Anda di halaman 1dari 8

Reformulasi Undang-Undang No.

23 Tahun
2006 Tentang Administrasi Kependudukan

NASHRULLOH SH.I, M.H.


Problematika filosofis

ONTOLOGI EPISTIMOLOGI AKSIOLOGI


• Hakekat • Pengaturan • Belum adanya
perkawinan beda perkawinan beda pengaturan secara
agama menurut agama dalam tegas didalam
undang-undang undang-undang undang undang
tentang
perkawinan beda
agama
LATAR BELAKANG MASALAH

 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tidak diaturnya perkawinan beda agama


secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, sehingga mengakibatkan adanya kekosongan hukum. Sebagai
solusi untuk mengisi kekosongan hukum tersebut, pemerintah mengakomodir
perkawinan beda agama melalui Undang- Undang No. 23 tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan. Hal itu membuka kemungkinan pengakuan
terhadap perkawinan beda agama secara hukum. Namun adanya aturan baru
tentang perkawinan beda agama yang sama-sama memiliki kedudukan
setingkat dalam perundang-undangan mengakibatkan terjadinya
pertentangan norma.
Rumusan Masalah

Apa Rasio Legis pasal35 huruf a


Undang-Undang No.23 Tahun 2006 ?

Bagaimana legalitas perkawinan beda


agama menurut UU no 23 tahun 2006

Apa Akibat hukum yang ditimbulkan


dari perkawinan beda agama ?
TUJUAN PENELITIAN:

 menganalisis legalitas perkawinan beda agama


menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 dan
Undang-Undang No.23 Tahun 2006

 menjelaskan konsekuensi hukum yang ditimbulkan

dari terjadinya perkawinan beda agama.


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
hukum normatif, dengan menggunakan

pendekatan bertujuan untuk mempelajari


perundang-undangan
(statute approach) lebih jauh terkait dengan
pengaturan perkawinan beda
agama dalam Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 dan Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2006,
serta menganalisis beberapa
pendekatan kasus (case
approach)
kasus perkawinan beda agama
yang telah terjadi
Teori yang digunakan

Teori Negara Hukum

Teori Kepastian Hukum

Kaidah Fiqhiyah
ْ ‫الراعِ َّي ِة َم ُن ْو ٌط ِبا ْل َم‬
‫ص َل َح ِة‬ َّ ‫ف اأْل ِ َماِم َع َلى‬ َ ‫َت‬
ُ ‫ص ُّر‬
BAHAN HUKUM

PRIMER

SEKUNDER

TERSIER

Anda mungkin juga menyukai