,MM
DOSEN FAKULTAR EKONOMI
UNIVERSITAS KALTARA
FASILITAS KEMUDAHANAN BERUSAHA MELALUI
INSENTIF PAJAK PUSAT DAN DAERAH
PENDAHULUAN
Pemerintah mengeluarkan aturan baru terkait insentif dan
kemudahan investasi di daerah. Aturan tersebut tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2019 tentang Pemberian
Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah. Sebelumnya, aturan
terkait insentif dan kemudahan investasi di daerah telah dituang
dalam PP Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian
Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal Daerah.
Namun, ada beberapa tambahan bentuk pemberian insentif
maupun pemberian kemudahan dalam PP terbaru ini. Pada ayat 1
pasal 6 PP 24/2019 dirinci bentuk pemberian insentif terdiri dari
pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah, serta
pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah.
Yang terbaru dalam pemberian insentif, pemerintah
menambahkan poin pemberian bantuan modal, bantuan untuk
riset dan pengembangan, dan bantuan fasilitas pelatihan vokasi
kepada UMKM dan/atau koperasi daerah, juga insentif bunga
pinjaman rendah. Sementara pada ayat 2 pasal 6, pemerintah
menambah bentuk kemudahan dari sebelumnya hanya lima poin
menjadi 13 poin. Bentuk kemudahan yang dapat diberikan terdiri
dari penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal,
penyediaan sarana dan prasarana, fasilitasi penyediaan lahan dan
lokasi, pemberian bantuan teknis, serta penyederhanaan dan
percepatan pemberian izin melalui pelayanan terpadu satu pintu.
Selain itu, pemerintah juga akan memberi kemudahan akses
pemasaran hasil produksi, kemudahan investasi langsung
konstruksi, kemudahan investasi di kawasan strategis yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berpotensi
pada pembangunan daerah, dan kemudahan proses sertifikasi dan
standardisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Kemudahan lainnya, seperti akses tenaga kerja siap
pakai dan terampil, kemudahan akses pasokan bahan baku, dan
hingga fasilitas promosi sesuai kewenangan daerah.
TUJUANNYA
"Untuk meningkatkan investasi dan kemudahan usaha,
mendukung pertumbuhan ekonomi, serta mendorong peran serta
masyarakat dan sektor swasta dalam pembangunan daerah
melalui pemberian insentif dan/atau kemudahan investasi oleh
pemerintah daerah," seperti dikutip dari poin pertimbangan PP
tersebut.
Sebelumnya, aturan terkait insentif dan kemudahan investasi di
daerah telah dituang dalam PP Nomor 45 Tahun 2008 tentang
Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan
Penanaman Modal Daerah. Namun, ada beberapa tambahan
bentuk pemberian insentif maupun pemberian kemudahan dalam
PP terbaru ini. Pada ayat 1 pasal 6 PP 24/2019 dirinci bentuk
pemberian insentif terdiri dari pengurangan, keringanan, atau
pembebasan pajak daerah, serta pengurangan, keringanan, atau
pembebasan retribusi daerah.
Yang terbaru dalam pemberian insentif, pemerintah
menambahkan poin pemberian bantuan modal, bantuan untuk
riset dan pengembangan, dan bantuan fasilitas pelatihan vokasi
kepada UMKM dan/atau koperasi daerah, juga insentif bunga
pinjaman rendah. Sementara pada ayat 2 pasal 6, pemerintah
menambah bentuk kemudahan dari sebelumnya hanya lima poin
menjadi 13 poin. Bentuk kemudahan yang dapat diberikan terdiri
dari penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal,
penyediaan sarana dan prasarana, fasilitasi penyediaan lahan dan
lokasi, pemberian bantuan teknis, serta penyederhanaan dan
percepatan pemberian izin melalui pelayanan terpadu satu pintu.
Selain itu, pemerintah juga akan memberi kemudahan akses
pemasaran hasil produksi, kemudahan investasi langsung
konstruksi, kemudahan investasi di kawasan strategis yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berpotensi
pada pembangunan daerah, dan kemudahan proses sertifikasi dan
standardisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Kemudahan lainnya, seperti akses tenaga kerja siap
pakai dan terampil, kemudahan akses pasokan bahan baku, dan
hingga fasilitas promosi sesuai kewenangan daerah.
Selanjutnya, sama seperti PP sebelumnya, pemberian insentif dan
kemudahan investasi kepada masyarakat dan investor nantinya
diatur dengan peraturan daerah (perda).
Perda paling sedikit memuat kriteria pemberian, bentuk insentif
dan kemudahan yang diberikan, jenis usaha atau kegiatan
investasi yang memperoleh, tata cara pemberian, jangka waktu
dan frekuensi pemberian, serta evaluasi dan pelaporan pemberian
insentif dan kemudahan. Adapun, kriteria jenis usaha atau
kegiatan yang dapat menerima insentif dan kemudahan yaitu
usaha mikro, kecil, dan/atau koperasi, usaha yang dipersyaratkan
dengan kemitraan, usaha yang dipersyaratkan kepemilikan
modalnya, usaha yang dipersyaratkan dengan lokasi tertentu, dan
usaha yang dipersyaratkan dengan perizinan khusus.
Serta, usaha yang terbuka dalam rangka penanaman modal yang
memprioritaskan keunggulan daerah, usaha yang telah
mendapatkan fasilitas penanaman modal dari pemerintah pusat,
maupun usaha lainnya yang sesuai dengan aturan perundang-
undangan. Terkait evaluasi, pemerintah daerah melaporkan
pelaksanaan pemberian insentif dan kemudahan investasi setiap
satu tahun sekali, sama seperti sebelumnya. Bupati dan wali kota
melapor pada gubernur, sedangkan gubernur melapor pada
menteri. Nantinya, "Pemerintah Pusat memberikan penghargaan
investasi kepada Pemerintah Daerah yang berprestasi
dalam Pemberian Insentif dinilai dan/atau
kepada Masyarakat dan/atau Pemberian
Investor sesuai denganKemudahan
ketentuan
peraturan perundang-undangan," seperti tertulis dalam pasal 14.
SEKILAS TENTANG INSENTIF PAJAK