Anda di halaman 1dari 5

Mengidentifikasi Dampak Covid-1

9
Kelompok 1:
Alus sucia Aprilia
Nurzabaria
Rastika
Widianto
Muhammad kaisar
Jasman
Marwa putri ananda
Abstrak
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Peraturan
hukum perihal Covid-19 disahkan oleh pemerintah agar masyarakat berpartisipasi mencegah penyebaran
Covid-19. Masyarakat tidak taat terhadap peraturan hukum terkait upaya penanggulangan Covid-19 dapat
diupayakan melalui pendekatan hukum pidana sebagai efek jera. Hal tersebut dilakukan agar memutus rantai
penyebaran Covid-19. Permasalahannya, yakni bagaimana kebijakan hukum pidana sebagai sarana untuk
optimalisasi penanggulangan kedaruratan Covid-19. Metode penelitian menggunakan normatif dengan
pendekatan perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang-undang
dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Pendekatan perundangundangan
adalah pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi. Hasil penelitian menunjukkan
langkah optimalisasi kebijakan hukum pidana sebagai upaya penanggulangan wabah pandemic Covid-19 perlu
peran masyarakat dalam menaati peraturan hukum tersebut. Sehingga penyebaran Covid-19 dapat terhenti.
Kesimpulan penelitian ialah optimalisasi kebijakan hukum pidana penanggulangan Covid-19 dapat dicapai jika
menggabungkan beberapa strategi seperti peningkatan kebijakan hukum, budaya hukum, dan penegakan hukum
yang tegas, konsisten dan terpadu. Saran peneliti ialah optimalisasi kebijakan hukum melalui peraturan hukum
perihal wabah pandemi Covid-19 dapat berjalan jika pemerintah menghasilkan kebijakan yang memberikan
keadilan hukum, kepastian hukum, dan kemanfaatan hukum bagi masyarakat. Kesadaran hukum masyarakat
diperlukan agar berjalannya kebijakan hukum dan terhentinya wabah pandemic Covid-19.
Kata kunci: Kebijakan Hukum, Pidana, Covid-19
Ketidakadilan di Bidang Ekonomi
ketimpangan dan ketidakadilan dalam bidang ekonomi masih
menjadi persoalan hingga saat ini. Contohnya beberapa kar
yawan yang bekerja dikantor terkena dampak Covid-19 yaitu
pemutusan hubungan kerja (PHK).
Selain masalah ekonomi, keadilan dalam bidang hukum juga
masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan.
keadilan sosial harus diwujudkan dengan semangat gotong r
oyong. Artinya, dalam masyarakat, kelompok yang kuat haru
s membantu yang lemah untuk meraih keadilan. Untuk itu pe
merintah
Solusi dari adanya dampak Covid-19 tersebut yaitu harus m
emiliki inisiatif dalam mengembangkan skill dan menciptak
an dunia pekerjaan tersendiri, sehingga dapat mengurangi
angka pengangguran yang sangat tinggi di Indonesia.
mengidentifikasi dan menjelaskan aturan yg
berhubungan dngan covid19
Sejak pandemi virus corona (covid-19) merebak dan meluas hampir ke
seluruh penjuru dunia membuat aktivitas penduduk di seluruh dunia
menjadi terhambat yang memaksa semua orang harus diam di rumah men
gisolasi diri agar terhindar dari virus, terutama aktivitas yang b
erhubungan dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pandem
i ini menuntut semua orang untuk beradaptasi secara cepat dengan p
ola kehdupan yang baru seperti menjaga jarak, selalu memakai maske
r apabila keluar rumah , rajin cuci tangan atau menggunakan handsa
nitizer, dan menjaga imun tubuh dengan vitamin atau ramuan herbal.
Sebagian besar pekerja harus merubah kegiatannya menjadi Work From
Home (WFH), mahasiswa dan anak sekolah pun harus belajar secara on
line begitu juga dengan pelaku usaha dimana ada perubahan pola kon
sumsi masyarakat menjadi secara online. Walaupun banyak kegiatan y
ang harus berjalan secara tidak biasa/normal, namun ternyata ada b
eberapa usaha yang justru mengambil peluang dan meraup keuntungan
ditengah pandemi.
Menjelaskan kedudukan surat edaran se
bagai sumber hukum
Pusat Pengkajian Pancasila Dan Konstitusi (Puskapsi) mengge
lar Webinar dengan Tema “Kedudukan Surat Edaran Sebagai Pr
oduk Hukum dalam Penanggulangan Covid-19”, tema ini diambi
l karena banyaknya Surat Edaran yang dikeluarkan instansi,
sejauh ini terdapat 64 Surat Edaran yang telah dikeluarkan
oleh pemerintah pusat, di daerah 34 Provinsi terdapat 65 Su
rat Edaran dan di 23 kota/kabupaten yang melakukan PSBB ter
dapat 68 Surat Edaran. Webinar ini diselenggarakan pada tan
ggal 13 Mei 2020. Hadir pula sebagai nasarumber Dr. W. Riaw
an Tjandra (Dosen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum
Universitas Atmajaya Yogyakarta), Dr.Lita Tyesta ALW (Dosen
Ilmu Perundang-Undangan Fakultas Hukum Universitas Padjajar
an), Nurul Laili Fadhilah, SH,MH (Dosen Hukum Tata Negara F
akultas Hukum Universitas Jember) serta Nando Yussela Mardi
ka,SH,M.

Anda mungkin juga menyukai