Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh variasi zat pengatur

tumbuh pada pertumbuhan


kalus tanaman purwoceng

Muhamad Irwan Pembimbing :


3311171042 Apt. Fahrauk Faramayuda, S.Si., M.Si
Apt. Akhirul Kahfi Syam., M.Si
Latar belakang
 Purwoceng
Tanaman Purwoceng (Pimpinella alpine Molk) merupakan tanaman herba komersial yang akarnya
dilaporkan berkhasiat obat sebagai afrodisiak (meningkatkan gairah seksual dan ereksi), diuretik
(melancarkan saluran air seni), dan tonik (mampu meningkatkan stamina tubuh) (Darwati &
Roostika, 2016)
 Kultur jaringan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman purwoceng dapat tumbuh diluar habitatnya
walaupun tidak seoptimal dihabitat sendiri. Penelitian perbanyakan secara in vitro melalui kultur
jaringan telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, namun hasilnya belum memuaskan
(Widodo et al., 2018).
 Zat pengatur tumbuh
Upaya induksi kalus kultur jaringan tanaman purwoceng pernah dilakukan oleh (RESKI AMALIAH,
2016). Hasil penelitianya menunjukkan bahwa pengenceran media dasar (1/2 MS) yang
dikombinasikan dengan penambahan 2,4-D dengan beberapa kombinasi perlakuan dapat
menginduksi kalus dengan konsentrasi yang paling baik 0,75 ppm.
Identifikasi masalah
1. Apakah Kultur jaringan tanaman Purwoceng dapat tumbuh kalus di laboratorium kultur jaringan
farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi?

2. Berapa konsentrasi media dan zat pengatur tumbuh 2,4-D yang optimal untuk pertumbuhan
kalus tanaman Purwoceng?
Tujuan penelitian
1. Mengetahui apakah kultur jaringan tanaman Purwoceng dapat tumbuh kalus di Laboratorium Farmasi
Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi

2. Mengetahui konsentrasi media dan zat pengatur tumbuh 2,4-D yang optimal untuk pertumbuhan kalus
Tanaman Purwoceng
Metode penelitian
1. Pengambilan sampel
2. Pembuatan media dasar dan zat pengatur tumbuh
3. Sterilisasi dan penanaman eksplan pada media kultur jaringan
4. Pengamatan pertumbuhan kalus
5. Ekstraksi hasil kultur
6. Analisis kualitatif senyawa
Pengambilan sampel
• Sampel tanaman Purwoceng (Pimpinella alpine Molk) di peroleh dari Jopa Green, Kabupaten
Sleman.
• Bahan dideterminasi untuk menentukan kebenaran jenisnya di Departemen Biologi Universitas
Padjajaran
Pembuatan media dasar dan zat pengatur
tumbuh
Media Murashige
Skoog 1,06 gram
- Ditambahkan aquadest sedikit (kurang dari 240 mL)
- Ditambahkan gula 7,2 gram
- Ditambahkan ZPT
- Ditambahkan aquadest sampai 240 mL
- Di cek pH larutan
- Ditambahkan 1,92 gram agar
- Dituangkan pada botol media sebanyak 20 mL setiap
botolnya
- Ditutup bagian atas botol dan disterilisasi

Media Murashige
Skoog padat
Sterilisasi eksplan
Tanaman
Purwoceng
- Diambil bagian daun
- Dicuci dengan air mengalir
- Direndam dalam larutan deterjen selama 5 menit
- Dibilas dengan aqudest steril pada laminar air flow
cabinet.
- Direndamkan eksplan pada alkohol 70% selama 1 menit.
- Kemudian direndamkan ke Bayclin® 30% selama 5 menit,
- kemudian ditambahkan 2 tetes tween 80 selama 10 menit.
- Kemudian dibilas dengan aqudest steril

Eksplan steril
Penanaman eksplan pada media
Tanaman
Purwoceng
- Ditanam pada media MS
- Ditambahkan Variasi ZPT

Media MS + Media MS + Media MS +


0,4 ppm 2,4-D 0,8 ppm 2,4-D 1,2 ppm 2,4-D

- Pengamatan pertumbuhan kalus

kalus
Pengamatan pertumbuhan kalus
Pengamatan dilakukan dengan mencatat perkembangan eksplan yang dikulturkan mulai membentuk
kalus, parameter yang diamati :
• hari ke berapa mulai tumbuh kalus
• Berat kalus
• Kualitas kalus
Analisis kualitatif senyawa
Plat Kromatografi
Lapis Tipis

- Dipotong plat sebesar 7 x 15 cm.


- Dibagi plat menjadi 3 bagian dengan 1 cm batas bawah
dan 1 cm batas atas.
- Ditotolkan pembanding stigmasterol, ekstrak daun
tanaman purwoceng asal dan hasil kultur jaringan pada
batas bawah.
- Dimasukan plat kedalam chamber yang sudah dijenuhkan
terlebih dahulu.
- Ditunggu sampai pelarut mencapai batas atas.
- Dilihat pada sinar UV dengan λ 366 nm.

Nilai Rf

Anda mungkin juga menyukai