SIKLUS AKUNTANSI
PERUSAHAAN DAGANG
Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian
Neraca Lajur
Laporan Keuangan
Jurnal Penutup
1
A. Neraca Saldo
Sama seperti pada perusahaan jasa, setelah
semua transaksi dijurnal dan diposting ke
perkiraan yang sesuai dalam buku besar, maka
akan diperoleh saldo-saldo dari masing-masing
perkiraan pada akhir periode akuntansi.
Daftar dari saldo-saldo perkiraan tersebut disebut
dengan Neraca Saldo.
Perbandingan Neraca Saldo Perusahaan Dagang
antara Sistem Periodik dan Perpetual adalah
sebagai berikut:
2
B. Jurnal Penyesuaian
Berdasarkan Neraca saldo tersebut di atas nampak bahwa apabila
digunakan sistem Perpetual, maka:
Saldo perkiraan “Persediaan Barang Dagangan” berasal dari buku besar dan
merupakan Saldo Akhir Barang Dagangan. Hal ini karena setiap mutasi
barang dagangan telah dicatat dalam buku besar.
Sepanjang tidak ada yang mencuri barang dagangan atau barang dagangan
tidak menyusut sehingga antara jumlah fisik digudang sama dengan yang ada
dibuku besar, maka tidak diperlukan jurnal penyesuaian,
Dalam neraca saldo sudah terdapat perkiraan “Harga Pokok Penjualan” yang
berasal dari buku besar. (Ingat: setiap menjual barang dijurnal : Debit ke
Harga Pokok Penjualan dan Kredit ke Persediaan BD). Oleh karena itu, dalam
sistem perpetual tidak perlu menghitung Harga Pokok Penjualan dalam suatu
daftar tersendiri.
Dengan demikian, jurnal penyesuaian yang dibuat dalam Sistem Perpetual
adalah sama seperti yang dibahas pada Perusahaan Jasa, yaitu:
Biaya Dibayar Dimuka,
Pendapatan Diterima Dimuka,
Beban Yang Masih Harus Dibayar,
Pendapatan yang akan diterima dan
Penyusutan Aktiva Tetap.
Setelah dibuat junal penyesuaian tersebut, maka sudah dapat disusun
Laporan Rugi Laba dengan terlebih dahulu menyusun Neraca Lajur.
3
Lanjutan…..
Berdasarkan Neraca saldo tersebut di atas nampak bahwa apabila digunakan sistem
Periodik, maka:
Dalam sistem periodik, perusahaan tidak pernah menjurnal persediaan (ingat Perusahaan
menggunakan perkiraan “Pembelian”) sehingga dari buku besar tidak dapat diketahui berapa nilai
persediaan barang dagangan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui nilai persediaan barang dagangan perusahaan harus melakukan
inventarisasi fisik (stock opname).
Setelah diketahui berapa nilai persediaan akhir, maka nilai persediaan tersebut baru dicatat melalui
Jurnal Penyesuaian. Jurnalnya:
Mencatat Persediaan Akhir:
Persediaan Awal XX
Pembelian XX
Retur Pembelian (xx)
Potongan Pembelian (xx)
Pembelian Bersih XX
Ongkos Pembelian XX +
Harga Pokok Pembelian XX +
Barang tersedia Untuk Dijual XX
Persediaan Akhir (xx)
Harga Pokok Penjualan XX
Setelah dibuat jurnal penyesuaian, maka bisa disusun neraca
lajur.
5
C. Laporan Keuangan
Setelah dibuat jurnal penyesuaian dan kemudian jurnal penyesuaian diposting ke Buku
Besar serta dibuat neraca lajur, maka dapat segera disusun Laporan Keuangan
Jenis Laporan Keuangan perusahaan dagang sama seperti pada perusahaan jasa, yaitu
terdiri dari Laporang Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal Pemilik, Neraca, dan Laporan
Arus Kas.
Khusus untuk jenis Laporan Laba Rugi, umumnya berbentuk Multiple Step (Laporan Laba
Rugi Bertahap), bukan Single Step seperti pada perusahaan jasa.
Unsur-unsur utama Laporan Laba Rugi berbentuk Multiple Step adalah:
Pendapatan Penjualan (Sales Revenue) XX
Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) (xx) (dari BB or Perhitungan)
Laba Kotor (Gross Profit) XX
Beban Operasional (Operating Expenses):
Beban Pemasaran (Marketing Expenses) XX
Beban-beban untuk bagian pemasaran