Anda di halaman 1dari 34

UVEITIS

Disusun Oleh
Ida Ayu Tungga Dewi

Pembimbing :
dr. Rosmaryati Manalu, Sp. M

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Mata
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
2021
Traktus Uvealis terdiri atas iris, corpus ciliare, dan koroid.
Lapisan koroid
Definisi
Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang
terjadi pada lapisan traktus uvealis yang meliputi
peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid.
• Uveitis Ante
rior
te r u t a m a p ada iris
f la ma s i y a ng terjadi n ir id o siklitis.
Merupak an in e n ga
a ta u d i se b ut juga d
iliaris
dan korpus s
• Uveitis intermediet
n p ad a p a rs p la n a d an retina
Inflamasi domina d a ng an vitreous.
r ta i d gn p er a
perifer yang dise
• Uveitis posterior
inflamasi yang mengenai retina atau
koroid
• Panuveitis
inflamasi yang meng
enai seluruh laisan
uvea
Klasifikasi Uveitis
 Perjalanan Penyakit :
 Uveitis akut : Uveitis yang berlangsung
selama < 6 minggu, onsetnya cepat dan
bersifat simptomatik.
 Uveitis kronik : Uveitis yang berlangsung
selama > 6 minggu bahkan sampai
berbulan-bulan atau bertahun-tahun,
seringkali onset tidak jelas dan bersifat
asimtomatik
 Residif : tanpa disertai penyembuhan
sempurna
acute Slitlamp
Hiperemis silier / “Aquos Flare”
pericorneal vascular Partikel kecil dengan gerak
injection brown (efek tyndal)

Sel radang menumpuk


dalam BMD  hipopion

cronic
sel-sel radang dapat melekat pada endotel kornea, keratic
precipitate (KP).
• Mutton fat KP : besar, kelabu, terdiri atas makrofag dan pigmen-
pigmen yang difagositirnya, biasanya dijumpai pada jenis
granulomatosa.
• Punctate KP : kecil, putih, terdiri atas sel limfosit dan sel plasma,
terdapat pada jenis non granulomatosa.
Klasifikasi Uveitis
 Cara Masuknya :
 Uveitis eksogen : trauma, invasi
mikroorganisme atau agen lain dari
luar tubuh, misal : trauma, operasi,
 Uveitis endogen : mikroorganisme
atau agen lain dari dalam tubuh
misal : focal infection, reaksi
autoimun.
Klasifikasi Uveitis
 Berdasarkan reaksi radang
a) Uveitis non-granulomatosa : infitratnya terdiri dari sel
plasma dan limfosit.
b) Uveitis granulomatosa : infiltratnya terdiri dari sel
epitoloid dan makrofag

 Berdasarkan ada tidaknya abses


 Purulent, ex : endoftalmitis, panoftalmitis, non
granulomatosa
 Nonpurulent, ex : granulomatosa, non granulomatosa
Perbedaan Uveitis granulomatosa dan non-granulomatosa
Gambaran Klinis
 Uveitis anterior akut  Uveitis anterior kronik

 Hiperemi  Gx minimal
 Fotopobia meskipun telah
 Nyeri terjadi inflmasi berat
 Lakrimasi  Mata tidak merah
 Visus↓  Nyeri dangkal hilang
timbul
 Fotopobia
 Visus kabur
Gambaran Klinis
Uveitis anterior
Pada pmx ditemukan
Visus biasanya, normal atau dapat sedikit menurun
 Konjungtiva : terlihat injeksi silier / perilimbal.
 Kornea : odema, stroma kornea, KP (+)
Gambaran Klinis
Uveitis Anterior

KP :  Camera Oculi Anterior


•Mutton fat KP → besar, (COA) : sel-sel flare
kelabu, tdd makrofag & dan/atau hipopion
pigmen yang difagostisirnya  Iris : dapat ditemukan
•Punctat KP → kecil, putih, sinekia posterior
tdd limfosit & sel plasma  Pupil miosis, refleks
pupil lemah
Terapi Uveitis Anterior
Terapi Umum
Bed rest, di kamar terlindungi cahaya, tidak membaca /
menulis
Terapi lokal pada mata
1. Secepatnya diberi sulfas atropin 1% karena
bekerja cepat dan khasiat lama (+ 2 minggu)
khasiat sulfat atropine :
Mengurangi kongesti pada tempat peradangan
Midriasis→ melepas sinekia posterior
Melumpuhkan otot sfingter pupil dan otot siliar, →
mata tak dapat berakomodasi / istirahat.
2. Kortikosteriod / anti inflamasi :
(tetes mata, salep, atau infeksi subkonjuctiva)
- Steroid sistemik bila perlu :
Dosis tunggal seling sehari yang tinggi kemudian
diturunkan sampai dosis efektif. Bila jangka lama
menyebabkan katarak, glaukoma, dan midriasis
- Oral : Prednison 2 tablet sehari 3 kali
- Subkonjuctiva : hidrokortin 0,3 cc. disuntikkan arah
jam 12 sejauh mungkin diforniks, supaya obat yang
warna putih tertutup palpebra superior, sehingga tak
menimbulkan ganguan kosmetik.
3. Antibiotik (diberikan bila ada indikasi yang jelas)
Gambaran Klinis
Uveitis Intermediet
 Gejala uveitis intermediet biasanya berupa floater, meskipun
kadang-kadang penderita mengeluhkan gangguan penglihatan.
 Tidak ditemukan :
 Hiperemi perikonea
 Nyeri
 Fotopobia
Gambaran Klinis

