Anda di halaman 1dari 25

Kunci Pokok

Menemukan Inti
Masalah Yang Kritis
Dan Bertanggung
Jawab
Disusun Oleh Kelompok 5
Materi yang akan dibahas
Pertama Kedua

01 Kemampuan konselor
menghimpun ide - ide 02 Kempampuan konselor
menelaah ucapan konseli

Kedua Keempat
03 Kemampuan konselor
menelaah tingkah laku non 04 Wawancara Konseling

verbal konseli
Pertama
Kemampuan Konselor
Menghimpun Ide - Ide
Kemampuan konselor
menghimpun ide-ide
Dalam proses konseling, terutama pada waktu konselor mengadakan wawancara
konseling dengan konseli pada permulaannya, konselor mencari informasi. Di lain
pihak, konseli berusaha untuk memberikan sejumlah informasi yang diperlukan. Usaha
konselor untuk menangkap informasi yang diberikan konseli, sering banyak mengalami
kesulitan. Kesulitan-kesulitan ini dapat terjadi karena konseli sering menunjukkan
mekanisme pertahanan diri.

Konselor harus mampu menelusuri benang benang merah atau benang-benang


masalah yang menghubungkan pada sumber masalah. Benang-benang masalah ini
demikian rumit dan kompleks. Keterampilan dan persepsi serta pengalaman konselor
tidak hanya mampu menemukan benang masalah tersebut, tetapi yang lebih penting
mampu menggali di mana letak inti masalah.
Kemampuan konselor
menghimpun ide-ide
Di samping tugas konselor menemukan rangkaian benang masalah tersebut,
mereka juga mampu membantu konseli dalam mengatur meluruskan dan mengoordinir
benang masalah tadi agar inti masalahnya dapat diketahui dan segera terpecahkan.

Usaha untuk menemukan mengatur dan mengoordinir benang-benang agar


masalah, diperlukan rujukan sebagaimana dikenal himpunan ide ide. William James
menyebutnya dengan stream of consciousness atau association of ideas. Himpunan ide-
ide ini bagi konselor harus dimiliki, demikian juga konseli.
Mengapa himpunan ide harus dimiliki
konselor ataupun konseli?

Konselor Konseli
Alur kesadaran harus ada sehingga Apabila jalur kesadaran ini ada,
mereka tetap berjalan sesuai dengan mereka akan lebih mudah dalam
jalur yang benar dan dapat lebih menemukan inti masalahnya sehingga
mudah dalam memahami, melihat dan lebih mudah pula dalam
memersepsi diri konseli mengutarakannya kepada konselor.
Pergeseran topik masalah bisa terjadi di luar
yang diharapkan, dan hal itu bisa terjadi karena
hal-hal sebagai berikut:
01 02 03
Pertama Kedua Ketiga
Konseli kemungkinan membuat Konseli kemungkinan Konseli kemungkinan
dirinya lebih baik dengan mempunyai keyakinan yang mencari pembebasan atau
menyebutkan hal-hal yang mereka tinggi dalam penampilannya, keringanan dari pengujian
anggap relevan dengan masalah sehingga dengan sengaja topik pembicaraan yang
yang mereka sampaikan. mengubah fokus pembicaraan menurutnya menyakitkan
atau sensitif bila dilanjutkan
kedua
Kemampuan Konselor
Menelaah Ucapan Konseli
Kemampuan konselor menelaah
ucapan konseli
Ucapan atau pernyataan konseli atau permulaan yang disampaikan oleh
konseli dapat berisi banyak informasi yang berguna untuk memahami
persepsi, perspektif, kondisi dan dunia mereka. Sikap yang dimanifestasikan
dan direfleksikan konseli dalam menyatakan masalah dapat memberikan kode
atau petunjuk yang berarti tentang keinginan mereka untuk berubah ke arah
yang lebih baik. Demikian pula hal itu dapat menjadi indikator bagi konselor
untuk memahami pribadi mereka.
Ucapan atau pernyataan dapat menjadi
petunjuk tentang pandangan dari apa yang
terjadi pada diri konseli
01 02 03
Pertama Kedua Ketiga
Ucapan-ucapan yang sering Ucapan-ucapan yang Ucapan-ucapan yang
diulang-ulang kontradiktif menyembunyikan arti
ketiga
Kemampuan Konselor
Menelaah Tinkah Laku Non
Verbal Konseli
Kemampuan konselor menelaah tingkah laku
non verbal konseli
Pertukaran informasi melalui bahasa non verbal antara konselor dan
konseli, merupakan bagian komunikasi dalam hubungan konseling. Tingkah
laku non-verbal konseli misalnya gerakan isyarat, gerakan badan, muka
memerah, meremas-remas jari-jari tangan.

