Anda di halaman 1dari 63

SUBARACHNOID HEMORRHAGE

Pembimbing : dr. Luhu A. Tapiheru,


Sp.S
FERNANDA
20360185

AFI
20360167

ADE
102119094

MEMBERS OF THE GROUP


Subarachnoid Hemorrhage
•  Suatu keadaan yg ditandai dengan adanya darah pada rongga subarakhnoid yang
disebabkan oleh proses patologis.

• Subarachnoid hemorrhage  adanya ekstravasasi darah ke rongga subarachnoid


yaitu rongga antara lapisan dalam (piamater) & lapisan tengah (arachnoid matter)
yang merupakan bagian selaput yang membungkus otak (meninges).

• Subarachnoid haemorrhage ini yang bukan disebabkan


karena trauma, sering kali disebabkan oleh adanya ruptur
dari aneurisma pembuluh darah.
ANATOMY

Otak dibungkus oleh selubung


mesodermal, meninges.

- Lapisan luarnya adalah pachymeninx


atau duramater

- dan lapisan dalamnya, leptomeninx,


dibagi menjadi arachnoidea dan
piamater
ANATOMY
1. Durameter
Dura kranialis atau pachymeninx adalah
suatu struktur fibrosa yang kuat dengan
suatu lapisan dalam (meningeal) dan
lapisan luar (periostal).
2. Arachnoidea
Membrana arachnoidea melekat erat pada
permukaan dalam dura dan hanya terpisah
dengannya oleh suatu ruang potensial,
3. Piameter yaitu spatium subdural.
Merupakan selaput jaringan penyambung
yang tipis yang menutupi permukaan otak
dan membentang ke dalam sulcus,fissure
dan sekitar pembuluh darah di seluruh
otak.
Classification

Perdarahan subaraknoid, terbagi atas : Menurut skala botterell dan hunt and hess :
• Perdarahan subaraknoidal spontan primer Kelas I Asimptomatik atau sakit kepala ringan

(spontan non-trauma dan non-hipertensif), yakni Kelas II Sakit kepala sedang / berat / occulomotor

perdarahan bukan akibat trauma atau dari palsy

perdarahan intraserebral. Kelas III Bingung, mengantuk atau gejala fokal

• Perdarahan subaraknoidal sekunder, adalah ringan

perdarahan yang berasal dari luar subaraknoid, Kelas IV Stupor (respon terhadap rangsangan

seperti dari perdarahan intraserebral atau dari nyeri)

tumor otak. Kelas V Koma (postural atau tidak respon


terhadap)
EPIDEMOLOGY

7-15% dari seluruh Prevalensi kejadiannya sekitar


kasus GPDO (Gangguan 62% timbul pertama kali
Peredaran Darah Otak).
pada usia 40-60 tahun,

6,5-26,4 dari 100.000


♂> kasus subarachnoid hemorrhage
terjadi/ tahunnya

FAKTOR RISIKO :
Aterosklerosis, Hipertensi, Merokok, Konsumsi alkohol, dan
Penggunaan obat-obat terlarang e.g. kokain.
Pathophysiology
• Subarachnoid hemorrhage(SAH) adalah suatu keadaan dimana terjadi
perdarahan di ruang subarakhnoid yang timbul secara primer.
• Subarachnoid hemorrhage terjadi akibat pembuluh darah disekitar permukaan
otak pecah, sehingga terjadi ekstravasasi darah ke ruang subarachnoid.
Subarachnoid hemorrhage umumnya disebabkan oleh rupturnya aneurisma
sakular atau perdarahan dari arteriovenous malformation (AVM).

Aneurisma merupakan salah satu penyebab terjadinya subarachnoid


hemorrhage !!!

Aneurisma merupakan luka yang yang disebabkan karena tekanan


hemodinamic pada dinding arteri percabangan dan perlekukan.
Penyebab tersering
Subarachnoid hemorrhage
spontan adalah rupturnya suatu
aneurisma sakular.

