia dari otak
8. Tiap ilmuan boleh mempunyai
filsafat individual yang berbeda-beda
boleh menganut paham mekanistik
dan boleh paham vitalistik serta
paham individualistik
B. Asumsi
1. Paham determinisme pengatahaun
bersifat empiris yang dicerminkan
oleh gerak yang bersifat universal
(Thomas Hobbes)
2. Paham fanalisme segala kejadian
ditentukan oleh nasib yang telah
ditetapkan lebih dahulu
3. Paham bebas, manusia mempunyai
kebebasan dalam menentukan
pilihanya, tidak terikat kepada hukum
alam yang tidak memberi alternatif
4. Matahari setelah terbit dari barat dan
terbenan di timur
5. Pada hari bulan ini Tahun 2013
semua manusia memakai celana
dalam
C. Peluang
1. Berdasarkan meteorologi dan
giofisika saya tidak pernah merasa
pasti bahwa esok hari akan hujan
atau tidak
2. Dengan probabilitas 0,8 esok tidak
akan turun hujan; makanya ilmu
tidak pernah berpresentasikan untuk
mendapatkan pengetahuan yang
bersifat mutlak
3. Ilmu memberi pengetahuan sebagai
dasar untuk mengambil keputusan
yang didasarkan kepada penafsiran
kesimpulan ilmiah yang bersifat
relatif
D. Beberapa Asumsi dalam Ilmu
1. Asumsi harus relevan dengan bidang
dan tujuan pengkajian disiplin
keilmuan
2. Asumsi harus operasional dan
merupakan dasar-dasar dari
pengkajian teoritis
3. Asumsi manusia dalam administrasi
yang bersifat operasional adalah
makhluk ekonomis, makhluk sosial,
makhluk aktualisasi diri atau makhluk
yang komplit
4. Asumsi harus disimpulkan dari keadaan
sebagaimana adanya bukan keadaan
bagaimana seharusnya
5. Asumsi pertama, asumsi yang
mendasari telaahan ilmiah, Asumsi
kedua asumsi yang mendasari telaahan
moral
E. Batas-batas penjelajahan ilmu
Apakah yang menjadi karakteristik
objek ontologi ilmu yang
membedakan ilmu dari pengetahuan
lainnya.
1. Ilmu memulai penjelajahan pada
pengalaman manusia dan berhenti
di batas pengalaman manusia
2. Fungsi ilmu sebagai alat membantu
manusia dalam menanggulangi
berbagai masalah yang dihadapi
3. Ilmu membatasi lingkup
penjelajahannya pada batas-batas
pengalaman manusia yang
disebabkan metode yang digunakan
dalam menyusun yang telah teruji
kebenarannya secara empiris
4. Dalam batas pengalaman manusia
ilmu hanya berwenang dalam
menentukan benar atau salahnya
suatu pernyataan
5. Ilmu tanpa bimbingan moral agama
adalah buta.
II. Epistimologi : cara mendapatkan pengetahuan
yang benar
A. Jarum sejarah pengetahuan
1. Pada masyarakat primitif perbedaan antara
berbagai organisasi kemasyarakatan belum
tampak
2. Sekali menjadi orang ahli seterusnya dia
akan menjadi seorang ahli
3. Dikurun waktu dulu tidak terdapat
pembedaan antara berbagai pengetahuan
segala apa yang diketahui adalah
pengetahuan yang benar.
4. Dengan mulainya abad penalaran
mulailah terdapat perbedaan yang
jelas antara berbagai pengetahuan
yang menyebabkan timbulnya
spesifikasi pekerjaan yang merubah
struktur kemasyarakatan.
5. Metode keilmuan adalah jelas sangat
berbeda dengan ngelmu yang
merupakan paradigma dari abat
pertengahan
B. Pengetahuan
1. Pengetahuan pada hakikatnya
merupakan segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu objek tertentu,
termasuk kedalanya ilmu
2. Ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diketahui oleh
manusia
3. Pengetahuan merupakan khasanah
kekayaan mental yang secara
langsung turut memperkaya
kehidupan kita
4. Pengetahuan merupakan sumber
jawaban bagi berbagai pertanyaan
yang muncul dalam kehidupan.
Landasan epistimologi ilmu disebut metode
ilmiah, cara yang dilakukan ilmu dalam
menyusun pengetahuan yang benar

