Fika Widiawati
KELOMPOK
13 Dicky Chandra
01
Di suatu negera yang menetapkan sistem kurs tetap maka perubahan kurs
ditetapkan oleh pemerintah. Kebijakan negara secara resmi menaikkan kurs mata
uangnya terhadap mata uang asing disebut revaluasi. Namun jika sebaliknya
kebijakan pemerintah menurunkan kurs mata uang terhadap mata uang asing
disebut devaluasi.
Macam-Macam
Kurs Jual
Kurs
harga jual mata uang yang dipakai
Pada umum oleh bank yang digunakan dalam
nya penukaran mata uang asing dan yang
kurs dibagi
menjadi 3, digunakan oleh para pedagang valas
yaitu: untuk menjual valas.
Kurs Beli
Kurs tengah
harga beli mata uang yang dipakai
oleh bank dalam penukaran uang penggabungan antara kurs
asing (money changer), dan para jual dan kurs beli.
pedagang valas untuk membeli
valas.
Faktor yang
mempengaruhi kurs
EKSPOSUR VALAS
Eksposur Valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan
profitabilitas, arus kas dan nilai pasar sebuah perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional
diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
AKUNTANSI
UNTUK
FLUKTUASI KURS
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan
Perusahaan yang terlibat dalam di Indonesia mengekspor barang ke
bisnis global menghadapi risiko sebuah perusahaan di AS dengan
terjadinya laba atau rugi dari denominasi US$, maka perusahaan
fluktuasi kurs. Untuk memahami hal Indonesia melaksanakan sebuah
tersebut, maka perlu diketahui beda transaksi valas. Tetapi sebaliknya, bagi
antara transaksi asing dan transaksi perusahaan di AS tidak melakukan
valas, karena tidak setiap transaksi transaksi valas meskipun terlibat dalam
asing dinyatakan dalam valas. transaksi asing, karena fakturnya
dinyatakan dalam valutanya sendiri.
Laba dan rugi transaksi berbeda dengan laba dan rugi translasi. Laba
dan rugi transaksi direalisasi dan mempengaruhi arus kas perusahaan.
Contoh, sebuah perusahaan Indonesia yang menjual produknya ke
pelanggan di AS mencantumkan harga faktur US$1 juta ketika kurs
AS/Rp=9.500, dan pelanggan di AS diizinkan membeli secara kredit
dalam jangka waktu pembayaran 60 hari. Jika perusahaan di AS
tersebut membayar dalam jangka waktu 60 hari, maka uang yang
diterima perusahaan Indonesia tetap US$1 juta, tetapi setelah
dirupiahkan besarnya akan tergantung pada kurs saat penerimaan
terrsebut.
Jika kurs US$ terhadap Rupiah tetap yang ditunjukkan oleh kurs yang
tidak berubah, maka uang yang diterima sebesar US$1 jt x Rp9.500=
Rp 9,5milliar. Jika Rp menguat (terapresiasi) terhadap US$ mis: US$1
= Rp9.400, maka perusahaan di Indonesia akan menerima jumlah
pembayaran dalam Rp yang lebih kecil yakni US$1jt x Rp9.400=Rp
9,4milliar, yang berarti mengalami kerugian dari transaksi valas sebesar
Rp0,1milliar. Sebaliknya jika mata uang Rp melemah (terdepresiasi)
terhadap US$ maka pada saat pembayaran perusahaan di Indonesia
mengalami keuntungan dari transaksi valas. Dari contoh tersebut jelas
terlihat bahwa laba dan rugi adalah real dan direalisasi.
Perlakuan Akuntansi terhadap
laba-rugi transaksi valas
sangat jelas, sebab laba-rugi
tersebut harus dimasukkan
kedalam laporan hasil usaha
dan mempengaruhi laba pada
periode terjadinya laba-rugi
transaksi tersebut.
THANK YOU!