ASP Pertemuan 7 10102019
ASP Pertemuan 7 10102019
PEMERINTAHAN
Agenda
IPSAS
PSAP
Kerangka Konseptual
Laporan Keuangan
2
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2008-2015
PEMERINTAH DAERAH
OPINI
LKPD JML
WTP % WDP % TW % TMP %
2006 3 1% 327 28% 28 6% 105 23% 463
2007 4 1% 283 59% 59 13% 123 26% 469
2008 13 3% 323 67% 31 6% 118 24% 485
2009 15 3% 330 65% 48 10% 111 22% 504
2010 34 7% 343 66% 26 5% 119 23% 524
2011 67 13% 349 67% 8 2% 100 19% 524
2012 120 23% 319 61% 6 1% 79 15% 524
2013 156 30% 311 59% 11 2% 46 9% 524
2014 252 47% 247 46% 5 1% 35 6% 539
2015 312 59% 187 35% 3 1% 30 6% 532
OPINI
LKPD JML
WTP % WDP % TW % TMP %
2008 34 41% 31 37% 0 0% 18 22% 83
2009 42 58% 24 33% 0 0% 7 10% 73
2010 50 65% 25 32% 0 0% 2 3% 77
2011 61 76% 17 21% 0 0% 2 3% 80
2012 62 71% 22 25% 0 0% 3 3% 87
2013 65 75% 19 22% 0 0% 3 3% 87
2014 62 71% 18 21% 0 0% 7 8% 87
2015 56 65% 26 30% 0 0% 4 5% 86
PP 71
Menjadi
2010
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
Lampiran II (PP 24/2005)
• Berlaku selama masa transisi bagi entitas
LAMPIRAN II yang belum siap untuk menerapkan SAP
BASIS CTA
PP24/2005
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 11 PSAP
• Tidak berlaku mulai TA 2015
STRUKTUR SAP BERBASIS AKRUAL
(LAMPIRAN I & II)
PMK No 238/PMK.05/2011
Tentang
PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
APLIKASI AKRUAL DI DAERAH
Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah
SUBSTANSI
PERMENDAGRI Bagan Akun Standar
(BAS)
64 TAHUN 2013
Penyajian kembali
(Restatement)
Peraturan Menteri Keuangan
Penerapan Awal Akrual
16
The Organization of the IPSASB
The IPSASB sits under the wider parent body of IFAC. The
IPSASB as it stands today was established in 2004.
17
The Organization of the IPSASB
18
The objective of the IPSASB
19
Public Sector Accounting Standard
Basis for more efficiency in analysis
- international lending agencies
- capital markets
Basis for domestic standards
- (cost efficient approach)
20
Developing the IPSASs
21
Developing IPSASs
22
IPSAS
IPSAS Bases
IPSAS 1 Presentation of Financial Statements IAS 1
IPSAS 2 Cash Flow Statements IAS 7
IPSAS 3 Net Surplus or Deficit for the Period, Fundamental Errors IAS 8
and Changes in Accounting Policies
IPSAS 4 The Effects of Changes in Foreign Exchange IAS 21
IPSAS 5 Borrowing Costs IAS 23
IPSAS 6 Consolidated Financial Statements and Accounting for IAS 27
Controlled Entities
IPSAS 7 Accounting for Investments in Associates IAS 28
IPSAS 8 Financial reporting of Interests in Joint Ventures IAS 31
IPSAS 9 Revenue from Exchange Transactions IAS 18
IPSAS 10 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies IAS 29
IPSAS 11 Construction Contracts IAS 11
IPSAS 12 Inventories IAS 2
IPSAS 13 Leases IAS 17
23
IPSAS
IPSAS Bases
IPSAS 14 Events After the Reporting Date IAS 10
IPSAS 15 Financial Instruments: Disclosure and Presentation IAS 32
IPSAS 16 Investment Property IAS 40
IPSAS 17 Property, Plant and Equipment IAS 16
IPSAS 18 Segment Reporting IAS 14
IPSAS 19 Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets IAS 37
IPSAS 20 Related Party Disclosures IAS 24
IPSAS 21 Impairment of Non-Cash Generating Assets IAS 36
IPSAS 22 Disclosure of Financial Information About the General -
Government Sector
IPSAS 23 Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and -
Transfers)
IPSAS 24 Presentation of Budget Information in Financial IAS 36
Statements
IPSAS 25 Employee Benefits IAS 19
IPSAS 26 Impairment of Cash-Generating Assets IAS 36
24
IPSAS
IPSAS Bases
IPSAS 27 Agriculture IAS 41
IPSAS 28 Financial Instruments: Presentation IAS 32
IPSAS 29 Financial Instruments: Recognition and Measurement IAS 39
IPSAS 30 Financial Instruments: Disclosure IFRS 7
IPSAS 31 Intangible Assets IAS 38
IPSAS 32 Service Concession Arrangements: Grantor IFRIS
12
IPSAS 33 First time Adoption of Accrual Basis IFRS 1
IPSAS 34 Separate Financial Statements IAS 27
IPSAS 35 Consolidated Financial Statements IFRS 10
IPSAS 36 Investment in Association and Joint Ventures IFRS
IPSAS 37 Joint Arrangement IFRS 11
IPSAS 38 Disclosures in Interest in Other Entity IFRS 12
IPSAS 39 Employee Benefit IAS 19
25
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KERANGKA KONSEPTUAL
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BERBASIS AKRUAL
RUANG LINGKUP KERANGKA KONSPETUAL
27
TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL
Jika
terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan
standar akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi
diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual
LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Masyarakat;
Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan
lembaga pemeriksa;
Pihak yang memberi atau berperan dalam
proses donasi, investasi, dan pinjaman
Pemerintah
ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN
32
ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN
33
PERANAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
35
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN POKOK
37
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN
Relevan;
Andal;
Dapat dibandingkan; dan
Dapat dipahami
PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
Basis akuntansi;
Prinsip nilai historis;
Prinsip realisasi;
Prinsip substansi mengungguli bentuk
formal;
Prinsip periodisitas;
Prinsip konsistensi;
Prinsip pengungkapan lengkap; dan
Prinsip penyajian wajar.
39
BASIS AKUNTANSI
41
PRINSIP REALISASI
42
SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL
44
PERIODISITAS
45
PENGUNGKAPAN LENGKAP
46
PENYAJIAN WAJAR
47
KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN
MATERIALITAS
PERTIMBANGAN BIAYA DAN MANFAAT
KESEIMBANGAN ANTAR KARAKTIRISTIK
KUALITATIF
48
PENGAKUAN ASET
50
PENGAKUAN PENDAPATAN
51
PENGAKUAN BEBAN DAN BELANJA
52
PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN
PSAP NO. 01
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
POKOK BAHASAN
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Definisi Unsur Laporan Keuangan
4. Basis Akuntansi
5. Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
6. Informasi Laporan Keuangan
7. Komponen-Komponen Laporan Keuangan
8. Struktur dan Isi Laporan Keuangan
TUJ UAN PSAP 01
56
RUANG LINGKUP
57
DEFINISI
Pendatapan-LRA: semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara /Daerah yang menambah
Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LO: hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Belanja: semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Beban: penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.
(Par 8)
58
DEFINISI
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan
(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Pos luar biasa: pendapatan luar biasa/ beban luar biasa yg terjadi karena kejadian atau transaksi
yg bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar
kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-
tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan
(Par 8)
59
TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN
(Par 92-93)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
• Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos:
a) Ekuitas awal;
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi
ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif
yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan mendasar, misalnya: koreksi kesalahan
mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap karena
revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir.
• Rincian dari unsur dalam LPE disajikan dalam CALK
(Par 101)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PSAP 11
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
68
RUANG LINGKUP
69
RUANG LINGKUP
70
STANDAR TIDAK MENGATUR
71
PENYAJIAN LAPORAN KONSOLIDASIAN
73
CIRI-CIRI ENTITAS PELAPORAN (par 14)
74
ENTITAS PELAPORAN (PP 8/2006)
Terdiri dari:
1) Pemerintah Pusat.
2) Pemerintah Daerah.
3) Kementerian negara/lembaga (KL).
4) Bendahara Umum Negara (BUN).
75
ENTITAS AKUNTANSI (par 6)
76
ENTITAS AKUNTANSI (PP 8/2006)
Terdiri dari:
1) Setiap kuasa pengguna anggaran di lingkungan suatu
K/L yang mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran
tersendiri.
2) Bendahara Umum Daerah (BUD).
3) Kuasa pengguna anggaran di lingkungan Pemda bila
mempunyai dokumen pelaksanaan anggaran yang
terpisah, jumlah anggarannya relatif besar, dan
pengelolaan kegiatannya dilakukan secara mandiri.
77
PENGERTIAN KONSOLISASI
78
BLU/BLUD
79
PROSEDUR KONSOLIDASI (par 22)
EP LKK
LK
KONSOLIDASI
EP EP EP
EA EA EA EA EA EA
82
KONSOLIDASI DITINGKAT PEMERINTAH DAERAH
83
CONTOH JURNAL AKT
PEMERINTAHAN
LRA DALAM AKUNTANSI BERBASIS
AKRUAL
LRA dihasilkan dari siklus anggaran yang
sebaiknya tidak disatukan dengan siklus
akuntansi.
Untuk siklus anggaran, yang dicatat hanyalah
transaksi anggaran dan harus sesuai dengan
pos anggarannya
LRA hanya berfokus pada transaksi dengan
basis kas, sehingga untuk penerimaan dan
pengeluaran yang tidak terkait dengan kas
tidak dicatat dalam LRA. Jika ditambahkan
boleh dimasukkan dalam informasi tambahan
LRA. Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010 85
TRANSAKSI ANGGARAN
Transaksi belanja
Belanja xxxx
Akun Perubahan SAL xxxx
Perantara
Transaksi pendapatan
Perubahan SAL xxxx
Pendapatan xxxx
Jurnal penutup
Pendapatan xxxx
Belanja xxxx SAL
Perubahan SAL xxxx xxxx
Berita Acara
Pembangunan Pemanfaatan
No. Penyelesaian Penyajian
Aset Aset
Pekerjaan (BAPP)
1. Selesai Sudah diperoleh Sudah Aset Tetap
dimanfaatkan
2. Selesai Sudah diperoleh Belum Aset Tetap
dimanfaatkan
3. Selesai Belum diperoleh Sudah KDP
dimanfaatkan
4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah KDP
dimanfaatkan
5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena KDP dapat
bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka dihapuskan
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan
hilang
6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
ILUSTRASI JURNAL KDP
Pada 30 Desember 20X0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk KDP berbentuk
gedung sebesar 700juta. Pada 30 Desember 20X1 pengeluaran untuk pembangunan
sebesar 500juta. Pada 30 Juni pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan dan
mulai digunakan. Depresiasi 20 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
JURNAL PENGELUARAN & PENYELESAIAN KDP
30/12/20X0 KDP 700.000.000 Belanja Modal 700.000.000
Kas 700.000.000 Perubahan SAL 700.000.000
30/12/20X1 KDP 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000
Kas 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000
30/6/20X2 KDP 300.000.000 Belanja Modal 300.000.000
Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
30/6/20X2 Aset Tetap 1.400.000.000 Tidak ada jurnal
KDP 1.400.000.000
31/12/20X2 Beban dep. 75.000.000 Tidak ada jurnal
Ak. Dep 75.000.000
ILUSTRASI
• Kota Bengawan mengadakan suatu kontrak konstruksi
bangunan dengan PT AK pada tahun 20X2 dengan nilai
kontrak Rp1.000.000.000 dan diperkirakan akan
diselesaikan pembangunannya pada 31 Nopember 20X2
dengan 2 termijn pembayaran. Tanggal 30 Nopember
20X2 pembangunan termin pertama telah selesai dan telah
diserahterimakan senilai Rp 300.000.000, tetapi
dikarenakan sesuatu hal, Pemerintah Kota Bengawan
belum membayar tagihan PT AK. Pada 31 Desember 20X2
dicapai kesepakatan antara Pemerintah Kota Bengawan
dengan PT AK, pembayaran termin pertama dilakukan
pada 1 Maret 20X2 dan termin kedua akan dibayar 1 Maret
20X3. Misal tgl 1 Maret 20X3 dan 20X4 pembayaran
dilakukan tepat waktu dan penyelesaian termin kedua
terjadi 30 Desember 20X3. Bangunan disusutkan 20
tahun.
104
ILUSTRASI
Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar Negeri
5.000.000.000 untuk pengembangan jaringan transportasi yang dapat
menunjang industri di kota tersebut. Utang tersebut berbunga rendah
4% per tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 1 April dan pembayaran
akan dilakukan setelah 5 tahun selama 5 kali angsuran.
PSAP 12
LAPORAN OPERASIONAL
11
LINGKUP DAN MANFAAT
RUANG LINGKUP
Berlaku untuk setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dalam
menyusun laporan operasional yang menggambarkan
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dalam
suatu periode pelaporan tertentu, tidak termasuk perusahaan
negara/daerah.
Surplus/defisit
Pendapatan dan akrual yang Pendapatan
Belanja over/ menambah/ dan belanja
underestimate mengurangi akrual
ekuitas
Pembiayaan Ada
Tidak ada
diperhitungkan Pemisahan pemisahan
pemisahan
dalam Kegiatan non laporan kegiatan
perhitungan operasional pertanggung non
SILPA/SIKPA jawaban operasional
dan pos luar
anggaran dan dan pos luar
biasa
laporan finansial biasa
PP 24/2005
PP 71/2010
117
LATAR BELAKANG
• Pasal 6 ayat (2) PP Nomor 71 Tahun 2010 mengatur bahwa pemerintah
menyusun Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintah yang akan
menjadi acuan untuk penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah pusat
dan daerah, yang diperlukan dalam rangka mewujudkan konsolidasi
fiskal dan statistik keuangan pemerintah secara nasional.
• Kementerian Keuangan telah menerbitkan PMK 238/PMK.05/2011 tentang
Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan, dengan berkoordinasi
dengan Kementerian Dalam Negeri. Oleh karena itu Sistem Akuntansi
Pemerintah perlu diselaraskan dengan sistem Government Finance
Statistics (GFS), sebagaimana diatur dalam PMK tersebut
• PMK-169/PMK.01/2012 bahwa bidang Pembinaan Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Kanwil DJPB mempunyai tugas penyusunan statistik
keuangan sesuai dengan Government Finance Statistics
118
TERIMA KASIH