Prolaps Tali Pusat
Prolaps Tali Pusat
Insiden terjadinya prolapse tali pusat yaitu 1 : 3000 kelahiran, tali pusat menumbung kira-kira 1: 200 kelahiran, tetapi insiden
dari tali pusat tersembunyi 50% tidak diketahui. Keadaan prolapse tali pusat lebih mungkin terjadi pada malpresentasi atau
malposisi janin, antara lain:
Prolaps tali pusat juga sering terjadi jika tali pust Panjang dan jika plasenta letak rendah. Mortalitas terjadinya tali pusat
menumbung pada janin sekitar 11-17%. Penjepitan dan tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin terutama kepala
menyebabkan gangguan fungsi sirkulasi uteroplasenta yang membuat janin kekurangan oksigen (hipoksia) dan menimblkan
kematian.
PATOFISIOLOGI
• Tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin dan jalan lahir akan mengurangi atau menghilangkan sirkulasi
plasenta. Bila tidak dikoreksi, komplikasi ini dapat mengakibatkan kematian janin.
• Obstruksi yang lengkap dari tali pusat menyebabkan dengan segera berkurangnya detak jantung janin (deselerasi
variabel). Bila obstruksinya hilang dengan cepat, detak jantung Janin akan kembali normal. Akan tetapi, bila obstruksinya
menetap terjadilah deselerasi yang dilanjutkan dengan hipoksia langsung terhadap miokard sehingga mengakibatkan
deselerasi yang lama. Bila dibiarkan, terjadi kematian janin.
• Seandainya obstruksinya sebagian, akan menyebabkan akselerasi detak jantung. Penutupan vena umbilikalis mendahului
penutupan arteri yang menghasilkan hipovolemi janin dan mengakibatkan akselerasi jantung janin. Gangguan aliran darah
yang lama melalui tali pusat menghasilkan asidosis respiratoir dan metabolik yang berat, berkurangnya oksigenisasi janin,
bradikardia yang menetap, dan akhirnya kematian janin. Prolaps tali pusat tidak berpengaruh langsung pada kehamilan
ata:u jalannya persalinan.
FAKTOR RESIKO
1. Multiparitas
3. Anomali kongenital
4. Letak sungsang
7. Poli-hidramnion
3. Auskultasi terdengar jantung janin yang iregular, sering dengan bradikardi yang ielas, terutama berhubungan dengan kontraksi
utenrs.
4. Monitoring denyut jantung janin yang berkesinambungan memperlihatkan adanya deselerasi variabel.
5. Tekanan pada bagian terendah janin oleh manipulasi eksterna terhadap pintu atas panggul menyebabkan menurunnya detak
jantung secara tiba-tiba yang menandakan kompresi tali pusat.
Diagnosis dini sangat penting untuk kehidupan janin. Meskipun demikian, keterlambatan diagnosis adalah biasa. Pada setiap gawat
janin harus segera dilakukan pemeriksaan dalam. Penderita yang mempunyai risiko tinggi terjadinya prolaps tali pusat harus dipantau
FHR yang berkesinambungan, yang memberi peringatan dini adanya kompresi tali pusar lebih dari 80% kasus.
KLASIFIKASI
Komplikasi ibu seperti laserasi jalan lahir, ruptura uteri, atonia uteri akibat anestesia, arremia dan infeksi dapat terjadi sebagai akibat dari
usaha menyelamatkan bayi. Kematian perinatal sekitar 20 – 30%. Prognosis janin membaik dengan seksio sesarea secara liberal untuk terapi
prolaps tali pusat.
1. Angka kematian untuk bayi prematur dengan prolaps tali pusat hampir 4 kali lebih tinggi daripada bayi aterm.
2. Bila gawat janin dibuktikan oleh detak jantung yang abnormal, adanya cairan amnion yang terwarnai oleh mekonium, atau tali pusat
pulsasinya lemah, maka prognosis janin buruk.
3. Jarak antara terjadinya prolaps dan persalinan merupakan faktor yang paling kritis untuk janin hidup.
5. Angka kematian janin pada prolaps tali pusat yang letaknya sungsang atau lintang sama tingginya dengan presentasi kepala. Hal ini
menghapuskan perkiraan bahwa pada kedua letak janin yang abnormal tekanan pada tali pusatnya tidak kuat.
TERIMA KASIH