Anda di halaman 1dari 11

PENGHANTAR HUKUM INDONESIA

MATERI:SISTEM HUKUM PERADILAN

Dosen Pengampu: Lysa Angrayni S.H,M.H.

Kelompok 11
1.Munila Septia (12120723122)
2.Qodarsih Auliya (12120720116)
PENGERTIAN SISTEM HUKUM PERADILAN

-Sistem hukum merupakan seperangkat aturan yang tersusun secara teratur serta berasal dari berbagai pandangan, asas, teori para pakar.

-Sementara peradilan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkara hukum. Sistem hukum dan peradilan saling berhubungan satu
sama lain. Dua-duanya membentuk sinergi di bidang hukum secara menyeluruh di suatu negara.
Peradilan juga merupakan suatu proses pemeriksaan, pemutusan, dan penyelesaian suatu perkara yang dilakukan dengan cara tertentu. Proses ini
dilakukan oleh lembaga peradilan. Sistem peradilan di Indonesia sendiri berupa forum publik resmi yang pelaksanaannya berlandaskan hukum
acara..

● Menurut UU No. 14 Tahun 1970, tugas pokok badan-badan peradilan adalah menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan
perkara-perkara  yang diajukan kepadanya.
● Menurut UUD 1945 Pasal 24 ayat 2, kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah Agung dan badan-badan peradilan yang
berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan militer dan lingkungan peradilan tata
usaha Negara dan sebuah mahkamah konstitusi.
● Pengadilan umum terdiri dari Pengadilan negeri dan Pengadilan tinggi diatur dalam UU Darurat No. 1 Tahun 1951 dan UU No. 13 Tahun
1965 tentang peradilan umum dan mahkamah agung. Sedangkan Mahkamah Agung diatur pula dalam UU No.14 Tahun 1970 tentang
ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman.
KEKUASAAN MAHKAMAH AGUNG (MA)

Mahkamah Agung (MA) adalah lembaga tinggi yang


memegang kekuasaan kehakiman di dalam negara Republik
Indonesia. Dalam trias politika, MA mewakili kekuasan
yudikatif. Sesuai dengan UUD 1945 (Perubahan Ketiga),
kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah
Agung dan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung
membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.
 Tugas dan Wewenang

1.Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan Wewenang MA adalah:


Berwenang mengadili pada tingkat kasasi,menguji peraturan perundang-undangan di
bawah Undang-Undang dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-
Undang
2.Mengajukan tiga orang anggota Hakim Konstitusi
3.Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden membergrasi dan rehabilitasi
MAHKAMAH KONSTITUSI(MK)

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga


negara pelaku kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan.
TUGAS DAN WEWENANG

Mahkamah Konstitusi mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban


sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar;
3. Memutus pembubaran partai politik, dan
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut Undang-Undang Dasar. Pelanggaran dimaksud sebagaimana disebutkan
dan diatur dalam ketentuan Pasal 7A UUD 1945 yaitu melakukan pelanggaran
hukum berupa penghianatan terhadap negar, korupsi, penyuapan, tindak pidana
lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
FUNGSI PERADILAN

Fungsi Peradilan

● 1)Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam
penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah
negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.

● 2)Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan
terakhir–          permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33
dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985)
–  semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
–  semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan
peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)

● 3)Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan
dibawah Undang-undang tentang hal apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan dari tingkat
yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
JENIS PERADILAN
INDONESIA

● Peradilan Umum

 Pertama, ada jenis peradilan umum. Peradilan yang satu ini menangani berbagai perdata dan perkara pidana secara umum. Pengadilan Negeri
berperan sebagai badan pengadilan tingkat I. Sementara, Pengadilan Tinggi menduduki badan pengadilan tingkat banding.

 Jenis peradilan ini sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1986, UU No. 8 Tahun 2004, UU No. 49 Tahun 2009, dan Putusan MK No. 37/PUU-
X/2012. Kemudian, peradilan umum digolongkan lagi menjadi 6, yakni:

 1.Pengadilan anak, dilakukan untuk anak yang diduga melakukan tindak pidana dalam usia 12 sampai 17 tahun
 2.Pengadilan perikanan, dilakukan untuk berbagai tindak pidana dalam bidang perikanan
 3.Pengadilan niaga, dilakukan untuk kasus pailit, kekayaan intelektual, penundaan pembayaran utang, dan likuidasi
 4.Pengadilan hubungan industrial, mengatasi perkara yang berhubungan dengan PHK, perselisihan hubungan
industrial,dan perdebatan antar serikat buruh dalam perusahaan
 5.Pengadilan korupsi, dilakukan atas tuntutan yang diajukan oleh KPK
 6.Pengadilan HAM, dilakukan atas perkara yang berhubungan dengan kejahatan genosida dan kemanusiaan
● Peradilan militer

Terakhir, ada peradilan militer. Seperti namanya, peradilan ini digunakan untuk mengadili para penegak hukum yang
memiliki posisi di lingkungan angkatan bersenjata atau pertahanan dan keamanan negara. Peradilan ini sudah diatur
dalam UU Nomor 31 Tahun 1997.
Berdasarkan pangkat militer yang dimiliki masing-masing, ada empat tingkatan peradilan militer, antara lain:

 Pengadilan militer pertempuran, berfungsi untuk memutuskan perkara dan mengadili para tentara yang
melakukan tindak pidana di medan pertempuran

 Pengadilan militer utama, berguna untuk memeriksa dan memutuskan perkara tingkat banding

 Pengadilan militer tinggi, berguna untuk mengadili tentara yang pangkatnya sudah mayor ke atas

 Pengadilan militer tingkat pertama, berfungsi untuk mengadili tentara yang pangkatnya kapten ke bawah

 Sebagai negara hukum Indonesia menganut sistem hukum yang adil, transparan, dan berlandaskan UU. Jadi,
semua orang sama di mata hukum. Siapapun yang bersalah akan dihukum dan siapa yang benar akan
dibebaskan.
● Peradilan Agama

Selanjutnya, ada Peradilan Agama yang berguna untuk memutuskan perkara yang berkaitan dengan agama, seperti
pembagian harta, pengurusan hak waris, dan perceraian. Peradilan ini sudah diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 1989. Ada
dua tingkatan Peradilan Agama, yakni Peradilan Agama Tingkat I dan Peradilan Agama Tinggi.

● Peradilan Tata Usaha Negara

 Selanjutnya, ada peradilan terkait tata usaha negara. Peradilan ini memang dikhususkan untuk menangani berbagai
perkara atau gugatan terhadap pejabat administrasi negara. Biasanya, penyebab dari tuntutan tersebut adalah
kesalahan penulisan yang merugikan seseorang atau badan tertentu.
 Peradilan ini sudah diatur dalam UU No. 5 Tahun 1986, kemudian diubah dalam Putusan MK No. 37/PUU-X/2012.
Di bawah peradilan ini, terdapat pengadilan khusus, yakni Pengadilan Pajak. Seperti namanya, pengadilan ini
bertujuan untuk  menangani berbagai masalah sengketa pajak.

Anda mungkin juga menyukai