Uveitis intermediet
Kadang-kadang ditemukan KP (mutton fat) pada COA
 Dengan oftalmoskopi bisa ditemukan adanya lesi di retina
berupa bercak putih kekuningan dan badan kaca di depan lesi
tampak keruh.
Gambaran Klinis Uveitis
Posterior
 Gejala :
 Visus ↓
 Floaters (gangguan kotoran/bercak-
bercak pada lapang padang yang
semakin banyak)
 Tidak nyeri
 Tidak ada fotopobia
Gambaran Klinis
Uveitis posterior
 Pada pmx :
 Segmen anterior :
- Tidak didapatkan kelainan
yang berarti
- Hiperemi perikoneal (-)
 Dengan oftalmoskop ditemukan KP,
lesi di retina berupa bercak putih
kekuningan dan badan kaca di depan
lesi tersebut tampak keruh
Terapi Uveitis Posterior
• Midriatika / siklopegik :
1. Sulfas atropin 1% : sehari 1 kali 1 tetes
2. Homatropin 2% : sehari 3 kali 1 tetes
• Tetes / Salep Mata :
1. Dexamethaone 1% / betamethasone 1%
2. Prednisolone 0,5% tetes / salep sehari 3 x/sehari
• Sistemik :
1. Prednisolone : do awal 1-1,5 mg/kgBB di ↓ bertahap
2. Cylosporin diberi bila tidak ada respons dengan
steroid, setelah pemberian 2 minggu. Dosis awal 5 mg/hari,
bila berespons maintenance 2 mg/kgBB/hari.
Suntikan :
Suntikan periokuler :
Long acting : Methtylprednisolone acetate atau
Triamcinolone acetonic 40 mg/cc/minggu
Short acting : Betamethasone atau Dexamethasone 4
mg/cc/hari
Suntikan subtenon anterior :
- Obat sama seperti diatas 0,5 cc/suntikan
- Untuk kasus uveitis anterior dan pars planitis
Suntikan subtenon posterior :
- Obat sama seperti diatas 1,5 cc/suntikan
- Untuk kasus pars plasnitis dan uveitis posterior
PANUVEITIS
Adalah :
Radang uvea anterior, intermediate, posterior
Terapi
Lokal :
• Midriatika / siklopegik :
- Atropin 1%
- Homatropin 2%
- Scopolamin 0,25
• Kortikosteriod tetes mata sehari 4-6 kali 1 tetes
subconjuctiva sehari 0,3 cc
Sistemik :
• Prednison 40-60 mg/hari
• Siklosporin
Komplikasi
Komplikasi Karena Radang
 Sinekia posterior dengan
seklusi pupil & oklusi pupil
▪ Ablasio retina
 Glaukoma sekunder
 Endoftalmitis &
 panoftalmitis
 Katarak komplikata
Komplikasi
Komplikasi Karena Pengobatan
Pemberian kortikosteroid dalam jangka waktu
yang lama bisa menyebabkan timbulnya
katarak maupun glaukoma, yang sistemik bisa
menyebabkan moon face hipertensi, osteporosis
Diagnosa Banding
• Konjungtivitis
• Keratitis / keratokonjungtivitis
• Glaukoma akut
• Neoplasma
Gejala Uveitis Konjuctiviti Keratitis Glaukoma
s akut
Nyeri + (ringan) - ++ +++ (berat)
Sekret - + - -
Visus Mundur Normal Tergantung Sgt
letak infitrat Mundur
Hiperemi PCVI CVI PCVI PCVI
Kornea Biasanya Jernih Infitrat Keruh
Pupil jernih Normal Normal Midrasis
TIO Miosis Normal Normal Tinggi
Refleks Normal Normal Normal Negatif
pupil Lambat
Prognosis
 Pada uveitis anterior gejala klinis dapat hilang selama
beberapa hari hingga beberapa minggu dengan
pengobatan, tetapi sering terjadi kekambuhan.
 Pada uveitis posterior, reaksi inflamasi dapat
berlangsung selama beberapa bulan hingga tahunan
dan juga dapat menyebabkan kelainan penglihatan
walaupun telah diberikan pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai