Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN KESEHATAN

JIWA II

NAMA KELOMPOK III


Sentia Marti Labobar 19019
Melva Fordatkosu 19020
Amrianingsi Nur 19021
Richart Souhuwat 19023 (Tidak Aktif)
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. DEFENISI
 Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan, dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Dermawan & Rusdi, 2013)
 Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting) (Fitria,2012).

B. PENYEBAB
 Menurut Tarwoto dan Wartonah (2013) , penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut
Depkes (2013) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Faktor Predisposisi
b. Faktor Presipitasi

C. JENIS-JENIS DEFISIT DIRI


 Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014), jenis perawatan diri terdiri dari:
a.. Defisit perwatan diri: mandi; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri untuk
diri sendiri.
b. Defisit perawatan diri: berpakaian; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias
untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri: makan; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri.
d. Defisit perawatan diri: eliminasi; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.

D. TANDA DAN GEJALA


 Menurut Fitria (2012) tanda dan gejala yang tampak pada klien yang mengalami defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:
1. Mandi/hygiene Klien
2. Berpakian/berhias Klien
3. Makan Klien
4. BAB/BAK (toiletting) Klien

E. BATASAN KARAKTERISTIK
 Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014), batasan karakteristik klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Defisit perawatan diri: mandi;
a. Ketidak mampuan untuk mengakses kamar mandi
b. Ketidak mampuan mengeringkan tubuh
c. Ketidak mampuan mengambil perlengkapan mandi
d. Ketidak mampuan menjangkau sumber air
e. Ketidak mampuan untuk mengatur air mandi
f. Ketidak mampuan untuk membasuh tubuh
2. Defisit perwatan diri: berpakaian;
1. Ketidak mampuan mengancing pakaian 4.Defisit perawatan diri: eliminasi
2. Ketidak mampuan mendapatkan pakaian 1. Ketidak mampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
3. Ketidak mampuan mengenakan atribut pakaian 2. Ketidak mampuan menyiram toilet atau kursi buang air
4. Ketidak mampuan mengenakan sepatu (commode)
5. Ketidak mampuan mengenakan kaus kaki 3. Ketidak mampuan naik toilet atau commode
6. Ketidak mampuan melepaskan atribut pakaian 4. Ketidak mampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
7. Ketidak mampuan melepaskan sepatu 5. Ketidak mampuan berdiri dari toilet atau commode
6. Ketidak mampuan untuk duduk di toilet atau commode

3. Defisit perawatan diri: makan;


1. Ketidak mampuan mengambil makanan dan memasukkan
ke mulut
2. Ketidak mampuan mengunyah makanan
F. DAMPAK MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI
3. Ketidak mampuan menghabiskan makanan 1. Dampak Fisik
2. Dampak Psikologis
4. Ketidak mampuan menempatkan makanan ke perlengkapan
makan
5. Ketidak mampuan menggunakan perlengkapan makan
6. Ketidak mampuan memakan makanan dalam cara yang
dapat diterima secara social
7. Ketidak mampuan memakan makanan dengan aman
G. MANIFESTASI KLINIK
1. Gangguan kebersihan diri di tandai dengan:
1. Gigi Kotor
2. Rambut kotor
3. Kulit berdaki
4. Kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan bersihan diri di tandai dengan:
1. Tidak dapat berdandan
2. Rambut acakan-acakan

H. PENATALAKSANAAN
 Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak
membutuhkan perawatan medis dan keperawtan, karena hanya
mengalami gangguan jiwa, pasien lebih membutuhkan terapi
kejiwaan melalui komunikasi terapeutik atau dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.
Menurut NANDA NIC-NOC (2013) penatalaksanaan defisit
perawatan diri yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri
3. Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan.
4. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
I. PATOFISIOLOGI dan PATHWAY
Menurut Tarwoto dan Wartona (2013), patofisiologi kurang perawatan diri adalah sebagai berikut:
1. Fisik 2. Psikologis 3. Sosial
 Badan bau, pakaian kotor  Malas, tdak ada inisiatif  Kegiatan kurang
 Rambut dan kulit kotor  Menarik diri, isolasi diri  Tidak mampu berperilaku sesuai norma
 Kuku panjang dan kotor  Merasa tak berdaya, rendah diri, dan merasa  Cara makan tidak teratur
 Gigi kotor diserai mulut berbau hina  BAK dan BAB sembarang tempat
 Penampilan tiddak rapi
J. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
 Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014) pengkajian Defisit Perawatan Diri yaitu:
a. Komponen yang harus di perhatikan oleh seorang perawat dalam 12 mengkaji Defisit Perawatan Diri:
1. Kaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh setiap hari
2. Kaji kondisi kulit saat mandi
3. Bantu perawatan diri: mandi/hygiene: pantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan diri pasien
4. Kaji tingkat energi dan toleransi terhadap aktivitas
5. Kaji kemampuan untuk mengunyah dan menelan
6. Kaji asupan terhadap keadekuatan asupan nutrisi
b. Data yang bisa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri:
a. Data Subjektif
1. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS tidak tersedia alat mandi b) Klien mengatakan dirinya
malas berdandan Klien mengatakan ingin disuapin makan
2. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK maupun BAB
b. Data Sekunder (Objektif):
3. Ketidak mampuan mandi / membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, serta kuku
panjang dan kotor.
4. Ketidak mampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
tidak bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan (perempuan).
5. Ketidak mampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya
6. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
dengan baik setelah BAB/BAK
C. Mekanisme Koping
1. Regresi
2. Penyangkalan B. DIAGNOS KEPERAWATAN
3. Isolasi sosial, menarik diri
4. Intelektualisasi • Menurut Heather (2015)
5. Masalah Keperawatan
a. Defisit perawatan diri a. Defisit perawatan diri: mandi.
b. Harga diri rendah
c. Resiko tinggi isolasi sosial b. Defisit perawatan diri: berpakaian.

c. Defisit perawatan diri: makan.

d. Defisit perawatan diri: eliminasi.


C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx Diagnosa Kperawatan NIC NOC
1. Defisit perawatan diri: NIC NOC
mandi,berpak aian, Tujuan umum:  Bina hubungan saling percaya
makan, eliminasi  Klien tidak mengalami defisit perawatan dengan menggunakan prinsip
diri. Tujuan Khusus: Komunikasi terapeutik:
Kritria Hasil : 1. Sapa klien dengan ramah, baik
1. Klien dapat membina hubungan saling verbal maupun non verbal
percaya dengan perawat. 2. Perkenalkan diri dengan sopan
  3. Tanyakan nama lengkap dan nama
Kriteria Evaluasi panggilan yang disukai klien.
2. Ekspresi wajah bersahabat. 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
3. Menunjukka n rasa senang. 5. Jujur dan menepati janji.
4. Klien 6. Tunjukkan sikap empati dan
5. bersedia berjabat tangan. menerima klien apa adanya. Beri
6. Klien bersedia menyebutkan nama perhatian dan perhatikan kebutuhan
7. Ada kontak mata dasar klien.
8. Mau bersedia berdampinga n dengan 7. Evaluasi tnfakan keperawatan
perawat.
9. Mau mengutaraka n masalah yang
dihadapi.
No Dx Diagnosa Keperawatan NIC NOC

2. Defisit perawatan diri: mandi NIC: NOC:


Kiteria Hasil Berikan pendidikan kesehatan dan latih klien cara-cara
 Klien mampu melakukan kebersihan perawatan kebersihan diri:
diri secara mandiri. 1. Identifikasi kebersihan diri, berdandan,makan dan
Kriteria evaluasi eliminasi.
1. Klien dapat menyebutkan 2. Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
pentingnya kebersihan diri. 3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 tanda kebersihan
2. Klien mampu menyebutkan tanda diri.
kebersihan diri. 4. Diskusikan fungsi kebersihan diri untuk kesehatan
3. Klien mampu menyebutkan fungsi dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang
kebersihan diri untuk kesehatan. berhubungan dengan kebersihan diri.
4. Klien mampu menyebutkan tujuan 5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan
dari kebersihan diri. tujuan memelihara kebersihan diri.
5. Klien mampu menyebutkan alat-alat 6. Beri reinforcement positif setelah klien
untuk menjaga kebersihan diri. mampumengungkap kan arti kebersihan diri.
6. Klien mampu mempraktikk an cara 7. Jelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.
menjaga kebersihan diri. 8. Jelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
7. Klien mampu menyebutkan cara- 9. Latih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan
cara melakukan kebersihan diri diri.
10. Beri reinforcemen positif setelah klien mampu
mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.
11. Bantu klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
klien.
12. Diskusikan rencana tindak lanjut bersama klien (SP2).
No Dx Diagnosa Keperawatan NIC NOC

3 Defisit perawatan diri: NIC: NOC:


berpakaian. Kriteria Hasil:  Berikan pendidikan kesehatan dan latih klien
 Klien mampu melakukan berhias/berdandan:
berhias/berdandan dengan baik. 1. Sapa klien dengan ramah, baik verbal
Kriteria evaluasi maupun non verbal.
1. Klien mampu menyebutkan cara 2. Evaluasi jadwal kegiatan klien.
berhias yang baik. 3. Jelaskan cara berhias yang baik.
2. Klien mampu menyebutkan cara 4. Jelaskan cara menyisir rambut.
menyisir rambut. 5. Jelaskan cara bercukur (laki-laki), dan
3. Klien mampu menyebutkan berdandan (perempuan).
4. cara bercukur (laki-laki) dan 6. Latih klien mempraktikkan cara berhias
berdandan (perempuan). yang baik.
5. Klien mampu mempraktikk an cara 7. Ber reinforcemen positif setelah klien
berhias yang baik. mampu mempraktikkan cara berhias yang
baik
8. Bantu klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan.
9. Diskusikan rencana tindak lanjut bersama
klien
No Dx Diagnosa Keperawatan NIC NOC
4 Defisit perawatan diri: NIC: NOC:
makan Kriteria Hasil : Berikan pendidikan kesehatan dan latih klien
Klien mampu melakukan makan dengan makan secara mandiri:
baik. 1. Sapa klien dengan ramah, baik verbal
maupun non verbal.
Kriteria Evaluasi : 2. Evaluasi jadwal kegiatan klien.
1. Klien mampu menyebutkan cara 3. Jelaskan cara mempersiapkan makan.
mempersiapk an makanan. 4. Jelaskan cara makan yang tertib dan baik.
2. Klien mampu menyebutkan 5. Jelaskan cara merapikan peralatan makan
3. cara makan yang tertib. setelah makan.
4. Klien mampu menyebutkan cara 6. Latih cara makan yang baik.
merapikan peralatan makanan setelah 7. Berireinforcement positif setelah klien
makan. mampu mempraktikkan cara makan yang
5. Klien mampu mempraktikk an cara baik.
makan yang baik. 8. Bantu klien memasukkan dalam jadwal
kegiatan klien.
9. Diskusikan rencana tindak lanjut bersama
klien
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1. Tindakan keperawatan pada 2. Membantu pasien latihan 3. Melatih pasien makan 4. Mengajarkan pasien
pasien berhias secara mamndi dengan melaukan BAB/BAK
Tujuan keperawatan  Latihan berhias pada pria cara: secara mandiri dengan
1. Pasien mampu melakukan harus dibedakan dengan a. Menjelaskan cara cara:
kebersihan diri secara mandiri. wanita.pada pasien laik- mempersiapkan makanan a. Menjelaskan tempat
2. Pasien mampu melakukan laki,latihan meliputi latihan b. Menjelaskan cara makan BAB?BAK yang sesuai
berhias secara baik
berpakian menyisir rambut yang tertib b. Menjelaskan cara
3. Pasien mampu melakukan
makan dengan baik
dan bercukur sedangkan c. Menjelaskakan cara membersihkan diri
4. Pasien mampu melakukan pada pasien perempuan merapikan peralatan setelah BAB dan BAK
eliminasi secara mandiri latihan meliputi latihan makan setelah makan. c. Menjelaskan cara
Tindakan perawat berpakian menyisir rambut d. Mempraktekan cara membersihkan temapt
5. Melatih pasien cara perawat dan berhais/berdandan. makan yang baik BAB dan BAK.
kebersihan diri dengan cara:
6. Menjelaskan pentingnya
menjaga kebersihan diri
7. Menjelaskan alat-alat unutuk
menjaga kebersihan diri
8. Menjelaskan cara-cara
melakukan kebersihan diri
9. Melatih pasien mempraktikan
cara menjaga kebersihan diri.
KESIMPULAN
• Klien dengan gagguan jiwa yaitu defesit perawatan diri hendaknya di berikan perhatian yang
lebih dalam perawatan diri sehingga peninggkatan kebersihan klien dapat lebih meningkat
lebih baik. Klien yang sering menyendiri merupakan resiko menjadi sosial maka komunikasi
terapeutik yang digunakan sebagai landasan unutk membina saling percaya sehingga dapat
menggali semua permasalahan.

• Klien dengan gangguan jiwa yaitu defisit perawatan diri harus selalu dilibatkan dalam
kegiatan dan temani setiap tindakan yang lebih identifikasi diri mengenai penyebab awal
terjadinya gangguan tersebut menjadi focus perhatian pemberian pelayanan kesehatan klien
dengan gangguan jiwa yaitu defisit perawatan diri membutuhkan dukunggan diri
keluarganya sehingga dapat dipercaya proses penyembuhan klien

Anda mungkin juga menyukai