Anda di halaman 1dari 20

Struktur Makroskopis Ginjal

• Sepasang, letak di
belakang abdomen kiri
& kanan kolumna
vertebralis
Terdiri
• Medula (dalam) : 6-10
piramid
• Korteks (luar) : 2
piramida berdekatan
disebut kolumna Bertini
Nefron
• Tiap ginjal terdiri dari 1
-1,25 juta nefron
• Nefron terdiri dari
Glomerlulus dan tubulus
renalis : Tubulus
contortus proximal, ansa
henle dan tubulus
contortus distalis
Glomerulonefritis

• Reaksi peradangan pada glomerulus


menyebabkan proliferasi sel glomerulus
serta eksudasi eritrosit, lekosit dan
protein ke dalam kapsula bowman
Glomerulonefritis
proliferative difus

• Glomerulonefritis yang timbul setelah


infeksi streptokokus
• Namun saat ini telah banyak etiologi
lain seperti virus, stafilokokus dan
pneumokokus
Glomerulonefritis Akut
• Glomerulonefritis akut post
Streptokokus klasik sering menyerang
anak dan orang dewasa muda, dengan
meningkatnya usia, frekuensinya
berkurang
• Biasanya didahului dengan infeksi pada
saluran pernapasan atas, pharingitis dan
tonsilitis
• Penyebab tersering adalah Streptokokus
beta-hemolitik golongan A
Gejala klinis
• Edema yang terutama muka, sekitar mata terutama
pagi hari, kadang tungkai, dan sakrum
• Badan lemas, sakit kepala, demam ringan, mual dan
muntah
• Oligouria, anuria, proteinuria, hematuria
• Air kemih keruh kecoklatan disebabkan oleh
hemoglobin yang terlepas akibat hemolisis eritrosit,
diubah menjadi hematin dalam urin.
• Hipertensi pada sebagian penderita, akibat
hipervolemia karena menurunnya Glomerular
Filtration Rate (GFR).
• Blood Urea Nitrogen (BUN) normal tetapi lebih sering
meningkat
Glomerulonefritis kronik
• Merupakan glomerulonefritis tingkat
terakhir dengan kerusakan jaringan
ginjala kibat proses nefritik dan
hipertensi sehingga menimbulkan
gangguan fungsi yang ireversibel
Gejala Klinik dan Laboratorium
•Edema
•Anemia
•Sesak napas akibat anemia dan gagal
jantung
•Proteinuria, eritosit, ureum
meningkat, GFR menurun (N:60mg/dl)
•Fosfat meningkat, kalsium menurun
Infeksi Urogenitalia
• Reaksi inflamasi sel-sel urotelium yang melapisi saluran
kemih
– ISK uncomplicated yaitu infeksi saluran kemih pada
pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun
kelainan struktur saluran kemih
– ISK complicated adalah infeksi saluran kemih yg terjadi
pada pasien yang menderita kelainan anatomi
/struktur saluran kemih atau adanya penyakit sistemik
– First infection adalah infeksi saluran kemih yang baru
pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah
sekurang-kurangnya 6 bulan telah bebas dari ISK
– Unresolved bakteriuria adalah infeksi yang tidak
mempan dengan pemberian antibiotik
– Infeksi berulang adalah timbulnya kembali bakteriuria
setelah sebelumnya dapat dibasmi dengan terapi
antibiotik pada infeksi yang pertama
Insiden
• ISK menyerang semua usia
• Wanita >>> terkena ISK, karena
uretra wanita lebih pendek dari
uretra pria
– Anak usia sekolah 3 % pada wanita,
laki-laki 1,1%
– Remaja wanita 3,3 – 5,8%
– 20% pada wanita lansia
Pemeriksaan urin
• Urinalisis dan kultur urin
• Urin mengandung lekosit jika secara
mikroskopis didapatkan > 10
lekosit /mm3 atau terdapat > 5
lekosit /lapang pandang besar.
• Kultur urin untuk menentukkan
keberadaan bakteri, jenis bakteri dan
menentukkan antibiotik yang sesuai.
Sistitis akut
• Inflamasi pada mukosa buli-buli yang
sering disebabkan oleh infeksi bakteri.
Mikro organisme penyebab infeksi ini
terutama E. Coli, Enterococi, Proteus
dan Stafilokokus aureus yang masuk
ke buli-buli melalui uretra.
Gambaran klinis
• Mukosa buli-buli kemerahan, edema dan
hipersensitif sehingga jika buli-buli terisi
urin, akan mudah terangsang untuk
segara mengeluarkan isinya (frekuensi)
• Kontraksi buli-buli menyebabkan nyeri di
suprapubik
• Eritema mukosa buli-buli menyebabkan
hematuria
• Pemeriksaan urin berwarna keruh, berbau,
bakteriuria
Pielonefritis
• Reaksi inflamasi akibat infeksi yang
terjadi pada pielum dan parenkim
ginjal.
• Bakteri berasal dari saluran kemih
bagian bawah yang naik ke ginjal
melalui ureter
• Bakteri penyebabnya Escherchia coli,
Proteus, Klebsiella spp, Streptokokus
faecalis dan Enterokokus
Gambaran klinis
• Demam tinggi disertai menggigil, nyeri perut dan
pinggang, disertai mual dan muntah.
• Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri pinggang dan
perut, suara usus melemah seperti ileus paralitik.
• Pemeriksaan darah leukositosis disertai dengan
peningkatan laju endap darah (LED)
• Urinalisis ditemukan piuria, bakteriuria dan
hematuria
• Kultur urin ditemukan bakteriuria
Kelenjar Prostat
• Organ genitalia pria yang terletak di sebelah
inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior.
• Besarnya seperti buah kenari dengan berat 20
gram
• Lapisan : zona transisional, Zona fibromuskular
anterior, zona periuretral.
• Pertumbuhan kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon
testosteron, didalam sel kelenjar prostat hormon
ini dirubah menjadi metabolit aktif
dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim 5
alfa-reduktase
• Dihidrotestosteron memacu m-RNA di dalam sel-
sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein
growth factor yang memacu pertumbuhan kelenjar
prostat
• 50% pria lansia akan mengalami pembesaran
kelenjar prostat
Manifestasi klinik
• Keluhan pada saluran kemih bawah :
– Obstruksi : resistensi, pancaran miksi lemah,
miksi tidak puas, menetes setelah miksi
– Iritasi : frekuensi, nokturia, urgensi, disuria

• Akibat kompensasi otot buli-buli untuk


mengeluarkan urine, otot-otot buli-buli
mengalami kepayahan sehingga terjadi
dekompensasi
Manifestasi klinik
• Gejala pada saluran kemih atas :
nyeri pinggang, benjolan di pinggang
(hidronefrosis), demam bila terjadi
urosepsis
• Gejala diluar saluran kemih : teraba
massa di daerah suprapubis, pada
colok dubur didapatkan konsistensi
prostat kenyal seperti meraba ujung
hidung
Laboratorium
• Kultur urin untuk melihat bakteri penyebab
infeksi
• Faal ginjal : Ureum & Kreatinin
• Pemeriksaan lain :
– Residual urine yaitu jumlah urine setelah miksi,
dapat dihitung dengan kateterisasi setelah miksi
– Pancaran urine dihitung dengan menghitung
jumlah urine dibagi lamanya miksi ( ml/dtk)

Anda mungkin juga menyukai