Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK C

Edy Prasetyo (221113008)


Eki Bahtiar (221110043)
Eko Ari Lestanto (220214005)
lna Choerunnisa Putri Gantia (221110026)
Resa Nur Priantina (221110020)

Bimbel Berjalan
Upaya untuk Mencapai Tujuan
Pembangunan berkelanjutan Nomor 4
Latar Belakang
Perubahan metode pembelajaran siswa selama masa pandemik akibat
penyebaran Covid-19.

Sebelum Pandemik Sebelum Pandemik

Pembelajaran Jarak Jauh


Pembelajaran Tatap Muka di Secara Daring dan Blended
Sekolah Learning dengan
memanfaatkan teknologi
• Membentuk sebuah program yang dapat mengatasi permasalahan yang
muncul akibat perubahan metode pembelajaran siswa dari tatap muka
Tujuan langsung ke daring atau blended learning.

Kemitraan • Bekerjasama dengan berbagai stakeholder lokal untuk mengatasi


permasalahan yang muncul akibat metode belajar yang dilaksanakan
selama masa pandemik.
Bentuk Kemitraan

PE
N B

PE EH

TA WA
G ER

JA

B MB
A

N RE

TA
N B
L
D JA

EN A
G

G SI
A

A LA
A LA

G S

EF HA
N N

JA W

U W

IT N
B

N A
R A
IM

G
A N
B

N
EL

PENGADAAN BIMBEL BERJALAN TANGGUNG JAWAB SISWA

01 Pengadaan bimbel di fasilitas milik pemerintah lokal,


seperti halaman kantor kelurahan atau taman lokal
atau lokasi lokal lainnya bagi kelompok siswa-siswi
yang kesulitan mengikuti pembelajaran daring.
03 Siswa-siswi atau penerima manfaat yang ingin
mengikuti Bimbel Berjalan membayar dalam bentuk
bibit cabe/pangan lainnya yang bisa didapatkan
secara gratis dari sisa dapur rumah tangga
sebanyak 1 kali.
PENGAJARAN OLEH RELAWAN

02 04
BENEFIT TAMBAHAN
Pengajaran dilakukan oleh tenaga relawan, baik dari
mahasiswa tingkat universitas, relawan perusahaan, Bibit pangan yang diberikan siswa-siswi dirawat dan
atau komunitas sosial. hasilnya bisa dimanfaatkan/diberikan kembali ke
siswa-siswi.
Masalah & Gap Masalah
Beberapa masalah yang muncul akibat perubahan metode pembelajaran
siswa selama masa pandemik akibat penyebaran Covid-19
Siswa Guru Orangtua Lainnya
• Ketiadaan mobile • Kebutuhan untuk • Tidak memiliki • Ketidaksetaraan
devices meningkatkan kapasitas/waktu akses
• Keterbatasan kapasitas diri untuk membantu infrastruktur
kuota internet dalam anaknya teknologi dan
• Pemanfaatan beradaptasi memahami kesenjangan
mobile device dengan tools pembelajaran konektivitas
yang tidak pada pembelajaran di yang
tempatnya (lebih masa pandemik disampaikan
banyak
digunakan untuk
bermain game)
Formasi Kemitraan

Untuk mengatasi permasalahan yang


muncul saat pembelajaran di masa
pandemik, dibutuhkan formasi Local
Perusahaan
Communities
Government
University Students
(siswa-siswi
yang dapat
yang
membantu
mengalami
(kelurahan, RT/RW,penyediaan
kendala
Dinas belajar
alat kelengkapan
Pertamanan)selama masa
kemitraan antara akademisi (tenaga pengajar
pandemik)
belajar
sukarela)
perusahaan, komunitas lokal,
pemerintah lokal, dan perusahaan
swasta.
Proses Kemitraan

Step Step Step


Monitoring
Perencanaan Implementasi
& Evaluasi
1. Pengumpulan data 1. Sosialisasi dengan 1. Melakukan evaluasi
untuk mengidentifikasi stakeholders secara berkala
penerima manfaat. terkait. berdasarkan data
2. Pengolahan data 2. Pelaksanaan yang diperoleh dari
3. Identifikasi dan Bimbel Berjalan seluruh stakeholders
stakeholder lain yang sesuai dengan terlibat
dapat mendukung kesepakatan 2. Membuat keputusan
kemitraan. semua lanjutan untuk
stakeholders memperbaiki
3. Monitoring kegiatan implementasi
Bimbel Berjalan Bimbel Berjalan
secara berkala.
• Local Government – suku dinas
pertamanan, suku dinas
pendidikan, kelurahan, RT dan RW
Stakeholders • Local Community – komunitas
sosial yang peduli pendidikan
Identification
• University Students
• Perusahaan swasta – faber castell,
Lenovo, Telkomsel, dll.
Membantu peserta didik untuk mendapatkan
akses pendidikan yang lebih merata

Diservifikasi kurikulum dengan dasar kurikulum


nasional untuk membantu pemahaman konsep
Hasil yang pembelajaran pada peserta didik.

Diharapkan Mewujudkan proses bimbingan belajar yang


focus, fun dan friendly dengan memperhatikan
protokol C19

Menjadi sahabat orang tua peserta didik untuk


mendapatkan bimbingan belajar yang mudah
dan murah
Timbulnya semangat peserta didik
untuk mewujudkan budaya belajar di
era pandemi/setelah pandemi

Mengembangkan serta
Outcome memperdayakan potensi dan kopetensi
diri peserta didik secara berjenjang

Meningkatkan jalinan kemitraan terkait


produk-produk komoditi yang
dihasilkan oleh masyarakat
Terima Kasih
The Strategy-Making Process

Phase 1
Developing a Strategic
Vision Phase 2
Setting
Phase 3
Objectives Crafting a Strategy to
Achieve the Objectives
and Vision
Visi
Memberantas kesenjangan pendidikan dan
mempromosikan gerakan pendidikan bagi generasi
yang memiliki keterbatasan akses pendidikan

Misi

Phase 1 • Bekerjasama dengan pemerintah lokal dalam


menjalankan program pendidikan bagi generasi

Developing a muda yang memiliki keterbatasan akses ke


pendidikan.

Strategic Vision • Memobilisasi relawan muda untuk berperan serta


sebagai fasilitator.
• Menyasar komunitas lokal dan generasi muda yang
memiliki keterbatasan dalam mengakses
pendidikan.
• Secara konsisten menularkan gerakan serupa ke
komunitas-komunitas lokal di area lain.
Phase 1
Developing a Strategic
Vision
Nilai-Nilai
•Menghargai satu sama lain
•Kebersamaan
•Berkelanjutan
Strategic Objectives
• Melaksanakan program-program pendidikan
secara konsisten dan selalu disesuaikan
dengan kebutuhan generasi muda.
Phase 2 • Memperkuat kerjasama dengan pemerintah
tingkat lokal.
Setting • Memperkuat kerjasama dengan Universitas
dan organisasi pemuda
Objectives • Menjangkau 10-15 individu generasi muda
dari beragam komunitas lokal yang memiliki
keterbatasan akses ke pendidikan.
• Bekerjasama dengan entitas privat untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan pendidikan.
Strategy-making

Phase 3 • Secara aktif mencari kesempatan untuk bermitra dengan berbagai pihak yang
dapat mendukung kegiatan pendidikan, baik dari aspek sumber daya manusia,
fasilitas, dan konten kegiatan pendidikan.

Crafting a Dalam menjalankan strategi turut melibatkan faktor-faktor:

Strategies to
• Merespon tepat waktu terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan eksternal
• Menjalankan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan generasi muda
yang menjadi partisipan

Achieve the Strategi Lainnya

• Beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, baik dari aspek konten

Objectives kegiatan pendidikan maupun metode pelaksanaan kegiatan.


• Menciptakan cara-cara menyenangkan dan inovatif dalam pelaksanaan
kegiatan pendidikan.
Phase 3
Who Participates in Crafting Strategy?

01 02 03 04
Pemerintah Lokal Koordinator Pengajar Relawan Tokoh Masyarakat Pemimpin Entitas Privat
Pemerintah lokal memiliki Koordinator pengajar relawan Komunitas Entitas privat seperti perusahaan
wewenang untuk membantu memiliki wawasan mengenai Tokoh masyarakat pemimpin swasta dengan visi yang sejalan
memonitor kegiatan pendidikan bagaimana memobilisasi relawan komunitas beserta pemerintah dapat turut mensukseskan
agar berjalan sesuai dengan yang bersedia untuk terlibat di lokal memiliki wewenang dalam kegiatan, mencakup namun tidak
rencana. dalam kegiatan memonitor kegiatan agar berjalan terbatas pada dukungan sumber
sesuai dengan rencana yang daya sebagai pengajar relawan,
dibuat. perlengkapan, dan fasilitas
tambahan.
Studi Kasus
RuangGuru
Tentang RuangGuru
• RuangGuru merupakan alternatif bimbingan belajar daring yang
memungkinkan penggunanya mengakses pembelajaran melalui
perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, ataupun tablet.
• RuangGuru merupakan perusahaan rintisan yang didirikan pada tahun
2014 yang mengembangkan berbagai layanan belajar berbasis
teknologi, termasuk layanan kelas virtual, wadah ujian daring, video
belajar, les privat, serta konten-konten pendidikan lainnya yang bisa
diakses lewat situs atau aplikasi.
Phase 1 – Developing a Strategic Vision
• Strategic Vision RuangGuru

Anda mungkin juga menyukai