Anda di halaman 1dari 19

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

KELOMPOK 11
KELOMPOK 11

1 FAJRII RAHMAN H
142111133157
4 ELOK KUSUMA W

132111133093

2 DEVI NUR KHASANAH

142111233034
5 NABILLAH KANZA Z

132111133063

3 QAULANA SYADIDA

142111233006
6 SURYA GANDA SYAH P

122111233174
1
ESENSI DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
ESENSI

• Pancasila sebagai dasar negara menurut pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011
tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan, merupakan sumber dari segala sumber hukum
negara.
• Pancasila adalah substansi esensial yang mendapatkan kedudukan formal yuridis dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib hukum Indonesia.
2.Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD 1945
3.Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis).
4.Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara (termasuk penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.
5.Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan negara, para pelaksana pemerintahan.
URGENSI

Ada 2 metode pendekatan, yaitu instittusional (kelembagaan) dan human resourse (personal/ sumber daya
manusia).

1. Pendekatan institusional yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara yang bersumber pada nilai
pancasila sehingga bangsa Indonesia memenuhi unsur-unsur sebagai negara modern, yang menjamin
terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional yang bermuara kepada terwujudnya
masyarakat adil dan makmur.

 2. Human resourse terletak pada 2 aspek, yaitu pada orang-orang yang memegang jabatan pada pemerintahan
yang melaksanakan nilai-nilai pancasila secara murni dan kesekuen didalam pemenuhan tugas dan tanggung
jawabnya dan formulasi kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mengejawantahkan kepentingan
rakyat.
2
PANCASILA SEBAGAI SUMBER YURIDIS, HISTORIS,
SOSIOLOGIS, POLITIS
• Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, terkandung makna
• Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sebagaimana bahwa Pancasila menjelma menjadi asas dalam
terdapat dalam Pembukaan UUD NRI 1945. sistem demokrasi konstitusional.
• Dimuat dalam ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang • Input : sektor masyarakat memberikan masukan
pencabutan ketetapan MPR No.II/MPR/1978 tentang yang baik kepada sektor pemerintah dalam sistem
pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila. politik.
• Ditegaskan dalam UU No.12 Tahun 2011 tentang • Output : sektor pemerintah akan menghasilkan
pembentukan Perundang-undangan bahwa Pancasila kebijakan yang memihak kepentingan rakyat dan
merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. diimplementasikan secara bertanggung jawab di
bawah kontrol infrastruktur politik.

SUMBER YURIDIS SUMBER POLITIS

SUMBER HISTORIS SUMBER SOSIOLOGIS

• Dalam rapat BPUPKI. M.Yamin dan Supomo mengemukakan • Mengandung nilai-nilai


pandangannya tentang Pancasila. Lalu pada 1 Juni 1945, Soekarno ketuhanan
menyebut “dasar negara. • Mengandung nilai-nilai
• Pada 17 Agustus 1945 dilakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia. kemanusiaan
• Pada 18 Agustus 1945 bangsa Indonesia sepakat pengaturan • Mengandung nilai cita-cita
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berlandaskan kebangsaan
Pancasila dan UUD 1945. • Mengandung nilai-nilai
• Pancasila resmi ditetapkan menjadi dasar negara yang dimasukkan demokrasi
dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI 1945
3
HUBUNGAN PANCASILA
DENGAN PROKLAMASI DAN PEMBUKAAN UUD
• Disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan dalam bagian ketiga Pembukaan menunjukkan bahwa
antara Proklamasi dengan Pembukaan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah-
pisahkan
• Ditetapkannya Pembukaan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama ditetapkannya UUD, Presiden dan
Wakil Presiden merupakan realisasi bagian kedua Proklamasi;
• Pembukaan hakikatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih rinci dari adanya cita-cita
luhur yang menjadi semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan, dalam bentuk negara
Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur dengan berdasarkan asas kerohanian
Pancasila;
• Dengan demikian, sifat hubungan antara Pembukaan dan Proklamasi, yaitu: memberikan penjelasan
terhadap dilaksanakannya Proklamasi pada 17 Agustus 1945, memberikan penegasan terhadap
dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945, dan memberikan pertanggungjawaban terhadap
dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945 (Kaelan, 1993: 62-64)

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PROKLAMASI


• Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat unsur mutlak sebagai staatsfundamentalnorm.
Oleh karena itu, kedudukan Pembukaan merupakan peraturan hukum yang tertinggi di
atas Undang-Undang Dasar. Implikasinya, semua peraturan perundang-undangan dimulai
dari pasal-pasal dalam UUD 1945 sampai dengan Peraturan Daerah harus sesuai dengan
Pembukaan UUD 1945.
• Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD1945 sebagai
staatsfundamentalnorm. Secara ilmiah-akademis, Pembukaan UUD 1945 sebagai
staatsfundamentalnormmempunyai hakikat kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah
bagi negara yang dibentuk, dengan perkataan lain, jalan hukum tidak lagi dapat diubah
(Notonagoro, 1982: 25).

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD


Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah titik kulminasi
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia guna mewujudkan citacita
bangsa, yaitu membentuk Negara Indonesia merdeka, bersatu dan
berdaulat sempurna untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur berlandaskan Pancasila, serta ikut membentuk dunia baru
yang damai abadi, bebas dari segala bentuk penindasan. Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 diuraikan secara terperinci di dalam
Pembukaan UUD 1945 sebagai penjelasan, penegasan dan
pertanggungjawabannya.

2. Pembukaan UUD 1945 mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi


Kemerdekaan dan memuat Pancasila sebagai dasar filsafat dan
pandangan hidup negara dan bangsa Indonesia serta merupakan satu
rangkaian yang kuat dan tak terpisahkan

KESIMPULAN
3
PENJABARAN PANCASILA DALAM
PASAL-PASAL UUD 1945
Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian Secara eksplisit UU No. 12 Tahun 2011
Pembukaan UUD mengandung empat pokok
pikiran, yaitu : negara persatuan diterima dalam Pembukaan UUD NRI tahun tentang Pembentukan Peraturan
1945. Perundang-Undangan Pasal 2
1.Pokok pikiran pertama berintikan ‘Persatuan’ menyatakan:
2.Pokok pikiran kedua berintikan ‘Keadilan
sosial’ Pokok pikiran kedua merupakan penegasan tujuan atau suatu
3.Pokok pikiran ketiga berintikan ‘Kedaulatan cita-cita yang hendak dicapai. ”Pancasila merupakan sumber dari
rakyat’ segala sumber hukum negara”.
4.Pokok pikiran keempat berintikan
‘Ketuhanan Yang Maha Esa’  Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang
Sehingga selagala peraturan di
menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk dalam
Indonesia baik tertulis maupun tidak
Secara eksplisit UU No. 12 Tahun 2011 tentang Undang-Undang Dasar harus berdasar atas kedaulatan rakyat
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan tertulis haruslah bersumber dari
dan permusyawaratan perwakilan. pancasila.
Pasal 2 menyatakan:”Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum negara”.
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu
Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
4
IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA
DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
EKONOMI

PERTAHANAN DAN KEAMANAN


POLITIK

SOSIAL-BUDAYA
• Kehidupan politik di Indonesia harus berdasarkan nilai-nilai Pancasila, sehingga
kegiatan politik yang tidak berpihak padaa rakayat dan hanya berorientasi pada
kekuasaan semata dapat dihilangkan.
• Aspek politik dituangkan dalam pasal 26, 27 ayait (1), dan pasal 28, Pasal-pasal
ini adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
kemanusiaan yang adil dan beradab yang masing-masing msrupakan pancaran
dari sila keempat dan kedua pancasila. Kedua pokok pikiran ini adalah landasan
kehiduoan nasional bidang politik di negara Republik Indonesia.

BIDANG POLITIK
• Pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik harus bedasar pada manusia
sebagai subyek pendukung Pancasila, sebagaimana dikatakan oleh Notonegoro
(1975 :23) bahwa yg berketuhanan, berkemanusiaan adalah manusia. Hal ini
dimaksudkan agar sistem politik negara dapat menjamin hak-hak manusia. Harus
memperhatikan rakyat yang merupakan pemegang kekuasaan atau kedaulatan
berada di tangan rakyat.
• Sistem politik dikembangkan adalah sistem yang memperhatikan pancasila sebagai
dasar-dasar moral politik. Mewujudkan budi pekerti kemanusiaan dan memegang
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
• Ekonomi Kerakyatan, yaitu ekonomi yang berdasarkan pada tujuan bersama
demi mencapai kesejahteraan rakyat secara luas.
• Aspek ekonomi dituangkan dalam pasal 27 ayat (2), pasal 33, dan pasal 34.
Menciptakan sistem perekonomian yang bertumpu pada kepentingan rakyat
dan keadilan.

BIDANG EKONOMI

• Menurut Kaelan (2000 :239) pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar


pertumbuhan, melainkan demi kemanusiaan, dan kesejahteraan seluruh bangsa. Dimana
tidak bisa dipisahkan oleh nilai-nilai moral kemanusiaan.
• Sistem perekonomian negara harus terhindar dari sistem peraaingan bebas, monopoli,
dan lainnya yang berpotensi menimbulkan penderitaan rakyat dan penindasan terhadap
sesama manusia.
• Perundang-undangan yang mengangkat nilai etika pancasila bersifat humanistik.
• Aspek sosial budaya dituangkan dalam pasal 29, pasal 31, dan pasal 32.
Penjabaran dari pokok pikiran sila pertama, kedua, dan ketiga. Pokok pikiran ini
adalah landasan bagi pembangunan bidang kehidupan keagamaan, pendidikan,
dan kebudayaan nasional.

BIDANG SOSIAL- BUDAYA


• Implementasinya mengandung arti bahwa nilai-nilai yg tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia harus diwujudkan dalam proses pembangunan masyarakat dan
kebudayaan di Indonesia.
• Pancasila sebagai sumber nilai dalam mengembangkan kehidupan sosial budaya
Indonesia yang beradap, sesuai deng sila kedua kemanusiaan yg adil dan beradab.
Pengembangan sosial budaya juga harus mengangkat nilai-nilai pancasila. Hal sesuai
fungsi pancasila sebagai sebuah sistem etika yang keseluruhan nilainya bersumber pada
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yg beradab.
• Aspek pertahanan keamanan dituangkan dalam pasal 27 ayat (3), dan pasal 30.
Penjabaran dari pokok pikiran pancaran dari sila pertama. Pokok pikiran ini adalah
landasan bagi pembangunan bidang pertahanan keamanan nasional.
• Implementasinya harus diawali dengan kesadaran bahwa Indonesia merupakan
negara hukum. Demi tegaknya hak-hak warga negara diperlukan peraturan
perundang-undangan negara untuk mengatur ketertiban warga negara dan dalam
rangka melindungi hak-hak warga negara. Diatur juga dengan memperhatikan tujuan
negara untuk melindungi segenap wilayah dan bangsa Indonesia.

BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

• Pertahanan dan keamanan negara diatur dan dikembangkan menurut dasar


kemanusiaan bukan kekuasaan. Berbasis pada moralitas.
• Secara sistematis, pertahan dan keamanan negara harus berdasar tujuan tercapainya
kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan YME, mewujudkan kepentingan
seluruh warga negara, mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta
kebebasan manusia, dan ditujukan untuk terwujudnga keadilan dalam hidup
masyarakat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai