Anda di halaman 1dari 23

Kebijakan

Fiskal
Kelompok 11
- Zulfikri Rosyid (20108020041)
- Nabilla Az Zahra (20108020055)
- Adelia Kholisoh (20108020094)
- Farrel Zahran Arizi (20108020138)
Pokok Pembahasan
01 Definisi dan Konsep 04 Pengeluaran
Kebijakan Fiskal Pemerintah

02 Kebijakan Fiskal Pada 05 Gambaran Umum


Masa Rasulullah Utang Negara

03 Kebijakan Fiskal 06 Kasus Kebijakan


Pada Masa Fiskal di Indonesia
Khulafaur Rasyidin
01
Definisi &
Konsep
Definisi dan Konsep
Kebijakan fiskal adalah segala jenis peraturan dan keputusan yang diambil pemerintah demi menjaga stabilitas
perekonomian secara makro

 Tujuan Kebijakan Fiskal :


a. Menjaga dan Mengembangkan Perekonomian Negara
b. Meningkatkan Kualitas SDM
c. Menjaga Stabilotas Harga Barang
d. Mendorong Investasi

 Bentuk-Bentuk Kebijakan Fiskal :


Kebijakan Fiskal dari segi teoris, meliputi:
a. Kebijakan fiskal fungsional
b. Kebijakan fiskal sengaja
c. Kebijakan fiskal tidak disengaja
Kebijakan Fiskal dari segi penerapan, meliputi:
d. Kebijakan fiskal ekspansif
e. Kebijakan fiskal kontraktif
Kebijakan Fiskal dari segi neraca pembayaran
f. Kebijakan fiskal seimbang
g. Kebijakan fiskal surplus
h. Kebijakan fiskal defisit
i. Kebijakan fiskal dinamis
02
Kebijakan Fiskal
Pada Masa
Rasulullah
Kebijakan Fiskal Pada
Masa Rasulullah

Menurut Al Arif dalam Karbila (2020), pada masa


Rasulullah sumber pendapatan dibagi menjadi tiga
golongan sebagai berikut:
 Penerimaan negara dari kaum muslim
 Pendapatan dari kaum non-muslim
 Pendapatan lain
Menurut Rahardjo dalam Karbila (2020), kebijakan dan ketentuan
ekonomi pada masa Rasulullah adalah sebagai berikut:

 Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah swt. dan Allah swt.


adalah pemilik yang absolut atas semua yang ada
 Manusia merupakan pemimpin Allah di bumi, tetapi bukan
pemilik yang sebenarnya
 Semua yang dimiliki oleh manusia karena atas seizin Allah swt.,
oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang beruntung
memiliki hak atas sebagian kekayaan saudara-saudaranya yang
lebih beruntung
 Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus dan ditimbun
 Kekayaan harus diputar
 Eksploitasi dalam ekonomi segala bentuknya harus dihilangkan
 Menghilangkan jurang perbedaan antarindividu
dalamperekonomian dapat menghapuskan konflik antar
golongan dengan cara membagikan kepemilikan seseorang
setelah kematiannya kepada para ahli warisnya
 Menetapkan kewajiba yang sifatnya wajib dan sukarela bagi
semua individu termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin
Pengeluaran negara pada masa Rasulullah menurut
Rahardjo dalam Karbila (2020), di lakukan dengan
beberapa cara yang merupakan implementasi kebijakan
Rasulullah diantaranya:
• Meminta bantuan kaum muslimin sehingga kebutuhan
untuk pasukan gazwa dan saritya kerap terpenuhi
• Meminjam peralatan dari non muslim dengan jaminan
pengembalian dengan memberi ganti rugi atas barang
yangmengalami kerusakan
• Meminjam uang dari orang tertentu dan memberikan
kepada orang-orang yang baru masuk Islam
• Menerapkan kebijakan insentif
Ciri-ciri kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi Islam

Sistem pajak
proporsional
Pengeluaran Perhitungan zakat
negara dilakukan berdasarkan hasil
berdasarkan keuntungan bukan
pendapatan pada jumlah
barang
03
Kebijakan Fiskal
Pada Masa
Khulafaur Rasyidin
Abu Bakar As-Shidiq
Khalifah Abu bakar As-Shidiq melaksanakan berbaga kebijakan
ekonomi seperti yang telah di praktikan oleh Rasulullah:
o Perhatian yang besar terhadap keakuratan penghitungan zakat
o Melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan
o Mengambil alih tanah-tanah dari orang murtad untuk
dimanfaatkan demi kepentingan umat Islam
o Distribusi harta Baitul Mal menerapkan prinsip kesamarataan,
dengan begitu selama pemerintahan Abu bakar As Shidiq harta
di Baitul mal tidak pernah menumpuk dalam jangka waktu
lama karena langsung di distribusikan kepada kaum muslim
Umar bin Khattab

Untuk mendistribusikan harta Baitul Mal,


Khalifah Umar ibn AlKhattab mendirikan
beberapa departemen yang dianggap perlu,
seperti :
• Departemen Pelayanan Militer
• Departemen Kehakiman dan Eksekutif
• Departemen Pendidikan dan
Pengembangan Islam
• Departemen Jaminan Sosial
Pada masa pemerintahannya, Khalifah Umar ibn Al-
Khattab mengklasifikasi pendapatan negara menjadi
empat bagian, yaitu :

 Pendapatan  Pendapatan
zakat dan ushr khums dan
sedekah

 Pendapatan  Pendapatan lain-


kharaj, fai,jizyah, lain
'ushr (pajak
perdagangan),
dan sewa tanah
04
Pengeluaran
Pemerintah
Pengeluaran Pemerintah

Pos-pos Pengeluaran Pemerintah Indonesia

NO Pengeluaran Pajak
1 a. Belanja Negara
b. Belanja pemerintah pusat
c. Belanja daerah
2 Pembiayaan
a. Dalam Negeri
b. Luar negeri
c. Tambahan pembiayaan hutang
Pengeluaran Pada
Pemerintahan
Islam Primer Sekunder
 Biaya pertahanan seperti  Bantuan untuk orang yang
persenjataan, unta dan belajar agama di Madinah
persediaan  Jamuan untuk delegasi
 Penyaluran zakat dan ushur keagamaan, utusan suku dan
kepada yang berhak negara serta biaya perjalanan
menerimanya  Hadiah untuk pemerintah
 Pembayaran gaji untuk wali, negara lain
qady, guru, imam, muadzin  Pembebasan kaum muslimin
dan pejabat negara yang menjadi budak
 Pembayaran upah para  Pembayaran denda atas
sukarelawan mereka yang terbunuh secara
 Pembayaran utang negara tidak sengaja oleh pasukan
 Bantuan untuk musafir (dari kaum muslimin
daerah fadak)  Pembayaran utang orang yang
meninggal dalam keadaan
miskin
 Pembayaran tunjangan untuk
orang miskin
 Tunjangan untuk sanak
saudara Rasulullah
 Pengeluaran rumah tangga
Rasulullah saw
 Persediaan darurat
Kebijakan belanja umum pemerintah dalam sistem ekonomi
syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

 Belanja kebutuhan operasional pemerintah yang rutin


 Belanja umum yang dapat dilakukan pemerintah apabila
sumber dananya tersedia
 Belanja umum yang berkaitan dengan proyek yang
disepakati oleh masyarakat berikut sistem pendanaannya

Secara rinci pembelanjaan negara harus didasarkan pada :

 Prinsip efisiensi dalam belanja rutin


 Prinsip keadilan
 Prinsip komitmen pada syariah dengan skala prioritas dari yang
wajib, sunnah, mubah atau darurah, hajiyyah, dan kamaliyyah
05
Gambaran
Umum Utang
Negara
Gambaran Utang Negara

Utang merupakan bagian dari kebijakan fiskal yang menjadi bagian


dari kebijakan pengelolaan ekonomi secara keseluruhan. Utang
diharapkan dapat menjadi faktor leverage atau pengungkit bagi
perekonomian nasional.
Posisi Utang Pemerintah Tahun 2009-2014

Total utang pemerintah


Indonesia berjumlah
Rp2.422,87 triliun, di
mana 71,6 persen
merupakan SBN
(Standar Biaya
Masukan). Pinjaman
(selain SBN) didominasi
oleh pinjaman luar negeri
yakni sebesar 28,4
persen, pinjaman dalam
negeri hanya 0,1 persen.
06
Kasus Kebijakan
Fiskal di Indonesia
Contoh Kasus

Insentif Pajak Selama Pandemi


Covid-19
Pemerintah memberikan keringanan berupa penghapusan sejumlah pajak
bagi korporasi selama pandemi Covid-19. Hal ini tentunya mempengaruhi
kinerja pendapatan pemerintah dari pajak yang secara persentase porsinya
dalam APBN negara cukup tinggi.

Meningkatkan Anggaran untuk


Penanganan Covid-19
Pemerintah juga kembali menaikkan nilai anggaran untuk
penanganan Covid-19 melalui program pemulihan ekonomi
nasional (PEN) 2021 menjadi lebih dari Rp 700 triliun, ini
naik dari kisaran Rp 690 triliun tahun lalu.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai