Anda di halaman 1dari 11

BAGAIMANA

MEMBUMIKAN ISLAM DI
INDONESIA
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

‫َّالم َع َلى َأ ْش َر ِف الـ ُمرْ َسلِ َين َو َع َلى ِآلِه‬ ُ


ِ ‫ َوبِ ِه َ ن ْستَ ِعي ُْن َعلَى أ ُم‬،‫ْال َح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب ْا َلع َال ِم َين‬
َ ‫ َوالص‬،‫ور ال ُّد ْنيَا َوال ِّد ِين‬
ُ َ ‫َّالةُ َوالس‬
‫ َأ َّما َ ْبع ُد‬،‫ـع َين‬ِ ‫صحْ ِب ِه َأجْ ـ َم‬
َ ‫َو‬
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin.
Wassholatu wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi
ajma’iin. Amma ba’du.
 
Segala puji senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya
yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik, hidayah dan
nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman & Islam.
Solawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kelada junjunan kita
habibana, wanabiyana, wamaulana Muhammad saw, kepada keluarganya, kepada
sahabatnya, kepada tabiin dan tabiatnya dan semoga sampai kepada kita selaku
umatnya hingga akhir zaman. Aamiin ya Allah ya robbal alamin
Perkenalkan saya Nurmadiah dari kelas M21.4 pada video kali ini saya akan
membawakan ceramah yang berjudul “Membumikan Islam di Indonesia"
Berbicara tentang membumikan Islam di Indonesia sebenarnya Islam sudah ada di
Indonesia sejak lama bahkan sebelum Nusantara disatukan menjadi nama Indonesia ini
dibuktikan dengan adanya beberapa kerajaan yang telah menjadikan Islam itu sebagai
dasar pemerintahannya salah satu contohnya yakni kerajaan Islam pertama di Indonesia
yaitu Samudra Pasai.
 
Nilai Islam yang anti diskriminasi, telah tertanam dalam jiwa para pahlawan dalam
menumpas penjajah yang dzhalim. Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, juga tak
lepas dari nuansa keislaman. Pembacaan teks Proklamasi yang bertepatan dengan hari
Jumat, 9 Ramadhan 1364 H, dilakukan Bung Karno setelah mengunjungi sejumlah
ulama, antara lain, KH Syekh Musa, KH Abdul Mukti, dan KH Hasyim Asyari. Dengan
dukungan ulama, Bung Karno pun merasa mantap dan tak takut atas ancaman dan
serbuan tentara sekutu pasca Proklamasi.
ISLAM DAN NEGARA
Dalam kehidupan bernegara, bangsa Indonesia yang mayoritas muslim, jelas perlu
mengawinkan antara jiwa keislaman dan jiwa keindonesiaan Wujudnya adalah muslim
nasionalis, yaitu perpaduan spirit keagamaan dan cinta negara dalam diri anak bangsa. Hanya
dengan cara itu, nilai-nilai Islam akan terwujud secara optimal dalam kehidupan bernegara,
tentu dengan menjaga ciri keindonesiaan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam
MUSLIM DAN NASIONALIS

Pola pikir yang memandang kehidupan duniawi (hablumminamas) tak lebih penting daripada
menumaikan ritus keagamaan (hablumminallah), jelas berpengaruh terhadap kontribusi umat
Islam dalam membangun negara. Anggapan bahwa kehidupan negara yang duniawi adalah ilusi-
fana-hina, bisa membuat kaum muslim mengabaikan tanggung jawabnya kepada negara.
Ringkasnya, pola pikir semacam ini, sama halnya dengan pola pikir sekularisme yang bersifat
dikotom, namun lebih mementingkan urusan ukhrawi.
 
Nilai-nilai Islam dan Pancasila sudah tak perlu dipertentangkan lagi dengan alasan bahwa
Pancasila tak aspiratif terhadap Islam Jika kita melihat dan pahami sila pertama dari Pancasila
yaitu ketuhanan yang maha esa, tentu saja Pancasila sejalan dengan Islam yang menganut dan
mempercayai bahwa sebenarnya Tuhan itu satu, Tuhan yang Esa. Kini saatnya kita harus
mendudukkan agama dan negara pada posisi yang saling menguatkan ini merupakan jalan yang
terbaik.
Sebagaimana firman Allah SWT yang ada di dalam kitab suci
Alquran yaitu Q.S an-nisa ayat 59 yang artinya :

Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya (Muhammad), dan Ulil Amri


(pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu
berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada
Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang di maksud pemegang
kekuasaan pada ayat ini adalah pemerintah, ayat ini mengisyaratkan
bahwa meskipun terdapat hierarki ketaatan bagi seorang muslim
mendahulukan Allah SWT dan rasul-Nya adalah sebuah keharusan
kemudian mentaati ulil amri, tapi dengan syarat selama kekuasaan
negara tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam maka taat kepada
pemimpin negara juga merupakan sebuah kewajiban bagi umat
Islam.
Modernitas Islam
Muslim Nusantara sedikit demi sedikit mulai kehilangan kehilangan roh keislamannya dalam
konteks kehidupan bernegara. Jika berbicara tentang Islam dan negara, persaudaraan umat
Islam itu memang tak tersekat oleh batas teritorial negara, penganut agama Islam di belahan
dunia manapun tetap dipersaudarakan oleh kesamaan aqidah.
secara kontekstual implementasi nilai keislaman memang mau tak mau harus memperhatikan
karakteristik sebuah negara-negara yang lahir dari sejarah yang panjang jelas memiliki
keunikan sendiri karena keadaan ini pula yang menjadikan nilai-nilai Islam perlu di kontekskan
secara berbeda-beda.
Demi menjaga keberiringan Islam dengan modernitas, maka sudah saatnya Al-Quran dan
sunnah Rasulullah, didudukkan pada posisinya yang azali, yaitu sebagai pedoman hidup
sepanjang waktu. Modernisasi yang seiring waktu bukanlah kenyataan yang harus dihindari
dalam Islam, tetapi harus dihadapi dengan cara yang islami. Perubahan perihal fisik-materi
keduniaan, kesemuanya, harus berpedoman pada ajaran Islam dan diabdikan hanya pada Allah
SWT.
MENYONGSONG KEJAYAAN
Tantangan terbesar dalam mengoptimalkan peran umat Islam Indonesia dalam pembangunan
negara adalah adanya anggapan yang mempertentangkan antara agama, negara, dan modernisasi.
Agama Islam hanya digaungkan untuk kepentingan ukhrawi semata, tetapi sering kali
mengabaikan kepentingan duniawi. Imbasnya, bangsa Indonesia pun terpuruk dalam persaingan
global. Keterpurukan bangsa Indonesia di berbagai sektor kehidupan bahkan pada saat ini tentu
menjadi sebuah Ironi Islam sebagai agama yang membuka diri terhadap modernitas harusnya
mampu mendorong bangsa Indonesia untuk lebih maju nilai Islam yang abadi sepanjang zaman
semestinya menjadi modal besar dalam membangun negara terlebih Islam adalah ajaran agama
yang sangat komprehensif karena didalamnya itu mengandung nilai-nilai sebagai pedoman untuk
seluruh aspek kehidupan manusia. Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa kitab suci Al-Qur’an ini
sebagai pedoman umat Islam merupakan lumbung ilmu yang tidak ada habis-habisnya, jawaban
atas segala macam persoalan hidup baik untuk duniawi dan ukhrawi dapat ditemukan panduannya
di dalam Al-Qur’an jika misalnya ada beberapa hukum Islam yang tidak kita temukan di dalam
Al-Qur’an, kita bisa mencarinya di hadist karena hadist dan sunnah merupakan sumber hukum
Islam yang kedua. untuk menyongsong kembali kejayaan Islam di Indonesia kita harus
mengoptimalkan peran dan partisipasi umat Islam di dalamnya. Ada tiga elemen yang harus
ditanamkan dan akan sanagt baik jika menjadi bagian dari pribadi umat yaitu keyakinan agama,
nasionalisme dan modernitas. Bangsa Indonesia yang merupakan mayoritas muslim sudah
sepatutnya memadupadankan ketiganya dalam upaya membangun bangsa dan negara.
FIQH DAN ADAT
Di dalam Ilmu Ushul Fiqh dikenal kaidah al 'adah
muhakkamah (adat istiadat bisa menjadi hukum). Di
Indonesia telah lama terjadi bahwa pembagian waris antara
suami-istri mendapatkan masukan berupa dua model yang
berasal dari adat, yaitu adat perpantangan di Banjarmasin dan
gomo gini di Yogyakarta-Solo yang pada perkembanganya
juga menyebar di Jawa Timur bahkan daerah lainnya di
seluruh wilayah Indonesia. Kontribusi Islam dalam hukum di
Indonesia juga sangat banyak terutama dalam hal pernikahan,
yakni Islam melarang pernikahan beda agama dan
sebagainya.
Corak Keberagaman Umat Islam di Indonesia

Keberagaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan yang


dimiliki oleh bangsa Indonesia yang sebenarnya tidak dimiliki oleh bangsa lain,
pemerintah Indonesia bisa mendorong keberagaman tersebut menjadi satu
kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional.
Memanfaatkan dan melestarikan budaya dan adat asli Indonesia sekaligus
menjadi media penyebaran agama Islam contohnya yang dilakukan oleh Wali
Songo, yakni Sunan Kalijaga beliau terkenal dengan dakwahnya dengan
menggunakan pertunjukan wayang kulit yang sebelumnya tentang Ramayana
dan Mahabharata dari cerita Hindu diubah dengan memasukkan cerita-cerita
Islam dan bentuk wayangnya pun diubah dan diislamisasikan dan diterima
dengan baik oleh masyarakat.

 
Kesimpulan
Islam telah membawa pengaruh dan perubahan yang sangat besar di
Indonesia yakni tentang bagaimana Islam berperan dalam masa
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, kemudian setelah masa
perjuangan kemerdekaan, dan juga Islam berperan dalam penetapan
hukum Islam dan tata Negara di Indonesia dan masih banyak lagi. Islam
adalah agama rahmatan lil'alamin yang bisa mengakomodir semua
kepentingan umat manusia mulai dari ekonomi, sosial, politik, teknologi
dan yang lainnya. Semua itu ada di dalam hukum Islam, hukum Islam
yang bisa kita dijadikan pedoman yaitu Al-Qur’an dan Al-Qur’an
merupakan sumber hukum Islam yang pertama kemudian hukum Islam
yang kedua hadist dan sunnah yang juga bisa kita jadikan rujukan setelah
Al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai