Anda di halaman 1dari 37

STERILISASI & DESINFEKSI

DEFINISI
• ANTISEPTIS, mencegah pertumbuhan atau
aktivitas mikroorganisme baik dengan cara
menghambat atau membunuh; dipakai untuk
zat-zat kimia terhadap jaringan tubuh.
• ANTISEPTIK, zat kimia yang dipakai untuk
maksud antiseptis.
DEFINISI
• DESINFEKSI, membunuh organisme-organisme
patogen (kecuali spora kuman) dengan cara fisik
atau kimia; dilakukan terhadap benda mati.
• DESINFEKTAN, zat (biasanya kimia) yang dipakai
untuk maksud disinfeksi.
• STERILISASI, setiap proses (kimia/fisika) yang
membunuh semua bentuk hidup terutama
mikroorganisme.
DEFINISI
• -sid
akhiran untuk menunjukkan bahwa zat kimia yang
dipakai mempu membunuh.
bakterisid, sporosid.
• -statik
akhiran untuk menunjukkan bahwa zat kimia yang
dipakai mampu mencegah pertumbuhan
organisme tapi tidak membunuhnya.
bakteriostatik, fungistatik.
SEJARAH
• Bangsa Arab mengenal bahwa membakar luka dengan
logam yang membara (kai) dapat mencegah infeksi.
• Ahli bedah Prancis menggunakan kuning telur (suplai
lisozim), terpentin (bahan pembakar kimiawi), dll.,
untuk mengobati luka tembak.
• Semmelweis menggunakan chlorinated lime untuk
mencuci tangan para dokter bedah.
• J.Lister menggunakan asam karbol untuk mencegah
infeksi akibat pembedahan.
ANTISEPTIK KIMIA
• Golongan Alkohol & Fenol
• Golongan Halogen
• Golongan Peroksida
• Golongan Penurun tegangan permukaan
• Golongan zat warna
• Logam-logam berat
• Gas-gas lainnya
Golongan Alkohol & Fenol
• Alkohol adalah zat yang paling efektif dan
dapat diandalkan untuk sterilisasi dan
desinfeksi.
• Alkohol dapat mendenaturasi protein dengan
jalan dehidrasi.
• Urutan kekuatan: isopropil-OH>EtOH>MetOH
• Konsentrasi 70% sangat baik, dibawah 50%
atau diatas 90% tidak ada efeknya.
Golongan Alkohol & Fenol
• Fenol (asam karbol) pertama kali digunakan oleh
J.Lister dalam ruangg bedah.
• Mekanisme kerjanya fenol adalah dengan cara
mempresipitasikan protein secara aktif dan
merusak membran sel dengan menurunkan
tegangan permukaan.
• Fenol, krosol, heksakolorofen biasa digunakan.
• Konsentrasi 2% saja sudah dapat membunuh
kuman.
Golongan Halogen
• Larutan klorin (atau biasanya hipoklorit, ClO-)
dipakai untuk desinfeksi dan menghilangkan bau.
• Halazol dan parasulfon dichloramidobenzoic acid
pada konsentrasi 4-8 mg/L dapat mendisinfeksi air
yang mengandung S. typhi dalam wakti 30 menit.
• Iodium bersifat sangat antiseptik, efektif juga
untuk protozoa (amuba penyebab disentri)
• Aman untuk kulit, tetapi pada konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan alergi pada kulit.
Golongan peroksida
• Antiseptik efektif dan nontoksik
2 H2O2  2 H2O + O2
• Konsentrasi:
– 0,3-6,0% : desinfeksi
– 6,0-25,0% : sterilisasi
– 0,1% dalam susu pada suhu 54oC dapat mengurangi
kuman sampai 99,99%
– 10% : dapat membunuh virus dan spora
– 3%: untuk mencuci luka pada kuman aerob.
Detergen
• Merupakan senyawa penurun tegangan
permukaan.
• Karena memiliki struktur bipolar.
• Untuk deterjen ionik sangat desinfektan
daripana deterjen nonionik.
Zat Warna
• Beberapa macam zat warna terbukti dapat
menghambat pertumbuhan kuman
(bakteriostatik)
• Derivat akridin & rosanilin
• Mekanisme kerjanya diduga menghambat
DNA sehingga ada kemungkinan juga bahaya
terhadap manusia.
Logam Berat
• Dapat mempresipitasikan (menggumpalkan)
enzim-enzim atau protein esensial lainnya.
• Biasanya: Hg, Ag, As, Zn, dan Cu.
• Karena sgt berbahaya tidak digunakan lagi
• HgCl2untuk luka-luka kecil
• AgNO3infeksi gonokokus
• As2O4sifilis, infeksi protozoa
• ZnOinfeksi kuman atau jamur
STERILISASI GAS (cont.)
• Etilen Oksida (ETO)
zat pengalkil yang dapat membunuh sel.
Diperlukan pemaparan selama semalam pada
ETO 12%. Kadar maksimum yang
diperbolehkan 50 mg/L.
STERILISASI GAS
• Uap Formaldehid
larutan formalin (formaldehid 37%) dipanaskan
maka akan tumbul uap formaldehid yang dapat
membunuh spora dan Mycobacterium
tuberculosis.
• Beta Propiolakton (BPL)
stabil pada suhu dibawah titik beku. Digunakan
untuk mensterilisasikan vaksin, jaringan dan sera.
BPL uap non toksik, BPL cair bersifat karsinogenik.
STERILISASI SECARA FISIKA
• Sterilisasi panas
• Sterilisasi radiasi
• Sterilisasi penyaringan
Sterilisasi Panas
• Membunuh kuman dengancara panas adalahh
sangat mudah, dipercaya dan relatif tidak mahal.
• Ada dua macam cara pemanasan yaitu panas
basah dan panas kering.
• Panas basah membunuh kuma dengan cara
mendenaturasi protein.
• Panas kering membunuh kuman dengan cara
mengoksidasi.
Batasan Sterilisasi Panas
• Thermal dead point
suhu dimana suatu suspensi organisme telah disterilkan
setelah pemaparan selama 10 menit.
• Thermal dead time
waktu yang diperlukan bagi suhu tertentu untuk
mensterilkan suatu suspensi organisme.
• D value
waktu yang diperlukan untuk membunuh 90% dari
organisme dalam suatu suspensi oada suatu suhu
tertentu. D100oC
Batasan Sterilisasi Panas
• Z value
jumlah derajad kenaikan suhu yang diperlukan
untuk menurunkan D value sampai mencapai
sepersepuluh nilai semula.
Contoh…
• Spora Bacillus megaterium.
• Memiliki D100oC= 1 menit; D95oC= 10 menit.
• Maka Z value-nya adalah 5.
• Jadi untuk menurunkan D value menjadi
sepersepuluh diperlukan kenaikan suhu
sebanyak 5oC.
Pemanasan Basah
• Otoklaf
Tekanan 1,5 atm; suhu 121oC; waktu 10-20
menit.
• Merebus
suhu 100oC; waktu rebus selama 15 menit.
• Pasteurisasi
suhu 65oC; selama 3 hari.
Pemanasan Kering
• Pembakaran
sterilisasi yang 100% efektif. Tetapi cara ini sangat
terbatas pada penggunaannya (hanya pada alat
besi atau kaca bagian luar)
• Sterilisasi udara panas
alat-alat ditempatkan dalam oven bersuhu 160-
180oC selama 1-2 jam. Sterilisasi ini baik untuk
alat-alat laboratorium; kaca petri, pipet, pinset,
tabung, labu, dll..
Sterilisasi Radiasi
• Mikroorganisme dapat dibunuh dengan
penyinaran ultra ungu (lamda 220-290 nm).
Radiasi yang paling efektif adalah 253,7 nm.
• Mekanisme kerjanya adalah membuat fibrasi
pada DNA sehingga membentuk dimer timin dan
mutasi lainnya.
• Karena daya penetrasi rendah  alat harus
diletakkan dekat dengan sumber sinar.
• Jauhkan dari mata  sangat peka  rusak
permanen
Sterilisasi Penyaringan
• Dengan cara mengalirkan cairan atau gas
melalui suatu bahan penyaring yang memiliki
pori cukup kecil untuk menahan
mikroorganisme.
• Saringan tidak dapat menahan virus karena
ukurannya yang sangat kecil.
• Dilakukan untuk menyaring substansi yang
peka terhadap suhu.
Sterilisasi Penyaringan Cairan
• Menggunakan filter
• Saringan Seitz  filter yang dilengkapi
asbestos
• Saringan Berkefeld  terbuat dari tanah
diatome
• Saringan Chamberland  terbuat dari porslen
• Fritted glass filter  terbuat dari serbuk gelas
Sterilisasi Penyaringan Gas
• Untuk menyaring udari dari cemaran mikroba
biasanya digunakan kapas kering.
• Kapas basah dapat ditembus mikroba.
• Laminar flow bench  untuk mencegah
pemcemaran kuman pada waktu menuang
perbenihan.
ZAT ANTIBAKTERIA
• Tahun 1935  ditemukan protonsil untuk
membunuh mikroba. Secara in vitro tidak ada
efek namun secara in vivo memiliki efek,
karena pelepasan alkil pada p-
aminobenzensulfonamida.
• Tahun 1929 dan 1940  penisilin ditemukan
dan diuji efektivitasnya.
• Tahun 1944  ditemukan streptomisin.
Sifat-sifat antibiotika
• Menghambat/membunuh patogen tanpa merusak host
• Bersifat bakterisid & bukan bakteriostatik
• Tidak menyebabkan resistensi pada kuman
• Berspektrum luas
• Tidak bersifat alergenik atau efek samping pada
penggunaan lama
• Efektif dalam plasma, cairan, atau eksudat
• Larut dalam air
• Cepat dicapai dan bertahan cukup lama
DEFINISI
• ANTIMIKROBA
obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang
merugikan manusia. Batasannya adalah jasad renik
yang tidak termasuk parasit.

• ANTIBIOTIK
zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama
fungi yang dapat menghambat atau dapat
membasmi mikroba jenis lain. Tapi dapatjuga
sintetik atau semi sintetik.
MEKANISME KERJA
• Menghambat metabolisme sel mikroba.
• Menghambat sintesis dinding sel.
• Mengganggu keutuhan dinding sel.
• Menghambat sintesis protein sel mikroba.
• Menghambat sintesis asam nukleat sel
mikroba.
Menghambat metabolisme sel mikroba
• Sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalisilat,
dan sulfon.
• Mikroba membutuhkan asam folat untuk
kelangsungan hidupnya.
• Mikroba membuat sendiri asam folatnya dari
PABA
• Sulfon bersaing dengan PABA sehingga terbentuk
metabolit nonfungsional  Mikroba mati.
Menghambat sintesis dinding sel mikroba

• Penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin,


sikloserin.
• Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan
yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida
(glikopeptida)
• Tekanan osmotik dalam sel mikroba lebih
tinggi maka akan menyebabkan sel mikroba
lisis.
Menghambat keutuhan membran sel
mikroba
• Polimiksin, polien.
• Dapat merusak membran sel mikroba.
• Efektif untuk gram negatif
• Tidak efektif terhadap mikroba gram positif,
karen jumlah fosfor bakteri rendah.
• Gram negatif yang resisten terhadap antibiotik
ini ternyata jumlah fosfornya menurun.
Menghambat sintesis protein sel mikroba

• Aminoglikosida, makrolida, linkomisin,


tetrasiklin, kloramfenikol.
• Untuk kehidupan mikroba perlu mensintesis
protein
• Sintesis berlangsung di ribosom, mRNA, tRNA
• Akan menghambat kompleks ribosom 30S dan
50S
• Pada manusia 40S dan 60S  jadi agak spesifik
Menghambat sintesis asam nukleat
• Rifampisin, kuinolon
• Mekanisme kerjanya menghambat sintesisn
RNA dengan cara berikatan dengan
polimerase RNA pada subunit,
• Kuinolon menghambat enzim girase
RESISTENSI: Mekanisme
• Obat tidak dapat mencapai tempat kerjanya
• Inaktivasi obat
• Mikroba merubah tempat ikatan
RESISTENSI: Penurunan
• Mutasi
• Transduksi
• Transformasi
• Konjugasi

Anda mungkin juga menyukai