- Aneurisma dapat menekan struktur di dekatnya dan menimbulkan gejala yang berkaitan
dengan efek masa lokal.
- Rupturnya aneurisma sakular biasanya terjadi di fundus yang berdidinding tipis. Bergantung
pada lokasinya.
- ruptur dapat menyebabkan perdarahan kedalam ruang subaracnoid dan parenkim otak
disekitarnya. Infark parenkim otak juga dapat terjadi pada kasus perdarahan subaracnoid yang
mungkin disebabkan akibat spasme arteri.
Gejala & Tanda

Onset penyakit  Akut


• Nyeri kepala hebat yang mendadak, terjadi pada 97% kasus. nyeri
kepala dirasakan lebih ringan  menggambarkan adanya kebocoran
darah sebelum bekembang menjadi perdarahan besar. Biasanya disertai
dengan muntah, pingsan, nyeri/kaku leher (meningismus), dan fotofobia.
• Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam
beberapa menit sampai beberapa jam.
• Vertigo.
• Dijumpai gejala-gejala rangsang meningeal.
• Gejala-gejala neurologik fokal bergantung pada lokasi lesi.
Pemeriksaan Klinis
• Pemeriksaan klinis bertujuan untuk menilai gangguan fungsi saraf
kranialis, tingkat kesadaran, kekuatan motorik dan ada tidaknya
tanda perangsangan meningeal serta reflex yang meningkat.
• Pada pasien subarachnoid haemorrhage biasanya dijumpai kaku
kuduk positif dan kerniq yang positif yang merupakan ciri khas
dari subarachnoid haemorrhage dan digunakan untuk
membedakan dengan PIS.
Pemeriksaan Penunjang
•  CT Scan
Kualitas yang bagus dari CT Scan tanpa kontras, akan
mendeteksi Perdarahan Sub Arachnoid pada 95% kasus.
Darah tampak sebagai gambaran dengan densitas tinggi
(putih) pada ruang Subarachnoid.

CT Scan juga menilai:


 
a. Ukuran ventrikel: hidrosefalus terjadi secara akut
21% dari ruptur aneurisma
b. Hematom: perdarahan intracerebral atau jumlah
yang besar dari aliran darah dengan efek massa
diperlukan evakuasi emergensi
c. Infark: tidak sensitif pada 24 jam pertama setelah
infark
d. Jumlah darah pada sisterna dan fissura merupakan
kepentingan prognostik vasospasme
• CT-Angiografi:

Saat ini CT angiografi telah secara luas


digunakan untuk mendeteksi
intrakranialaneurisma, dan laporan
awal menyebutkan tingkat kemampuan
mendeteksi alat ini sama dengan MRI
angiography.
• Magnetic resonance imaging (MRI) dan
Magnetic resonance Angiografi (MRA)
:
Pemeriksaan ini tidak sensitif pada
subarachnoid haemorrhage akut pada 24-
48 jam pertama.
• Digital Subtraction Angiografi (DSA).

Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi aneurisma dan


lokasinya dikarenakan penyebab utama subarachnoid
haemorrhage adalah aneurisma dan malformasi arteri vena.

Trans Cranial Doppler (TCD) :


Pemeriksaan TCD terutama untuk menilai terjadinya
komplikasi vasospasme pada pasien SAH, atau disebut juga
delayed ischemic neurologic deficit (DINDs). Diagnosis
dari delayed ischemic neurologic deficit (DINDs)
umumnya dibuat berdasarkan klinis, ketika pasien terjadi
defisit neurologis baru yang tidak dijelaskan oleh sebab-
sebab lainnya.

Pemeriksaan Lain-lain
Pemeriksaan penunjang lain seperti darah lengkap, kadar ureum,
elektrolit, glukosa darah, foto toraks, dan EKG untuk melihat
ada tidaknya faktor resiko yang dapat memicu terjadinya
Perdarahan Sub Arachnoid.
Diagnosis Banding
• Stroke akibat perdarahan intrakranial
• Stroke akibat malformasi arteriovena
• Meningitis aseptic
• Meningitis meningokokus
• Trombosis arteri basilaris Thrombosis vena serebral
Hematoma epidural
• Perdarahan serebelar
Hidrosefalus
• Aneurisma serebral Migraine
Encephalitis
Transient Iskemik Attack
Temporal arteritis
• Tujuan terapi  untuk mencegah kematian, memperbaiki penyebab pendarahan,
meredakan gejala, untuk mengurangi nyeri, edema, tingkat keparahan vasospasme otak,
meringankan mual dan muntah, mencegah kejang-kejang dan mencegah komplikasi.

Pedoman Tatalaksana
A. Penderita dengan tanda-tanda grade I atau II hunt and Hess
• Bed rest total dengan posisi kepala ditinggikan 30˚ dalam ruangan
dengan lingkungan yang tenang dan nyaman, bila perlu berikan
oksigen 2-3 L/menit
• Hati-hati pemakaian obat-obatan sedative
• Pasang infuse i.v. diruang gawat darurat dan monitor ketat kelainan
Terapi kelainan neurologis yang timbul

B. Penderita dengan grade III, IV atau V Hunt and Hess


• Lakukan penatalaksanaan ABC sesuai dengan protocol pasien di ruang
gawat darurat
• Intubasi endotrakeal untuk mencegah aspirasi dan menjamin jalan
napas yang adekuat
• Bila ada tanda-tanda herniasi maka lakukan intubasi
• Hindari pemakaian sedative yang berlebihan karena akan menyulitkan
penilaian status neurologis
• Tindakan Operasi pada Aneurisma :
a) Operasi “clipping”
b) Operasi “wrapping” atau “coating”
c) Tehnik Endovaskular

• Tatalaksana pencegahan vasospasme :


a) Pemberian nimodipin
b) Pengobatan dengan hyperdinamic therapy yang
dikenal dengan triple H
c) Angioplasti transluminal • Antifibrinolitik :
Obat-obat antifibrinolitik dapat mencegah perdarahan ulang. Obat-obat
yang sering dipakai adalah epsilon amino-caproid acid dengan dosis 36
gram/ hari atau tranexamid acid dengan dosis 6-12 gr/hari.
Perhatikan kondisi pasien  harus yg rendah kemungkingan mengalami
vasospasme, dan memberi manfaat pada efek operasi yang ditunda
• Antihipertensi :
a) Jaga Mean Arterial Pressure (MAP)
b) Obat-obat antihipertensi
c) Obat antihipertensi yang dapat dipakai adalah Labetolol (IV)
0,5-2mg/menit sampai mencapai maksimum 20 mg/jam
• Kejang :
Hanya dipertimbangkan pada pasien yang
mungkin timbul kejang, umpamanya pada
hematom yang luas, aneurysme arteri serebri
media, dan kesadaran yang tidak baik.
• Hidrosefalus :
a) Akut :Dapat terjadi setelah hari pertama, namun lebih
sering dalam 7hari pertama.
b) Kronik :Sering terjadi setelah PSA. Dilakukan pengaliran
cairan serebrospinal secara temporer atau permanen seperti
ventrikulo peritoneal shunt.
KOMPLIKASI
Intrakranial:
• Rebleeding
• Cerebral inskemia
• Hidrosefalus
• “expanding” Hematom
• Epilepsi

Ekstrakranial : 
• Infark Myokard
• Arritmia
• Oedema Pulmo
• Stress Ulcer
Prognosis
Faktor yang paling penting dalam mempengaruhi hasil pada
pasien dengan subarachnoid haemorrhage adalah keadaan
neurologis pada pasien tersebut ketika tiba di rumah sakit.
Perubahan kondisi mental adalah kelainan yang paling
umum, sebagian pasien tetap sadar, yang lain bisa
kebingungan, delirium, amnestik, letargik, stupor atau
bahkan koma. Hunt and Hess grading scale yang telah
dimodifikasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur resiko
tingkat keparahan pada subarachnoid haemorrhage yang
didasari dari pemeriksaan neurologi yang pertama.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sri Mulianingsih
Umur : 62 Tahun, 8 Bulan, 24 Hari

Jenis Kelamin : Wanita


Status Kawin : Kawin
Agama / Suku : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Pelajar Timur Gg. Kelapa 18 Binjai, Medan
Denai, Medan, Sumatera Utara
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
Telaah :
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Umum Haji Medan dibawa oleh keluarganya dengan keluhan penurunan
kesadaran (+) sejak 1 hari ini . Anak pasien mengatakan tiba-tiba pasien mengalami penurunan kesadaran saat
beraktivitas membersihkan rumah. Sebelum mengalami penurunan kesadaran, anak pasien mengatakan ibunya juga
mengeluhkan nyeri kepala (+) sejak ± 5 hari yang lalu dan dikeluhkan memberat sejak 1 hari ini. Nyeri dikeluhkan
pada seluruh bagian kepala, terasa seperti ditusuk-tusuk dan kepala terasa berat. Anak pasien mengatakan ibunya
belum pernah mengalami nyeri kepala sehebat ini dan nyeri kepala juga tidak berkurang walau pasien telah
meminum obat penghilang rasa nyeri. Pasien juga mengeluhkan muntah (+) sejak 1 hari ini, muntah tanpa
didahului rasa mual, anak pasien lupa berapa frekwensi dan volumenya, muntah berupa makanan yang dimakan
pasien. Muntah menyemprot dan pasien tidak mengeluhkan ada gangguan pada saluran cerna sebelumnya. Kejang
(-), Kelemahan satu sisi (-), Demam (-), Sesak (-).
Pasien didiagnosa hipertensi oleh dokter sejak ± 10 tahun yang lalu. Pasien mengonsumsi obat amlodipin
tetapi tidak teratur. Riwayat trauma (-), Riwayat DM (-), Riwayat Hiperkolesterolemia (-).
Riwayat Penyakit Terdahulu : Hipertensi
Riwayat Penggunaan Obat : Amlodipin (tidak teratur)
Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi ( Orang tua pasien & 2 orang anak
pasien)
Riwayat Kebiasaan : Merokok (-), Mengonsumsi alkohol (-)

ANAMNESA TRAKTUS
Traktus Sirkulatorius : Tekanan Darah Tinggi
Traktus Respiratorius : Sesak nafas (-), Batuk (-), Batuk darah (-), nyeri dada (-)
Traktus Digestivus : Mual (-), Muntah (+), BAB (+) frekwensi 1x/hari, berwarna kuning
kecoklatan,konsistensi lunak
Traktus Urogenitalis : BAK (+) terpasang kateter, warna kuning pekat
Penyakit Terdahulu : Hipertensi
Obat-obatan : Amlodipin
ANAMNESA KELUARGA
Faktor Herediter : Hipertensi
Faktor Familier : Hipertensi
Lain-lain : Tidak Ada
ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran & Pertumbuhan : Anak pasien tidak tahu
Imunisasi : Anak pasien tidak tahu
Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


Perkawinan & anak : Menikah, memiliki 3 orang
anak
PEMERIKSAAN UMUM
Tekanan Darah : 228/114 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Temperatur : 36,5oc
Kulit dan selaput lendir : Ikterik (-), ruam(-), Cyanosis (-),
konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (+)
Kelenjar dan getah bening : Tidak ada pembesaran kelenjar
Sendi : Tidak ada nyeri

KEPALA & LEHER


Bentuk dan posisi : Normochepali, posisi: simetris
Pergerakan : Dalam Batas Normal
Kelainan Panca Indera : Dalam Batas Normal
Rongga Mulut dan Gigi : Dalam Batas Normal
Kelenjar Parotis : Dalam Batas Normal
Desah : Tidak Ada
Dan lain-lain : Tidak Ada
RONGGA DADA, ABDOMEN & PEMERIKSAAN GENITALIA
Rongga Dada
Inspeksi : Normochest, Simetris kanan = kiri
Palpasi : Massa (-), Stem fremitus (kanan=kiri)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler, Suara nafas tambahan (-)


Rongga Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), massa(-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) Normal
Genitalia
Toucher : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Status Neurologi
Sensorium : Somnolen (GCS: E=3, M=4, V=2)
Kranium
Bentuk : Normocephali
Fontanell : Tertutup, keras
Palpasi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Perkusi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Auskultasi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Transiluminasi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Perangsangan Meningeal
Kaku kuduk :+
Tanda kernig :+
Tanda Lasegue :+
Tanda brudzinski I :+
Tanda Brudzinski II :+

Peningkatan Tekanan Intrakranial


Muntah :+
Mual :+
Nyeri kepala :+
Kejang :-
SARAF OTAK / NERVUS KRANIALIS
 Nervus I (Olfaktorius)

  Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra


Normosmia SDN SDN
Anosmia SDN SDN
Parosmia SDN SDN
Hiposmia SDN SDN

Nervus II (Opticus)
  Oculi Dextra Okuli Sinistra
Visus Lapangan Pandang SDN SDN
Menyempit SDN SDN
Hemianopsia SDN SDN
Skotoma SDN SDN
Refleks Ancam SDN SDN
Fundus Okuli SDN SDN
Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducent)
Gerakan Bola Mata SDN SDN
Fenomena Doll’s Eye TDP TDP
Strabismus - -
Nistagmus - -
Pupil Isokor Isokor
Lebar 2mm 2mm
Bentuk Bulat Bulat
Refleks Cahaya Langsung + +
Refleks cahaya tidak langsung + +
Rima Palpebra <7mm <7mm
Deviasi Konjugate - -
 Nervus V (Trigeminal) Kanan Kiri

Membuka dan menutup mulut Normal Normal

Palpasi otot masseter & temporalis + +

 Kekuatan Gigitan SDN SDN

 Kulit + +

 Selaput Lendir + +

 Refleks Maseter + +

 Refleks bersin + +
Nervus VII (Facialis) Kanan Kiri
Mimik + +
Kerut Kening + +
Kedipan Mata + +
Menutup Mata + +
M
Mengerut kan Alis + +
OT
Lipatan Naso Labial + +
Meringis - -
O
Menggembungkan Pipi SDN SDN
R
Meniup Sekuatnya SDN SDN I
Memperlihatakan Gigi + + K
Tertawa SDN SDN
Bersiul SDN SDN

 Pengecapan 2/3depan lidah : SDN

 Produksi kelenjar ludah : Normal

 Hiperakusis :- SENSORIK
 Refleks stapeidal : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Nervus VIII (Vestibulocochclearis)
Auditorius Kanan Kiri
 Pendengaran DBN DBN

 Tes Rinne TDP TDP

 Tes Weber TDP TDP

 Tes Swabach TDP TDP

Vestibularis
 Nistagmus - -

 Reaksikalori TDP TDP

 Vertigo - -

 Tinitus - -
 Nervus IX, X (Glosopharyngeus, Vagus) Kanan Kiri
Pallatum mole : Arkus faring medial  
Uvula : Medial  
Disfagia :-  
Disatria :-  
Disfonia :-  
Refleks muntah : TDP  
Pengecapan 1/3 belakanglidah : TDP  

 Nervus XI (Accessorius)
Kanan Kiri
Mengangkat Bahu SDN SDN
Otot sternokledomastoideus SDN SDN
Nervus XII (Hypoglossus)
Kanan Kiri
Tremor :-
Atrofi :-
Fasikulasi :-
Ujung Lidah Saat Istirahat : Tidak Ada Defiasi
Ujung Lidah saat Dijulurkan : Tidak Ada Defiasi
Trofi : Normotrofi Normotrofi
Tonus Otot :Normotonus Hiptonus

Kekuatan Otot ESD : TDP ESS : TDP

EID : TDP EIS : TDP

Sikap (duduk-berdiri-berbaring) : Berbaring


GERAKAN SPONTAN ABNORMAL Kanan Kiri
 Tremor - -
 Khorea - -
 Ballismus - -
 Mioklonus - -
 Atestosis - -
 Distonia - -
 Spasme - -
 Tic - -

TEST SENSIBILITAS
Eksteroseptif
 Nyeri superfisial SDN SDN
 Raba SDN SDN
 Suhu SDN SDN
RefleksFisiologis Kanan Kiri
 Bisep ++ ++
 Trisep ++ ++
 APR ++ ++
 KPR ++ ++
 Strumple ++ ++

 
Refleks Patologis
 Babinski - -
 Oppenheim - -
 Chaddock - -
 Gordon - -
 Schaefer - -
 Hoffman- tromner - -
 Klonuslutut - -
 Klonus kaki - -
 Refleks primitive TDP TDP
KOORDINASI

Lenggang :-
Bicara : SDN
Menulis : TDP
Percobaan apraksia : SDN
Mimik : SDN
Tes telunnjuk-telunjuk : TDP
Testelunjuk-hidung : TDP
Diadokinesia : TDP
Test tumit–lutut : TDP
Test Romberg : TDP
Vegetatif
Vasomotorik : TDP
Sudomotorik : TDP
Piloerektor : TDP
Miksi : (+) terpasang kateter
Defekasi : (+)
Potensi dan Libido : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
 
 
 
Vertebra
Bentuk
 Normal :+
 Scoliosis :-
 Hiperlordosis :-

Pergerakkan
 Leher : Normal(+)
 Pinggang : Normal(+)
Tanda Perangsangan Radikuler

Laseque :+
Cros Laseque :+
Test Lhermitte :-
Test Nafziger :-
Gejala-Gejala Serebelar
Ataksia :-
Disartria :-
Tremor :-
Nistagmus :-
Fenomena rebound :-
Vertigo :-
Dll :-
Gejala-Gejala Ekstrapiramidal
Tremor :-

Rigiditas :-

Bradikinesia :-

Dan lain-lain :-
Fungsi Luhur

Kesadaran kualitatif : Somnolen

Ingatan baru : Dalam Batas Normal

Ingatan lama : Dalam BatasNormal


Orientasi

 Diri : Dalam Batas Normal


 Tempat : Dalam Batas Normal
 Waktu : Pasien Tidak Tahu
 Situasi : Pasien Tidak Tahu
Intelegensia : Dalam Batas Normal
Daya pertimbangan : Dalam Batas Normal
Reaksiemosi : Dalam Batas Normal
Afasia
 Ekspresif :+
 Represif :-
Apraksia :+
Agnosa

 Agnosiavisual :-
 Agnosia jari-jari :-
 Akalkulia :-
 Disorientasi Kanan-kiri :-
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
Telaah :
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Umum Haji Medan dibawa oleh keluarganya dengan keluhan penurunan
kesadaran (+) sejak 1 hari ini . Anak pasien mengatakan tiba-tiba pasien mengalami penurunan kesadaran saat
beraktivitas membersihkan rumah. Sebelum mengalami penurunan kesadaran, anak pasien mengatakan ibunya juga
mengeluhkan nyeri kepala (+) sejak ± 5 hari yang lalu dan dikeluhkan memberat sejak 1 hari ini. Nyeri dikeluhkan
pada seluruh bagian kepala, terasa seperti ditusuk-tusuk dan kepala terasa berat. Anak pasien mengatakan ibunya
belum pernah mengalami nyeri kepala sehebat ini dan nyeri kepala juga tidak berkurang walau pasien telah
meminum obat penghilang rasa nyeri. Pasien juga mengeluhkan muntah (+) sejak 1 hari ini, muntah tanpa
didahului rasa mual, anak pasien lupa berapa frekwensi dan volumenya, muntah berupa makanan yang dimakan
pasien. Muntah menyemprot dan pasien tidak mengeluhkan ada gangguan pada saluran cerna sebelumnya. Kejang
(-), Kelemahan satu sisi (-), Demam (-), Sesak (-).
Pasien didiagnosa hipertensi oleh dokter sejak ± 10 tahun yang lalu. Pasien mengonsumsi obat amlodipin
tetapi tidak teratur. Riwayat trauma (-), Riwayat DM (-), Riwayat Hiperkolesterolemia (-).
Riwayat Penyakit Terdahulu : Hipertensi
Riwayat Penggunaan Obat : Amlodipin (tidak teratur)
Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi ( Orang tua pasien & 2 orang anak pasien)
Riwayat Kebiasaan : Merokok (-), Mengonsumsi alkohol (-)\

STATUS PRESENT
Tekanan Darah : 228/114 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Temperatur : 36,5oc
GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL
Tremor :-
Rigiditas : -
Bradikinesia : -

REFLEK FISIOLOGIS : Dalam batas normal

REFLEK PATOLOGIS : Tidak dijumpai


SISTEM MOTORIK
Trofi : TDP TDP

Tonus Otot : TDP TDP

 Kekuatan Otot : ESD : ESS :

EID : EIS :

