Anda di halaman 1dari 21

KULTUR JARINGAN

OLEH:

BAMBANG BELANTORO
210200328421
PENGERTIAN KULTUR
JARINGAN

Teknik perbanyakan tanaman dengan


mengusahakan tumbuh nya eksplan pada
media buatan yang kaya akan nutrisi dan
ditambah dengan ZPT secara invitro pada
kondisi yang aseptik.
PRINSIP DASAR DARI
KULTUR JARINGAN

1. Memahami sifat totipotensi


2. Memahami konsep Skoog dan
Miller
3. Organogenesis dan Embriogenesis
4. Kompetensi dan Determinasi
Sejarah kultur jaringan
1838
Mengemukakan teori totipotensi
yang menyatakan bahwa sel-sel
bersifat otonom, dan pada
prinsipnya mampu beregenerasi
menjadi tanaman lengkap

1902

Mengemukakan dasar dari


spekulasi, yag menyatakan
tanaman dapat diisolasi dan
dikulturkan hingga menjadi
tanaman lengkap namun
percobaan haberlandt gagal

HABERLANDT
1907-1909
Harrison, Burrows, dan Carrel
berhasil mengkulturkan
jaringan hewan secara in vitro

White berhasil
1934 mengaplikasikan kultur
jaringan sebagai sarana
perbanyakan tanaman secara
vegetatif pertama kali yaitu
melalui kultur akar tanaman
tomat

1939

berhasil menumbuhkan kalus


tembakau dan wortel secara in
vitro
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
TEKNIK KULTUR JARINGAN

KELEBIHAN : KEKURANGAN:

• Kualitas disertai kuantitas,  Membutuhkan modal


ivestasi awal yang tinggi
seragam
untuk laboratorium,
• Sifat tanaman sama persis peralatan dan perlengkapan.
dengan induknya.  Diperlukan persiapan SDM
• Kesehatan bibit terjamin pada yang handal untuk
lingkungan tertentu mengerjakan perbanyakan
• Keceptan tumbuh lerbih cepat kultur jaringan agar dapat
memperoleh hasil yg
dibandngkan dengan memuaskan
konvensional
• Tanaman kultur jaringan pd
akarnya kurang kokoh
SARANA DAN PRASARANA
laboratorium kultur jaringan

Ruangan kultur jaringan terdiri dari 6


ruangan yaitu :

 Ruang Persiapan
 Ruang Transfer
 Ruang Kultur
 Ruang Stok
 Ruang Timbang
 Ruang aklimatisasi
Media Kultur Jaringan

• Medium kultur jaringan atau kultur in vitro dapat


berupa medium padat atau cair.
• Medium ini terdiri atas :
- garam-garam anorganik berupa unsur hara makro
maupun mikro
- zat organik seperti vitamin, karbohidrat (gula), zat
pengatur tumbuh, myo-inositol, dan asam-asam
amino
- agar (untuk media padat)
Unsur hara makro

Senyawa unsur makro yang sering dipakai pada


beberapa medium dasar,antara lain:
• KNO3 NH4H2PO4
• NH4NO3 MgSO4.7H2O
• Ca(NO3).4H2O NaH2PO4.2H2O
• NaNO3 CaCl2.2H2O
• KCl KH2PO4
• Na2SO4 (NH4)2SO4
• NH4Cl
Unsur Hara Mikro

Unsur mikro seperti : Cl, B, Mo, Mn, Cu, Fe, Zn, dan Co
diperlukan dalam jumlah sedikit
Senyawa mikronutrient yang sering dipakai adalah sbb :
• MnSO4.4H2O MnSO4.H2O
• ZnSO4.7H2O H3BO3, KI
• CuSO4.5H2O NaMoO4.2H2O
• CoCl2.6H2O FeCl3.6H2O
• FeIII citrate F eSO4.7H2O
• NaFeEDTA Na2EDTA.2H2O
• Fe(SO4)3 FeIII tartrate
Zat Pengatur Tumbuh
• Zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk kultur
jaringan yaitu Auksin dan Sitokinin
Auksin yang sering digunakan adalah :
2,4-D, IAA, NAA, dan IBA

2,4-D paling efektif utk menginduksi pembelahan sel dan


pembentukan kalus
NAA dan 2,4-D lebih stabil dibandingkan IAA, yaitu tidak
mudah terurai oleh enzim-enzim yg dikeluarkan oleh sel
atau karena pemanasan pada saat proses sterilisasi
IAA : mudah rusak oleh cahaya dan oksidasi ensimatik
Sitokinin : berperan dlm pengaturan pembelahan sel dan
morfogenesis, contoh nya kinetin, ziatin, benzilaminopurine (BAP)
Beberapa macam media dasar yang sering digunakan dalam Kultur
Jaringan

1. MS (Murashige dan Skoog)


2. B5 atau Gamborg
3. White
4. VW (Vacin dan Went)
5. Nitsch dan Nitsch
6. Schenk dan Hildebrant
7. WPM (Woody Plant Medium)
LARUTAN STOK

Larutan stok adalah larutan dalam bentuk pekat


(biasanya 100x konsentrasi).
Larutan stok antara lain: unsur hara mikro, hormon,
vitamin, iron (besi), zat pengatur tumbuh.
Tahapan-tahapan kultur jaringan

1. Pemilihan Eksplan

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam seleksi


bahan eksplan yaitu
 Genotip
 Umur
 Kondisi fisiologis
2. Inisiasi Kultur/culture establisment.

• Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro


tahap ini adalah pembuatan kultur dari eksplan
yang bebas mikroorganisme serta inisiasi
pertumbuhan baru.

Masalah yang sering dihadapi pada kultur tahap


ini adalah terjadinya pencokelatan atau
penghitaman bagian eksplan (browning).
3. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul

• Tahap ini bertujuan untuk menggandakan bahan


tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau
embrio serta memeliharanya dalam keadaan
tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa
dilanjutkan untuk tahap berikutnya.
• Subkultur dapat dilakukan berulang-ulang kali
sampai jumlah yang kita inginkan.
4. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan
Perkembangan Akar/ Praaklimatisasi
• Tujuan dari tahap ini adalah membentuk akar
dan pucuk tanaman yang cukup kuat agar dapat
bertahan hidup saat dipindahkan dari
lingkungan in-vitro ke lingkungan luar.
• Media untuk pemanjangan tunas mengandung
sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin
• Pengakaran tunas in-vitro dapat dilakukan
dengan memindahkan tunas ke media
pengakaran yang umumnya memerlukan auksin
seperti NAA atau IBA.
5. Aklimatisasi
• tahap aklimatisasi planlet merupakan salah
satu tahap kritis yang sering menjadi kendala
dalam produksi bibit secara masal.
• Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro
dipindahkan ke lingkungan di luar botol
seperti rumah kaca , rumah plastik, atau
screen house (rumah kaca kedap serangga)
• .
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN KULTUR JARINGAN

Seleksi eksplan , mencakup : Genotip , umur


tanaman , jenis tanaman
Sterilisasi bahan eksplan dan alat
 Media Kultur
Komposisi media, zat pengatur tumbuh,
media yg digunakan padat/cair
 Faktor Lingkungan : pH medium, suhu,
kelembaban, cahaya
Daftar Pustaka

Hartman et al.1990.Plant Propagation Principles


and Practices.Prentice-Hall,inc.,Upper Saddle
River New Jersey.USA
Yuliarti,N.2010.Kultur Jaringan Tanaman.Lily
Publisher.Yogyakarta
Zulkarnain.H, 2009.Kultur Jaringan
Tanaman.Bumi Aksara.Jakarta
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai