Anda di halaman 1dari 28

Hakekat Manusia (1)

H. ADI HAMID FUADI, SHI, MM


NBM : 866.559
Hakekat Manusia (1)
A. Kajian tentang Hakekat Manusia
B. Asal-usul Kejadian Manusia
C. Potensi-potensi Manusia
D. Kelemahan-kelemahan Manusia
E. Sifat-sifat Manusia
F. Kelebihannya atas Makhluk Lain
A. Kajian tentang Hakekat Manusia

1. Susunan Kodrat

2. Sifat Kodrat

3. Kedudukan Kodrat
1. Sususnan kodrat
a. Jasmani

b. Ruhani
• Akal, Rasa, Kehendak
2. Sifat Kodrat
a. Makhluq Individu
• Kesadaran Personal

b. Makhluq Sosial
• Kesadaran Kolektif
3. Kedudukan Kodrat
a. Individu

b. Makhluq Tuhan
Manusia dalam Al-Qur’an

‫بشر‬ ‫االنسان‬ ‫الناس‬

1. Kata basyar : 37X 1. Kata al-Insan : 65X 1. Kata an-Naas : 240X


2. Makna : Sifat Biologis 2. Makna : Sifat Psikologis 2. Makna : Mahluk social
3. QS. al-Kahfi : 110 3. Spiritual manusia 3. QS. al-Zumar : 27
4. QS. Al-Hijr : 33 4. Berfikir, khalifah
5. QS. Al-Rum : 20 5. QS. al-Alaq : 5
6. QS. al-Ahzab : 72
B. Asal-usul Kejadian Manusia
ْ ۢ ٰ ٰٓ ْ
‫ون‬
ٍ ُ ‫ن‬ ْ
‫س‬ ‫م‬ ‫إ‬ ‫م‬ ‫ح‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬
َّ ٍ َ َ ِّ ٍ َ َ ‫ص‬ٰ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِّ ‫ا‬ ‫ر‬
ً َ
‫ش‬ ‫ب‬
َ ٌِ
‫ق‬ ‫ل‬ َ
‫خ‬ ‫ى‬ِّ ‫ن‬ َ َ
ِ ِ ِ ‫ك ِلل َمل‬
‫إ‬ ‫ة‬‫ك‬ ‫ئ‬ َ ‫َوإِ ْذ قَا َل َر ُّب‬
‫ين‬ ۟ ‫وحى فَقَع‬
َ ‫ُوا لَهۥُ ٰ َس ِج ِد‬ ِ ُّ‫ت فِي ِه ِمن ر‬ ُ ‫فَإِ َذا َس َّو ْيتُهۥُ َونَفَ ْخ‬

Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat; ”sesungguhnya aku


akan menciptakan seseorang dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur
hitam yang diberi bentuk
 Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadianya,dan telah meniupkan
kedalamnya ruh ciptanku maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
(QS. al-HIJR (15) : 28-29)
AYAH
(sel seperma)
Pembuahan / fase ‫لاـنطفهـ‬
dalam rahim Ibu selama 40 hari
IBU
(Sel telur/ovum)

Fase ‫( علقـة‬segumpal darah)


40 hari

Fase ‫مـضغـة‬ (segumpal daging)


40 hari

Fase ‫( عاـمظـ‬terbentuknya tulang)


Dan ditiupkannya ruh serta 4
Kematian Kelahiran Ketentuan (takdir) yang menyangkut
Rizki, kematian, amal ibadah, dan
kecelakaan dan kebahagiaan
C. Potensi-potensi Manusia

Mental
Fisik
Intelektual

Sosial Mental
D. Kelemahan-kelemahan Manusia
Pertama, manusia bertabiat zalim dan bodoh. Allah berfirman: "Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat (tugas keagamaan) kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (QS al-Ahzab [33]: 72).
Kedua, manusia bertabiat membantah. Allah berfirman: "Dan sesungguhnya
Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Alquran ini bermacam-macam
perumpamaan. Dan manusia adalah (makhluk) yang paling banyak
membantah." (QS al-Kahfi [18]: 54).
Ketiga, manusia bertabiat tergesa-gesa. "Dan manusia itu berdoa untuk
kejahatan sebagaimana dia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia itu
cenderung tergesa-gesa." (QS al-Isra [17]: 11).
Keempat, manusia bertabiat melampaui batas. Allah berfirman: "Dan apabila
manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring,
duduk, atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, dia
(kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa
kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah
orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka
kerjakan." (QS Yunus [10]: 12).
Kelima, manusia bertabiat ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhannya.
Allah berfirman: "Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar dan tidak berterima
kasih kepada Tuhannya" (QS al-'Adiyat [100]: 6).
Keenam, manusia bertabiat keluh kesah dan kikir. Allah berfirman:
"Sesungguhnya manusia itu diciptakan bertabiat keluh kesah lagi kikir. Apabila
dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan
dia amat kikir." (QS al-Ma'arij [70]: 19 – 21)
Ketujuh, manusia bertabiat susah payah. Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS al-Balad [90] : 4).
E. Sifat-sifat Manusia
Pertama, manusia itu lemah. “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu
dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)
Kedua, manusia itu gampang terperdaya. “Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha
Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)
Ketiga, manusia itu lalai. “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-
takaatsur 1)
Keempat, manusia itu penakut. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)
Kelima, manusia itu bersedih hati. “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang
Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang
benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)
Keenam, manusia itu tergesa-gesa. "Dan manusia mendoa untuk kejahatan
sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-
Isra’ 11)
Ketujuh, manusia itu suka membantah. “Dia telah menciptakan manusia dari
mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)
Kedelapan, manusia itu suka berlebih-lebihan. “Dan apabila manusia ditimpa
bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri,
tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui
(jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk
(menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang
melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S
Yunus : 12) “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas”
(Q.S al-Alaq : 6)
Kesembilan, manusia itu pelupa. “Dan apabila manusia itu ditimpa
kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali
kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya
lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk
(menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi
Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-
senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu
termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8 )
Kesepuluh, manusia itu suka berkeluh-kesah. “Apabila ia ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)
Kesebelas, manusia itu kikir. “Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai
perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu
kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat
kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)
Keduabelas, manusia itu suka kufur nikmat. Dan mereka menjadikan sebahagian
dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia
itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-
Zukhruf : 15). Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih
kepada Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6)
Ketigabelas, manusia itu zalim dan bodoh. “Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)
Keempatbelas, manusia itu suka menuruti prasangkanya. “Dan kebanyakan
mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan
itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)
Kelimabelas, manusia itu suka berangan-angan. “Orang-orang munafik itu
memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami
dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu
mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-
ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan
Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.”
(Q.S al Hadid 72)
F. Kelebihannya atas Makhluk Lain
ٰ ِ َ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِ ٓى َءا َد َم َو َح َم ْل ٰنَهُ ْم فِى ْٱلبَ ِّر َو ْٱلبَحْ ِر َو َر َز ْق ٰنَهُم ِّم َن ٱلطَّيِّ ٰب‬
ٍ ِ‫ت َوفَض َّْلنَهُ ْم َعلَ ٰى َكث‬
ِ ‫ير ِّم َّم ْن َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ضياًل‬

Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut
mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan
kelebihan yang sempurna.” (QS: al-Isra:70)
Pertama, memiliki Ilmu Pengetahuan. Manusia memiliki potensi kemampuan
memahami berbagai macam ilmu, karena manusia dibekali akal yang dengannya bisa
berpikir dan mengolah berbagai macam ilmu pengetahuan. Suatu kemampuan yang
tidak dimiliki makhluk lainnya. (QS: Albaqoroh: 31-33) :

‫ين‬
َ ِ‫صا ِدق‬ َ ‫ضهُ ْم َعلَى ْال َماَل ِئ َك ِة فَقَا َل أَ ْنبِئُونِي بِأ َ ْس َما ِء ٰهَ ُؤاَل ِء إِ ْن ُك ْنتُ ْم‬ َ ‫َو َعلَّ َم آ َد َم اأْل َ ْس َما َء ُكلَّهَا ثُ َّم َع َر‬
‫نت ْٱل َعلِي ُم ْٱل َح ِكي ُم‬ َ َ‫ك أ‬ َ َّ‫ك اَل ِع ْل َم لَنَٓا إِاَّل َما َعلَّ ْمتَنَٓا ۖ إِن‬ َ َ‫وا ُس ْب ٰ َحن‬ ۟ ُ‫قَال‬

َ ‫ض َوأَ ْعلَ ُم َما تُ ْب ُد‬


‫ون َو َما‬ ْ‫ر‬ َ ‫أْل‬‫ٱ‬ ‫و‬
َ ‫ت‬
ِ ‫و‬ َ ٰ ‫م‬ ٰ َّ
‫س‬ ‫ٱل‬ ‫ْب‬
َ ‫ي‬‫غ‬َ ‫م‬
ُ َ ‫ل‬ ْ
‫ع‬ َ ‫أ‬ ‫ى‬ ِّ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ َّ ‫ل‬ ‫ل‬ ُ ‫ق‬َ ‫أ‬ ‫م‬
ْ َ ‫ل‬َ ‫أ‬ ‫ل‬
َ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫م‬
ْ ‫ه‬ ‫ئ‬
ِ ‫ٓا‬‫م‬ ‫س‬ْ َ ‫أ‬ ‫ب‬ ‫م‬ُ ‫ه‬ َ ‫أ‬َ ‫ب‬ ۢ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫ٓا‬‫م‬َّ َ ‫ل‬َ ‫ف‬ ۖ ‫م‬
ْ ‫ه‬ ِ ‫ئ‬ ‫ٓا‬‫م‬ ْ
‫س‬ َ ‫أ‬‫ب‬ ‫ُم‬ ‫ه‬ ْ
‫ئ‬ ‫ب‬ ۢ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫م‬
ُ ‫د‬
َ ™ ‫ا‬
‫ٔـ‬ َ ٓ‫قَا َل ٰي‬
ِ َ ٓ ِ ِ َ ِ ِ َ ِ ِ َ َٔ
‫ون‬ َ ‫ُكنتُ ْم تَ ْكتُ ُم‬
Kedua, menjadi Khalifah. Dari sisi wujud, manusia memiliki kepantasan menjadi
khalifah di muka bumi. Memiliki potensi dan kelayakan mewarisi serta menjaga
bumi agar tetap menjadi tempat yang layak ditinggali dan tempat makhluk-
makhluk lain bertasbih kepada Sang Pencipta.
“Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang
yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS: Albaqarah:30
Ketiga, malaikat pun Bersujud Kepada Manusia. Di antara bukti lain dari
kedudukan tinggi manusia adalah Allah menyuruh para malaikat-Nya untuk
bersujud kepada manusia, sebagai bukti ketundukan dan ketaatan malaikat
kepada perintah Allah.
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku
akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian apabila telah Aku
sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka
tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.” (QS: Shad:71-72)
Keempat, mampu Mengungkap Rahasia Alam Semesta. “Dan Dialah yang
menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar
(ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu
pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari
sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.” (QS. Anahl: 14)
Kelima, memiliki Akal Sempurna untuk Mengetahui Baik dan Buruk. Di antara
keistimewaan penting manusia adalah pengetahuan baik dan buruk yang
dipahami oleh akalnya. Karena pengetahuan akan kebaikan inilah yang akan
menjadikan manusia sempurna menuju kepada kesucian. Namun sebaliknya,
jika menentang akal dan memperturutkan hawa nafsu akan mejerumuskan, dan
menjadikannya makhluk yang hina.
“Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan
kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang
menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS:
Assyam: 7-10)
Keenam, dibekali Fitrah Tauhid. Manusia dibekali fitrah untuk bertauhid kepada
Allah sebagai penciptanya. Manusia memiliki kecendrungan kepada agama,
mencari pencipta lalu tunduk menyembah-Nya. Jika tidak, niscaya dalam
hidupnya akan senantiasa gelisah. Tidak akan pernah tentram selama belum
bersama Tuhan.
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah
Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada
perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.” (QS: Arrum: 30)
Daftar Pustaka
Al-Qur’an
Al-Hadist al-Maqbullah
Ahmad Azhar Basyir, Uswah Hasanah dalam Muhammadiyah, (Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 1996), hlm. 47-49

Anda mungkin juga menyukai