walaupun disadari bahwa konselor dalam mengamati tingkah laku non-


verbal konseli sangat dapat terbatas. Keterbatasan konselor misalnya dibatasi
oleh kepekaan, pengalaman dan latihan tentang arti gerakan isyarat yang
dilakukan konseli dari tambahan gerakan yang tampak.
Kemampuan konselor menelaah tingkah laku
non verbal konseli
Terjadinya tingkah laku non-verbal, bukan karena telah diatur
sebelumnya tetapi muncul secara tidak disadari dan terjadi selama proses
konseling. Konselor diharapkan dapat menangkap informasi secara jitu dari
gerakan isyarat dan gerakan badan lainnya yang diekspresikan konseli.
Disadari bahwa masih belum diketahui apakah gerakan isyarat dan gerakan
badan itu mempunyai makna umum atau khusus dan dalam kondisi apa
interpretasi tingkah laku non-verbal dapat digeneralisasikan.
Klasifikasi tingkah laku non-
Body Motion verbal
Tingkah laku ini disebut pula dengan kinesics behavior, dan yang termasuk
klasifikasi ini antara lain adalah gerakan isyarat, gerakan badan, ekspresi roman
muka, gerakan mata, gerakan tangan, kaki dsb

Physical Characteristic
Klasifikasi tingkah laku non-verbal physical characteristics merupakan isyarat yang
non-movement, misalnya bentuk fisik, kemenarikan bodi, tinggi badan, berat
badan.

Touching Behavior
Sentuhan tangan, pukulan, penyambutan, ucapan selamat
Klasifikasi tingkah laku non-
Paralanguage
verbal
Tingkah laku non-verbal kategori ini mencakup kualitas suara atau nada suara
misalnya, tempo, irama, timbre (warna), resonansi, pola titik suara.

Proxemics
Isyarat yang dapat ditangkap dari kategori ini antara lain dalam menjaga dan
menggunakan jarak hubungan sosial dan personal.

Artyfacts
Termasuk dalam klasifikasi ini adalah penggunaan wangi wangian (parfum),
lipstik, pakaian, kacamata, wig, dan lain-lain.

Environmental Factor
Bagaimana pengaturan kursi dan meja, dekorasi interior, cara penggunaan sinar
lampu, warna yang disukai musik yang disenangi,
Keempa
t
Wawancara Konseling
Wawancara Konseling
Wawancara yang dilakukan dalam konseling, melibatkan pewawancara
(konselor) dan yang terwawancara (klien/konseli).Sifat wawancara bukan
interogasi sebagaimana seorang petugas hukum mewawancarai kliennya,
tetapi sebagai seorang bapak kepada anaknya. Proses wawancara konseling
terjadi antara kon selor dengan konseli , keduanya terlibat dalam suatu proses
yang mendasar dalam mengadakan persetujuan dan pertukaran ide atau
informasi.
Wawancara Konseling
Selama wawancara konseling, diharapkan konselor dan konseli aktif dan
bilamana terjadi demikian, maka wawancara berlangsung secara demokratis.
Apabila wawancara berlangsung di dominasi oleh konselor, maka wawancara
bersifat otoriter dan bahkan bersifat interogatif.
Pandangan tentang wawancara
konseling
01 02 03
Pertama Kedua Ketiga
Wawancara konseling Wawancara konseling adalah Wawancara konseling adalah
sebagai tempat pasaran pemasaran yang terorganisasi proses memilih dan
menangkap tanda-tanda atau
gejala
Faktor yang mempengaruhi
Kecermatan dan ketepatan konselor dalam memilih sinyal
sinyal yang dimaksud

Pengalaman Keterampilan Belajar

Kematangan Jiwa Kecermatan Menghimpun ide


pengamatan dan
persepsi
Prosedur wawancara konseling

01 02 03
Pertama Kedua Ketiga
Bagian Pendahuluan Bagian inti/pokok Bagian akhir/penutup
/Pembukaan
Prinsip-prinsip yang diperhatikan
dalam wawancara konseling
01 02 03
Pertama Kedua Ketiga
Ada hubungan yang baik antara Ada sikap menerima dari Ada pembicaraan untuk
konselor dan konseli konselor kepada konseli mengungkap inti masalah
konseli
Prinsip-prinsip yang diperhatikan
dalam wawancara konseling
04 05
Keempat Kelima
konselor menggunakan Tanggung jawab
sejumlah keterampilan terpecahkannya masalah ada
komunikasi ketika wawancara pada konseli
konseling
“Hidup itu harus saling
melengkapi,Bila anda banyak
masalah,berikanlah kepada yang
kekurangan masalah”

—Someone Very Famous—


03
Terima
kasih
Bagi yang mau bertanya, monggo
dipersilahkan

Anda mungkin juga menyukai