1. Ilmu mempelajarai sebagaimana


adanya dan berbatas pada lingkup
pengalaman manusia
2. Pengetahuan ilmiah alias ilmu
diibaratkan sebagai alat manusia
dalam memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapainya
3. Pemecahan itu dengan maramalkan
dan mengontrol gejala alam
4. Ilmu digunakan sebagai alat untuk
meramalkan dan mengontrol gejala
alam
5. Agar kita mampu meramalkan dan
mengontrol sesuatu, maka pertama-
tama kita harus mengetahui mengapa
sesuatu itu terjadi
6. Untuk bisa meramalkan dan
mengontrol sesuatu kita harus
menguasai pengetahuan yang
menjelaskan peristiwa itu
7. Jadi penelaahan ilmiah diarahkan
kepada usaha untuk mendapatkan
penjelasan mengenai berbagai gejala
alam
8. Ilmu dan filsafat dimulai dengan akal
sehat sebab tidak mempunyai
landasan permulaan untuk berpijak
Akal sehat landasan pengetahuan
1. Randall dan Buchler, akal sehat
sebagai pengetahuan yang diperoleh
lewat pengalaman secara tidak
sengaja yang bersifat sporadis dan
kebetulan
2. Karakteristik akal sehat menurut
titus
a. Karena landasanya yang berakal pada
adat dan tradisi, maka akal sehat
cenderung untuk bersifat kebiasaan
dan pengulangan
b. Karena landasannya yang berakal
kurang kuat, maka akal sehat
cenderung untuk bersifat kabur dan
samar-samar
c. Karena kesimpulan yang ditariknya
sering berdasarkan asumsi yang tidak
dikaji lebih lanjut, maka akal sehat
lebih merupakan pengetahuan yang
tidak teruji
Awal Metode Ilmiah dalam mendapatkan
ilmu
1. Orang yunani bapak metode ilmiah
kata H.G. Wells, maka orang muslim
adalah bapak angkatnya
2. Dalam perjalanan sejarah lewat
orang muslimlah Dan bukan lewat
kebudayaan latin dunia modern
sekarang ini mendapatkan dan
cahayanya.
3. Metode eksperimen dikembangkan
oleh sarjana muslim dan secara
sosiologis dimasyarakatkan oleh
Francis Bacon.
4. Perkembangan metode ilmiah di
lakukan dengan cara berfikir induktif
dan deduktif
5. Perkembangan logika ilmiah
merupakan pertemuan antara
rasionalisme dan empirisme.
C. Metode Ilmiah
1. Prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut ilmu
2. Ilmu pengetahuan yang cara
mendapakannya harus memenuhi
syarat-syarat
3. Metode menurut isenn, suatu cara
mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah yang
sistematis
4. Metodelogi ilmiah, pengkajian dari
peraturan-peraturan yang terdapat
metode ilmiah
5. Metode ilmiah merupakan ekspresi
mengenai cara bekerja pemikiran
6. Metode ilmiah mencoba
menggambarkan cara berfikir
deduktif dan cara berfikir induktif
dalam membangun tubuh
pengetahuan.
7. Berfikir deduktif memberi sifat yang
rasional kepada pengetahuan ilmiah
dan bersifat konsisten dengan
pengetahuan yang telah dikemukakan
sebelumnya
8. Cara berfikir induktif yang
berdasarkan kriteria kebenaran
korespondensi yaitu susatu pernyataan
benar bila terdapat faktor-faktor
empiris yang mendukung pernyataan
itu
Berdasakan sikap manusia menghadapi
masalah : Van Peursen membagi
perkembangan kebudayaan kepada tiga tahap

1. Mistis adalah sikap manusia yang


merasakan dirinya terkepung oleh
kekuatan gaib disekitarnya
2. Ontologis adalah sikap manusia yang
tidak lagi terkepung oleh kekuatan gaib
dan bersikap mengambil jarak dari objek
di sekitarnya serta mulai melakukan
penelaahan terhadap objek tersebut
3. Fungsional adalah sikap manusia
yang bukan saja merasa telah
terbebas dari kepungan kekuatan
gaib dan mempunyai pengetahuan
berdasarkan penelaahan terhadap
objek-objek disekitar kehidupanya,
namun lebih dari itu dia
memfungsionalkan pengetahuan
tersebut bagi kepentingan dirinya
Kebenaran ilmu
1. Dalam usaha memecahkan masalah
ilmu tidak berpaling kepada perasaan
melainkan kepada pikiran yang
berdasarkan penalaran
2. Ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri
dengan fakta
3. Teori ilmu merupakan suatu
penjelasan rasional yang
berkesesuaian dengan objek yang
dijelaskan
4. Pendekatan rasional digabungkan
dengan pendekatan empiris dalam
langkah-langkah yang disebut
metode ilmiah
Semua teori ilmiah harus memenuhi
dua syarat.
a. Harus konsisten dengan teori-teori
sebelunya yang memungkinkan
tidak terjadinya kontradiksi dalam
keilmuan secara keseluruhan
b. Harus cocok dengan fakta empiris
Logika Ilmiah
Logika ilmiah merupakan gabungan
antara logika deduktif dan logika
induktif, dimana rasionalisme dan
emperisme hidup berdampingan
dalam sebuah sistem dengan
mekanisme korektif.
Hipotesis
1. Hipotesis merupakan dugaan atau
jawaban sementara terhadap
permasalahan yang sedang dihadapi
2. Hipotesis disusun secara deduktif
dengan mengambil premis-premis
dari pengetahuan ilmiah yang sudah
diketahu sebelumnya.
Kerangka berfikir ilmiah yang berintikan
proses logico-Hypotheco-verifikatif yang
terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perumusan masalah berupa pertanyaan
mengenai objek empiris yang jelas batas-
batasnya dapat diidentifikasikan faktor-
faktor yang terkait didalamnya
b. Penyusunan kerangka dalam pengajuan
hipotesis, argumentasi menjelaskan
hubungan yang mungkin terdapat antara
berbagai faktor yang saling mengkait dan
membentuk konstilasi permasalahan
c. Perumusan hipotesis sebagai jawaban
sementara atas dugaan terhadap
pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berfikir yang dikembangkan
d. Pengujian hipotesis yang merupakan
pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat fakta-
fakta yang mendukung hipotesis
tersebut atau tidak
E. Penarikan kesimpulan yang merupakan
penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan ditolak atau diterima.
F. Hipotesis yang diterima kemudian
dianggap menjadi bagian dari
pengetahuan ilmiah sebab telah
memenuhi persyaratan keilmuan yakni
mempunyai kerangka penjelasan yang
konsisten dengan pengetahuan ilmiah
sebelumnya serta teruji kebenarannya
D. Sturktur pengetahuan ilmiah

1. Pengetahuan ilmiah mempunyai 3


fungsi :
a. Menjelaskan
b. Meramalkan
c. Mengontrol
2. Secara garis besar terdapat empat
jenis pola penjelasan
a. Deduktif yaitu menarik kesimpulan
secara logis dari premis-premis
yang telah ditetapkan sebelumnya
b. Probabilitis yaitu penjelasan yang
ditarik secara deduktif dari
sejumlah kasus
c. Fungsional atau teologis
penjelasan yang meletakkan
sebuah unsur dalam kaitannya
dengan sistem secara keseluruhan
yang mempunyai karakteristik atau
arah perkembangan tertentu.
d. Genetik yaitu menggunakan
fakta-fakta yang timbul
sebelumnya dalam
menjelaskan gejala yang
muncul kemudian
3. Teori
a. Pengetahuan ilmiah yang mencakup
penjelasan mengenai suatu faktor
tertentu dari sebuah disiplin
keilmuan
b. Tujuan akhir dari tiap disiplin
keilmuan mengembangkan sebuah
teori keilmuan yang bersifat utuh
dan konsisten
c. Sebuah teori terdiri dari hukum-
hukum seperti teori ekonomi makro
dikenal hukum permintaan dan
penawaran
d. Hukum pada hakikatnya merupakan
pernyataan yang menyatakan
hubungan antara dua fariabel atau
lebih dalam suatu kaitan sebab
akibat
e. Teori merupakan pengetahuan yang
memberikan penjelasan tentang
mengapa suatu gejala terjadi
f. Hukum memberikan kemampuan
kepada kita untuk meramalkan
tentang apa yang mungkin terjadi
g. Pengetahuan ilmiah dalam bentuk
teori dan hukum harus bersifat
universal.
h. Untuk tujuan meramalkan ilmu,
ilmu-ilmu sosial merupakan metode
proyeksi pendekatan struktural,
analisis kelembagaan atau tahap-
tahap perkembangan
i. Postulat merupakan asumsi dasar
yang kebenarannya kita terima tanpa
dituntut pembuktiannya
j. Asumsi harus merupakan pernyataan
yang kebenaranyan secara empiris dapat
teruji misalnya Asumsi mengemudi
kenderaan di pagi hari
k. Penelitian yang bertujuan untuk
menemukan pengetahuan baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui
dinamakan penelitian murni atau
penelitian dasar
l. Penelitian yang bertujuan untuk
mempergunakan pengetahuan ilmiah yang
telah diketahui untuk memecahkan
masalah kehidupan yang bersifat praktis
dinamakan penelitian terapan
m. Manusia Humo Faber (makhluk yang
membuat peralatan), Homosapies
(makhluk yang berfikir) yang
mencerminkan kaitan antara pengetahuan
yang bersifat teoritis dangan teknologi
yang bersifat praktis
V. Sarana berfikir Ilmiah
a. Bahasa
b. Matematika
c. Statistika
III. Aksiologi : Nilai kegunaan ilmu
A. Ilmu dan Moral
1. Beberapa pertanyaan
a. Apakah benar makin cerdas, maka makin
pandai kita menemukan kebenaran, makin
benar, maka makin baik perbuatan
b. Apakah manusia yang mempunyai
penalaran tinggi lalu makin berbeda,
sebab moral mereka makin dilandasi
analisis yang tinggi ataukah malah
sebaliknya makin cerdas makin pandai kita
berdusta.
2. Kegunaan ilmu
a. Berkat kemajuan ilmu dan teknologi,
maka pemenuhan kebutuhan manusia
bisa dilakukan secara lebih mudah dan
cepat
b. Ilmu juga dikaitkan dengan tujuan
perang dan tidak hanya untuk
menguasai alam
c. Berkat kemajuan dalam bidang ilmu,
maka pemenuhan kebutuhan manusia
bisa dilakukan secara lebih cepat dan
d. Dalam kenyataannya apakah ilmu
selalu merupakan berkah, terbebas
dari kutuk yang membawa mala
petaka dan kesengsaraan
e. Ilmu bukan lagi merupakan sarana
yang membantu manusia mencapai
tujuan hidupnya namun juga
menciptakan tujuan hidup itu sendiri
Ada beberapa pertanyaan
1. Untuk apa sebenarnya ilmu itu harus
di pergunakan.
2. Dimana batas wewenang
penjelajahan keilmuan.
3. Kearahmana perkembangan
keilmuan harus diarahkan.
Aspek moral dalam ilmu
1. Secara metafisik ilmu ingin mempelajari
alam sebagaimana adanya dilain sisi
terdapat keinginan agar ilmu
mendasarkan kepada nilai-nilai dalam
ajaran agama
2. Moral berkaitan dengan cara penggunaan
pengetahuan ilmiah
3. Ilmu secara moral harus ditujukan untuk
kebaikan manusia tanpa merendahkan
martabat atau mengubah hakikat
kemanusiaan.
Dalam kaitan dengan masalah moral
dalam menghadapi akses ilmu dan
teknologi yang bersifat merusak ada 2
pendapat :
1. Mengiginkan ilmu harus bersifat
netral terhadap nilai-nilai baik secara
ontologi maupun aksiologi
2. Tugas ilmuan menemukan
pengetahuan dan terserah kepada
orang lain untuk mempergunakannya
Pendapat kedua
1. Netralitas ilmu terhadap nilai-nilai
hanyalah terbatas pada metafisika
keilmuan sedangkan dalam
penggunaannya, bahkan pemilihan objek
penelitian maka kegiatan keilmuan harus
berdasarkan asas-asas moral.
2. Tahap tertinggi dalam kebudayaan moral
manusia ketika menyadari bahwa kita
seyogianya mengontrol pikiran kita
Kesimpulan dari dua pendapat diatas

1. Golongan pertama ingin melanjudkan


tradisi kenetralan Ilmu secara total
2. Golongan kedua mencoba menyesuaikan
kenetralan ilmu secara prakmatis
berdasarkan perkembangan ilmu dan
masyarakat
3. Jadi ilmu secara moral harus ditujukan
untuk kebaikan manusia tanpa
merendahkan martabat atau mengubah
hakikat manusia.
B. Tanggung jawab sosial ilmu
1. Ilmu merupakan hasil karya perseorangan
yang di komunikasikan dan dikaji secara
terbuka oleh masyarakat
2. Sikap sosial seseorang ilmuan adalah
konsisten dengan proses penelaahan
keilmuan yang dilakukan
3. Tanggung jawab sosial seseorang ilmuan
adalah memberikan perspektif yang
benar : Untung dan rugianya, baik dan
buruknya sehingga penyelesaian yang
objektif dapat dimungkinkan
4. Ilmuan berdasarkan tanggung
jawabnya memiliki kemampuan
untuk meramalkan apa yang akan
terjadi
5. Kemampuan pengetahuan seseorang
harus dapat mempengaruhi opini
masyarakat terhadap masalah-
masalah yang seyogianya mereka
sadari.
6. Pikiran manusia bukan saja dapat
dipergunakan untuk menemukan dan
mempertahankan kebenaran, namun
juga dapat dipergunakan untuk
menemukan dan mempertahankan
yang tidak benar.
7. Seorang ilmuan pada hakikatnya
manusai yang biasa berfikir dengan
teratur dan teliti
8. Bila kaum ilmuan konsekwen dengan
pandangan hidupnya, baik secara
intelaktual, maupun secara moral,
maka salah satu penyangga
masyarakat modern akan berdiri
kukuh.
C. Nuklir dan pilihan moral

1. Pada tangal 2-8-1939 Albert Einstein


menulis surat kepada presiden As Franklin
D. Roosevelt, memuat rekomendasi
mengenai serangkaian kegiatan yang
mengarah kepada pembuatan Bom atom
2. Situasi yang dihadapi Einstein waktu itu
adalah keadaan perang yang konkrit
dimana sekutu mungkin kalah sekiranya
jerman dapat mengembangkan Bom
Atomnya.
3. Dalam persoalan ini ilmu bersifat
netral. Einstein berpihak kepada
kemanusiaan yang tidak mengenal
batas giografis sistem politik atau
sistem kemasyarakatan lainnya.
4. Pengetahuan merupakan kekuasaan,
kekuasaan yang dapat dipakai untuk
kemaslahatan atau sebaliknya dapat
pula disalahgunakan
5. Kenetralan seseorang ilmuan
disebabkan anggapanya bahwa ilmu
pengetahuan merupakan rangkaian
penemuan yang mengarah kepada
penemuan selanjutnya
6. Ilmu pengetahuan tebebas dari nilai-
nilai yang mengikat
7. Penemuan ilmiah tidaklah
diperuntukan bagi suatu golongan
tertentu, namun bagi kemanusiaan
secara keseluruhan.
8. Ilmu tidak saja memerlukan
kemampuan intelektual, namun juga
keharusan moral. Tanpa itu maka
ilmu hanya akan mencekik
penciptanya dan menimbulkan mala
petaka.
IV. Ilmu dan pengembangan
kebudayaan nasional
1. Ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan dan pengetahuan
merupakan unsur dari kebudayaan
2. Kebuadayaan merupakan seperangkat
sistem nilai, tali hidup dan sarana bagi
manusia dalam kehidupan
3. Pengembangan kebudayaan nasional
merupakan bagian dari kegiatan suatu
bagsa
4. Ilmu dan kebudayaan berada dalam
posisi yang saling ketergantungan dan
saling mempengaruhi
5. Dalam pengembangan kebudayaan
nasional ilmu mempunyai peran ganda
a. Ilmu merupakan sumber nilai yang
mendukung terselenggaranya
pengembangan kebudayaan nasional
b. Ilmu merupakan sumber nilai yang
mengisi pembentukan watak suatu
bangsa.
Ilmu cara berfikir

1. Ilmu cara berfikir dalam


menghasilkan suatu kesimpulan
yang berupa pengetahuan yang
dapat diandalkan
2. Ilmu merupakan produk dari proses
berfikir menurut langkah-langkah
tertentu yang secara umum disebut
berfikir ilmiah.
Persyaratan berfikir ilmiah mencakup 2
kriteria
1. Berfikir ilmia harus mempunyai alur
jalan pikiran yang logis
2. Pernyataan yang bersifat logis harus
didukung oleh fakta empiris
Dari hakikat befikir ilmiah dapat
disimpulkan beberapa karakteristik
1. Ilmu mempercayai rasio sebagai alat untuk
mendapatkan pengetahuan
2. Alur jalan pemikiran yang logis yang
konsisten dengan pengetahuan yang telah
ada
3. Pengujian secara empiris sebagai kriteria
kebenaran objektif
4. Mekanisme yang terbuka terhadap koreksi.
Manfaat nilai yang dapat ditarik dari
karakteristik ilmu
1. Rasional
2. Logis
3. Objektif
4. Terbukti
Ilmu sebagai asas moral
1. Ilmu merupakan sebagai kegiatan berpikiran
untuk mendapatkan pengetahuan yang benar
2. Kebenaran bagi kaum ilmuan mempunyai
kegunaan khusus, yaitu kegunaan yang
universal bagi umat manusia dalam
meningkatkan martabat bagi kemanusiaan
3. Dua karakteristik merupakan asas moral bagi
kaum ilmuan
a. Meningkatkan kebenaran
b. Pengabdian secara universal
Nilai-nilai ilmiah dan pengembangan kebudayaan
nasional
1. Tujuh nilai yang terpancar dari hakikat
keilmuan yaitu ;
a. Kritis
b. Rasional
c. Logis
d. Obyektif
e. Terbuka
f. Menjunjung kebenaran
g. Pengabdian universal
2. Bangsa yang moderen akan menghadapi
berbagai permasalahan dalam bidang
politik, ekonomi, kemasyarakatan,
ilmu/teknologi. Pendidikan dan lain yang
membutuhkan cara pemecahan masalah
secara kritis, Rasional, logis, obyektif dan
terbuka
3. Pengembangan kebudayaan nasional pada
hakikatnya adalah perubahan dari
kebudayaan yang bersifat konvensional
kerah situasi kebudayaan yang lebih
mencerminkan aspirasi dan tujuan nasional
4. Proses pengembangan kebudayaan
pada dasarnya penafsiran kembali dari
nilai-nilai konvensional agar lebih
sesuai dengan tuntutan zaman, serta
perubahan nilai-nilai baru yang
fungsional
5. Untuk terlaksana kedua proses tersebut
dalam pengembangan nasional
diperlukan sifat kritis, rasional, logis,
obyektif, terbuka, menjunjung
kebenaran dan pengabdian universal.
Kearah peningkatan peranan keilmuan

1. Diperlukan langkah-langkah yang


sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan peranan dan kegiatan
keilmuan.
a. Imu bagian dari kebudayaan, maka
langkah-langkah kerah peningkatan
peranan dan kegiatan keilmuan harus
memperhatikan situasi kebudayaan
masyarakat kita.
b. Ilmu merupakan salah satu cara
dalam memancarkan kebenaran,
pandawaan terhadap akal sebagai
satu-satunya sumber kebenaran
harus dihindari
c. Asumsi dasar dari semua kegiatan
dalam memancarkan kebenaran
adalah rasa percaya terhadap
metode yang dipergunakan dalam
kegiatan tersebut.
d. Pendidkian keilmuan harus
sekaligus dikaitkan dengan
pendikdian moral
e. Pengembangan bidang keilmuan
harus disertai dengan
pengembangan dalam bidang
filsafat, terutama yang
menyangkut keilmuan.
f. Kegiatan ilmiah haruslah bersifat
otonom yang terbebas dari
kekangan struktur kekuasaan
2. Pada hakikatnya semua untuk
kebudayaan harus diberi otonomi
dalam menciptakan paradigma
mereka sendiri.
Dua pola kebudayaan.
a) Tujuan ilmu adalah mencari
penjelasan dari gejala-gejala yang
kita temukan yang memungkinkan
kita mengetahui sepenuhnya hakikat
objek yang kita hadapi.
b) Imu sosial menghadapi 2 masalah
a. Sukarnya melakukan pengukuran karena
mengukur aspirasi atau emosi seorang
adalah tidak semudah mengukur sebuah
logam
b. Banyaknya variabel yang
mempengaruhi tingkah laku
manusia
3. Ada dua bidang ilmu yaitu ilmu alam
dan ilmu sosial budaya
4. Eksistensi pembagian jurusan ini
didasarkan pada 2 asumsi
a. Manusia mempunyai bakat yang
berbeda dalam pendidikan
matematika yang mengharuskan
mengembangkan pendidikan pola
yang berbeda.
b. Menganggap ilmu : sosial kurang
memerlukan pengetahuan
matematika dapat menjurus
keahlianya dibidang keilmuaan
Dua tujuan pokok pendidikan
matematika
a. Mencakup penguasaan matematika
secara teknis dan mendalam dalam
rangka penalaran deduktif untuk
menemukan kebenaran
b. Penguasaan matematika sebagai alat
komukasi simbolik
Filsafat ilmu sebagai metode