Sikap (duduk-berdiri-berbaring) : Berbaring


Pemeriksaan Darah Lengkap / 10 Juni 2021
Hb 13.00 13,7-15,5 g/dL
Leukosit 15500 4000-11000 mm3
Trombosit 208000 150000-440000 mm3
Eritrosit 4,25 4.0-5.0 Juta/uL
Hematokrit 39,5 37- 45 %
MCV 92,9 80-100 fl
MCH 30,5 26-34 pg
MCHC 32,9 32-36 g/dL
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 2 1-3 %
Limfosit 17 20-45 %
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Monosit 4 4-8 %
Neurtrofil Segmen 77,9 53-75 %
Imunoserologi / 10 Juni 2021
SARS-CoV Antigen Negatif  
Kimia Klinik    
Gula Darah
Glukosa Ad Random 179 <200 mEg/L
Elektrolit
Natrium 143 135-155 mEg/L
Kalium 3,2 3,3-4,9 mEg/L
Klorida 101 96-113 mEg/L
Fungsi Ginjal
Ureum 44 10-38 mEg/L
Creatinin 1,19 0,7-1,2 mEg/L
Pemeriksaan EKG :

•Sinus bradycardia
•Left Ventricular Hypertrophy with QRS widening
•T Wave Abnormaly, Consider inferior ischemia
Abnormal ECG
Pemeriksaan Foto Thorax

Foto Thorax tanpa kontras report :


•Jantung : tampak prominent
•Sinus costophrenicus : kanan – kiri lancip
•Diafragma : kanan – kiri licin
•Paru : Corakan bronkovaskuler baik

Kesan : Cardiomegaly Ringan


CT-Scan tanpa kontras report :
•Infratentorial cerebellum, pons, dan ventricle
tidak tampak kelainan
•Supratentorial tidak tampak lesi hypodense,
ambient cistern basal
•Cistern, quadrigeminal cistern, fissura silvii
kanan-kiri, fissura interhemisfer dan cortical
sulci dicerebral kiri hyperdense
•Cornu temporal ventricle lateral kanan – kiri
mulai dilatasi
Kesan : Subarachnoid Haemorrhage disertai
tanda awal obstruktif hydrocephalus
SIRIRAJ STROKE SCORE (SSS)
formula: (2.5× level of consciousness) + (2× headache) + (2× [vomiting]
+ [0.1× diastolic blood pressure] –12– [3× atheroma marker]).

(2.5× 1) + (2× 1) + (2×1] + [0.1× 114] –12– [3×


0] = 5.9
A score <–1 was taken to suggest infarction,
a score >+1 was taken to suggest hemorrhage,
while
a score of -1 to +1 was considered indeterminate
Kesan : Stroke Hemorrhagic
SKOR GAJAH MADA

Penurunan kesadaran (+), Nyeri Kepala (+), Refleks Babinski (-)


Kesan : Stroke Hemorrhagic

Penurunan Kesadaran Nyeri Kepala Refleks Babinski Diagnosis


Terdapat dua atau tiga gejala (+) Stroke hemorrhagik
(+) (-) (-) Stroke hemorrhagik
(-) (+) (-) Stroke hemorrhagik
(-) (-) (+) Stroke iskemik
(-) (-) (-) Stroke iskemik
Diagnosa Fungsional : Somnolen, Cephalgia, Projectile Vomiting
Diagnosa Etiologik : Crisis Hypertension
Diagnosa Anatomik : Sub Arachnoid
Diagnosa Banding : 1. Stroke Hemorrhagic / SAH
2. Stroke Ischemia
3. SOL

Diagnosa Kerja : Stroke Hemorrhagic / SAH


Penatalaksanaan :
IVFD RL 12 gtt/I
Amlodipine tab 10 mg / 24 jam
Candesartan tab 8 mg / 24 jam
Nimotop tab 30
mg / 6 jam
Transamin 1 amp, 250 mg/ 5ml/ 8
jam
Citicolin 1 amp, 250 mg/ ml / 12 jam
Furosemide 1 amp , 10 mg/2ml/ 12 jam
Ranitidin 1 amp, 25 mg/2ml /12 jam
Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
Diazepam 1 amp / KP
 
Prognosis :
Ad Vitam : dubia ad malam
Ad Functionam : dubia ad malam
Ad Sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai