Anda di halaman 1dari 21

ISSU PROFESSIONAL DALAM PRAKTIK

KEBIDANAN

SUCI ARSITASARI, SST., M.K.M


LATAR BELAKANG
• UU RI no 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan  pasal 11, klasifikasi nakes : bidan
merupakan salah 1 tenaga kesehatan
• Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu, keluarga dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan
kemampuannya
KEDUDUKAN DAN CIRI HUBUNGAN BIDAN
DENGAN KLIEN / PASIEN
• Asymetric knowledge
• Hubungan kerjasama  terikat kontrak terapiutik
• Pada umumnya tidak dapat dijamin bahwa hubungan tersebut akan
memperoleh hasil sesuai yang diharapkan
• Hubungan antara bidan dan klien bersifat sangat pribadi
• Bidan bekerja dalam suasana serba tidak pasti.
• Masyarakat menaruh harapan besar dan kepercayaan kepada bidan,
tetapi sekaligus juga mencurigai atau bahkan cemburu

ERA GLOBALISASI, SOROTAN MASYARAKAT THD PROFESI KESEHATAN,


KESADARAN HUKUM MASYARAKAT

Bila terjadi pelanggaran yang berdampak negative bagi kliennya, bidan


dihadapkan pada tuntutan atau gugatan
MALPRAKTIK
• Dulu hanya menimpa tenaga medis (dokter)
 saat ini tenaga paramedis termasuk
perawat dan bidan
• Apakah kasus-kasus yang selama ini
diberitakan tersebut dapat dikatagorikan
sebagai tindakan malpraktik
KRITERIA TINDAKAN YANG DAPAT DIKATEGORIKAN
SEBAGAI MALPRAKTIK KEBIDANAN
• Malpraktik adalah kegagalan seorang professional
untuk melakukan praktik sesuai standar profesi yang
berlaku bagi seseorang yang karena memiliki
ketrampilan dan pendidikan
• Suatu tindakan dapat dikategorikan sebagai malpraktik
jika memenuhi kriteria :
– Apakah perawatan atau tindakan yang diberikan oleh
bidan cukup layak  sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan.
– Apakah terdapat pelanggaran kewajiban.
– Apakah kelalaian itu benar – benar merupakan penyebab
cidera/kerugian
Malparaktek sendiri
digolongkan menjadi 3 jenis

1. Intentional (disengaja)
2. Negligence (kelalaian)
3. Lack of skill
Intentional
• Profesioanl misconduct adalah pelanggaran
yang diakibatkan karena kesengajaan,atau
melakukan pelanggaran prilaku profesi.
Kejadian yang dapat dikategorikan sebagai
profesional misconduct antara lain :
1.Kebohongan
2.Penahanan pasien di RS
3.Membuka rekam medis tanpa ijin
4.Aborsi illegal
5.Euthanasia
6.Pelanggaran tindak seksual
Negligence
• Malfeasance
Mengabaikan atau melakukan tindakan
yang tidak tepat
• Misfeasance
Memberikan laporan atau nasehat salah
secara sengaja
• Nonfeasance
Melakukan tindakan dengan sengaja
dengan tujuan melukai pasien
Lack of skill
• Dibawah standart kompetensi
Pelanggan yang paling sering
dilakukan adalah seorang dokter atau
ahli kesehatan melakukan kesalahan
yang tidak sesuai dengan
kompetensinya selama dia menjalani
pendidikan di institusi dan juga
sering disebabkan oleh kelalaian
dalam melakuakn prosedur yang sudah
menjadi standart pelayanan.
• Diluar kompetensi
Tindakan yang seharusnya menjadi
kompetensi sejawat lain,tetapi dia
melakukan dan mengakibatkan cidera
pada pasien.
• Catatan : hal ini dapat dibenarkan
apabila didaerah tertentu dengan SDM
yang kurang dan kondisi gawat
darurat.
MALPRAKTIK DALAM BIDANG HUKUM PERDATA

1. Melakukan wanprestasi
Pasal 1239 KUH Perdata : “Tiap – tiap perikatan untuk berbuat
sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu, apabila si berhutang
tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan penyelesaiannya
dalam kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga”
2. Melakukan perbuatan melanggar hukum
Pasal 1365 KUH Perdata : “ Tiap perbuatan melanggar hukum,
yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang
yang karena salahnya menerbitkan kesalahan itu, mengganti
kerugian tersebut” 
3. Melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian
Pasal 1366 KUH Perdata : “Setiap orang bertanggung jawab tidak
saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi
juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalainnya atau
kurang hati-hatinya”
MELAKUKAN WANPRESTASI
• Sumber perbuatan malpraktik karena terjadinya pelanggaran
kontrak ini berprinsip bahwa secara hukum seorang
dokter/bidan tidak mempunyai kewajiban merawat seseorang
bilamana diantara keduanya tidak terdapat suatu hubungan
kontrak (transaksi tarapeutik)
• Menurut ilmu hukum perdata, seseorang dapat dianggap
melakukan wanprestasi apabila :
– Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan
– Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi terlambat
– Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana
yang dijanjikan
– Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya
• Informed consent secara tertulis merupakan bukti
tertulis terjadinya suatu kontrak atau transaksi
terapeutik
• Adanya informed consent secara tertulis tidak
membebaskan bidan dari kewajiban dan tanggung
jawab atas tindakan yang diberikan atau akibat
tindakan medis yang dilakukannya
MELAKUKAN PERBUATAN MELANGGAR HUKUM

1. Melakukan tindakan di luar kewenangan  diatur dalam


Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464
/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik
Bidan
Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan kepada klien,
bidan harus:
– Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi
– Memiliki ketrampilan dan kemampuan untuk tindakan yang
dilakukan
– Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya
– Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya
secara optimal dengan mengutamakan keselamatan klien
2. Pelanggaran terhadap sumpah jabatan dan kode etik
bidan
MELAKUKAN KELALAIAN SEHINGGA
MENGAKIBATKAN KERUGIAN
Kelalaian yang dapat dikategorikan sebagai malpraktik harus
memenuhi 3 unsur, yaitu :
•Adanya kelalaian yang dapat disalahkan (culpability). Kelalaian
bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan jika kelalaian itu
tidak sampai membawa kerugian atau cedera orang lain atau orang itu
dapat menerimanya. Ini bedasarkan hukum “Deminimus non curat lex”
 culpa lata (berat)
– Bertentangan dengan hukum
– Akibatnya dapat dibayangkan
– Akibatnya dapat dihindarkan
– Perbuatanya dapat dipersalahkan
•Adanya kerugian (damages)
•Adanya hubungan kausal (casual relationship)
TANGGUNG JAWAB PERDATA
MALPRAKTIK KEBIDANAN
Akibat hukum perdata bagi bidan yang telah melakukan
wanprestasi adalah :
•Bidan wajib membayar ganti kerugian yang telah diderita
oleh pasien atau keluarganya (pasal 1234 KUH Perdata)
•Pasien atau keluarganya dapat menuntut
pemutusan/pembatalan perjanjian ( pasal 1266 KUH Perdata).
•Bidan diwajibkan memenuhi perjanjian jika masih dapat
dilakukan atau pembatalan disertai pembayaran ganti
kerugian (pasal 1267 KUH Perdata)
•Bidan wajib membayar biaya perkara jika diperkarakan di
muka pengadilan, dan bidan dinyatakan bersalah
TANGGUNG JAWAB PERDATA
MALPRAKTIK KEBIDANAN
BIDAN PRAKTIK MANDIRI
• Dapat digugat secara perdata untuk pemberian ganti
rugi kepada pasien atau keluarganya.
• Bidan juga dapat digugat untuk pemberian ganti rugi
karena malpraktik kebidanan yang dilakukan oleh
pegawai (bidan lain) yang bekerja di kliniknya
BIDAN YANG BEKERJA DI RS
Gugatan perdata berupa rugi atas kerugian yang dialami
oleh pasien menjadi beban tanggung jawab rumah
sakit  pasal 1367 KUH Perdata, Pasal 19 ayat (1) UU
No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
UPAYA YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA GUGATAN PERDATA KEPADA BIDAN

1. Melaksanakan tugas berdasarkan undang – undang yang


berlaku
– Mematuhi standar profesi
– Menghormati hak pasien
– Menjaga rahasia identitas dan data kesalahan pribadi
pasien.
– Memberikan informasi dan penjelasan yang berkitan
dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan.
– Membuat rekam medis
– Melaksanakan tugas dan kewenangannya.
UPAYA YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA GUGATAN PERDATA KEPADA BIDAN

2. Melaksanakan tugas tanpa membedakan status social


ekonomi, keturunan, golongan, bangsa dan agama.
Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik
merupakan hak setiap warga negara yang dijamin dalam
amademen UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1) yang menentukan
bahwa :”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik, sehat serta berhak memeperoleh pelayanan
kesehatan”
 ditentukan dalam amandemen.
UPAYA YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH
TERJADINYA GUGATAN PERDATA KEPADA BIDAN

3. Membina kerjasama, keutuhan dan kesetiakawanan dengan


teman sejawat dalam melaksanakan tugas.
4. Menjaga rahasia yang berkaitan dengan tugas, kecuali
diminta oleh pihak yang berwenang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku  Menyimpan rahasia
pasien juga merupakan kewajiban moral, yang apabila
dilanggar akan menimbulkan sanksi hukum maupun sanksi
administratif karena telah melanggar norma hukum, norma
etik dan hak pasien.

Anda mungkin juga menyukai