1. Filsafat ilmu merupakan metode atau


tata cara penulisan karya ilmiah atau
penelitian
2. Filsafat ilmu merupakan refleksi
filsafat yang tidak pernah mengenal
titik henti dalam mempelajari
kawasan ilmiah untuk mencapai
kebenaran
3. Filsafat ilmu memberi landasan
berbagai mana ilmu di kembangkan
4. Filsafat ilmu melakukan kajian kritis
konsep/ teori ilmu dan memeriksa
asumsinya untuk memperoleh
kearifan dan keakuratan, sehingga
diperoleh landasan yang kuat.
Metodelogi
A. Metodelogi merupakan suatu
pengkajian dalam mempelajari
metode
1. Ada metode ilmiah dan non ilmiah
2. Ada metodologi kuantitatif dan
kualitatif
3. Ada metode ilmiah untuk ilmu sosial
dan eksakta
B. Metode ilmiah menjaga perkawinan
kesimbangan antara deduksi dan induksi
C. Metode ilmiah prosedur untuk
mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu pengetahuan
D. Metode adalah merupakan ekpresi
mengenai cara berfikir (kegiatan mental
yang menghasilkan pengetahuan) atau
suatu prosedur untuk mengetahui sesuatu
yang mempunyai langkah-langkah yang
sistematik.
Metodologi kuantitatif dan kualitatif

1. Penelitian kuantitatif
a) Berangkat dari logika berfikir
deduktif
b) Diawali dengan pengajuan masalah,
kemudian dilakukan penelusuran
teori, diakhiri dengan penyusunan
kerangka pikir
c) Dari kerangka pikir disusun hipotesis
d) Hipotesis jawaban sementara atas
permasalahan yang akan diteliti
e) Hipotesis harus dibuktikan
kebenarannya dengan pengamatan
dan penelusuran data dilapangan
f) Hasil lapangan ada kemungkinan
hipotesis diterima atau ditolak
2. Penelitian kualitatif
a) Berangkat dari sejumlah kejadian
(fenomena) yang diobservasi (diamati),
kemudian disusunlah polanya
b) Pola bisa berupa teori, konsep, prinsip
yang sifatnya hipotesis sementara
c) Pola ini perlu diuji lagi pada daerah
yang berbeda sehingga, beila benar
bisa menjadi teori yang sifatnya lebih
umum
d) Pengumpulan data kualitatif dapat
dilakukan dan pengamatan langsung,
partisipasi, wawancar mendalam
pada sekelompok informan (Fucus
Group Discussion (FGD)
e) Hasil akhir berupa pola atau suatu
ide baru, prinsip, kaedah dan teori
baru.
BUKU REFERENSI :
1. Jujun S. Suriasumantri, 1999, Filsafat Ilmu,
Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
2. H.A. Fuad Ihsan, 2010, Filsafat Ilmu, Rineka
Cipta, Jakarta.
3. Adian Husaini, 2013, Filsafat Ilmu, Gema
Insani, Jakarta.
4. Danial, 2014, seri Buku Daras, Filsafat Ilmu,
Kaukaba, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai