Anda di halaman 1dari 46

ULKUS KORNEA

Disusun Oleh
Naltri Silvia Ningsih

Pembimbing :
dr. Rosmaryati Manalu, Sp. M

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Mata
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
2021
*Latar Belakang
Ulkus
Ulkus Kornea
Kornea dapat
dapat terjadi
terjadi akibat
akibat trauma
trauma
Ulkus
Ulkus Kornea
Kornea  Hilangnya
Hilangnya sebagian
sebagian di
di daerah
daerah mata
mata ataupun
ataupun oleh
oleh benda
benda asing
asing
permukaan
permukaan kornea
kornea akibat
akibat kematian
kematian dan
dan infeksi
infeksi dari
dari bakteri,
bakteri, jamur,
jamur, virus
virus
jaringan
jaringan kornea
kornea ataupun
ataupun reaksi
reaksi alergi
alergi dan
dan penyakit
penyakit
autoimun
autoimun

Di
Di Indonesia
Indonesia masih
masih merupakan
merupakan penyebab
penyebab
kebutaan
kebutaan nomor
nomor dua.
dua. disebabkan
disebabkan oleh
oleh
bakteri,
bakteri, jamur,
jamur, dan
dan virus
virus
* Anatomi Kornea

Kornea
Kornea   jaringan
jaringan transparan,
transparan, yang
yang
ukurannya
ukurannya sebanding
sebanding dengan
dengan kristal
kristal
sebuah
sebuah jarum jam tangan kecil Kornea
jarum jam tangan kecil Kornea
ini
ini disisipkan
disisipkan keke sklera
sklera di
di limbus,
limbus,
lengkung
lengkung melingkar
melingkar pada
pada persambungan
persambungan
ini
ini disebut
disebut sulkus
sulkus skleraris.
skleraris. Kornea
Kornea
dewasa
dewasa rata-rata
rata-rata mempunyai
mempunyai tebal
tebal 0,52
0,52
mm
mm di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan
di tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan
diameternya
diameternya sekitar
sekitar 12,5
12,5 mm
mm dari
dari
anterior
anterior keke posterior.
posterior.

Kornea
Kornea merupakan
merupakan lensa
lensa cembung
cembung
dengan
dengan kekuatan
kekuatan refraksi
refraksi sebesar
sebesar +
+ 43
43
dioptri.
dioptri. Kalau
Kalau kornea
kornea oedema
oedema   kornea
kornea
bertindak
bertindak sebagai
sebagai prisma
prisma 
menguraikan
menguraikan sinar  melihat
sinar  melihat halo.
halo.
*Lapisan Kornea
*Ulkus Kornea
*Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea. Terbentuknya ulkus pada kornea
mungkin banyak ditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk
oleh sel epitel baru dan sel radang

*Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh


adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung,
diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai
stroma. Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat
dan cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi
berupa descematokel, perforasi, endoftalmitis, bahkan kebutaan.
*Etiologi
• Bakteri  Streptokokus alfa hemolitik, Stafilokokus Aureus, Moraxella Likuefasiens,
Pseudomonas Aeruginosa, Nacardia Asteroids, Alcaligenes sp, Streptokokus anerobik,
Streptokokus beta hemolitik, Enterobakteri hafniae, Proteus sp, Stafilokokus
Bakteri epidermidis, infeksi campuran Aerogenes dan Moraxella sp

• Candida, Fusarium, Aspergilus, Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.


Jamur

• virus herpes simplex


Virus
*Etiologi
• Bahan (asam atau basa)
• Asam  pengendapan protein permukaan. Kerusakan superfisial
• Basa  penghancuran kolagen kornea

• Radiasi atau suhu


• Sindrom Sjorgen  mata kering yang disebabkan difisiensi unsur film mata
(akeus, musin, atau lipid), kelainan permukaan palpebra

• Defisiensi Vitamin A
• Obat-obatan  kortikosteroid
• Neurotik  gangguan saraf V atau ganglion gaseri  mata menjadi anestetik
dan reflex hilang
*Etiologi
• SLE  gangguan autoimun multisistem dengan komplikasi
okular di segmen anterior dan posterior, termasuk keratitis
sicca, episkleritis, ulkus kornea, uveitis, dan vasculitis
retina

• Reumatoid Athritis  gangguan vaskulitis sistemik yang


paling sering melibatkan permukaan okular. Pasien dengan
RA berat sering hadir dengan ulserasi progresif indolen dari
kornea perifer atau pericentral dengan peradangan minimal
yang pada akhirnya dapat mengakibatkan perforasi kornea
*PATOGENESIS
Kornea avaskuler, Respon imun seluler tidak segera
datang

Badan kornea, dan sel-sel lain yang terdapat dalam


stroma kornea, bekerja sebagai makrofag

Selanjutnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel


mononuclear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear
(PMN),

Selanjutnya terjadinya pembentukan infiltrat, yang


tampak sebagai bercak berwarna kelabu.

Kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan


timbullah ulkus kornea.
*PATOFISIOLOGI
Trauma

Defek pada epitel

Penetrasi ke membran descement yang intak

bermultiplikasi

Nekrosis jaringan dan


inflamasi
* MANIFESTASI KLINIS
GEJALA SUBJEKTIF GEJALA OBJEKTIF

Eritema Palpebrae dan Injeksi siliar


konjungtiva
Hilangnya sebagian jaringan
Sekret mukopurulent kornea, dan adanya infiltrat
Merasa ada benda asing
dimata Hipopion

Pandangan kabur

Lakrimasi

Bintik putih pada kornea,


sesuai lokasi ulkus

Silau

Nyeri
Kokus gram (+), staf aureus Pseudomonas jamur virus
dan treptokok pnemoni.

Tukak yang terbatas, Tukak akan melebar Infiltrat akan berwarna Bila tukak berbentuk
Berbentuk bulat atau lonjong, dengan cepat, bahan abu-abu dikelilingi dendrit akan terdapat
  purulen berwarna kuning infiltrat halus hipestesi pada kornea.
Berwarna putih abu-abu pada hijau terlihat melekat disekitarnya (fenomena  
anak tukak yang supuratif. pada permukaan tukak. satelit).  

jamur dan bakteri virus


akan terdapat defek epitel yang akan terlihat reaksi
dikelilingi leukosit polimorfnuklear. hipersensitivitas disekitarnya.
*Klasifikasi Ulkus Kornea

Ulkus • Ulkus kornea bakterialis


• Ulkus kornea fungi
Kornea • Ulkus kornea virus
Sentral • Ulkus kornea acanthamoeba

Ulkus • Ulkus marginal


• Ulkus mooren (ulkus
Kornea serpinginosa kronik/ulkus roden)
Perifer • Ulkus cincin (ring ulcer)
*Ulkus Sentral

Infeksi (bakteri, jamur, virus)

Lesi terletak di sentral, jauh


dari limbus vaskular

Hipopion (tidak selalu)


menyertai ulkus
*ULKUS KORNEA
BAKTERIAL
* Ulkus Streptokokus :
* Ulkus menjalar dari tepi kornea.
* Bewarna kuning keabu-abuan.
* Ulkus cepat menjalar  perforasi kornea, karena
eksotoksin.

* Ulkus Stafilokokus :
* Ulkus bewarna putik kekuningan disertai infiltrat
berbatas tegas.
* Apabila tidak diobati  abses kornea yang disertai
edema stroma dan infiltrasi sel leukosit.
* Ulkus Pseudomonas

* Lesi di mulai dari sentral menyebar


ke samping dan ke dalam
* Penyerbukan ke dalam dapat
mengakibatkan perforasi kornea
dalam waktu 48 jam
* Berwarna abu-abu dengan kotoran
yang dikeluarkan berwarna
kehijauan
* Kadang-kadang bentuk seperti cincin
* Terlihat hipopion
* Ulkus Kornea Fungi

* Mata dapat tidak memberikan gejala selama


beberapa hari sampai beberapa minggu
sesudah.
* Riwayat trauma oleh tumbuh-tumbuhan
* Permukaan lesi terlihat bercak putih dengan
warna keabu-abuan. Tepi lesi berbatas tegas
irregular.
* Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran
di bagian sentral sehingga terdapat satelit-
satelit disekitarnya.
* Dapat terjadi neovaskularisasi akibat
rangsangan radang & Terdapat injeksi siliar
* Hipopion kental, permukaan tak rata(ada hifa
jamur)
* Penyebab : candida, fusarium, aspergillus, penicillium, cepalosporium
* Dengan pewarnaan giemsa terlihat gambaran hifa (jamur non
candida)/ bentuk ragi.
*ULKUS KORNEA VIRAL
*Perjalanan klinik dapat berlangsung lama karena stroma kornea kurang
vaskuler, sehingga menghambat migrasi limfosit dan makrofag ke tempat lesi
*Pada yang imunokompeten ~ sembuh sendiri
*Pada immunocompromised (steroid) dapat menahun dan merusak
*E/: virus Herpes Simpleks , Herpes Zooster
*Gejala
* Iritasi
* Fotofobia
* Berairmata
* Gangguan penglihatan
* Sensibilitas kornea menurun
* Riwayat lepuh-lepuh demam atau infeksi herpes lain
* Reaksi hipersensitivitas di sekitarnya
* ULKUS KORNEA HERPES
ZOSTER

* Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum


timbulnya gejala kulit.
* Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem
palpebra, konjungtiva hiperemis, kornea keruh
akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan
stroma.
* Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang
bentuknya berbeda dengan dendrit herpes
simplex.
* Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor
dengan fluoresin yang lemah.
* Ulkus Kornea Herpes
simplex

* Infeksi primer dapat terjadi tanpa gejala klinik.


* Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat
disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan epitel
kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi.
* Hipestesi pada kornea secara lokal  menyeluruh.
Adanya gangguan penglihatan karena lesi yang timbul
pada kornea dalam bentuk bintik-bintik, bintang
(stellate), filamen, dendrit yang bercabang-cabang dan
bentuk diskiform.
* Ulkus Kornea Acanthamoeba

*Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan


temuan kliniknya, kemerahan dan fotofobia.
*Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin
stroma, dan infiltrat perineural.
* ULKUS KORNEA PERIFER
*ULKUS MARGINAL
Bentuk simpel: ulkus superfisial yang
berwarna abu-abu terdapat pada infeksi
stafilococcus, toksik atau alergi dan
gangguan sistemik pada influenza disentri
basilar gonokok arteritis nodosa, dan lain-
lain.
Bentuk cincin atau multiple dan lateral
pada leukemia akut, sistemik lupus
eritromatosis dan lain-lain.
* ULKUS KORNEA PERIFER
* ULKUS MOOREN
A
berjalan progresif dari perifer kornea ke sentral.
T.u pada usia lanjut.
Penyebabnya belum diketahui diduga hipersensitivitas
tuberculosis, virus, alergi, autoimun.
Sering menyerang seluruh permukaan kornea dan
kadang meninggalkan satu pulau yang sehat pada
B bagian yang sentral.

A : Gambaran awal ulkus Mooren,


B : Gambaran lanjut Ulkus Mooren,
C: Ulkus Mooren dengan penyebaran lesi ke
C
tengah
RING ULCER
 Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus.
 Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir
kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-
kadang perforasi.
 Ulkus marginal yang banyak kadang-kadang dapat menjadi satu
menyerupai ring ulcer.
 Tetapi pada ring ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan
dengan konjungtivitis kataral.
 Perjalanan penyakitnya menahun.
Anamnesis
* Riwayat trauma
* Benda asing
* Penyakit kornea spt keratitis
* Pemakaian obat topikal
* Riwayat pemakaian kontak lensa riwayat penyakit
sistemik

*Diagnosis
PEMERIKSAAN
KLINIS

* Ketajaman penglihatan : visus menurun


* Tes air mata : epifora
* Pemeriksaan slit-lamp : CVI+, infiltrat pada kornea,
hipopion.
* Keratometri (pengukuran kornea)
* Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi: positif pada tepi
ulkus
* Goresan ulkus untuk analisa atau kultur
Kornea ulcer dengan
Pewarnaan gram
fluoresensi ulkus kornea fungi
Pewarnaan gram ulkus
kornea herpes simplex Pewarnaan gram ulkus
kornea herpes zoster
*Diagnosis Banding

Kondisi Infeksi Infeksi Virus


Bakteri/Jamur
Sakit Tak ada – hebat Rasa benda asing
Fotofobia Bervariasi Sedang
Visus Biasanya menurun Menurun Ringan
mencolok
Infeksi Okular Difus Ringan-sedang
Ukuran ulkus Lokasi pada kornea Penatalaksanaan

3 mm Tidak pada sumbu mata Rawat jalan


Antibiotik topikal /jam

3mm Pada sumbu mata Rawat inap


Antibiotik topikal/1/4
jam
3mm+hipopion Di segala tempat Rawat inap

*DERAJAT Antibiotik topikal / ¼


jam
Antibiotik
subkonjunctivva
Antibiotik parenteral
PENATALAKSANAAN

*Pengobatan pada ulkus kornea tergantung


penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang
mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur,
sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan
dengan steroid.
*Sulfas atropine
*Skopolamin sebagai midriatika.
*Analgetik
*PENATALAKSANAAN
*Tidak boleh dibebat
*Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari
*Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder
*Debridement sangat membantu penyembuhan
*Indikasi rawat :
- ancaman terjadinya perforasi
- pasien tidak dapat memberi obat sendiri
- tidak terdapat reaksi obat
- perlunya obat sistemik.
*MEDIKAMENTOSA

*Siklopegik topikal (Atropin 1% 2 – 3 kali/hari ;


Skopolamin 0,25 %)
Tujuannya :
*mengistirahatkan iris dan corpus siliar, sehingga
dapat mengurangi rasa sakit dan lakrimasi
*menghambat timbulnya reaksi radang pada
traktus uvealis, sehingga perjalanan penyakit ke
bagian mata yang lebih dalam dapat dicegah.
Antibiotik/antijamur /antiviral sesuai agen
penyebab (topikal, subkonjungtiva) :
- bakteri ; spektrum luas
- jamur :
Amphoterisin B 1,0 – 2,5 mg / ml
Thimerosal 10 mg / ml
Natamycin (Piramycin 2,5 – 5 %)
- virus : Idoxuridine, Vidarabine, Acyclovir
*Steroid, untuk menenangkan inflamasi
yang terjadi. Sediaan steroid biasanya
digabungkan dengan sediaan antibiotik.

*Vitamin A, dosis tinggi untuk


keratomalacia

*Debridement, untuk membersihkan


debris, eksudat dan sisa – sisa ulkus yang
terdapat pada kornea dengan menggunakan
aplikator kapas steril atau spatula
KERATOPLASTI / PEMBEDAHAN
* Jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak
berhasil.
* Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang
mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea yang
menyebabkan kemunduran tajam penglihatan.

Penyulit:
1. Infeksi
2. Iritis
3. Blok pupil  glaukoma sekunder
4. Penolakan graft (3 minggu – 5 thn )
*INDIKASI

1. Optik : siktarik di axial kornea


Makula/ Lekoma –Kornea Ditengah2 Kornea
2. Therapi:
Herpes Simplex Keratitis
ulkus kornea sentral cenderung prolaps
3. Kosmetik : Lekoma Kornea
*CARA / METODE

*Keratoplasti Tembus : Terhadap Seluruh


Tebal Kornea.

*Keratoplasti Lameller : Endotel Kornea


Ditinggalkan.
*KERATOPLASTI KERATOPROSTHESIS
TEMBUS
KOMPLIKASI

* Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat


singkat
* Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis
dan panopthalmitis
* Prolaps iris
* Sikatrik kornea
* Katarak
* Glaukoma sekunder
PROGNOSIS

*Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat


keparahan dan cepat lambatnya mendapat
pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya,
dan ada tidaknya komplikasi yang timbul.
*Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu
penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea
bersifat avaskular.
KESIMPULAN
*Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan
kornea akibat kematian jaringan kornea. Terbentuknya
ulkus pada kornea mungkin banyak ditemukan oleh adanya
kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel
radang. Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi
menyebabkan kebutaan nomor dua di Indonesia yang
membutuhkan penatalaksanaan secara langsung.
*Ulkus Kornea bisa disebabkan oleh infeksi (bakteri,
jamur ,virus dan Acanthamoeba), noninfeksi;seperti bahan
kimia bersifat asam atau basa tergantung PH, radiasi atau
suhu, Sindrom Sjorgen, defisiensi vitamin, obat-obatan,
pajanan (exposure), neurotropik dan juga bisa disebabkan
oleh pengaruh sistem imun (Reaksi Hipersensitivitas).
KESIMPULAN

*Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya,


diberikan obat tetes mata yang mengandung antibiotik,
anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi
peradangan dengan steroid. Pasien dirawat bila
mengancam perforasi, pasien tidak dapat memberi obat
sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat
sistemik.
*Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat
keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan,
jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya
komplikasi yang timbul.
* Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai