Anda di halaman 1dari 9

Pengelolaan Tambang

Pendahaluan
• Pelaksanaan aktivitas pertambangan membutuhkan perencanaan yang baik agar dapat
meminimalisir kemungkinan risiko yang terjadi. Risiko aktivitas pertambangan meliputi risiko kerja
dan risiko terhadap lingkungan dan masyarakat di area pertambangan. Indonesia telah mengatur
pelaksanaan aktivitas pertambangan yang meliputi hak, kewajiban, dan tanggung jawab
pengelola tambang dalam perundang-undangan.
• Untuk meminimalisir risiko kerja, setiap pengelola tambang wajib menaati ketentuan keselamatan
dan kesehatan kerja, salah satunya dengan memenuhi fasilitas pertambangan sesuai yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018. Pengelola tambang juga wajib
melaksanakan ketentuan yang ditetapkan dalam UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.
Asas Pertambangan
• Menurut Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009, terdapat 4 asas pertambangan yang
mendasari pengelolaan pertambangan di Indonesia.
• 1. Manfaat, keadilan, dan keseimbangan
• 2. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa
• 3. Partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas
• 4. Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Menjamin Keselamatan dan Kesehatan
Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 dijelaskan bahwa pengelola tambang wajib menjamin keselamatan
dan kesehatan kerja dan keselamatan operasional pertambangan. Kewajiban tersebut tertuang pada Bab II
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik Pasal 14.
Pada ayat kedua disampaikan bahwa setiap pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
Produksi, dan IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan ketentuan keselamatan pertambangan dengan cara:
1. Menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung diri, fasilitas, personil, dan biaya untuk terlaksananya
ketentuan keselamatan pertambangan;
2. Membentuk dan menetapkan organisasi bagian keselamatan pertambangan sesuai dengan jumlah pekerja, sifat,
atau luas area pertambangan;
3. Keselamatan kerja yang dimaksud meliputi manajemen risiko; program keselamatan kerja yang meliputi
pencegahan terjadinya kecelakaan, kebakaran, dan kejadian berbahaya lainnya; pendidikan dan pelatihan
keselamatan kerja; administrasi keselamatan kerja; manajemen keadaan darurat; inspeksi keselamatan kerja; dan
pencegahan dan penyelidikan kecelakaan;
4. Sedangkan kesehatan kerja yang dimaksud meliputi program kesehatan pekerja; higienisitas dan sanitasi;
ergonomis; pengelolaan makan, minuman, dan gizi pekerja; dan diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat kerja.
Memberdayakan Lingkungan dan Masyarakat di Area
Pertambangan
Selain memastikan keselamatan dan kesehatan kerja, pengelolaan pertambangan juga wajib
memberdayakan lingkungan dan masyarakat di area pertambangan. Hal tersebut tertuang pada
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, Bab XIII tentang Hak dan Kewajiban. Beberapa kewajiban
tersebut antara lain:
• 1. Rencana Reklamasi dan Pelaksanaannya
• Pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana pascatambang saat
mengajukan permohonan IUP. Selanjutnya, pelaksanaan reklamasi dan pascatambang harus
dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan pascatambang yang telah dicantumkan dalam
perjanjian antara pemegang IUP atau IUPK dan pemegang hak atas tanah. Kewajiban ini
tercantum dalam Pasal 99. Pada Pasal 100, disampaikan pula bahwa Pemegang IUP dan IUPK
wajib menyediakan dana jaminan pascatambang.
• 2. Mengutamakan Tenaga Dalam Negeri
• Pada Pasal 106 dijelaskan bahwa Pemegang IUP dan IUPK wajib mengutamakan pemanfaatan
tenaga kerja setempat, barang, dan jasa dalam negeri. Pengelolaan pertambangan juga harus
mengikutsertakan pengusaha lokal di daerah pertambangan sesuai dengan Pasal 107.
• 3. Melakukan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
• Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat yang dikonsultasikan kepada Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat sesuai
dengan Pasal 108. Lebih lanjut, ketentuan ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 26
Tahun 2018 Bab III Bagian Ketujuh tentang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakar
Setempat serta Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
Mengenal Pertambangan dan Tenaga Kerjanya

• Pertambangan memang membutuhkan banyak tenaga kerja. Kualifikasi yang dibutuhkan juga
sangat beragam, dimulai dari bagian teknik hingga enginering. Orang-orang tertentu dengan
keahliannya masing-masing direkrut dan didapuk untuk mengerjakan sesuai dengan tugasnya
masing-masing. Contohnya saja untuk merawat mesin-mesin yang digunakan, maka perusahaan
pun membutuhkan orang yang ahli dalam bidang tersebut.

Tentang Pertambangan dan Lingkungannya


• Karena kurangnya pengetahuan dan sosialisasi mengenai pengelolaan pertambangan, banyak
masyarakat yang masih menganggap kegiatan pertambangan selalu memberikan dampak negatif. 
Beberapa bencana terjadi karena hal ini, seperti tanah longsor dan juga banjir. Namun, ada
banyak cara yang bisa dilakukan agar dampak buruk dari pertambangan bisa diminimalisir.
Pertambangan dan Regulasi Pemerintah

• Memiliki peran dan juga manfaat yang begitu besar bagi pemerintah.
Pemerintah berperan untuk mengawasi dan memberikan aturan yang jelas
untuk menghindari pertambangan ilegal yang mengakibatkan kerugikan
eknomi maupun lingkungan.
• Dari segi perekonomian adanya pertambangan ini menguntungkan
perekonomian negara. Setiap daerah tambang akan mendapatkan hasil
olahan tambang dan pendapatan daerah. Angka pengangguran juga bisa
lebih ditekan dan kita tak perlu lagi menghabiskan cadangan devisa yang
ada hanya untuk melakukan impor dari luar negeri.
Kegiatan Penambangan
• Pertambangan, menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU No. 4/2009) adalah
sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan,
serta kegiatan pascatambang.
• Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada konsep pertambangan yang
berwawasan Lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi:
• Penyelidikan Umum (prospecting)
• Eksplorasi: eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci
• Studi kelayakan: teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi amdal)
• Persiapan produksi (development, construction)
• Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan, Penimbunan)
• Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan
• Pengolahan (mineral dressing)
• Pemurnian / metalurgi ekstraksi
• Pemasaran
• Corporate Social Responsibility (CSR)
• Pengakhiran Tambang (Mine Closure)

Anda mungkin juga menyukai