Pertemuan 1-14
Pertemuan 1-14
2020
SIAPAKAH PAMONG PRAJA
“selama di daerah masih ada urusan pemerintahan umum maka selama itu pula
Pamongpraja akan terus ada.”
URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
URUSAN PEMERINTAHAN
Dibagi berdasarkan
URUSAN kriteria Eksternalitas,
ABSOLUT KONKUREN
PEMERINTAHAN Akuntabilitas dan
UMUM Efisiensi
1.PERTAHANA
WAJIB PILIHAN
N
2.KEAMANAN
3.AGAMA Kesehatan, Pendidikan, Pertambangan,
Pekerjaan Umum, dll. Perdagangan, dll.
4.YUSTISI
5. POLITIK LUAR
NEGERI
6. MONETER &
FISKAL
P
PEEM
MBBA
AGG II A
ANN U
URRU
USSA
ANN P
PEEM E
ERR II N
NTTA
AHHA
ANN K
KOON
NKKU
URRE
ENN
Ka.
Kakanwil Gubernur KDH TK. I + DPRD Pangdam
Danrem
Ka. Bupati/
KDH TK. II + DPRD Dandim
Kakandep Walikota
Kakandep Danramil
Camat
Kec Cadin
PEMERINTAH PEMERINTAH
DAERAH PROVINSI DAERAH PROVINSI
PEMERINTAH PEMERINTAH
DAERAH KAB/KOTA DAERAH KAB/KOTA
sulthon-2019
BAGAN PARADIGMA PERGESERAN
PERAN NEGARA
1. Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dalam rangka memantapkan pengamalan
Pancasila, pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pelestarian
Bhinneka Tunggal Ika serta pemertahanan dan pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
2. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya guna
mewujudkan stabilitas keamanan lokal, regional, dan nasional
4. Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi pemerintahan yang ada di wilayah Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, hak asasi manusia, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan, potensi serta
keanekaragaman Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila;
7. Pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah dan tidak
dilaksanakan oleh Instansi Vertikal.
Urusan pemerintahan umum dilaksanakan oleh Gubernur dan Bupati/ Walikota di
wilayah kerja masing-masing.
Untuk melaksanakan urusan pemerintahan umum, gubernur dan bupati/wali kota
dibantu oleh Instansi Vertikal
Dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum, gubernur bertanggung jawab
kepada Presiden melalui Menteri dan bupati/wali kota bertanggung jawab kepada
Menteri melalui gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Gubernur dan Bupati/Wali kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum
dibiayai dari APBN.
Bupati/Wali kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum pada tingkat
Kecamatan melimpahkan pelaksanaannya kepada Camat.
KAITAN PAMONGPRAJA DENGAN SATUAN POLISI PAMONGPRAJA
Di lingkungan Kementerian Dalam Negeri sebutan “Pamongpraja” terkait dengan
Satuan Polisi Pamongpraja (UU 32/2004 dan PP 6 Tahun 2010) dan lembaga
pendidikan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebagai “Pendidikan Tinggi
Kepamongprajaan” sebagaimana dalam Peraturan Presiden No 1 Tahun 2009
tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2004 tentang
Penggabungan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri ke dalam Institut Ilmu
Pemerintahan. Peserta didik atau mahasiswa IPDN disebut “Praja” dan lulusannnya
disebut sebagai “Pamongpraja Muda”.
“Pamongpraja” ditemukan dalam pasal yang mengatur Polisi Pamongpraja (pasal
148 UU 32/2004) dibentuk untuk membantu Kepala Daerah dalam penegakkan
Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
KODE ETIK (CODE OF CONDUCT) PAMONG PRAJA YANG DINAMAKAN
HASTA BUDI BHAKTI, YANG ARTINYA DELAPAN NILAI PEGANGAN
(PEDOMAN) UNTUK BERBAKTI.
1. VOORUITZIEN, Memandang sejauh mungkin kedepan, tidak hanya sebatas masa jabatan,
masa kerja maupun masa hidup.
2. CONDUCTING, menciptakan harmoni antar kegiatan dengan instrumen yang berbeda-beda
dan dilakukan oleh aktor yang berlainan.
3. COORDINATING, membangun komitmen bersama antar unit kerja dalam suatu wilayah agar
tidak saling merugikan tetapi justru saling menguntungkan.
4. PEACE-MAKING, membangun, menciptakan serta menjaga kedamaian, kerukunan, keamanan
dan ketertiban.
5. RESIDU-CARING, mengurus apa saja baik urusan yang belum termasuk tupoksi (tugas pokok
dan fungsi) unit manapun maupun uruan yang tak satu unit krjapun bersedia mengurusnya.
6. TURBULENCE-SERVING, mengantisipasi dan melayani dalam arti memberdayakan dan
melindungi masyarakat dan lingkungannya, bangsa dan negara terhadap segala sesuatu yang
sifatnya membahayakan dan berdaya
7. REIES ERMESSEN, menunjukkan keberanian untuk melakukan tindakan-tindakan membela, melindungi
dan melayani masyarakat.
8. GENERALIST dan SPECIALIST FUNCTION, mengetahui sedikit tentang banyak hal (generalis), dan juga
mengetahui banyak hal tentang suatu hal (spesialis).
9. RESPONSIBILITY, keberanian untuk mempertanggung jawabkan semua hal yang dilakukan, bukan
hanya kepada atasan tetapi juga kepada masyarakat.
10. MAGNANIMOUS THINGKING, berpikir besar, berpikiran yang menembus jaman. Tidak hany pada
masanya saja, tetapi juga untuk masa kedepan nantinya juga
11. OMNIPRSENCE, tidak memosisikan diri sebagai pangreh, tidak hanya membangun citra (image building)
pemerintahan tetapi merendahkan hati sedemikian rupa sehingga pemerintah itu tidak terlihat sebagai
sesuatu yang jauh dan yang asing, tetapi terasa hadir di mana-mana dan kapan saja sebagai bagian dari
dan sama dengan “kita.” Ia melihat apa yang “kita” lihat, dan merasakan apa yang “kita” rasakan.
12. DISTINGUISHED STATESMANSHIP, memosisikan diri di atas semua kepentingan publik. Melayani
masyarakat dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.
TUGAS DAN FUNGSI PAMONGPRAJA
CONDUCTING
COORDINATING
Fungsi PAMONG PRAJA:
CONTROLLING
SERVICES
TANTANGAN PAMONG PRAJA MUDA
DALAM SISTEM PEMERINTAHAN ?
TANTANGAN PAMONG PRAJA MUDA
DALAM SISTEM PEMERINTAHAN