Perdis Usaha Usaha Sebelum Putusnya Perkawinan Dan Putusnya Perkawinan
Perdis Usaha Usaha Sebelum Putusnya Perkawinan Dan Putusnya Perkawinan
NUSYUZ ISTERI
1.Suami memberikan nasihat agar isteri melaksanakan
kewajibannya dan taat pada suami sebagaimana
dikehendaki Allah dan menjauhi perbuatan-perbuatan
durhaka.
2.Jika tidak berhasil maka suami memisahkan isteri dari
tempat tidur suami, namun masih dalam satu rumah
atau tidak mengajaknya bicara selama 3 hari.
3.Jika isteri masih nusyuz juga maka suami boleh
memukul sayang isterinya, tidak boleh meninggalkan
bekas, hanya bersifat mendidik, atau melontarkan
kata-kata pedas untuk menyadarkan kesalahannya.
4.Jika isteri menyesali perbuatannya dan sudah
melaksanakan kewajibannya serta tunduk pada suami
maka suami tidak boleh lagi mencari-cari kesalahan
isteri.
KEWENANGAN HAKAM
Q.S. an-Nisaa(4): 35
◦ Masing–masing pihak (suami isteri) mengajukan
seorang hakam (hakamain).
◦ Hakamain berusaha mencari ishlah dengan
memperhatikan kepentingan pihak yang menunjuknya
◦ Hakamaian sebagai penghubung antara para pihak
mencari kesepakatan pendapat antara keduanya
◦ Putusan hakamain dapat berupa upaya mendamaikan
kedua pihak atau menganjurkan perceraian dengan
talak satu/talak raj’i yang dapat rujuk dengan dikuatkan
oleh Pengadilan Agama.
◦ Dalam hal hakamain tidak mencapai kesepakatan,
hakim dapat membubarkan hakamain tersebut dan
menunjuk hakamain lain yang bertugas mencari
persamaan pendapat terhadap syiqaq tersebut.
PELAKSANAAN SYIQAQ
Menurut Prof. Hazairin: Fahisyah adalah perbuatan
yang memberi malu keluarga.
Dasar hukumnya Q.S.4: 15.
Jika suami menuduh isterinya fahisyah:
◦ Suami wajib membuktikan dengan 4 orang
saksi, bahwa benar isterinya telah melakukan
fahisyah.
◦ Jika kesaksian 4 saksi tersebut telah terbukti
sah, maka suami dapat menghukum isteri
dengan menahan isteri di rumah suami,sampai
Allah memberi jalan penyelesaian.
◦ Jika isteri berubah menjadi baik, maka dia
boleh keluar rumah lagi, namun jika tidak
berubah maka dapat dilakukan perceraian.
FAHISYAH
Fahisyah dapat diartikan sebagai perzinahan
dihubungkan dengan sumpah li’an (Q.S.
24.4), yang prosedurnya (Q.S.24:6-9):
1. Suami harus mengajukan 4 saksi yang melihat
isterinya telah berzina, bila tidak maka dapat
didera 80x
2. Jika tidak sanggup mengajukan 4 saksi maka
suami harus mengucapkan sumpah dengan nama
Allah 4x, sumpah ke 5 harus mengucapkan:
“laknat Allah akan menimpa dirinya jika
tuduhannya itu tidak benar”.
3. Bila isteri yakin tuduhan suaminya tidak benar,
maka ia dapat menyangkal tuduhan itu dengan
li’an juga.
FAHISYAH
UUP dan KHI menganut prinsip mempersukar
terjadinya perceraian Pasal 14-16, 19 UUP
jo Pasal 115-116 KHI.
Prinsip ini dianut karena perkawinan sejak
awal dilaksanakan bertujuan untuk
membangun keluarga yang bahagia dan kekal.
Prinsip ini terlihat dengan adanya keharusan:
1. Perceraian harus dilakukan di depan
sidang pengadilan;
2. Hakim harus berusaha mendamaikan
kedua belah pihak.
3. Harus ada cukup alasan;
4. Tata cara perceraian diatur dalam
peraturan tersendiri.
SYIQAQ
Adalah putusnya hubungan perkawinan
atas permintaan salah satu pihak oleh
hakim agama, karena salah satu pihak
menemui cela atau merasa tertipu atas
hal-hal yang belum diketahui sebelum
berlangsungnya perkawinan.
Dasar hukumnya: Hadits Rasul.
Pada umumnya yang menuntut fasakh
adalah isteri.
FASAKH
Alasan-alasan fasakh menurut Mahmud
Yunus:
Suami gila, sakit kusta, tidak dapat
melaksanakan kewajiban batin kepada
isteri, miskin tidak sanggup memberi
makan, sandang dan rumah kediaman,
suami hilang tak tahu hidup atau mati
sesudah menunggu 4 tahun.
Cerai fasakh tidak dapat rujuk, jika ingin
kembali maka harus nikah lagi.
Adalah perceraian berdasarkan
persetujuan suami-isteri yang bentuknya
jatuh talak satu dari suami kepada isteri
dengan adanya penebusan/iwadh dengan
harta atau uang oleh isteri yang
menginginkan cerai dengan khuluk .
Dasar hukumnya Q.S.2:229. Isteri dapat
meminta talak kepada suaminya dengan
cara membayar tebusan kepada suaminya
MUBARA’AH
Adalah menolak dengan sumpah.
Bila dikaitkan dengan pernikahan, artinya
adalah sumpah seorang suami untuk tidak
mencampuri isterinya dalam jangka waktu
tertentu sesuai kehendak suami. Pada
masa sebelum Islam hal ini biasa
dilakukan dengan tujuan balas dendam
atau menyusahkan isterinya . Isteri dibuat
terkatung-katung, tidak diceraikan.
ILA’
Setelah Islam Datang:
◦ Turun firman Allah dalam Q.S.2: 226 dan 227.
Wahyu ini memerintahkan kepada suami
yang mengila’ isterinya jika lebih dari 4
bulan dan tidak mencabut sumpahnya
maka isterinya harus diceraikan.
Jika suami kembali kepada isterinya maka
Allah akan mengampuninya.
Jika setelah 4 bulan suaminya
tidakmenjatuhkan talak dan hanya diam
saja maka :
Menurut Hanafi:
◦ Jika telah lewat 4 bulan dan suami diam saja
maka dianggap telah jatuh talak ba’in Sughro.
Menurut Syafi’I dan Maliki :
◦ Talak karena ‘ila adalah talak Raj’i.
Talak ini harus diikrarkan secara tegas
oleh suami.
Jika suami diam, maka hakim PA yang
menyatakan jatuhnya talak tersebut.
Jika suami ingin kembali meneruskan
hubungan pernikahan maka ia harus
menebus dengan kafarat (denda). Kafarat
ini sama dengan kafarat umum
sebagaimana diatur dalam Q.S. 5: 89.
Denda ini diatur secara berurutan, yaitu:
1. Memberi makan 10 orang miskin
menurut kebiasaan dalam keluarga, atau
2. Memberi pakaian kepada 10 orang
miskin, atau
3. Memerdekakan seorang budak , atau
kalau tidak sanggup juga, maka
4. Berpuasa 3 hari.
Kafarat ini harus dibayar walaupun
sudah jatuh talak atau rujuk atau kawin
lagi jika masa ‘iddah telah habis.
Hampir sama dengan ‘Ila.
Zihar pada jaman jahiliah seorang suami
bersumpah yang isinya isterinya sama
dengan punggung ibunya.
Maknanya suami tidak ingin campur lagi
dengan isterinya.
Jika ia ingin kembali pada isterinya maka
ian harus membayar kafarat /denda
sebagaimana diatur dalam Q.S. 58: 3,4.
ZIHAR
Bentuk kafarat zihar adalah melakukan
salah satu perbuatan menurut urutan
berikut:
1. Memerdekakan seorang budak, atau
2. Puasa dua bulan berturut-turut, atau
3. Memberi makan 60 orang miskin.
• Jika suami tidak menyatakan kembali
kepada isterinya, maka isteri tsb
menyampaikan kepada hakim PA.
• Hakim PA memeriksa kebenarannya. Jika
benar maka hakim memerintahkan suami
agar kembali pada isterinya.
Jika suami tidak mau mentaati keputusan
hakim maka hakim memutuskan jatuh
talak kepada isteri , demi melindungi
isteri.
Artikata li’an adalah laknat atau kutukan,
karena orang yang mengucapkan li’an pada
sumpahnya yang kelima bersedia
menerima kutukan dari Allah SWT,
seandainya sumpahnya dusta.
Adalah putusnya hubungan perkawinan
karena si suami menuduh isterinya
berzinah dan si isteri menolak tuduhan itu.
Mereka menguatkan pendirian mereka
dengan sumpah.
Dasar hukumnya Q.S. 24: 6,7.
LI’AN
Proses pelaksanaan li’an:
◦ Diatur dalam Q.S. 24: 6-9.
◦ Suami yang menuduh isterinya berzina maka ia
harus menghadirkan 4 orang saksi yang
melihat langsung.
◦ Jika ia tidak dapat menghadirkan 4 oarang
saksi maka ia harus bersumpah sebanyak 5
kali.
◦ Empat kali sumpah itu menyatakan bahwa
tuduhannya benar dan sumpah kelima
mengatakan bahwa laknat Tuhan akan jatuh
menimpanya jika tuduhannya dusta.
Si isteri akan terbebas dari tuduhan
suaminya kalaun ia juga bersumpah
sebanyak 5 kali.
Empat kali dari sumpah itu menyatakan
bahwa tuduhan suaminya tidak benar dan
ia tidak bersalah. Pada sumpah kelima
isteri menyatakan laknat Tuhan akan
jatuh padanya kalau tuduhan suaminya
benar.
Akibat sumpah Li’an
Perkawinan putus untuk selamanya, tidak
boleh rujuk maupun nikah kembali.
Adalah semua perbuatan buruk dari pihak
suami atau isteri yang mencemarkan
nama keluarga.
Misalnya zina, pemabuk, penjudi,
pemadat dsbnya yang sulit disembuhkan.
FAHISYAH
Murtad berarti keluar dari agama Islam.
Jika ini terjadi maka putuslah hubungan
perkawinan mereka.
Dasar hukumnya: Q.S.2:221 yaitu
larangan perkawinan beda agama.
MURTAD
Artinya seorang suami yang meninggalkan
tempat kediaman bersama tanpa alasan
yang sah dan tidak diketahui
keberadaannya apakah masih hidup atau
wafat.
Jangka waktu isteri menunggu suaminya
adalah 4 tahun.
Jika sudah 4 tahun dan belum ada kabar
dari suaminya maka ia dapat meminta
hakim untuk memfasakh perkawinannya
kepada hakim.
MAFQUD
Pasal 38-40 UUP
Macam-macam putusnya perkawinan:
1. Kematian salah satu pihak: suami atau
isteri
2. Perceraian
3. Atas Keputusan Pengadilan
Tata cara perceraian di depan sidang
pengadilan: Pasal 14-34 PP9/1975
PUTUSNYA PERKAWINAN
MENURUT UUP
PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KHI